4.1
Terlebih dahulu akan diperkenalkan derivatif dan integral tertentu fungsi bernilai
kompleks yang didefinisikan pada suatu daerah definisi di dalam sistem bilangan
real <.
Diberikan fungsi bernilai kompleks w(t) = u(t) + iv(t) dengan t variabel real.
Turunan w, ditulis w0 (t) atau
dw(t)
dt
didefinisikan sebagai
dw1 (t)
dt
dan
dw2 (t)
dt
ada, maka
dan
Teorema 4.1.2 Diberikan fungsi bernilai kompleks w(t) = u(t) + iv(t). Jika
d(z0 w(t))
dt
ada dan
d(z0 w(t))
dw(t)
= z0
.
dt
dt
Bukti: Misalkan z0 = x0 + iy0 . Karena
z0 w(t) = (x0 + iy0 )(u(t) + iv(t))
= (x0 u(t) y0 v(t)) + i(x0 v(t) + y0 u(t))
maka
d((x0 u(t) y0 v(t)))
d((x0 v(t) + y0 u(t)))
d(z0 w(t))
=
+i
dt
dt
dt
= (x0 u0 (t) y0 v 0 (t) + i(x0 v 0 (t) + y0 u0 (t))
= (x0 + iy0 )(u0 (t) + iv 0 (t)) = z0 w0 (t). 2
d(ez0 t )
dt
ada dan
d(ez0 t )
= z0 ez0 t .
dt
Bukti: Bukti diserahkan kepada pembaca sebagai latihan.
Perlu diperhatikan, meskipun turunan fungsi bernilai kompleks diturunkan
dari definisi fungsi bernilai real, namun ternyata tidak semua sifat yang berlaku
untuk turunan fungsi bernilai real bisa dibawa ke fungsi bernilai kompleks. Sebagai contoh, diperhatikan fungsi
w(t) = eit ,
0 t 2
(4.1)
Fungsi tersebut kontinu pada [0, 2], mempunyai turunan w0 (t) = ieit pada
(0, 2), dan w(0) = w(2). Akan tetapi w0 (t) 6= 0 untuk semua 0 < t < 2.
83
Jadi, di sini tidak berlaku Teorema Nilai Rata-rata, khususnya Teorema Rolle
khususnya.
Diberikan w(t) = u(t) + iv(t), t [a, b]. Integral tak tentu dari w(t) pada
[a, b] adalah fungsi W (t) yang terdefinisi pada [a, b] sehingga W 0 (t) = w(t) untuk
setiap t [a, b]. Mudah ditunjukkan bahwa apabila W (t) dan H(t) keduanya
merupakan integral tak tentu dari w(t) pada [a, b], maka W (t) H(t) merupakan
fungsi konstan pada [a, b]. Jadi, sebagaimana berlaku pada fungsi bernilai real,
jika U (t) dan V (t) masing-masing adalah suatu antiderivatif (integral tak tentu)
dari u(t) dan v(t) pada [a, b], maka inetgral tak tentu dari w(t) pada [a, b] adalah
W (t) =
(4.2)
w(t)dt =
Z b
u(t)dt + i
Z b
v(t)dt
(4.3)
Z b
w(t)dt} =
Z b
Z b
a
w(t)dt} =
Z b
Im(w(t))dt (4.4)
Rb
a
w(t)dt dan
Rb
Rb
(ii)
Rb
(iii)
Rb
a (w(t)
+ h(t))dt =
cw(t)dt = c
w(t)dt =
Rc
a
Rb
a
Rb
a
w(t)dt +
Rb
a
h(t)dt,
w(t)dt, dan
w(t)dt +
Rb
c
Seperti halnya di dalam kalkulus, untuk integral fungsi bernilai kompleks juga
berlaku teorema fundamental integral. Adapun buktinya, pembaca dipersilahkan
untuk mencobanya sebagai latihan.
84
R1
0
Z 1
0
Teorema 4.1.6 Jika w(t) terintegral pada [a, b], maka |w(t)| terintegral pada
[a, b] dan
|
Z b
w(t)dt|
Z b
|w(t)|dt
(4.5)
Bukti: Karena w(t) terintegral pada [a, b], maka u(t) dan v(t) keduanya terintegral pada [a, b]. Menurut sifat integral fungsi bernilai real, u2 dan v 2 juga
terintegral pada [a, b]. Hal ini berakibat |w(t)| terintegral pada [a, b]. Selanjutnya akan dibuktikan ketaksamaan (4.5).
Apabila
keadaan
Rb
a
Karena
Rb
a
w(t)dt 6= 0.
Rb
a
w(t)dt = rei
(4.6)
Z b
ei w(t)dt
(4.7)
Z b
Z b
w(t)dt| = r = Re{
ei w(t)dt} =
Z b
Z b
Re{ei w(t)}dt
|ei w(t)|dt =
Z b
a
|w(t)|dt. 2
Integral tak wajar fungsi bernilai kompleks didefinisikan sejalan dengan definisi integral tak wajar fungsi bernilai real sebagaimana telah diberikan pada mata
kuliah kalkulus.
85
4.2
Seperti telah diketahui, integral fungsi bernilai real dengan variabel real didefinisikan pada suatu interval di mana fungsi tersebut terdefinisi. Hal ini tak bisa
dilakukan untuk fungsi bernilai kompleks dengan variabel kompleks, mengingat
di dalam C tidak dikenal adanya urutan sebagaimana di R. Mengingat hal itu,
integral fungsi kompleks dengan variabel kompleks akan didefinisikan pada suatu
kurva di dalam bidang datar. Pada bagian ini, akan dibicarakan keluarga kurvakurva di dalam bidang datar yang nantinya akan digunakan untuk mendefinisikan
integral fungsi bernilai kompleks dengan variabel kompleks.
Diberikan fungsi-fungsi kontinu g dan h yang terdefinisi pada [a, b]. Himpunan
semua titik z = (x, y) di dalam bidang kompleks sehingga
x = g(t)
dan
y = h(t),
t [a, b]
disebut arc atau kurva. Secara umum, suatu kurva atau arc C dapat pula dirumuskan sebagai
z = z(t) = x(t) + iy(t),
atb
z=
,0 t 1
1 + it , 0 t 1
86
keduanya ada pada [a, b] disebut kurva diferensiabel. Turunan dari z(t) adalah
z 0 (t) = x0 (t) + y 0 (t)
Selanjutnya, karena x0 (t) dan y 0 (t) terintegral pada [a, b], maka demikian pula
dengan |z 0 (t)| dan
Z b
|z 0 (t)|dt =
Z bq
(4.8)
Gambar 4.1
Latihan
1. Hitunglah integral berikut.
a.
c.
R1
0
(t i)2 dt
ei d
b.
R2
d.
R it
e dt
87
1
0
i tdt
2. Hitunglah
e(1i)x dx.
3. Jika x0 (t) dan y 0 (t) keduanya ada dan w(t) = x(t) + iy(t), tunjukkan
d2 w(t)
= 2w(t).w0 (t)
2
dt
4. Jika
Rb
a.
Rb
b.
Rb
c.
Rb
w(t)dt,
a {w(t)
a
a
Rb
a
+ h(t)}dt =
z0 w(t)dt = z0
w(t)dt =
Rc
a
Rb
a
Rb
a
w(t)dt +
Rb
a
h(t)dt.
w(t)dt.
w(t)dt +
Rb
c
w(t)dt.
4.3
Ra
w(t)dt = 0
Integral Kontur
Pada bagian ini akan dibicarakan integral fungsi bernilai kompleks yang terdefinisi untuk variabel kompleks. Integral tersebut didefinisikan di sepanjang suatu
kontur C, mulai dari z = z1 sampai z = z2 di bidang kompleks. Jadi, integral
yang dimaksud sesungguhnya merupakan integral garis. Nilai integral tergantung
tidak hanya pada fungsi f , namun juga pada kontur C.
Diberikan fungsi kompleks f dan kontur C dari z1 ke z2 di dalam bidang
kompleks. Integral lintasan f pada C ditulis dengan notasi
R
C
f (z)dz. Secara
umum, nilai integral ini selain bergantung pada f juga bergantung pada lintasan
C. Apabila nilai integral tidak bergantung pada C, maka dituliskan
Z z2
f (z)dz
z1
atb
yang memanjang dari z1 = z(a) sampai dengan z2 = z(b). Untuk sebarang fungsi
f (z) yang kontinu sepotong-sepotong pada C, yaitu apabila f (z) kontinu pada C
88
f (z)dz =
Z b
f (z(t))z 0 (t)dt
(4.9)
z = z(t),
z = z(t),
yang memanjang dari z1 = z(a) sampai dengan z2 = z(b). Jika f (z) sebarang
fungsi yang kontinu sepotong-sepotong pada C, maka
Z
f (z)dz =
f (z)dz
b t a
dan
Z
f (z)dz =
Z a
f (z(t))(z 0 (t))dt
f (z(t))(z (t))dt =
Z a
f (z(s))(z (s))(ds) =
Jadi,
Z
Z b
f (z)dz =
Z
C
89
f (z)dz. 2
f (z(s))z 0 (s)ds
Teorema 4.3.2 Diberikan kontur C yang terdiri atas kontur C1 dari z1 sampai
z2 dan kontur C2 dari z2 sampai z3 . Kontur C yang demikian biasa ditulis sebagai
C = C1 + C2 . Jika f kontinu sepotong-sepotong pada C, maka
Z
f (z)dz =
f (z)dz +
C1
f (z)dz
C2
z = z(t),
atc
dan
z = z(t),
ctb
Selanjutnya,
Z
Z b
f (z)dz =
a
Z c
Za
f (z(t))z 0 (t)dt
f (z(t))z 0 (t)dt +
Z b
f (z(t))z 0 (t)dt
f (z)dz +
C1
C2
f (z)dz. 2
(f (z) + g(z))dz =
f (z)dz +
g(z)dz
dan
Z
C
z0 f (z)dz = z0
f (z)dz
Contoh 4.3.4 Jika C adalah kontur yang terdiri atas penggal garis C1 dari z = 0
sampai z = 1 dan penggal C2 dari z = 1 sampai z = i, maka hitunglah
Z
90
Z 1
xdx =
C1
1
2
dan
Z
Z 0
C2
Z 0
(3x 4x + 2)dx + i
(3x2 2x 2)dx
Z 0
Z 1
(3x 4x + 2)dx i
Z 1
(3x2 2x 2)dx
= 1 + 2i
Jadi,
Z
C1
C2
1
1
+ (1 + 2i) = + 2i.2
2
2
f (z)dz| M L
91
Contoh 4.3.6 Jika C adalah kontur berbentuk setengah lingkaran z = 4ei dari
z = 4 sampai z = 4, maka tunjukkan bahwa
|
Z
C
z
16
dz|
z+1
3
z
|z|
4
|
= ,
z+1
|z| 1
3
maka
|
Z
C
z
4
16
dz| ( )(4) =
. 2
z+1
3
3
Latihan
1. Hitunglah
R
C
f (z)dz jika
1z
z
z2
C 2z 2 dz|
1.
z
C (e
z)dz| 44.
f (z z0 )dz =
92
Z
C0
f (z)dz
0 2.
Tunjukkan
a.
4.4
dz
C zz0
= 2i
b.
dz
C (zz0 )2
=0
Antiderivatif
R
C
fungsi-fungsi tertentu dimana nilai integral fungsi tersebut pada C tidak bergantung pada C. Untuk membuktikan pernyataan tersebut diperlukan konsep antiderivatif.
Diberikan suatu domain D. Fungsi F disebut antiderivatif fungsi f pada D
jika F 0 (z) = f (z) pada D. Mengingat derivatif merupakan syarat perlu keanalitikan suatu fungsi dan derivatif suatu fungsi tunggal adanya, maka diperoleh
teorema berikut.
Teorema 4.4.1 Diketahui fungsi f kontinu pada suatu domain D. Jika salah satu
pernyataan di bawah ini benar, maka yang lain juga benar.
(i) f mempunyai antiderivatif pada D.
(ii) Jika z1 , z2 D dan C sebarang lintasan di dalam D dari z1 sampai z2 , maka
nilai
R
C
R
C
f (z)dz = 0.
Bukti: Misalkan diketahui pernyataan (i) benar. Diambil sebarang lintasan atau
kontur C di dalam D, mulai dari z = z1 sampai z = z2 . Misalkan C mempunyai
representasi
z = z(t),
atb
maka
dF (z(t))
= F 0 (z(t))z 0 (t) = f (z(t))z 0 (t),
dt
93
atb
Pn
k=1
Ck ,
f (z)dz =
C1
f (z)dz
C2
atau
Z
f (z)dz =
f (z)dz =
C1
C1 +(C2 )
f (z)dz
f (z)dz = 0
C2
Bukti pernyataan (iii) berakibat pernyataan (i) diserahkan kepada para pembaca sebagai latihan. 2
Dengan adanya Teorema 4.4.1, banyak masalah integral yang penyelesaiannya
menjadi makin mudah dan sederhana.
Contoh 4.4.2 Karena f (z) = 3z 2 +1 mempunyai antiderivatif F (z) = z 3 +z+K
pada seluruh bidang datar, maka
Z 1+i
f (z)dz = F (1 + i) F (1) = 4 + 2i
94
4.5
Teorema Cauchy-Goursat
Suatu teorema yang sangat penting dalam integral kompleks adalah Teorema
Cauchy-Goursat. Namun perlu diketahui bahwa sesungguhnya Teorema CauchyGoursat merupakan hasil penyempurnaan Teorema Cauchy.
Teorema 4.5.1 (Cauchy) Jika f analitik dan f 0 kontinu di dalam dan pada
suatu lintasan (kontur) tertutup sederhana C, maka
Z
f (z)dz = 0
z = z(t),
dengan arah positif (berlawanan jarum jam). Karena f analitik di dalam dan
pada C, maka menurut (4.9),
Z
f (z)dz =
Z b
f (z(t))z 0 (t)dt
(4.10)
Selanjutnya, apabila f (z) = u(x, y) + iv(x, y) dan z(t) = x(t) + iy(t), maka (4.10)
dapat ditulis menjadi
Z
f (z)dz =
Z b
(ux0 vy 0 )dt + i
Z b
(vx0 + uy 0 )dt
(4.11)
(vdx + udy)
(4.12)
f (z)dz =
(udx vdy) + i
Z
C
Karena diketahui f 0 kontinu di dalam dan pada C, maka menurut Teorema Green
berlaku
Z
C
f (z)dz =
Z Z
R
(vx uy )dxdy + i
Z Z
R
(ux vy )dxdy,
(4.13)
f (z)dz = 0. 2
95
f (z)dz = 0
f (z)dz +
n Z
X
f (z)dz = 0
k=1 Ck
karena f (z) =
ez
z 2 +4
ez
dz = 0
z2 + 4
karena f (z) =
4.6
Z
Z
z+1
z+1
z+1
dz
=
dz
+
dz
z 2 (z 1)
C1 z 2 (z 1)
C2 z 2 (z 1)
z+1
z 2 (z1)
Hasil yang sangat mendasar di dalam integral kompleks dinyatakan dalam teorema berikut.
Teorema 4.6.1 Diketahui C lintasan tertutup sederhana arah positif. Jika f
analitik di dalam dan pada C dan z0 int(C), maka
1 Z f (z)
f (z0 ) =
dz
2i C z z0
(4.14)
Bukti: Diberikan sebarang > 0. Karena f analitik di dalam dan pada C, maka
f kontinu di dalam dan pada C. Akibatnya f kontinu di z0 . Oleh karena itu, ada
bilangan > 0 sehingga untuk setiap z C Int(C) dengan |z z0 | < berlaku
|f (z) f (z0 )| <
97
2
Gambar 4.2
f (z)
zz0
2
(4.15)
Z
f (z)
f (z)
dz =
dz
z z0
z z0
(4.16)
R
dz
zz0 ,
maka diper-
oleh
Z
C
Z
Z
f (z)
dz
f (z) f (z0 )
dz f (z0 )
=
dz
z z0
z z0
z z0
(4.17)
Karena
Z
dz
= 2i
z z0
Z
f (z)
f (z) f (z0 )
dz 2if (z0 ) =
dz
z z0
z z0
Z
C
Z
f (z) f (z0 )
f (z)
dz 2if (z0 )| = |
dz|
z z0
z z0
Z
f (z) f (z0 )
|
|dz <
2r =
z z0
2r
98
(4.18)
f (z)
dz = 2if (z0 )
z z0
Oleh karena itu, rumus integral Cauchy dapat digunakan untuk menghitung integral suatu fungsi sepanjang suatu lintasan tertutup sederhana.
Contoh 4.6.2 Hitunglah
ez
C z 2 +1 dz
ez
,
z+i
1
2
dan
|z + i| =
1
2
Z
ez
f (z)
ei
dz
=
dz
=
2i
=
z2 + 1
i+i
C1 z i
ez
,
zi
Z
g(z)
ei
ez
dz
=
dz
=
2i
=
z2 + 1
i i
C2 z + i
Z
Z
ez
ez
ez
dz
=
dz
+
dz = 0. 2
z2 + 1
C1 z 2 + 1
C2 z 2 + 1
Teorema 4.6.3 Jika f analitik di dalam dan pada suatu lintasan tertutup tunggal
C dan z0 int(C), maka
f
(n)
n! Z
f (z)
(z0 ) =
dz,
2i C (z z0 )n+1
n = 0, 1, 2, . . . .
(4.19)
Contoh 4.6.4 Jika C adalah lintasan berbentuk lingkaran dengan pusat z0 , berjarijari r, dan arah positif, tunjukkan
1
C (zz0 )2 dz
= 0.
Bukti: Jika diambil f (z) = 1, maka f analitik di dalam dan pada C. Karena
f 00 (z0 ) = 0, maka menurut (4.19),
Z
1
dz = 2i.0 = 0. 2
C (z z0 )2
Latihan
1. Diketahui C lintasan berbentuk segi empat dengan sudut-sudut 1 dan i
R
f (z)dz jika
a. f (z) =
z
z+1+i
b. f (z) =
z+1
2z+1
c. f (z) =
cos z
z(z 4 )
d. f (z) =
1
z(16z 4 1)
2. Tentukan
R
C
positif dan
a. g(z) =
1
z 2 (z 2 1)
b. g(z) =
ez +z
(z 2 4)(z2i)
R
C
2z 2 z2
.
zw
4. Jika f analitik di dalam dan pada suatu lintasan tertutup sederhana C dan
z0
/ C, tunjukkan
Z
C
5. Jika C lintasan z = ei ,
Z
f 0 (z)
f (z)
dz =
dz
z z0
C (z z0 )2
100
4.7
Diberikan suatu domain D dan f fungsi kontinu pada D. Jika untuk sebarang
lintasan tertutup C di dalam D,
Z
f (z)dz = 0
f (z)dz = 0
1 Z
f (z)
dz
2i Cr z z0
101
(4.20)
Untuk sebarang z Cr ,
z = z0 + rei ,
0 2
1 Z 2
f (z0 + rei )d
2 0
(4.21)
Gambar 4.3
(4.22)
Sebaliknya, karena
|f (z0 + rei )| |f (z0 )|,
(4.23)
1 Z 2
|f (z0 + rei )|d
2 0
102
(4.24)
atau
Z 2
0
sin2 x + sinh2 y
dan y = 1,
+ i. Perhatikan bahwa z =
+i
Pada Teorema 4.6.3 telah diterangkan bahwa jika f analitik di dalam dan pada
suatu lintasan tertutup sederhana C:|z z0 | arah positif, maka
f (n) (z0 ) =
n! Z
f (z)
dz
2i C (z z0 )n+1
|f (n) (z0 )|
n = 0, 1, 2, . . .
MR
R
(4.25)
M
R
Karena berlaku untuk sebarang R > 0, maka f 0 (w) = 0. Karena f 0 (w) = 0 untuk
sebarang w > 0, maka f konstan pada C. 2
Latihan
1. Tunjukkan bahwa ebarang polinomial berderajat n 1
P (z) = a0 + a1 z + a2 z 2 + . . . + an z n , an 6= 0
sekurang-kurangnya mempunyai satu zero, yaitu terdapat sekurang-kurangnya
satu z0 C sehingga P (z0 ) = 0.
104
105