Anda di halaman 1dari 15

Integral Fungsi

Kompleks
Turunan dan Integral Tentu dari Fungsi w(t )

Indikator Pencapaian Hasil Belajar


Mahasiswa menunjukkan kemampuan dalam :
1. Menghitung turunan dari fungsi 𝑤(𝑡) = 𝑢(𝑡) + 𝑖𝑣(𝑡)
2. Menghitung integral tak tentu dari fungsi 𝑤(𝑡) = 𝑢(𝑡) + 𝑖𝑣(𝑡)

Materi Ajar
Untuk mengenalkan fungsi f (z ) dalam cara yang sederhana, pertama kita perlu
meninjau turunan dari fungsi fungsi bernilai kompleks w dari variabel riil t . Kita
menuliskannya sebagai :

(1)
d [ w(t )]
dimana fungsi u dan v adalah fungsi bernilai riil t . Turunan w' (t ) atau dari
dt
fungsi (1) pada titik t didefinsikan sebagai

(2)
asalkan u ' dan v' ada pada t .
Dari definsi (2), untuk setiap konstanta kompleks z 0 = x + iy 0 kita punyai

(3)

(4)
Berbagai aturan yang telah dipelajari di kalkulus, seperti pencarian turunan
jumlah dan hasil kali, dapat diterapkan seperti pada fungsi bernilai riil. Sebagai contoh
(3) dan (4). Tetapi perlu di catat bahwa tidak semua aturan turunan di kalkulus dapat
diterapkan pada fungsi (1) . Contoh berikut adalah ilustrasi untuk hal itu.

Contoh 1 :
Misal w(t ) kontinu pada interval a  t  b , sehingga fungsi komponen u (t ) dan v(t )
kontinu pada interval tersebut. Meski w' (t ) ada pada a  t  b , namun teorema nilai
rata-rata tidak dapat diterapkan, yakni tidaklah benar terdapat bilangan riil c dalam
interval a  t  b demikian sehingga
untuk melihat hal ini, tinjau fungsi w(t ) = e it pada interval 0  t  2 . Perhatikan bahwa
w' (t ) = ie it = 1 dan ini berarti w' (t )  0 untuk setiap t dalam interval 0  t  2 . Tetapi
w(2 ) − w(0) = 0 .

Jika w(t ) fungsi peubah riil bernilai kompleks seperti pada (1), integral tentu dari
w(t ) pada interval a  t  b didefinisikan sebagai

(5)
asalkan masing-masing integral pada ruas kanan ada. Sehingga

(6)
Contoh 2 :

Integral tak wajar dari w(t ) pada interval tak terbatas didefinsikan dengan cara
yang serupa. Keberadaan dari integral dari u dan v pada definisi (5) dijamin jika kedua
fungsi kontinu sepotong demi sepotong pada a  t  b . Artinya kedua fungsi kontinu di
mana-mana pada interval yang diberikan kecuali pada berhingga titik , dan walau pun
tidak kontinu tapi masih punya limit satu sisi. Tentu saja, hanya limit dari arah kanan
yang dibutuhkan pada a dan hanya limit dari arah kiri yang dibutuhkan pada b . Jika u
dan v kontinu sepotong-sepotong maka w juga dikatakan kontinu sepotong-sepotong.
Selanjutnya kita punyai

Teorema Dasar Kalkulus, melibatkan anti turunan dapat diperluas sehingga dapat
diterapkan pada integral tipe (5). Secara spesifik , misal fungsi

kontinu pada interval a  t  b . Jika W ' (t ) = w(t ) jika a  t  b , maka U ' (t ) = u (t ) dan
V ' (t ) = v(t ) . Sehingga, menurut definisi (2)
yakni

(7)
Contoh 3 :
Karena (e it )' = ie it

Berikut adalah ketaksamaan yang terkait dengan nilai mutlak integral,

(8)
asalkan w terintegralkan pada selang [a,b], dan

(9)
asalkan kedua integral tak wajar ada.

Latihan :
1. Gunakan aturan yang bersesuaian di kalkulus untuk membuktikan aturan yang
berikut jika

adalah fungsi bernilai kompleks dari peubah riil t dan w' (t ) ada

2. Hitung integral berikut

3. Tunjukkan bahwa jika m dan n bilangan bulat


4. Berdasarkan definsi (5) ,

Hitung dua integral di sebelah kanan dengan menghitung integral pada sebelah
kiri dan menggunakan bagian riil dan imajiner dari nilai yang diperoleh.
5. Misal w(t ) fungsi kontinu bernilai kompleks dari peubah t terdefinisi pada

interval a  t  b . Dengan memperhatikan kasus w(t ) = e it pada interval 0  t  2


tunjukkan bahwa tidak benar terdapat bilangan riil c pada interval a  t  b
demikian sehingga

Jadi tunjukkan bahwa teorema nilai rata-rata untuk integral di kalkulus tidak
dapat diterapkan pada fungsi yang demikian.
6. Misal w(t ) = u(t ) + iv(t ) adalah fungsi kontinu bernilai kompleks pada interval
− a  t  a,
(a) Misal w(t ) adalah genap, yakni w(−t ) = w(t ) untuk setiap t pada interval yang
diberikan. Tunjukkan bahwa :

(b) Misal w(t ) adalah ganjil, yakni w(−t ) = −w(t ) untuk setiap t pada interval yang
diberikan. Tunjukkan bahwa :

7. Terapkan ketidaksamaan (8) untuk menunjukkan semua nilai x pada interval


− 1  x  1 fungsi

memenuhi persamaan Pn ( x)  1
Lintasan

Indikator Pencapaian Hasil Belajar


Mahasiswa menunjukkan kemampuan dalam :
1. Mendeskripsikan suatu lintasan yang persamaannya diberikan
2. Menentukan persamaan lintasan yang memenuhi kriteria yang diberikan

Materi Ajar
Integral bernilai komplek dari variabel kompleks didefinisikan pada kurva di
bidang kompleks dari pada hanya pada garis riil. Kurva-kurva yang demikian akan di
kenalkan pada bagian ini.
Himpunan dari titik z = ( x, y ) pada bidang kompleks dikatakan suatu busur jika

(1)
dengan x(t ) dan y (t ) fungsi kontinu dengan parameter riil t . Definisi ini menentukan
suatu fungsi kontinu pada interval a  t  b ke bidang- xy atau bidang- z , dan titik-titik
bayangannya adalah pasangan-pasangan terurut berkaitan dengan bertambahnya nilai
dari t . Biasanya titik-titik tersebut dideskripsikan sebagai C yang ditentukan dengan
persamaan

(2)
dengan

(3)
Busur C dikatakan sederhana atau Jordan jika dia tidak memotong dirinya
sendiri , yakni C sederhana jika z (t1 )  z (t 2 ) jika t1  t 2 . Jika busur C sederhana tapi
z (b) = z (a) , kita katakan bahwa C adalah kurva tertutup sederhana atau kurva
Jordan.
Perilaku geometris dari busur menyarankan notasi yang berbeda untuk paramater
t pada (2). Hal tersebut dapat dilihat pada contoh-contoh berikut

Contoh 1 :
Garis poligonal yang ditentukan persamaan

(4)
dan terdiri dari ruas garis dari 0 ke 1 + i dilanjutkan dengan dari 1 + i ke 2 + i adalah
busur sederhana
Gambar 1

Contoh 2 :
Lingkaran satuan

(5)
dengan pusat titik asal adalah kurva tertutup sederhaan, dengan orientasi berlawanan
perputaran jarum jam. Demikian juga dengan lingkaran
(6)
dengan pusat z 0 dan jari-jari R .

Himpunan titik yang sama dapat membuat busur yang berbeda, hal tersebut dapat
dilihat pada contoh yang berikut

Contoh 3 :
Busur

(7)
tidak sama dengan persamaan yang dideskripsikan pada (5) . Himpunan titik-titiknya
sama tetapi lingkarannya dikelilingi berlawanan dengan arah perpuran jarum jam.

Contoh 4 :
Titik-titik pada busur
(8)
adalah sama dengan (5) dan (7) . Busurnya dalam hal ini berbeda dengan kedua busur
tersebut karena lingkaran dikelilingi dua kali berlawanan arah perputaran jarum jam.

Sekarang misal komponen x' (t ) dan y' (t ) dari turunan

(9)
dari fungsi (3) , yang digunakan untuk merepresentasikan C , adalah kontinu pada
interval a  t  b . Maka busur tersebut dikatakan busur yang terdifferensial, dan fungsi
bernilai riil

terintegralkan pada interval a  t  b . Berdasarkan definisi panjang kurva di kalkulus,


panjang C adalah bilangan
(10)
Jika persamaan (2) merepresentasikan suatu kurva yang dapat diturunkan dan
jika z ' (t )  0 di mana-mana di interval a  t  b , maka vektor singgung satuan

didefinisikan dengan baik untuk semua t pada interval buka tersebut, dengan sudut
yang dibentuk dengan sumbu riil positif adalah arg z ' (t ) . Selanjutnya T bergerak secara
kontinu seraya parameter t bergerak sepanjang interval a  t  b . Ekspresi untuk
T dalam hal ini sama seperti yang dipelajari di kalkulus ketika z (t ) diinterpretasikan
sebagai vektor. Busur yang demikian dikatakan mulus. Merujuk kepada busur mulus
z (t ) , a  t  b maka kita sepakat bahwa turunan z ' (t ) kontinu pada interval a  t  b
dan tidak nol pada interval a  t  b .
Lintasan atau busur yang mulus bagian demi bagian terdiri dari sejumlah hingga
busur mulus yang dihubungkan ujung ke ujung. Jika persamaan (2) merepresentasikan
lintasan, maka z (t ) kontinu dengan turunannya z ' (t ) kontinu bagian demi bagian. Garis
poligonal (4) adalah contoh lintasan. Jika hanya awal dan akhir lintasan yang sama,
maka C disebut lintasan tertutup sederhana. Misalnya lingkaran (5) dan (6) atau
batas dari daerah segitiga atau persegi panjang yang ditentukan dengan arah tertentu.
Panjang suatu lintasan atau lintasan tertutup sederhana adalah jumlah dari panjang
busur-busur mulus yang membentuk lintasan.
Titik-titik pada sebarang kurva tertutup sederhana atau lintasan tutup sederhana
adalah batas dari dua domain, yang satu adalah bagian dalam dari C dan terbatas dan
yang lainnya adalah bagian luar dari C yang tidak terbatas. Pernyataan ini dikenal
sebagai Teorema Kurva Jordan.

Latihan :
1. Misal suatu fungsi f (z ) analitik pada suatu titik z 0 = z (t 0 ) yang terletak pada

busur mulus z = z (t ) , a  t  b . Tunjukkan bahwa jika w(t ) = f z (t ) maka

jika t = t 0
Saran :
Tulis f ( z ) = u( x, y) + iv( x, y) dan z (t ) = x(t ) + iy (t ) demikian sehingga
w(t ) = ux(t ), y (t ) + ivx(t ), y (t ) . Kemudian gunakan aturan rantai untuk fungsi
dua peubah untuk membuktikan

dan gunakan persamaan Cauchy-Riemann


2. Misal y (x) fungsi bernilai riil yang didefinisikan pada interval 0  x  1 dengan

(a) Tunjukkan bahwa persamaan

Merepresentasikan suatu busur C yang beriirisan dengan sumbu- x pada


1
titik-titik z = (n = 1,2,...) dan z = 0 seperti yang ditunjukkan Gambar 3
n
berikut

Gambar 3
(b) Buktikan bahwa busur C pada (a) adalah busur mulus
Saran :
Untuk menunjukkan kekontinuan dari y (x) pada x = 0 perhatikan bahwa

jika x  0 . Catatan serupa diterapkan untuk mencari y' (0) dan menunjukkan
bahwa y' ( x) kontinu pada x = 0
Integral Lintasan

Indikator Pencapaian Hasil Belajar


Mahasiswa menunjukkan kemampuan dalam :
Menghitung integral atas suatu lintasan

Materi Ajar
Sekarang kita akan menghitung integral dari fungsi variabel kompleks z . Integral
yang demikian pendefinisiannya bergantung pada nilai f (z ) sepanjang lintasan C , dari

titik z = z1 ke titik z = z 2 pada bidang kompleks. Sehingga ini adalah integral garis dan
nilainya secara umum bergantung pada lintasan C dan fungsi f . Ditulis sebagai

atau

Notasi yang disebelah kanan seringkali digunakan jika nilai integral tidak bergantung
pada lintasan yang dipilih diantara dua titik tetap. Meski integral dapat didefinisikan
sebagai limit dari suatu jumlah, kita memilih pendefinisian seperti integral yang telah
dikenalkan sebelum ini.
Misal persamaan

(1)
merepresentasikan suatu lintasan C dari titik z (a) ke titik z (b) . Misal fungsi
f (z ) kontinu bagian demi bagian pada interval a  t  b . Kita mendefinisikan integral
garis atau integral lintasan dari f sepanjang C sebagai :

(2)
Catat bahwa, karena C lintasan, z ' (t ) juga kontinu bagian demi bagian , sehingga
integral (2) dijamin eksistensinya.
Nilai dari integral lintasan tetap meski representasi dari lintasannya berubah. Hal
tersebut dapat ditunjukkan melalui prosedur umum yang sama untuk menunjukkan
tetapnya panjang selang.
Selanjutnya dari definisi (2) dan sifat integral fungsi bernilai kompleks w(t ) kita
mempunyai
untuk sebarang konstanta kompleks z 0
(3)

(4)
Berkaitan dengan lintasan C yang digunakan pada (2) adalah lintasan − C yang
terdiri dari himpunan semua titik-titik yang sama tapi dengan urutan yang dibalik
sedemikian sehingga lintasan dari dimulai dari z 2 ke titik z 1 .

Gambar 1

Lintasan − C memiliki representasi parametrik

dan sehingga

dengan z ' (−t ) menyatakan turunan dari z (t ) terhadap t dievaluasi pada − t . Dengan
substitusi  = −t , kita peroleh

yang sama dengan

(5)
Tinjau suatu lintasan C , dengan representasi (1), yang terdiri dari lintasan C1 dari
z 1 ke z 2 diikuti dengan lintasan C 2 dari z 2 dan z 3 , yakni titik awal C 2 adalah titik ujung

dari C1
Gambar 2

Terdapat nilai c dari t , dengan a  c  b sedemikian sehingga z (c) = z 2 . Akibatnya


C1 dinyatakan sebagai

dan C 2 dinyatakan sebagai

dengan aturan untuk integral fungsi w(t ) ,

maka diperoleh

Terkadang lintasan C disebut jumlah dari kaki-kakinya C1 dan C 2 dan dituliskan

sebagai C1 + C 2 . Jumlah dari dua lintasan C1 dan − C 2 terdefinisi dengan baik jika C1

dan C 2 memiliki titik ujung yang sama, dan dituliskan sebagai C1 − C 2 .


Definisi integral di kalkululuas dapat diinterpretasikan sebagai luas, tidak ada
interpretasi geometrik atau fisik yang dapat dibuat untuk integral dalam bidang
kompleks.

Contoh 1 :
Mari kita hitung integral

dengan C adalah setengah lingkaran sebelah kanan dari lingkaran z = 2 dari z = −2i ke
z = 2i
Gambar 3
C dapat direpresentasikan sebagai

Sesuai dengan definisi (2),

dan karena
dan
Ini berarti,

Contoh 2 :
Misal C1 menyatakan lintasan OAB seperti gambar berikut

Gambar 4
Kita akan menghitung

dengan
OA dapat dinyatakan secara parametrik sebagai z = 0 + iy ( 0  y  1 ) , maka
f ( z ) = y ( 0  y  1 ) , sehingga

Pada AB, z = x + i ( 0  x  1 ) , sehingga

Diperoleh

Jika C 2 menyatakan segmen OB pada garis y = x , dengan representasi parametrik


z = x + ix ( 0  x  1 ) , maka

Dapat dilihat bahwa integral sepanjang dua lintasan C1 dan C 2 memiliki nilai yang
berbeda meski mereka memiliki titik awal dan titik ujung yang berbeda.
Latihan :
1. Hitung

dengan fungsi f dan lintasan C yang diberikan berikut ini

a. f ( z ) = ( z + 2) / z dan C adalah lintasan z = 2e i (     2 )


b. f ( z ) = z − 1 dan C adalah lintasan dari z = 0 ke z = 2 berupa

(i) z = 1 + e i (     2 ) (ii) ruas garis 0  x  2


c. f ( z) =  exp( z ) dan C adalah batas dari persegi dengan titik-titik sudut
0, 1, 1 + i dan i dengan arah berlawanan dengan arah perputaran jarum jam

 1 jika y  0
d. f ( z) =  dan C dari z = −1 − i ke z = 1 + i sepanjang kurva y = x 3
 4 y jika y  0

e. f (z ) adalah cabang dari fungsi pangkat

dan C adalah lingkaran satuan dengan arah positif


2. Hitung

jika C adalah lintasan yang persamaannya diberikan sebagai

3. Hitung

dengan m, n bilangan bulat dan C lingkaran satuan z = 1 dengan arah berlawanan

perputaran jarum jam


4. Misal C dan C 0 adalah lingkaran

Gunakan representasi parametrik tersebut untuk menghitung

jika f adalah fungsi yang kontinu bagian demibagian pada C

5. Misal C 0 adalah lingkaran z − z 0 = R dengan arah berlawanan perputaran jarum

jam. Gunakan representasi parametrik z = z 0 + Rei , −      untuk C 0 untuk

menurunkan rumus integrasi

Anda mungkin juga menyukai