Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

INTEGRAL KOMPLEKS
(Fungsi Kompleks)

DISUSUN OLEH :
Kamelia Rasyid (412417020)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA


JURUSAN MATEMATIKA
PRODI MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI GORNTALO
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini, yang alhamdulillah
selesai tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “INTEGRAL KOMPLEKS ”
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
Berfikir sistematik yang baik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih tidak jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Gorontalo, 14 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

1.1 Latar belakang.....................................................................................................................4

1.2 rumusan masalah.................................................................................................................4

1.3 Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

2.1 INTEGRAL KOMPLEKS.......................................................................................................5

Integral Garis Kompleks.............................................................................................................5


2.2 Menghitung integral kompleks...............................................................................................9

Integral bergantung lintasan......................................................................................................9


Integral bebas lintasan..............................................................................................................13
2.3 Teorema Cauchy - Goursat....................................................................................................16

a. Teorema Cauchy-Goursat.......................................................................................................17
b. Teorema Cauchy-Goursat pada domain berganda.............................................................18
2.4 Rumus integral Cauchy..........................................................................................................23

BAB III..........................................................................................................................................33

PENUTUP.....................................................................................................................................33

Integral Garis Kompleks..............................................................................................................33

3.2 SARAN...............................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................39
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
- Integral Garis
Sebelum membicarakan integral garis, terlebih dahulu akan dibahas kurva,
kurva mulus, lintasan, dan orientasi suatu lintasan.

- Lintasan

Kurva (lengkungan) C di bidang datar dapat dinyatakan dalam


bentuk parameter, yaitu: dengan x= x(t) dan y = y(t), a £ t £ b,

x dan y kontinu pada [a,b]. Kurva C disebut kurva mulus, jika x’ dan y’ kontinu pada
selang tertutup [a,b].

DEFINISI 1.1.1:
Fungsi f: [a,b]® R disebut kontinu bagian demi bagian, jika terdapat partisi
P = {x0, x1, x2, …, xn} dari selang [a,b] sehingga f kontinu pada selang terbuka
(xi,xi-1), i=1,2,3,…,n

Berdasarkan definisi tersebut, kurva C disebut kurva mulus bagian demi


bagian jika didalam x = x(t) dan y = y(t), a £ t £ b berlaku x’ dan y’ kontinu bagian
demi bagian pada [a,b]. Kurva mulus bagian demi bagian disebut lintasan.
Pada kurva C dengan x= x(t) dan y = y(t), a £ t £ b, titik (x(a),y(a)) disebut titik
pangkal kurva C dan (x(b),y(b)) disebut titik ujung kurva C.

1.2 rumusan masalah


1. Bagaimanakah materi tentang Integral Kompleks ?
2. Bagaimanakah cara mengerjakan integral kompleks ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu materi Integral Kompleks
2. Mengetahui bagaimana cara mengerjakan integral kompleks
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 INTEGRAL KOMPLEKS

Integral Garis Kompleks

Misalkan ( ) : Cadalah fungsi kompleks dengan domain riil

D  [a,b], maka integral  ( ) , dimana z(t)  x(t)  iy(t) dapat dengan mudah

dihitung, yaitu  ( ) =  ()   ( ) . Sebagai

1
3 i
contoh [(t 1)  it ]dt 
2
 .
2 3
0

Masalah kita adalah bagaimana menghitung  ( ) , dimana fungsi : C

dengan D  C .

Misalkan f (z) fungsi kompleks pada sub himpunan dari himpunan bilangan
kompleks dan C lintasan yang dinyatakan dengan z(t)  x(t)  iy(t) ,    ,

maka pendefinisian dari  ( ) sama dengan pendefinisian pada integral fungsi

riil pada suatu interval.


b = zn


z1 1
z2

z0  a

Misal P menyatakan partisi pada lintasan terbuka C, yaitu

P  {a  z, z ,..., z  b} dan z* [z , z ], k  1,2,...,n , maka jumlah Riemann


k
0 1 n k 1 k
yang bersesuaian dengan partisi P adalah

  , dengan   1.


Jika terdapat bilangan kompleks L sedemikian sehingga untuk sebarang bilangan


  0 terdapat sebuah partisi  dari lintasan C sehingga berlaku
 ,

maka fungsi f(z) dikatakan terintegral pada lintasan C dengan nilai integralnya
adalah L. Dengan kata lain

n SP L.

Nilai limit ini dinamakan integral garis f(z) sepanjang kurva C, ditulis
  . Jika C tertutup biasa ditulis dengan  .

Sifat-sifat integral kompleks :

1. Linier, yaitu
     

2. Jika C terdiri dari dua bagian kurva C1 dan C2 maka,

   .

3. Jika z0 dan z1 adalah ujung-ujung lintasan, maka

 

4. Jika f(z) terbatas, f z  M dengan M bilangan positif, maka

 dengan L adalah panjang kurva.


 
2.2 Menghitung integral kompleks

Integral bergantung lintasan

Misalkan ( ) :[,]  C . Lintasan C dapat dipartisi dengan mempartisi inteval


[, ] menjadi n buah sub interval   0  1  ...   . Dengan demikian {a 
z( ),z(t1 ),z(t2 ),...,z( )  b} merupakan partisi dari lintasan C. Jumlah Riemann
yang bersesuaian dengan lintasan C adalah

( )   ( ( * ))( ( )  ( 1 ))
1
yang dapat ditulis dalam bentuk

( ( )( 1 ))
( )   ( ( ))
*
(  1 ).
1  1
Untuk  diperoleh

( ( ) ( 1 ))
lim ( )  lim  ( ( * )) (  1 )
  
1 1

 ( ( )) '( )

Jadi integral f(z) pada lintasan C dapat dinyatakan dengan


( )   ( ( )) '( ) .

Untuk menghitung integral lintasan di atas dilakukan cara sebagai berikut :

1. Nyatakan lintasan C dalam z(t)  x(t)  iy(t) ,   

2. Cari turunan, z’(t).


3. Substitusikan z(t) ke dalam f(z).

4. Integralkan.

Contoh 1. Tentukan  ( ) jika f (z)  (x  y)  iy dari z = 0 ke z = 1 + i , jika

C adalah :

a. Garis lurus yang menghubungkan z = 0 ke z = 1 + i.

b. Parabola y  x 2 .

c. Ruas garis dari z = 0 ke z = 1 , kemudian dari z = 1 ke z = 1 + i.

Penyelesaian.
a. Dalam kasus ini lintasan C adalah ( )   , 0   1 dan
z'(t)  1  i . Dengan demikian integral menjadi
1
 ( )  (  )(1  )
0
1
 [2 t  it ](1  i)dt
0
1
 [t  i3t]dt
0
1 3
  i.
2 2

b. Dalam kasus ini lintasan C adalah ( )   2


,0   1 ,

z'(t)  1  2ti , dan f (z(t))  (t  t 2 )  it 2 . Dengan demikian integral


menjadi
1
( )  [(  2 )  2
](1  2 )
0

 1 [t  i(t  2 t 2 )dt

 13  32 i.
c. Dalam kasus ini lintasan C terdiri dua bagian , katakan C1 : z(t) = t,

0  1danC2:( )1, 01.

Pada C1 , '( )  1 , dan f (z(t))  t . Dengan demikian integral menjadi

1
1
 f (z)dz  tdt  .
C 2
1 0
Pada C2 , z'(t) i , dan f (z(t)) (t  it) . Dengan demikian
integral menjadi

 f (z)dz  1 (t  it)dt  12  12 i.

C2 0

Jadi

1
 f (z)dz   f (z)dz   f (z)dz  i.
C 2
C 1 C2

Selanjutnya misalkan ingin ditentukan batas atas nilai mutlak integral, maka perlu

f
dicari bilangan M sehingga (z)  M untuk semua  C dan panjang lintasan

L. Misalkan untuk C pada kasus (a) kita punyai dan  2 Sehingga

10 .

()  ( ) 

Dari contoh 1 di atas terlihat bahwa nilai integral akan berbeda untuk lintasan
yang berbeda.

Integral bebas lintasan

Terdapat suatu keadaan khusus, bahwa integral lintasan tidak bergantung terhadap
bentuk lintasannya, artinya nilai integral akan sama walaupun lintasanya berbeda
asalkan ujung-ujungnya sama. Dalam hal ini integral dikatakan bebas lintasan,
yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Misalkan D merupakan sub himpunan dari himpunana bilangan riel dan fungsi

( ) :  C terdiferensial di t. Selanjutnya misalkan fungsi g(z)  u(x, y)  iv(x, y)


terdiferensial di z(t). Selanjutnya perhatikan bahwa
g(z(t))  u(x(t), y(t))  iv(x(t), y(t))

dan

    

Dengan menerapkan persamaan Cauchy Riemann, diperoleh

d[g(z(t))] du dx dv dy  dv dx du dy 

  i  
 
dt dx dt dx dt  dx dt dy dt 
 du dv  dx  idy 

  i  
 dx dx  dt dt 
 g' (z(t)) z' (t).

Kenyataan di atas dapat digunakan untuk menghitung integral lintasan sebagai berikut.
Misalkan :  C dengan F '(z)  f (z) di D. Misalkan juga a dan b di dalam D dan C D
kontur/lintasan dari a ke b. Maka

  dimana C,

z(t)  x(t)  iy(t) merupakan representasi lintasan C. Telah diketahui bahwa


d
F (z(t))  F ' (z(t)) z' (t)  f (z(t)) z' (t) , sehingga
dt
 

  
 
= ( ( )) ( ())

= F (b) F (a).

Perhatikan bahwa integral hanya bergantung pada titik a dab b dan tidak peduli
pada bentuk lintasan C. Integral ini dinamakan integral bebas lintasan (path
independent). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa integral suatu fungsi
analitik untuk suatu litasan C di dalam pada domain terhubung sederhana D dari
titik a ke titik b adalah
  

dengan F '(z)  f (z) untuk z di D.

Dengan demikian jika C adalah lintasan tertutup maka

  .

Contoh 2.

Tentukan  , jika C adalah kurva y  x 2 dari z = 1 + i ke z = 2 + 4i.

Penyelesaian. Kita tahu bahwa f (z)  z2 adalah fungsi seluruh, jadi analitik untuk
1
semua z dan F (z)  3 z3 . Jadi
   



Soal latihan :

Tentukan  jika

1. f (z)  y  x  3ix 2 , C garis dari 0 ke 1 + i

2. f z  z , C parabola y  x 2 dari 0 ke 1 + i.

3. f (z)  1z , C lingkaran jari-jari 2 pusat 0 arah positif (berlawanan

arah jarum jam).

4. f (z)  z  2z , C lintasan dari 0 ke 1 kemudian dari 1 ke 1+ 2i.

5. f (z)  z z 2 , C lingkaran jari-jari 2 pusat 0 arah positif.

6. f (z)  zez2 , C garis dari 0 ke 1 + i

7. ( ) 3
2 2
 5 1 , C parabola y  x 2 dari 0 ke 1 + i.

8. f (z)  cos z , C setengah lingkaran darizikezi.

9. f (z)  zsin z , C sebarang lintasan dari z = 0 ke z  i .

10. f (z)  sin 2 z , C setengah lingkaran darizikezi.


2.3 Teorema Cauchy - Goursat

Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa integral garis fungsi kompleks
f(z) bergantung pada ujung-ujung dan bentuk lintasannya. Tetapi jika f(z) analitik
maka pada domain terhubung sederhana D maka integral tidak akan bergantung
pada bentuk lintasannya dan nilainya nol jika lintasannya tertutup. Pada bagian ini
akan dibahas untuk lintasan tertutup. Integral pada lintasan tertutup sederhana
sering disebut dengan integral kontur.

Ada beberapa definisi yang akan sering digunakan dalam pembahsan ini.

- Lintasan tertutup sederhana, adalah lintasan yang tidak memotong atau


menyinggung dirinya sendiri (gambar 1)

(a) (b) (c)

Gambar 1. Lintasan tertutup, (a) sederhana, (b) sederhana, (c) tidak


sederhana
- Domain terhubung sederhana, adalah jika setiap lintasan tertutup
sederhana dalam domain tersebut melingkungi hanya titik-titik dalam
domain.
- Sedangkan domain yang lainnya disebut domain terhubung berganda
(Gambar 2)
(a) (b) (c)

Gambar 2. Domain terhubung, (a) sederhana, (b) ganda dua, (c) ganda tiga

a. Teorema Cauchy-Goursat

Jika f(z) analitik di dalam suatu domain terhubung sederhana D, maka untuk

setiap lintasan tertutup sederhana di dalam


D berlaku


( 0.
)

D
Gambar 3. lintasan tertutup sederhana C di dalam D

Dengan kata lain integral kontur fungsi kompleks tidak tergantung lintasan yang
dilewatinya.

Contoh 3.  ( ) 0untuk sebarang lintasan tertutupCjikaf (z)adalah fungsi

seluruh, misal f (z) = sin z, f (z) = ez .


1

Contoh 4. Tentukan  jika ( )  2 dan C linngkaran satuan arah


4

positif.

Penyelesaian.
1

Titik singular dari ( ) 2


 4 adalah z 2i terletak di luar C. Jadi
1

( ) 2 analitik pada dan di dalam C, sehingga  ( ) 0.


4

b. Teorema Cauchy-Goursat pada domain berganda


Sebuah anulus adalah daerah cincin, termasuk domain terhubung ganda dua, terdiri
dari dua kurva tertutup, C dan K( Gambar 4a). Jika arah kontur dibalik, hasil integral akan
menjadi negatifnya. Untuk kurva tertutup arah positif adalah arah yang menyebabkan
daerah integrasi berada di sebelah kiri lintasan integrasi. Itulah sebabnya arah lintasan
integrasi haruslah ditentukan pada integral kontur fungsi kompleks.

(a) (b)

Gambar 4. Lintasan integrasi ganda dua


Integrasi menyusuri kurva batas daerah anulus ini dapat dipecah menjadi 4 integral
dengan kontur masing-masing C’, 1, 2, dan –K’ (+K’ didefinisikan searah dengan C).
Kontur C’ adalah kontur C setelah terbelah oleh celah lintasan 1 dan 2 yang masuk dan
keluar di antara C dan K. Demikian pula kontur K’ adalah kontur K sesudah diberi celah
tersebut di atas (Gambar 4). Celah harus dibuat sedemikian kecil agar C’C dan K’ K.
Nilai integral ini adalah
 f z dz   f z dz   f z dz   f z dz   f z dz

C C  K 

Jika diamati jelaslah bahwa 1 = - 2 sehingga kedua integralnya saling


menghilangkan.Untuk f(z) yang bersifat analitik di daerah anulus ini berlaku teorema
Cauchy-Goursat :
³ f (z)dz ³ f (z)dz ³ f (z)dz 0 .

C C' K'

Karena C’C dan K’ K ,maka diperoleh

 ( )  ( ) .

(Dalam hal ini perhatikan bahwa lintasan C dan K memiliki arah yang sama).

Jadi di dalam daerah analitiknya, kontur tertutup integral kompleks boleh


mengecil tanpa mengubah nilai integral itu sendiri. Sifat ini dapat diperluas
pengertiannya jika anulusnya memiliki banyak lubang, katakanlah lubang K1,
K2, ... , Kn (Domain berganda n), sehingga diperoleh

³f (z)dz ³f (z)dz ³f (z)dz ... ³f (z)dz.

K
C K1 K2 n

Contoh. Hitunglah ³z2 3 dz , dengan C lingkaran pusat 0, berjari-jari 3 arah


Cz z
positif.
Penyelesaian.
z 3 3 2
Perhatikan bahwa fungsi f (z) tidak analitik di z = 0
z
z2 z z 1

dan z = 1. Kedua titik tersebut ”dibuang” dengan membentuk lingkaran


dengan pusat di titik tersebut (gambar 5).

K1 K2

-1 0

Gambar 5.
Dengan demikian f(z) analitik di dalam domain yang dibatasi oleh C, K1, K2
sehingga diperoleh

z    
dz
 dz       dz
Z z z z  z z 
C K K

=     .


 
Menurut teorema Cauchy – Goursat maka integral suku pertama dan keempat di ruas
kanan adalah nol. Sehingga diperoleh

z
 z  z dz  i  i  i .
C
Soal Latihan

1. Buktikan teorema Cauchy-Goursat.


2. Misalkan C daerah persegi dengan titik –titik sudut 10, 10 arah

positif. Tentukan 

, dengan C sebarang lingkaran berpusat di z = 1 arah


3. Tentukan 

positif.

, dengan C sebarang lingkaran berpusat di z = – 1 arah


4. Tentukan 

positif.
, dengan C ellips 4 2
 2
 36 arah positif.
5. Tentukan 

6. Tentukan  , dengan C lingkaran 2


10  2
 0 arah positif.

7 2 3
7. Tentukan  , dengan C lingkaran  arah positif.
( 1)(  2 ) 2
2.4 Rumus integral Cauchy

Misalkan fungsi f(z) analitik di dalam suatu daerah yang memuat lintasan tertutup

sederhana C arah positif, dan misalkan z0 titik interior C.


Karena f analitik maka f kontinu di z0 sehingga untuk setiap bilangan positif

  0 terdapat   0 sehingga jika z  z0  maka f (z)  f (z0 )   . Misalkan

  0 sedemikian sehingga    dan lingkaran K  { z : z  z0   } berada di

dalam C.

z0
Gambar 5. Integral Cauchy

f (z)
Fungsi analitik di daerah antara C dan K. Maka menurut teorema Cauchy
zz
0
() ( )
 0  0 .
Perhatikan bahwa
2
f (z)  f (z  eit )
0
 dz  lim  it ieit dt

z  z0 0 e
K 0

2
= if (z0 ) dt
0

= 2if (z0 ) .

Jadi

  = 2if (z0 ) .


atau


 2if (z0 )

atau

  
f (z0 ) = .

yang biasa disebut Rumus Integral Cauchy.


Contoh 6.

  
Tentukan , Jika C :  2 arah positif.

Penyelesaian.

Perhatikan bahwa integran tidak analitik di z = 1 dan di z = – 4. Dari


kedua titik ini, yang berada di dalam C adalah z = 1. Jadi z = 1
( )
merupakan titik interior dari C, sehingga integran dapat ditulis

1

2
dengan ( ) .
4

Sekarang fungsi f(z) ini analitik pada dan di dalam lintasan C, sehingga
dengan menggunakan rumus integral Cauchy, diperoleh

 =  f (z) dz  2if (1)  4 i.


  z 1 5
C

Turunan fungsi analitik

Secara umum, jika z0 adalah titik interior pada C maka bentuk integral Cauchy

 
menjadi f (z0 ) = dengan z di dalam C.

Selanjutnya rumus tersebut dapat diperumum dengan mencari turunannya hingga


tingkat ke-n. Dalam rumus integral Cauchy, turunan fungsi f di titik z0 adalah

   . (tunjukkan!)
Turunan keduanya adalah




.

Hingga diperoleh turunan ke-n adalah

  .

Yang biasa ditulis dalam bentuk

f (z) 2i
dz  f (n) (z ) .
0

C (z  z0 )n1 n!

Uraian di atas dapat dnyatakan dalam teorema berikut


Teorema.

Jika f(z) analitik pada dan di dalam suatu kurva tertutup sederhana C, maka

(z0 ) ada untuk setiap bilangan bulat n, dan dinyatakan dalam rumus



  .

Hal ini mengakibatkan jika suatu fungsi analitik di suatu titik maka turunan untuk
semua tingkatnya , f’, f’’, ... , juga analitik di titik tersebut.

Contoh 7.


Tentukan  , jika C :  3 arah positif.

Penyelesaian.

Dalam hal ini ( )  3  3 , z0 = 2, dan n = 2. Dengan menggunakan


rumus integral Cauchy yang telah diperumum, diperoleh,

2 Si
3
z 33 dz =
³ f ' ' (2) = 12 Si.
C(z 2) 2
Tentukan ³
cos z
2 dz , untuk sembarang kontur yang melingkungi titik  i
C (z Si)
(berlawanan arah jarum jam).
Penyelesaian

Dalam hal ini f (z) cos z , z0 =  i, dan n = 1. Dengan menggunakan


rumus integral Cauchy yang telah diperumum, diperoleh,

2 Si

³ cos z 2 dz = f ' ( Si) = –2 Si sin Si = 2 S sinh S


C (z Si) 1!

Contoh 9
z4 3z2 6
, untuk sembarang kontur yang melingkungi titik –
Tentukan ³ 3 dz i

(z i)
C

(berlawanan arah jarum jam).

Penyelesaian

Dalam hal ini f (z) z4 3z2 6 , z0 = –i, dan n = 2.

Diperoleh,

z 4 3z2 6
dz= –18 Si
3
³ (z i)
C

Contoh 10

ez
Tentukan ³ dz , untuk sembarang kontur yang melingkungi 1, C (z 1)2 (z2 4)

tetapi tidak melingkungi 2i (berlawanan arah jarum jam).

Penyelesaian
ez
Dalam hal ini f (z) z2 4 , z0 = 1, dan n = 1.

Diperoleh,

6 e

 ( 1)2 ( 2
4) = 25 i

Teorema Morera

Jika f(z) kontinu di dalam suatu domain D yang terhubung sederhana dan

 () 0
untuk setiap lintasan tertutup dalam D, maka f(z) analitik di dalam D.

Giacinto Morera (1856-1909), matematikawan Itali yang bekerja di Genoa


dan Turin

Misalkan C suatu lingkaran dengan jari-jari r dan berpusat di z0 . Jika f (z)  M di


C, maka

(
n n
) ! f (z) n! 1
(z0
f )  (z  z )n dz  n 2 r .
r

2  1
2 M 1
C 0

atau

f ( n) (z0 )  nr!M

(Ketidaksamaan Cauchy).

Untuk mengenali pentingnya ketidaksamaan ini, marilah kita terapkan untuk


membuktikan teorema tentang fungsi menyeluruh berikut.

Teorema Liouville
Jika nilai mutlak suatu fungsi menyeluruh f(z) terbatas untuk semua z maka f(z)
konstan.

Bukti:
Menurut asumsi f (z) f z  K untuk semua z. Berdasarkan
terbatas, misalkan
. Karena ini berlaku untuk semua r, maka
K
Ketidaksamaan Cauchy f z 

r )  0 . Oleh karenanya f(z) konstan.


dapat diambil r sangat besar sehingga '(

Soal Latihan

1. Hitunglah g z dz , jika
C

sin
, :  1 arah positif
a. ( ) 2
3 2
2 2.
, :
b. ( )  ( 2  9)2

2 2   2, : 3.
c. ( )
2
, jika C seperti pada gambar berikut.
2. Hitunglah  
(a) (b)

3. Jika C adalah kontur tertutup dalam arah positif dan

 .

Hitunglah g(z0 ) jika (a). z0 di dalam C dan (b). z0 di luar C

4. Jika a bilangan ral positif, hitung integral   dalam arah positif,

jika

a. C : z  2a b. C : z  ai  a .
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Integral Garis Kompleks

Misalkan ( ) : Cadalah fungsi kompleks dengan domain riil

D  [a,b], maka integral  ( ) , dimana z(t)  x(t)  iy(t) dapat dengan mudah

dihitung, yaitu  ( ) =  ()   ( ) . Sebagai

3.2 SARAN
Untuk mengatasi krisis multidimensional termasuk krisis moral yang sedang
melanda bangsa dan negara harus diawali dengan pembangunan moral dan
karakter bangsa, yaitu mendorong penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai
Pancasila oleh masyarakat sendiri dan selanjutnya mengaktualisasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini saran yang dapat diberikan
adalah bagaimana menjabarkan nilai-nilai Pancasila yang telah disepakati
bersama sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 menjadi
Pedoman Umum sebagai tuntunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA

A. Problematika Teknik Integrasi yang Memiliki Unsur Imaginer


π
4
Hitung ∫ ei 2 t dt
0

Penyelesaian :

Dengan menggunakan cara dari kalkulus dasar diperoleh :


π

1 i 2 t π −1 i 2 t π −1 2 1
4

| |

∫ ei 2 t dt= 2i
e 4=
2
e 4=
2
e +
2
0
0 0

Namun, penyelesaian di atas tidak tepat karena tidak mengerti makna

soal yang sesungguhnya. Soal di atas mengandung bilangan imaginer sehingga

dalam menyelesaikannya harus mengarah pada bentuk bilangan kompleks.

Penyelesaian integral di atas dapat diseleikan dengan metode integral substitusi

dan mengarahkan hasil dari teknik integral ke dalam formula Euler’s untuk

memperoleh hasil yang sebenarnya. Langkah-langkah penyelesaian yang tepat

adalah :

1. Integralkan fungsi

Dengan menggunakan cara dari kalkulus dasar diperoleh :


π

1 i 2 t π −1 i 2 t π −1 2 1
4

| |

i2t
∫ e dt= 2i e 4 = 2 e 4 = 2 e + 2
0
0 0

2. Gunakan formula Euler’s untuk memperoleh bilangan kompleks dari hasil pengintegralan

sebelumnya.

Menggunakan formula Euler’s diperoleh :



e 2 =cos ( π2 )+i sin ( π2 )=i
3. Substitusikan hasil yang diperoleh dari formula Euler’s ke dalam persamaan hasil

penginegralan sebelumnya.
Jadi, diperoleh :
π
4
i 1+i
∫ ei 2 t dt= −i
2
( i) + =
2 2
0

B. Mengaplikasian Teorema Eksistensi Integral Kompleks dalam Menentukan Luas Daerah

Menggunakan Integral.

Contoh :

Hitunglah ∫ ź dz dengan
c

C
C 1 : y=4 x −x 2; x :3→ 0 , y :3 → 4 → 0

C 2 : y=x ; x :0 → 3 , y :0 → 1

C 3 : x=3 ; y :1→ 3

C=C 1+C 2 +C3

Dalam menyelesaikan bentuk integral di atas, tidak dapat dilakukan dengan mensubstitusi

langsung batas yang diketahui karena batas yang diketahui berbeda-beda. Untuk menyelesaikan

model integral ini maka harus dengan menggolongkan setiap bagian atau dalam bilangan kompleks

menggolongkan bilangan yang termasuk real dan bilangan yang termasuk imaginer dengan

menggunakan teorema eksistensi bilangan kompleks yaitu


❑ ❑ ❑

∫ f ( z ) dz=∫ udx−¿∫ vdy +i¿ ¿ ¿


c c c

Setelah itu, substitusi setiap batas yang diketahui ke dalam teorema di atas untuk

menghasilkan luas setiap daerah bipartisi. Setelah luas setiap daerah dipartisi diketahui, maka

jumlahkan luas setiap daerah tersebut untuk menghaliskan luas total dari daerah yang ditentukan.

Atau secara aljabar, penyelesaiannya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


❑ ❑ ❑ ❑

∫ ź dz=∫ ź dz+∫ ź dz +∫ ź dz
C C1 C2 C3

❑ ❑ ❑ ❑ ❑ ❑

1. ∫ ź dz=∫ ( x−iy )( dx +idy )=∫ x dx +∫ y dy +i(∫ x dy −∫ y dx)


C1 C1 C1 C1 C1 C1

0 4 0
¿ ∫ x dx+
3
(∫
3
)
y dy+∫ y dy +i¿
4
1 1
¿−4 −4 +i ( 0+ 9 )
2 2

¿−9+9 i
❑ ❑ ❑

2. ∫ ź dz=∫ x́ dx+∫ ý dy +i ¿ ¿ ¿
C2 C2 C2

¿ y +i ¿

¿ 4 ½+½+ 0
❑ ❑ ❑

3. ∫ ź dz=∫ xdx +∫ ydy +i¿ ¿ ¿


C3 C3 C3

3 3
¿ ∫ xdx+∫ ydy+ i¿ ¿
3 1

¿ 0+ 4+6 i

¿ 4 +6 i
❑ ❑ ❑ ❑

Jadi, ∫ ź dz=∫ ź dz+∫ ź dz +∫ ź dz=(−9+ 9i ) +5+(4 +6 i)=15 i


C C1 C2 C3
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Langkah-langkah penyelesaian problematika integral yang

mengandung unsur imaginer adalah :

a. Integralkan fungsi

b. Gunakan formula Euler’s untuk memperoleh bilangan kompleks dari hasil

pengintegralan sebelumnya.

c. Substitusikan hasil yang diperoleh dari formula Euler’s ke dalam persamaan hasil

penginegralan sebelumnya.

2. Cara mengaplikasian teorema eksistensi bilangan kompleks dalam menentukan luas

suatu daerah menggunakan integral adalah :

a. Menggolongkan setiap bagian atau dalam bilangan kompleks menggolongkan

bilangan yang termasuk real dan bilangan yang termasuk imaginer

b. Hitung integral dari fungsi yang diketahui menggunakan teorema eksistensi

bilangan kompleks yaitu

❑ ❑ ❑

∫ f ( z ) dz=∫ udx−¿∫ vdy +i¿ ¿ ¿


c c c

c. Substitusi setiap batas yang diketahui ke dalam teorema di atas untuk

menghasilkan luas setiap daerah bipartisi.

d. Jumlahkan luas setiap daerah bipartisi untuk menghaliskan luas total dari daerah

yang ditentukan.

B. Saran
Langkah pertama dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan integral adalah

memahami maksud dan makna dari permasalahan tersebut dan menganalisa teknik yang sesuai yang

dapat digunaikan untuk menyelsaikan permasalah tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Hasugian, M. Jimmy san Agus Prijono. 2006. Menguasai Analisis Kompleks dalam Matematika

Teknik. Bandung : Rekayasa Sains.

McMahon, David. 2006. Complex Variables Demystified. McGraw Hill.

Mutaqin, Anwar. Bilangan Kompleks. http://bilangan-kompleks11(1).pdf.

Anda mungkin juga menyukai