1. Integral Garis.
b
Integral garis merupakan bentuk umum integral tertentu f ( x )dx , di mana
a
Jika bentuk parametrik r(s) x(s) i y(s)j z(s)k , a s b , s adalah panjang busur C,
konti-nu dan turunan pertamanya kontinu, maka C disebut kurva mulus (smooth), sedangkan
titik A dan B masing-masing bersesuaian dengan nilai s a dan s b.
Misalkan f ( x , y, z ) adalah fungsi yang terdefinisikan pada C dan merupakan fungsi
s yang kontinu. Kurva C dibagi atas n bagian yang sembarang (lihat Gambar 2), sehingga ter-
dapat titik-titik P0 ( A ), P1 ,, Pn 1 , Pn ( B) dan (a )s 0 s1 s 2 s n ( b) .
Kemudian
Pn 1 B Pn
Q
P1 Pm 1 Pm
P2
A P0
pada setiap bagian diambil sebuah titik, misalnya titik Q1 di antara P0 dan P1 , titik Q 2
di antara P1 dan P2 , dan seterusnya, kemudian dibentuk jumlahan
n
Jn f(xm ,y m ,z m )sm n 2,3, (1)
m 1
C f ( x , y , z )ds (2)
Selanjutnya C disebut jalan integrasi (path of integration) dan dimungkinkan C terdiri atas
jalan-jalan yang kontinu, dikatakan C mulus sebagian-sebagian (piecewise smooth).
Beberapa sifat integral garis yang tak berbeda dengan integral tertentu adalah
C k f ds k C f ds k konstan (3)
C ( f g )ds C f ds C g ds (4)
C f ds C 1 f ds C 2 f ds (5)
Pada (5) ini C terbagi atas C1 dan C 2 yang masing-masing mempunyai arah (orientasi)
yang sama, sedangkan pada (4) orientasi C pada ketiganya sama. Jika integrasi sepanjang C
ter-balik, maka nilai integrasinya dikalikan 1 . Di lain pihak jika C merupakan jalan yang
ter-tutup (berlawanan dengan arah jarum jam), tanda biasanya diganti dengan .
C C
C f ( x , y , z )ds f x ( s ), y ( s ), z ( s ) ds (6)
a
Biasanya C dinyatakan sebagai fungsi dari parameter t, r (t) x(t)i y(t)j z(t)k ,
sehingga persamaan (6) menjadi
b t1
ds
C f ( x , y , z )ds f x( s ), y( s ), z( s ) ds f x( t ), y( t ), z( t ) dt dt (7)
a t0
2 2 2
dengan ds dr dr dx dy dz (8)
r r
dt dt dt dt dt
dt
Contoh 1 :
C xy
3
Untuk menghitung ds , dengan C adalah garis y 2 x pada bidang xy dari
A ( 1,2,0) ke B(1,2,0) dilakukan sebagai berikut.
dr ( t ) ds
dan r i 2 j , maka r r 1 2 2 5 . Untuk A ( 1,2,0) berarti
dt dt
t 1 , sedangkan untuk B(1,2,0) diperoleh t 1 , jadi 1 t 1 , sehingga
1 1
ds 8 5 5 1 16
C xy3ds C xy3 ( t )(2 t ) 3 t
4
dt 5dt 8 5 dt t 5
dt 5 1 5
1 1
dx dy dz
f ( x , y, z ) g ( x , y, z ) , f ( x , y, z ) g ( x , y, z ) atau f ( x , y, z ) g ( x , y, z ) .
ds ds ds
Integral garis dari gabungan ketiga ben-tuk tersebut dapat dihitung sebagai integral garis dari
masing-masing bentuk seperti
Contoh 2 :
C x 2x 4x dx x 2x 4x dx 5
5
4 2 4 2 x 2x 3 1 1 2
2x 2 2
3 0 5 3
x 0
17
15
Bentuk vektor
Bentuk ini sering digunakan dalam fisika atau geometri. Misalnya gaya F bekerja
pada suatu benda yang menyebabkan benda itu bergeser sepanjang kurva C, maka usaha
yang dilakukan oleh gaya itu dinyatakan sebagai
W CF dr (10)
dengan dr dxi dyj dzk (11)
Contoh 3 :
Besarnya usaha yang dilakukan oleh gaya F 4 xyi 8 yj 2 k dalam perpindahan
sepanjang garis y 2 x , z 2 x dari titik (0,0,0) ke (3,6,6) dapat dihitung sebagai
berikut.
W CF dr C 4 xydx 8 ydy 2dz C 4 x (2 x )dx 8( 2 x )( 2dx ) 2( 2dx )
3. Teorema Green
Integral rangkap dua dalam suatu daerah bidang dapat ditransformasikan ke integral
garis pada daerah tertentu. Transformasi ini dilakukan berdasarkan teorema Green berikut.
f g
Misalkan f ( x , y) , g ( x , y) serta turunan-turunannya y dan merupakan
x
fungsi-fung-si yang bernilai tunggal dan kontinu dalam daerah R yang dibatasi oleh kurva
tertutup C dengan arah positif, maka
g f
x y dxdy ( fdx gdy ) (12)
R C
Teorema ini berlaku pula untuk daerah yang dibatasai oleh dua atau lebih kurva tertutup, de-
ngan arah yang berlawanan seperti gambar berikut.
C1
C2
Selanjutnya agar integral garis tidak bergantung pada jalan C yang menghubungkan
titik A dan titik B, diperlukan syarat perlu dan cukup seperti berikut.
g f
untuk
(fdx gdy)
, syaratnya x y (13)
C
f g h f g h
untuk (fdx gdy hdz) , syaratnya , , (14)
C y x x z z y
Contoh 4 :
Untuk C 2xydx e x x 2 dy , dengan C adalah segitiga yang titik-titiknya adalah (0,0) ,
(1,0) dan (1,1) , sedangkan arahnya searah jarum jam, dapat dihitung demikian.
yx 1 x 1
x
1
1
e x dxdy ex y xe
x
(1,1) dx dx xe x e x e e ( 1) 1
0 0
x 0 y0 x 0 x 0
Contoh 5 :
( 2,1)
perlu dicek dulu apakah integral tersebut bergantung pada jalan C atau tidak.
Ternyata
2 xy y 4 3
x 2 4 xy 3
2 x 4 y 3 , berarti integral itu tak bergantung
y x
pada jalan C, karena itu ambil garis yang melalui ke 2 titik itu, yaitu y x 1 , sehingga
2 y
1
2
2 y y 4 3 dy ( y 2 2 y 1) 4 y 4 4 y 3 dy
0
3 y
1
2 1
4 y 5 y 4 4 y 3 4 dy y 3 2 y 2 y 5 y 4 4 y 5
0
0
4. Integral Permukaan
Konsep integral permukaan merupakan konsep umum dari integral lipat dua. Misal-
kan S suatu permukaan dari daerah yang terbatas dan f ( x , y, z ) adalah fungsi yang
terdefini-sikan dan kontinu di S. Selanjutnya S dibagi dalam n bagian S1 , S2 , , Sn yang
luasnya masing-masing A1 , A 2 , , A n . Di setiap bagian Sk diambil titik
Pk ( x k , y k , z k ) dan bentuk
n
Jn f ( xk , yk , z k )Ak (15)
k 1
f ( x , y , z )dA (16)
S
Untuk menghitung integral ini, bentuk (16) direduksi ke bentuk integral rangkap dua.
Jika S dinyatakan dalam bentuk z g ( x , y) dan adalah sudut antara sumbu tegak z dan
normal S, maka dapat dibuktikan (lihat Erwin Kreyzig dan Advanced Calculus Schaum’s
2 2
z z
Series) bahwa dA sec dxdy dan sec 1 , sehingga
x y
2 2
z z
f ( x , y , z )dA f ( x, y,z ) 1
x
dxdy
y
(17)
S R
Contoh 6 :
Jika S permukaan paraboloida
z 2 x 2 y2 di atas bidang xy dan f ( x , y, z ) x 2 y 2 ,
f ( x, y, z)dA ( x 2
y 2 ) 1 z x 2 z y 2 dxdy
S R
2 2 x 2
(x
2
4 y 2 ) 1 4 x 2 4 y 2 dxdy
x 0 y0
Hasil terakhir ini diselesaikan dengan menggunakan koordinat kutub x r cos dan
y r sin , maka
2 2 2 2
S
f ( x , y, z )dA 4
r 0 0
r2 1 4r 2 r dr d 4
r 0 0
r3 1 4r 2 dr d
2
2 2
4
r 3 1 4r 2 dr
6
r 2 d 1 4r 2
3 2
0 r 0
r 0
2 2
2
6
r 1
4 r 2 3 2
2
2 r 1 4 r
2 3 2
dr
6
2 (9) 3 2
1
10
d 1 4 r 2 5 2
0
r 0 r 0
54
6
1
10
1 4r 2
5 2 2
54
0 6
95 2
10
1 540 243 1 149
10 6 10
30
5. Teorema Divergensi
Teorema ini berhubungan dengan masalah integral lipat tiga f ( x, y, z)dxdydz
T
atau f ( x , y, z)dV , dikenal sebagai teorema divergensi Gauss atau teorema Green
T
dalam ru-ang. Misalkan T adalah daerah tertutup dalam ruang yang batasnya mulus sebagian
demi sebagian dan searah dengan permukaan S. Jika u adalah fungsi vektor yang kontinu
dan tu-runan parsial pertamanya kontinu dalam daerah yang memuat T, maka
T
div u dV
S
un dA
S
u n dA
(18)
dengan u n adalah komponen u ke arah keluar normal S terhadap T dan n merupakan vek-
tor satuan normal S ke arah keluar.
Selanjutnya bila u u1i u 2 j u 3 k dan n cos i cos j cos k , dengan , ,
masing-masing adalah sudut antara n dan sumbu x , y dan z , maka
u n dA u dydz u
S S
1 2 dzdx u 3dxdy
(u
S
1 cos u 2 cos u 3 cos )dA
Di lain pihak
u u 2 u 3
S (u1 cos u 2 cos u 3 cos )dA
T
1
x y
dxdydz
z
S
u1dydz u2 dzdx u3 dxdy
(19)
Contoh 7 :
Untuk menghitung xz
S
2
dydz ( x 2 y z 3 )dzdx ( 2 xy y 2 z )dxdy
dengan S adalah seluruh
xz 2
dydz ( x 2 y z 3 )dzdx ( 2 xy y 2 z)dxdy
z 2
x 2 y 2 dxdydz
S T
a a 2 x2 a 2 x 2 y2
z
2
4 x 2 y 2 dxdydz
x 0 y0 z 0
Dengan menggunakan koordinat bola x r sin cos , y r sin sin , z r cos dan
( x , y, z )
r 2 sin , maka diperoleh batas-batas integrasi r 0 a , 0 2 dan
(r , , )
0 2, sehingga
a a 2 x 2 a 2 x 2 y2 a 2 2
z r
2
4 x 2 y 2 dxdydz 4 2 2
r sin drdd
x 0 y0 z0 r 0 0 0
a 2 2
r 5 a 2 2
4
r 4 sin drdd 4
r 0 0 0
5 0
cos
0
0
a5 5
4 cos 2 cos 0 ( 2) 2a
3 5
6. Teorema Stokes
Teorema ini menghubungkan integral garis dan integral permukaan. Misalkan S mu-
lus sebagian-sebagian berorientasi permukaan dalam ruang, yang dibatasi oleh kurva seder-
hana C yang mulus sebagian-sebagian. Jika v( x , y, z) fungsi vektor yang kontinu dan
turun-an parsial pertamanya kontinu dalam ruang yang memuat S, maka
( curl v )
S
n dA
v ds
C
t
(20)
Di sini ( curl v )n ( curl v ) n adalah komponen curl v pada arah n , vektor normal satuan
( curl v ) n dA v
S C
1 dx v 2 dy v 3 dz
(21)
Di samping itu
v v v v v v
(curl v) n 3 2 cos 1 3 cos 2 1 cos
y z z x x y
maka
v 3 v 2 v v v v
S
y
z
cos 1 3 cos 2 1 cos dA
z x x y
(v
C
1 dx v 2 dy v 3 dz )
(22)
Contoh 8 :
Jika v 3yi xzj yz 2 k dan C adalah perpotongan x 2 y 2 2z dan z 2 , maka
12 sin
2
(curl v )dA (6 sin t )( 2 sin t )dt (4 cos t )((2 cos t )dt t 8 cos 2 t dt
S t 0 t 0
2 2