Contoh 1 :
a). Misalkan x 3.141592 dan x 3.14, maka kesalahan E x 3.141592 3.14
0.001592
0.001592 Ex dan kesalahan relatif R x 0.000507
3.141592
b). Misalkan y 1000000 dan y 999996, maka E y 1000000 999996 4 E y dan
4
Ry 0.000004
1000000
c). Misalkan z 0.000012 dan z 0.000009, maka E z 0.000003 E z dan R z 0.25.
Pada kasus a) selisih nilai E x dan R x tidak terlalu besar dan salah satu di antaranya
dapat digunakan untuk ketepatan (accuracy) dari x . Pada kasus b) nilai Ey sangat besar,
se-dangkan Ry sangat kecil. Dalam hal ini dapatlah dikatakan y merupakan pendekatan
yang baik dari y. Sedangkan pada kasus c) nilai E z nilai yang terkecil dibandingkan lainnya,
teta-pi nilai R z merupakan nilai terbesar dan bila dinyatakan dengan prosentase ternyata
25%, sehingga z bukan merupakan nilai pendekatan yang baik terhadap z. Dari ketiga kasus
ini, dapat dikatakan bahwa Rp adalah indikator ketelitian pendekatan yang lebih baik dari
pada Ep .
0.544986720817 p .
Contoh 2 :
a). Misalkan p 0.312586456 , maka fl chop 0.312586 dan fl round 0.312586
b). Misalkan p 0.312555555 , maka fl chop 0.312555 dan fl round 0.312556
c). Misalkan p 0.312555655 , maka fl chop 0.312555 dan fl round 0.312555
d). Misalkan p 0.312584666 , maka fl chop 0.312584 dan fl round 0.312585
kehilangan signifikansi, yang dapat mengurangi presisi jawaban terakhir. Hal ini dapat dilihat
pada con-toh berikut ini.
Contoh 3 :
dengan menggunakan 6 digit pertama dan pembulatan. Apabila nilai 501 22.38302929
dan 500 22.36067977 masing-masing diambil 6 digit saja, yaitu 22.3830 dan 22.3607,
maka f(500) 500( 22.3830 22.3607) 11.1500 dan
g(500) 500 (22.3830 22.3607) 11 .1748 Di lain pihak, ternyata f ( x ) dan g ( x )
g( x )
x
x 1 x
x 1 x
x 1 x
x
x 1 x f( x )
Selanjutnya jika perhitungan melibatkan digit seluruhnya, kedua fungsi itu menghasilkan
nilai 11.174755300747198......, berarti penghitungan dengan menggunakan 6 digit nilai
g (500) lebih teliti dibanding dengan f (500) .
Menurut teorema Taylor, jika fungsi f serta turunan-turunannya kontinu dalam inter-
val tertutup a , b , dan x 0 serta x x 0 h keduanya terletak dalam a , b , maka
n f ( k )( x )
f x0 h h O( hn 1 )
0 k
(11)
k 0 k!
Contoh 4 :
Ekspansi Taylor dari f (h ) e h dan g ( h ) cos(h ) , masing-masing adalah
h2 h3 h2 h4
f (h ) e h 1 h O(h 4 ) dan g (h ) cos( h ) 1 O(h 6 ) ,
2 ! 3! 2! 4!
h3
maka f (h ) g (h ) e h cos(h ) 2 h O( h 4 )
3!
dengan A terdiri dari suku-suku yang memuat (x i ) n , n 1 . Karena x i kecil dan
x i
1 maka A dapat diabaikan, sehingga
xi
n f f f f
F x x i x x1 x x 2 ..... x x n (14)
i 1 i 1 2 n
Contoh 5 :
5xy 2 u 5 y 2 u 10xy u 15xy 2
Jika F , maka , , sehingga
z3 x z 3 y z3 z z4
5y 2 10xy 15xy 2
F x y z
z3 z3 z4
7. Perambatan Kesalahan.
Kesalahan dapat merambat pada perhitungan secara berturut-turut. Bilangan-bilangan
yang digunakan pada saat awal perhitungan, sudah mempunyai kesalahan yang terjadi karena
adanya pemenggalan atau pembulatan. Kesalahan ini akan merambat pada saat diadakan
perhitungan dan semakin banyak perhitungan yang dilakukan terhadap bilangan-bilangan
tersebut, kesalahan yang terjadi akan semakin membesar.
Hal ini dapat dilihat dari perhitungan p 1.85662334 dan q 0.79654612. Jika digu-
nakan pendekatan berikut p 1.85662, q 0.79655, maka p q 2.65317, sedangkan
pq 2.65316946, berarti E p q 0.00000054 dan R p q 0.000029 %. Kalau
perhitungan dilanjutkan dengan mengalikan hasil jumlahan itu dengan p, maka nilai
p p q 4.92593 sedangkan p(p q ) 4.925936344411, sehingga diperoleh E p( p q )