1. Metode Iterasi.
Metode ini diawali dengan memberikan nilai awal p0 pada persamaan yang akan di-
selesaikan. Nilai awal dicari dengan menabelkan nilai f ( x ) untuk beberapa nilai x sebarang,
sehingga diperoleh f ( p0 ) 0 .
Misalnya akan dicari penyelesaian dari f ( x ) 0 , maka persamaan ini diubah ke
x g( x ) (1)
sehingga akar dari f ( x ) 0 merupakan titik perpotongan antara garis y1 x dan kurva
y 2 g(x ) .
iterasi ke - 2: p 2 g ( p1 )
iterasi ke - 3: p3 g ( p 2 )
iterasi ke - k: pk g ( p k 1 ) (2)
Secara grafik metode ini diilustrasikan dengan 2 gambar berikut ini, yang satu konvergen
monoton dan yang lainnya konvergen osilasi.
y y1 x y1 x
y
g (p 0 ) g (p1 )
y 2 g(x) g (p 2 ) y 2 g(x)
g (p1 )
g(p 0 ) Lily Mahmud Mz.
p k p 2 p1 p0 x p1 p 3 p k p 2 p 0 x
Akar Persamaan Non Linier 37
Sebelum melangkah lebih jauh, perlu diperhatikan penentuan nilai awal p 0 , karena
pengambilan p 0 ini sangat menentukan kekonvergenan iterasi tersebut. Selanjutnya hal
lain yang perlu diperhatikan pula adalah mencari penyelesaian masalah yang melibatkan
fungsi trigonometri, misalnya sin 30 dan sin 30 o . Kedua hal itu memberikan nilai yang
berlainan, sin 30 sin 30 o , karena yang dimaksud dengan angka 30 pada sin 30 adalah 30
radial, se-hingga sin 30 0.988 , sedangkan sin 30 0 0.5 .
Contoh 1 :
Akar persamaan x 10 x 1 0 , dengan nilai awal x 0 0 dapat dicari sebagai berikut.
Persamaan diubah dulu ke bentuk x 10 x 1 , sehingga diperoleh x1 100 1 2 , x 2
10 2 1 101 . Ternyata nilai x i berikutnya akan membesar, tidak akan mencapai nilai
pendekatan yang diinginkan. Iterasi yang demikian dikatakan divergen. Untuk itu perlu
diselidiki pengambilan x 0 nya.
Contoh 2 :
Mencari titik potong fungsi y x 2 3x e x 2 dengan sumbu x (6 desimal), berarti me-
nyelesaikan persamaan x 2 3x e x 2 0 dapat dilakukan sebagai.
awal x 0 1 , maka
Iterasi ke-k xk
1 0.57276061
2 0.03373667
3 -0.32151654
4 -0.39052616
5 -0.39026286
6 -0.39027199
7 -0.39027168
Karena yang diminta 6 desimal, maka iterasi tersebut cukup sampai iterasi ke 7, sehingga
diperoleh x 0.390272 .
Selanjutnya teorema berikut ini dapat digunakan untuk menentukan apakah iterasi
yang dilakukan tersebut akan konvergen atau divergen, sesuai dengan pengambilan suatu
nilai awal x 0 yang tertentu.
Teorema :
Misalkan g ( x ) dan g ( x ) kontinu dalam suatu interval (a , b) (P , P ) yang
me-muat titik tetap P yang tunggal. Titik awal p 0 dipilih dalam interval tersebut dan
Pada metode ini diperlukan titik awal p0 . Dari titik P0 (p 0 , f (p 0 )) ditarik garis
sing-gung g 0 (lihat Gambar 2), dengan koefisien arah f ( p 0 ) dan persamaan garis g 0
ialah
y f p0 f ' p0 x p0 (3)
Garis g 0 memotong sumbu x di ( p1 ,0) , maka
f p0 f ' p0 p1 p0 (4)
f p0
atau p1 p0 (5)
f ' p0
y y f (x)
P0
P1
pk
p2 p1 p 0 x
g1 g0 Lily Mahmud Mz.
Akar Persamaan Non Linier 39
Selanjutnya dari titik P1 ( p1, f (p1 )) ditarik garis singgung g1 yang memotong
Contoh 3 :
Menghitung 35 sampai 6 desimal dengan metode Newton Raphson dilakukan sebagai.
Masalah ini sama dengan menyelesaikan persamaan x3 5 0 , maka f (x) x 3 5 dan
f ' ( x ) 3x 2 . Karena f (1) 4 dan f ( 2) 3 , maka nilai awal diambil p 0 2 ,
sehingga f (2) 12 . Persamaan (6) digunakan secara iteratif diperoleh hasil dalam tabel
berikut.
i pi i pi
0 2 3 1.70997643
1 1.75 4 1.70997595
2 1.71088435
Dengan demikian untuk 6 desimal 3 5 1.709976 .
c1 c0 b0
a0 ck
Lily Mahmud Mz.
C B(b 0 , f (b 0 ))
g1 g0
Akar Persamaan Non Linier 40
a f ( b0 ) b0 f ( a0 )
atau c0 0 (9)
f ( b0 ) f ( a0 )
dari titik A(a 0 , f (a 0 )) dan C(c 0 , f (c 0 )) ditarik garis g1 yang memotong sumbu x di
(c1 ,0) . Dengan menggunakan a1 a 0 dan b1 c 0 serta cara yang sama seperti diatas,
diperoleh
a f ( b ) b1 f ( a1 )
c1 1 1 (10)
f ( b1 ) f ( a1 )
Prosedur ini dilanjutkan sampai diperoleh
a f ( bk ) bk f ( a k )
ck k , k 0,1,2,… (11)
f ( bk ) f ( a k )
Contoh 4 :
Mencari titik potong y x sin x 1 dengan sumbu x (sampai 7 desimal), dengan mengguna-
kan metode regula falsi.
Mula-mula dicari interval [a 0 , b 0 ] sebagai berikut
x 0 1 2
f(x) 1 0.158529015 0.818594854
0.818594854 2( 0.158529015)
c0 1.162240449
0.818594854 ( 0.158529015)
i ai f (a i ) bi f (bi ) ci f (c i )
0 1 0.158529015 2 0.818594854 1.162240449 0.066582838
1 1 0.158529015 1.162240449 0.066582838 1.114253507 0.000133834
2 1 0.158529015 1.114253507 0.000133834 1.114157133 0.000000011
3 1.114157133 0.000000011 1.114253507 0.000133833 1.114157141
Proses iterasi dihentikan, karena untuk 7 desimal iterasi ke 2 dan ke 3 telah memberikan
hasil yang sama yaitu 1.1141571.