Anda di halaman 1dari 6

BAB 2 : AKAR PERSAMAAN NONLINIER

Yang dimaksud dengan persamaan nonlinier adalah persamaan aljabar (persamaan


polinomial tingkat n  1 , pecah rasional, irrasional, dsb) dan persamaan transendental (persa-
maan trigonometrik, eksponensial, hiperbolik, dsb). Prinsip utama mencari pendekatan ini
adalah iterasi, yaitu proses yang diulang-ulang sampai diperoleh suatu jawaban yang sesuai.

1. Metode Iterasi.

Metode ini diawali dengan memberikan nilai awal p0 pada persamaan yang akan di-
selesaikan. Nilai awal dicari dengan menabelkan nilai f ( x ) untuk beberapa nilai x sebarang,
sehingga diperoleh f ( p0 )  0 .
Misalnya akan dicari penyelesaian dari f ( x )  0 , maka persamaan ini diubah ke
x  g( x ) (1)
sehingga akar dari f ( x )  0 merupakan titik perpotongan antara garis y1  x dan kurva
y 2  g(x ) .

Persamaan (1) digunakan berturut-turut untuk mendapatkan nilai pendekatan p k ,


yai-tu dengan memasukkan nilai awal p 0 sebagai awal dari iterasi, sehingga
iterasi ke - 1: p1  g ( p0 )

iterasi ke - 2: p 2  g ( p1 )

iterasi ke - 3: p3  g ( p 2 )

iterasi ke - k: pk  g ( p k  1 ) (2)
Secara grafik metode ini diilustrasikan dengan 2 gambar berikut ini, yang satu konvergen
monoton dan yang lainnya konvergen osilasi.

y y1  x y1  x
y
g (p 0 ) g (p1 )
y 2  g(x) g (p 2 ) y 2  g(x)
g (p1 )
g(p 0 ) Lily Mahmud Mz.

p k p 2 p1 p0 x p1 p 3 p k p 2 p 0 x
Akar Persamaan Non Linier 37

Gambar 1 : Konvergen Monoton dan Konvergen Osilasi ke p k

Sebelum melangkah lebih jauh, perlu diperhatikan penentuan nilai awal p 0 , karena
pengambilan p 0 ini sangat menentukan kekonvergenan iterasi tersebut. Selanjutnya hal
lain yang perlu diperhatikan pula adalah mencari penyelesaian masalah yang melibatkan
fungsi trigonometri, misalnya sin 30 dan sin 30 o . Kedua hal itu memberikan nilai yang
berlainan, sin 30  sin 30 o , karena yang dimaksud dengan angka 30 pada sin 30 adalah 30
radial, se-hingga sin 30  0.988 , sedangkan sin 30 0  0.5 .

Contoh 1 :
Akar persamaan x  10 x  1  0 , dengan nilai awal x 0  0 dapat dicari sebagai berikut.
Persamaan diubah dulu ke bentuk x  10 x  1 , sehingga diperoleh x1  100  1  2 , x 2 

10 2  1  101 . Ternyata nilai x i berikutnya akan membesar, tidak akan mencapai nilai
pendekatan yang diinginkan. Iterasi yang demikian dikatakan divergen. Untuk itu perlu
diselidiki pengambilan x 0 nya.

Contoh 2 :
Mencari titik potong fungsi y  x 2  3x  e x  2 dengan sumbu x (6 desimal), berarti me-
nyelesaikan persamaan x 2  3x  e x  2  0 dapat dilakukan sebagai.

Persamaan terakhir ini dapat diubah menjadi x 


1 2
3
 
x  e x  2 . Dengan mengambil ni-lai

awal x 0  1 , maka

Iterasi ke-k xk
1 0.57276061
2 0.03373667
3 -0.32151654
4 -0.39052616

Lily Mahmud Mz.


Akar Persamaan Non Linier 38

5 -0.39026286
6 -0.39027199
7 -0.39027168
Karena yang diminta 6 desimal, maka iterasi tersebut cukup sampai iterasi ke 7, sehingga
diperoleh x  0.390272 .

Selanjutnya teorema berikut ini dapat digunakan untuk menentukan apakah iterasi
yang dilakukan tersebut akan konvergen atau divergen, sesuai dengan pengambilan suatu
nilai awal x 0 yang tertentu.

Teorema :
Misalkan g ( x ) dan g ( x ) kontinu dalam suatu interval (a , b)  (P  , P  ) yang
me-muat titik tetap P yang tunggal. Titik awal p 0 dipilih dalam interval tersebut dan

apabila g ( x )  1 untuk semua a  x  b , maka iterasi p n  g( p n 1 ) akan konvergen

ke P, sedangkan apabila g ( x )  1 untuk semua a  x  b , maka iterasi p n  g( p n 1 )


akan divergen ke P.

2. Metode Newton Raphson.

Pada metode ini diperlukan titik awal p0 . Dari titik P0 (p 0 , f (p 0 )) ditarik garis

sing-gung g 0 (lihat Gambar 2), dengan koefisien arah f ( p 0 ) dan persamaan garis g 0
ialah
y  f  p0   f '  p0  x  p0  (3)
Garis g 0 memotong sumbu x di ( p1 ,0) , maka
 f  p0   f '  p0  p1  p0  (4)

f  p0 
atau p1  p0  (5)
f '  p0 
y y  f (x)

P0

P1
pk
p2 p1 p 0 x
g1 g0 Lily Mahmud Mz.
Akar Persamaan Non Linier 39

Gambar 2 : Proses Metode Newton Raphson

Selanjutnya dari titik P1 ( p1, f (p1 )) ditarik garis singgung g1 yang memotong

sumbu x di ( p 2 ,0) , demikian proses dilanjutkan sampai diperoleh


f  pk  1 
pk  pk  1  k  1,2,….. (6)
f '  pk  1 

Contoh 3 :
Menghitung 35 sampai 6 desimal dengan metode Newton Raphson dilakukan sebagai.
Masalah ini sama dengan menyelesaikan persamaan x3  5  0 , maka f (x)  x 3  5 dan
f ' ( x )  3x 2 . Karena f (1)  4 dan f ( 2)  3 , maka nilai awal diambil p 0  2 ,
sehingga f (2)  12 . Persamaan (6) digunakan secara iteratif diperoleh hasil dalam tabel
berikut.

i pi i pi
0 2 3 1.70997643
1 1.75 4 1.70997595
2 1.71088435
Dengan demikian untuk 6 desimal 3 5  1.709976 .

3. Metode Regula Falsi.


Setiap prosedur pada metode ini membutuhkan suatu interval  a , b  dengan senantia-
sa menjaga agar tetap f ( a )  f ( b )  0 . Selanjutnya prosedur metode ini dijelaskan dengan
Gambar 3 berikut.
Dari titik A(a 0 , f (a 0 )) dan B( b 0 , f (b 0 )) ditarik garis lurus g 0 , yang persamaannya
adalah
y  f ( a0 ) y x f(ax0)
 (7)
f ( b0 )  f ( a0 ) b0A(aa0 , f (a ))
0 0

c1 c0 b0
a0 ck
Lily Mahmud Mz.
C B(b 0 , f (b 0 ))
g1 g0
Akar Persamaan Non Linier 40

Gambar 3 : Proses Metode Regula Falsi

Garis g 0 memotong sumbu x di (c 0 ,0) maka


 f ( a0 ) c a
 0 0 (8)
f ( b0 )  f ( a0 ) b0 a 0

a f ( b0 )  b0 f ( a0 )
atau c0  0 (9)
f ( b0 )  f ( a0 )

Karena f (a 0 )  f (c 0 )  0 maka interval yang digunakan adalah [a 0 , c 0 ] . Selanjutnya

dari titik A(a 0 , f (a 0 )) dan C(c 0 , f (c 0 )) ditarik garis g1 yang memotong sumbu x di
(c1 ,0) . Dengan menggunakan a1  a 0 dan b1  c 0 serta cara yang sama seperti diatas,
diperoleh
a f ( b )  b1 f ( a1 )
c1  1 1 (10)
f ( b1 )  f ( a1 )
Prosedur ini dilanjutkan sampai diperoleh
a f ( bk )  bk f ( a k )
ck  k , k  0,1,2,… (11)
f ( bk )  f ( a k )

Contoh 4 :
Mencari titik potong y  x sin x  1 dengan sumbu x (sampai 7 desimal), dengan mengguna-
kan metode regula falsi.
Mula-mula dicari interval [a 0 , b 0 ] sebagai berikut
x 0 1 2
f(x) 1 0.158529015 0.818594854

maka a 0  1 dan b 0  2 , sehingga dengan persamaan (7) diperoleh

Lily Mahmud Mz.


Akar Persamaan Non Linier 41

0.818594854  2( 0.158529015)
c0   1.162240449
0.818594854  ( 0.158529015)

dan f (c0 )  0.066582838 . Dengan demikian a1  1 , b1  1.162240449 dan proses


selan-jutnya memberikan hasil sebagai berikut

i ai f (a i ) bi f (bi ) ci f (c i )
0 1 0.158529015 2 0.818594854 1.162240449 0.066582838
1 1 0.158529015 1.162240449 0.066582838 1.114253507 0.000133834
2 1 0.158529015 1.114253507 0.000133834 1.114157133 0.000000011
3 1.114157133 0.000000011 1.114253507 0.000133833 1.114157141

Proses iterasi dihentikan, karena untuk 7 desimal iterasi ke 2 dan ke 3 telah memberikan
hasil yang sama yaitu 1.1141571.



Lily Mahmud Mz.

Anda mungkin juga menyukai