Anda di halaman 1dari 12

 Inisiasi- 6 Fisika Matematik PEFI4312 1

Inisiasi-6
Paken Pandiangan,S.Si., M.Si

Persamaan Laplace dan Aplikasinya.


Langkah awal yang perlu dilakukan dalam pemecahan PDP ini adalah
mengusahakan agar yang ditampilkan tersebut memiliki penyelesaian
tunggal. Melalui penyelesaian tunggal ini permasalahan fisika menjadi
semakin jelas dan mudah dipahami. Agar diperoleh penyelesaian tunggal dari
PDP ini maka diperlukan syarat yang harus dipenuhi dari fungsi yang
ditampilkan. Syarat semacam ini dikenal sebagai 'syarat awal' dan 'syarat
batas'.
Syarat awal bagi PDP yang dimaksudkan dalam hal ini adalah syarat
yang hanya menyangkut satu variabel saja. Sedangkan syarat yang mencakup
dua atau lebih dari variabel bebas disebut syarat batas. Syarat-syarat ini
biasanya berupa penetapan nilai suatu fungsi dan turunan-turunannya di suatu
titik (syarat awal) maupun penetapan nilai fungsi itu pada dua titik atau lebih
(syarat batas). Oleh sebab itu, syarat awal dan syarat batas ini disebut
homogen apabila dipenuhi oleh suatu fungsi f dan juga kf, dengan k sebagai
tetapan sebarang. Syarat awal umumnya akan menghasilkan tetapan yang
seterusnya dapat ditentukan nilainya dengan syarat batas yang memenuhi.
Munculnya syarat awal dan syarat batas PDP ini diharapkan agar fungsi
tersebut memiliki penyelesaian tunggal, namun demikian juga tidak menutup
kemungkinan persamaan yang ditampilkan tidak memiliki penyelesaian sama
sekali. Oleh sebab itu, PDP dapat memiliki banyak atau satu atau bahkan
tidak memiliki penyelesaian sama sekali, bergantung pada syarat awal dan
syarat batas yang diberikan.

A. PERSAMAAN LAPLACE

Persamaan Laplace banyak dijumpai dalam pemecahan masalah gejala


aliran kalor dalam keadaan mantap. Keadaan mantap yang dimaksudkan di
sini adalah bahwa dalam peristiwa aliran tersebut dua titik dijaga konstan dan
terhindar dari pengaruh luar. Oleh karena itu, syarat awal dan syarat batasnya
ditampilkan sederhana dan memenuhi kriteria keadaan mantap tersebut.
Dalam hubungan ini yang dimaksudkan dengan keadaan mantap (steady)
adalah fungsi tidak bergantung pada waktu atau sering dikatakan bahwa
2 Fisika Matematik Inisiasi-6 

variabel tidak bebas tidak bergantung pada waktu. Secara singkat


ditampilkan dalam persamaan berikut ini.

2T  2T  2T
 2 T  0 atau   0 (5.40)
x 2 y 2 z 2

Kerumitan yang dihadapi dalam penyelesaian masalah ini berkaitan


dengan penggunaan sistem koordinat dan dimensinya. Semakin sederhana
dimensi dan sistem koordinat yang dipergunakan akan memberikan bentuk
penyelesaian yang sederhana. Sistem koordinat inilah yang nantinya akan
membedakan munculnya syarat awal dan syarat batas yang berlaku.

Contoh:
Sebuah pelat logam empat persegi panjang dengan panjang H dan lebar
L, dalam keadaan mantap terjadi aliran dari suhu T menuju ke daerah O.
Suhu ketiga sisi dibuat nol, sedangkan suhu sisi atas adalah T. Tentukanlah
distribusi suhu pada pelat tersebut!

Penyelesaian:
Gunakan persamaan Laplace untuk
keadaan dua dimensi:
2T 2T
 2 T  0 atau   0 ……. *)
x 2 y 2

Syarat batas:
(a) keadaan homogen:
T  x, 0   0 ; 0  x  H
T  0, y   0 
; 0  y  L
T  H, y   0 

(b) keadaan tak homogen: T  x, L   f  x  ; 0  x  H pemecahan


permasalahan Laplace dua dimensi dapat dicari dengan metode separasi
variabel, yaitu:
T  x, y   X  x  Y  y  ...... 1)
 Inisiasi- 6 Fisika Matematik PEFI4312 3

Substitusikan 1) ke dalam *) akan memberikan:


X ''Y  Y ''X  0 ...... 2)

Bila persamaan 2) dibagi dengan XY maka diperoleh persamaan dalam


variabel terpisah:
X '' Y ''
   2 ...... 3)
X Y

Dalam hal ini  2 merupakan bilangan negatif maka


Dari persamaan 2):
X ''  2 X  0 ...... 4)

Akan didapat penyelesaian: X  A cos x  Bsin x


Dari persamaan 3)
Y ''  2 Y  0 ...... 5)

Akan didapat penyelesaian:


Y  C ey  D e y
Y  C cos y  D sinh y

Persamaan 1) dapat diubah bentuknya menjadi:



T  x, y    A cos x  Bsin x  C ey  D e y 
Menggunakan syarat homogen T(x, 0) = 0 maka C = D
 
C ey  D ey  C ey  e y  2Csinh y

Syarat homogen:
T  0, y   0 ; A  0 dan B  0
n
T  H, y   0 ; sin H  0 ;  
H

Sekarang persamaan 1) dapat dituliskan menjadi:


4 Fisika Matematik Inisiasi-6 

n n
T  x, y   Bsin x 2C sinh y
H H

Andaikan a = 2 BH maka untuk 1 nilai n didapat satu penyelesaian


sehingga apabila dicari untuk semua nilai n akan didapat persamaan:

n n
T  x, y    a n sin x sinh y; n  0,1, 2,...
n 0 H H

Syarat tak homogen T(x, L) = f(x)


n n n
f  x    a n sinh L sin x   a n sin x; 0  x  H
n H H n H

H
2 n
Dengan nilai a n   f  x  sin x dx merupakan koefisien Fourier
H H
fungsi ganjil.

B. PERSAMAAN POISSON

Persamaan ini merupakan pengembangan dari persamaan Laplace yang


berlaku untuk daerah di luar materi tersebut. Persamaan ini banyak
digunakan dalam pengembangan konsep potensial aliran fluida, potensial
listrik, dan dalam pengembangan teori elektrostatika. Secara sederhana

apabila V menyatakan potensial dan F sebagai vektor gaya yang bekerja
maka persamaan yang dihasilkan dapat dipenuhi oleh potensial dan gaya
tersebut dinyatakan dalam bentuk:

 2   
 (5.41)
 F
Persamaan ini melibatkan teorema Gauss dalam daerah luasan tertentu.

C. PERSAMAAN DIFUSI

Persamaan ini dalam bidang teknik sering pula disebut persamaan efek
kulit. Persamaan ini juga merupakan kelanjutan dari persamaan Laplace. Jika
pada persamaan Laplace berlaku untuk keadaan mantap, yakni pada peristiwa
 Inisiasi- 6 Fisika Matematik PEFI4312 5

aliran kalor yang kedua ujung titik yang memiliki suhu berbeda dijaga
konstan dengan tanpa memperhitungkan faktor lain maka dalam persamaan
difusi ini akan mengkaji aliran kalor dengan memperhitungkan faktor yang
mempengaruhi proses aliran tersebut. Dalam kaitan ini persamaan difusi akan
mengkaji aliran kalor yang dipengaruhi oleh bendanya, baik mencakup
bentuk geometrinya maupun jenis bendanya (kalor jenis dipertimbangkan).
Bentuk umum dari persamaan difusi ini secara umum dapat ditampilkan
sebagai berikut:
1 
2  0 (5.42)
 t

k
dengan   , k = konduktivitas
c
 = rapat jenis zat

c = kapasitas kalor
Bila kita pinjam persamaan difusi 1-dimensi maka persamaan (5.42)
dapat dirumuskan sebagai

 2 1 
 0 (5.43)
x 2  t

Dengan menerapkan metode separasi variabel, persamaan (5.43) memiliki


solusi umum berbentuk:
  x, t   X  x  T  t  (5.44)

Substitusikan persamaan (5.44) ke (5.43) kemudian dibagi dengan XT:

1 d 2 X 1 1 dT
 (5.45)
X dx 2  T dt

Karena ruas kiri dan kanan sudah terpisah masing-masing dengan


variabel X dan T maka masing-masing ruas haruslah sama dengan sebuah
tetapan:

1 d2X d2X
  2 atau  2 X  0 (5.46)
X dx 2 dx 2
6 Fisika Matematik Inisiasi-6 

1 dT dT
  atau  T  0 (5.47)
T dt dt

dengan  2  
Solusi umum persamaan (5.46) dan (5.47) masing-masing adalah:

X  x   Pex  Qe x dan T  t   Re t (5.48)

Untuk t  , T    haruslah berhingga maka tetapan  haruslah


negatif, yaitu:

   k 2 , sehingga  2   k 2 (5.49)

Dengan substitusi (5.49) dan (5.48) ke dalam (5.44) maka solusi umum
persamaan difusi (5.43) satu dimensi adalah:
2
  x, t    A cos kx  Bsin kx  e k t (5.50)

Contoh:
Tinjau sebatang logam panas sepanjang  yang terentang sepanjang
sumbu x positif. Pada batang mula-mula tersebar suhu dalam keadaan mantap
dengan ujung x = 0 bersuhu 0o C sedangkan ujung x   bersuhu 100o C .
Bila pada keadaan tak mantap t  0. Kedua ujung batang dipertahankan
bersuhu 0o C . Tentukanlah distribusi suhu T(x, t) pada batang tersebut!

Penyelesaian:
Pada keadaan mantap (awal) maka  0  x, 0  memenuhi persamaan
d2
 0  x, 0   0.
dx 2
Dengan solusi umum  0  x, 0   p  qx. Dengan menggunakan syarat
100
batas  0  0, 0   0 dan  0  , 0   100 maka diperoleh p = 0 dan q  .

Jadi, solusi keadaan mantap adalah:
100
 0  x, 0   x.

 Inisiasi- 6 Fisika Matematik PEFI4312 7

Untuk keadaan tak mantap, distribusi suhu pada batang tersebut


memenuhi persamaan (5.50), yaitu:
2
  x, t    A cos kx  Bsin kx  e k t

Masukkan syarat batas:


Untuk   0, t   0, didapat A  0
n
Untuk   , t   0 , memberikan sin kk = 0 atau k= , n  1, 2,3,...

Jadi solusi khusus yang memenuhi kedua syarat batas tersebut untuk
seluruh n adalah:
n  n 2   t
  x, t    Bn sin xe
n 

Tetapan Bn dicari dari syarat awal yang memberikan hubungan:


100 n
  x, 0   x   Bn sin x , 0x
 n 
100
Ini adalah deret Fourier sinus dari fungsi , dengan demikian

koefisien Bn memenuhi persamaan:
n 1
200  1

2 100 n
Bn   x sin x dx 
0    n
Jadi, distribusi suhu pada batang tersebut adalah:
n 1
200  1 n  n 2   t
  x, t    n
 n
sin

xe

Persoalan syarat batas (boundary value problems) dapat dinyatakan


dalam turunan fungsi   x, t  . Misalnya syarat batas fisikanya adalah bila
ujung batang diisolasi panas sehingga tidak ada panas mengalir dari ujung
batang. Karena aliran panas berbanding lurus dengan perbedaan suhu maka
d
syarat batas yang bersangkutan adalah  0 untuk x  0 dan x  .
x
8 Fisika Matematik Inisiasi-6 

Syarat batas yang mengandung turunan seperti ini disebut syarat Neumann,
sedangkan yang hanya mengandung fungsi  disebut syarat Dirichlet.

E. PERSAMAAN GELOMBANG

Dalam persamaan ini persoalan umum yang akan ditampilkan adalah


penampilan suatu gejala alam yang banyak dijumpai di lingkungan tempat
tinggal kita, yakni terjadinya gerak gelombang baik dalam zat padat, cair
maupun gas. Gerak gelombang yang terjadi dalam zat padat yang banyak
menarik perhatian untuk dipelajari dalam fisika antara lain gerak gelombang
dalam dawai, senar yang direntangkan dan diberikan simpangan awal tertentu
lalu dilepaskan. Sedangkan gerak gelombang yang terjadi dalam zat cair
dapat diamati pada permukaan air yang tenang (baik dalam bak, maupun
kolam) yang pada zat cair tersebut dijatuhkan sebuah batu, hingga pada
permukaan tersebut tampak adanya gerakan yang menuju ke tepi bak atau
kolam tersebut. Bentuk permukaan gerak dari gelombang tersebut berupa
permukaan radial.
Gejala gerak gelombang yang sama ini. juga dapat terjadi apabila sebuah
garputala dibunyikan dengan jalan memukul. Akibat pukulan tersebut akan
dapat dihasilkan bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia normal.
Gelombang bunyi merambat melalui medium udara dalam dimensi ruang dan
akhirnya didengar oleh telinga manusia. Gejala semacam ini juga dapat
terjadi bila gong dipukul dan menghasilkan bunyi yang merambat melalui
medium udara menuju telinga. Dalam rambatan gelombang yang tampak atau
yang dapat direspons oleh indra seperti ada gerakan materi, namun
sesungguhnya yang terjadi adalah perambatan energi, bukan perambatan
materi. Hal sejenis juga dapat terjadi pada gelombang listrik, gelombang
radio yang mampu membangkitkan gelombang elektromagnet yang
merambat melalui ruangan. Dalam perambatan gelombang ini deskripsi
keadaan dapat ditampilkan dalam dimensi satu, dua maupun tiga.
Dimensi satu merupakan penampilan gelombang yang menjalar dalam
satu arah. Misalnya gelombang dalam dawai/senar yang direntangkan.
Sedangkan dimensi dua menjalar dalam dua arah. Misalnya perambatan
gelombang dalam permukaan zat cair. Selanjutnya dalam bentuk dimensi tiga
ini merupakan perambatan gelombang dalam dimensi ruang, misalnya
gelombang bunyi di udara, gelombang listrik, radio dan sebagainya.
 Inisiasi- 6 Fisika Matematik PEFI4312 9

Dalam ketiga bentuk perambatan ini nanti dapat menampilkan


persamaan difusi, persamaan Laplace, persamaan gelombang dan persamaan
lain yang bergantung pada syarat awal dan syarat batas. Dalam peristiwa
rambatan, energi dirambatkan dengan kecepatan gerak yang berhingga dari
satu titik ke titik lain yang lebih jauh. Gangguan gelombang ini dapat
merambat melalui medium yang dilaluinya tanpa memberikan pengaruh
berpindahnya partikel penyusun medium yang dilalui.
Anda tentu sudah dapat memahami bahwa berbagai sifat dasar dari
gelombang seperti yang telah diuraikan tersebut, dan gerak gelombang dalam
ruang bebas ini akan memenuhi persamaan umum gelombang yang dapat
ditampilkan sebagai berikut:

1 2   2   2  2 
2  ; 2      (5.51)
v2 t 2  x 2 y 2 z 2 
 

di mana:
 = fungsi gelombang.
 = operator nabla.
v = cepat rambat gelombang.

Selanjutnya bentuk persamaan lain yang erat hubungannya dengan


kajian syarat awal dan syarat batas adalah persamaan Helmholtz, yang juga
sebagai pengembangan persamaan Laplace. Persamaan tersebut ditampilkan
dalam bentuk sebagai berikut:

 2   r   k 2  r   0

dengan k adalah tetapan.


Contoh:
Tentukan solusi umum distribusi simpangan gelombang pada sepotong
dawai yang panjangnya L direntangkan dan diberikan simpangan hingga
terjadi perambatan gelombang pada dawai tersebut.

Penyelesaian:
10 Fisika Matematik Inisiasi-6 

Persamaan gelombang satu dimensi


dapat ditulis dengan:
 2 1  2
 0
x 2 v 2 t 2

Syarat batas:   0, t   0
  L, t   0
Syarat awal:   x, 0   f  x  , dengan f  0   f  L   0

 x, 0   g  x  , dengan g  0   g  L   0
t
Melalui metode separasi variabel diperoleh:   x, t   X  x  T  t  didapat:
X '' 1 T ''
   2
X v2 T
X ''  2 X  0 ; solusi: X = A cos x + B sin x
T ''  2 v 2 T  0 ; T = C cos vt + D sin vt
  x, t    A cos x  Bsin x   C cos vt  D sin vt  .

Masukkan syarat awal dan syarat batas didapat:

  0, t   0 ; A = 0 dan B  0
n
  L, t   0 ; sin L = 0 sehingga  
L

Solusi umumnya adalah:


n  n n 
  x, t   Bn sin  C cos vt  D sin vt 
L  L L 
 n n  n
   a n cos vt  b n sin vt  sin x
  L L  L
 Inisiasi- 6 Fisika Matematik PEFI4312 11

n n
Jika g(x) = 0 maka   0, t    a n cos vt sin x
n L L

L
2 n
dengan a n   sin x f  x  dx.
L L
0

Apabila penyelesaian di atas diekspansikan pada masalah gelombang


2-dimensi maka akan berlaku persamaan:

 2  2 1 2
  0
x 2 y 2 v 2 t 2
  x, y, t   X  x  Y  y  T  t 
Syarat batas
  0, y, t     L, y, t   0
  x, 0, t     x, L, t   0
Syarat awal
  x, y, 0   f  x, y 

  x, y, 0   g  x, y 
t

Bentuk penyelesaiannya adalah:


 
m n
  x, y, t    sin L
x sin
L
y  a mn cos k mn t  b mn sin k mn t 
m1 n 1
L L
4 m n
dengan a mn 
L2   f  x, y  sin L x sin L y dx dy dan
0 0
L L
4 m n
bmn 
2
L k mn
  g  x, y  sin L x sin L y dx dy,
0 0

k mn 
 T 2
L 

m  n2 . 
12 Fisika Matematik Inisiasi-6 

Daftar Pustaka

Arfken, George. (1985). Mathematical Methods for Physicists. New York:


Academic Press. Inc.

Boas, M.L. (1983). Mathematical Methods in the Physical Sciences. New


York: John Wiley and Sons.

Pipes, Louis A. And Lawrence R. Harvill. (19702). Applied Mathematics for


Engineers and Physicists. Tokyo: McGraw-Hill. Kogakusha.

Spiegel, Murray R. (1962). Theory and Problems of Advanced Calculus S 1


(Metric) Edition. New York: Schaum's Outline Series, McGraw-Hill.
Book Company.

Anda mungkin juga menyukai