Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET DIFERENSIAL PARSIAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

KElOMPOK VI
Muhammad Andi Tiadarma (8186176004)
Inton Dolly Panjaitan (8186176002)

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persamaan diferensial parsial dijumpai dalam kaitan dengan berbagai masalah


fisik dan geometris bila fungsi yang terlibat tergantung pada dua atau lebih peubah
bebas. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa hanya sistem fisik yang paling
sederhana yang dapat dimodelkan dengan persamaan diferensial biasa mekanika
fluida dan mekanika padat, transfer panas, teori elektromagnetik dan berbagai
bidang fisika lainnya penuh dengan masalah-masalah yang harus dimodelkan
dengan persamaan differensial parsial. Yang sesungguhnya, kisaran penerapan
persamaan diferensial parsial sangatlah besar, dibandingkan dengan kisaran
penerapan persamaan diferensial biasa. Peubah-peubah bebas dapat berupa waktu
dan satu atau lebih koordinat di dalam ruang. Bab ini akan ditujukan untuk
beberapa persmaan diferensial parsial paling penting yang dijumpai di dalam
penerapan rekayasa. Kita akan menurunkan persamaan itu sebagai model dari
sistem fisik dan mengupas cara-cara untuk memecahkan masalah nilai awal dan
masalah nilai batas, dengan kata lain metode untuk memperoleh solusi bagi
persamaan yang berkaitan dengan masalah fisik yang dihadapi.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana penyelesaian soal homogen dengan aplikasi maple?
 Bagaimana penyelesaian soal non homogen dengan aplikasi maple?
 Bagaimana penyelesaian soal persamaan gelombang dengan aplikasi
maple?
1.3 Tujuan
 Mengetahui penyelesaian soal homogen dengan aplikasi maple.
 Mengetahui penyelesaian soal non homogen dengan aplikasi maple.
 Mengetahui penyelesaian soal persamaan gelombang dengan aplikasi
maple.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi Persamaan Parabolik

Diketahui Persamaan Diferensial Parsial:

2 2 2
A  T  B  T  C  T  D(x, t,T , T , T )  0
x 
2
x t t 2 x t

Jika suatu titik (x0 ,t0) memenuhi persyaratan:

B² (x0 ,t0) - 4.A (x0 ,t0).C (x0 ,t0)=0

Maka persyaratan tersebut disebut Persamaan Parabolik.

Persamaan parabola biasanya merupakan persamaan yang tergantung pada


waktu (tidak permanen). Penyelesaian persamaan tersebut memerlukan
kondisi awal dan batas. Kita akan membahas pada 1-D terlebih dahulu,
setelah itu akan membahas pada 2-D dan 3-D.

2.2.Persamaan Panas

Persamaan panas merupakan contoh dari Persamaan Parabolik.


Penyebabnya adalah karena contoh ini mirip dengan pergerakan difusi
molekul dan pergerakan panas disetiap sisi.

Input- Outputs= Storage


q(x)yzt  q(x x)yzt xyzCT
q(x)  q(x x)  C T
x t

3
Dengan mengambil limit, akan diperoleh:
q T
  C
xt

Kemudian subsitusikan dengan Fourier’ Law of Heat Conduction:

T q 2T
q(x)  k' C  k' C Ke persamaan yang di atas:
x x x 2
2
k' C  T2  C T
x t
2 Dengan k '  k
T  T 
C

t  k ' x 2
persamaan inilah yang disebut persamaan panas
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Metode Penelitan


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pustaka, yakni mempelajari
terlebih dahulu bentuk PDP linear orde dua, transformasi koordinat, bentuk kanonik
PDP linear orde dua dan bentuk umum PDP Gelombang homogen tanpa syarat batas
serta mencari solusi penyelesaianya. Setelah itu, dibentuk PDP Gelombang dengan
syarat batas Diriclet dan Neumann serta mencari solusi penyelesaian untuk kedua
syarat batas tersebut.

3.2. Praktikum Maple Homogen


Bagaimana penyelesaian soal homogen dibawah ini dengan menggunakan aplikasi
maple :
1. Soal Homogen
4
Ut = log10
Uxx U(0,t) = 0
U(6,t) = 0
U(x,0) =2 −1
4

n = 1-7
t = 0, 0.1, 0.3, 0.4,0.10

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Restart adalah awal perintah dari suatu pengoperasian yang digunakan


untuk merubah definisi suatu variabel.
2. With(PDEtools) digunakan untuk merubah pendefinisian suatu variabel
yang berkaitan dengan persamaan differensial parsial (partial differential
equation).
3. With(plots) adalah perintah pengeplotan yang berkaitan dengan
menggambar suatu fungsi satu dimensi, dua dimensi maupun tiga dimensi
dengan berbagai fasilitas yang lain.Pada perintah ini tidak harus dilakukan
di awal pengoperasian, melainkan juga dapat dilakukan pada saat ingin
melakukan pengeplotan. Pada sebelum langkah yang terakhir misalnya.
4. Selanjutnya pendefinisian secara umum dari soal non homogen yang
kemudian akan dicari solusinya. Berikut pendefinisian dari soalnya :
4
Ut = log10 Uxx
U(0,t) = 0
U(6,t) = 0
U(x,0) = 2 4−1

n = 1-7
t = 0, 0.1, 0.3, 0.4,0.10
Pada pendifinisian secara umum pada soal ini tidak ada kewajiban dalam
penulisannya karena tidak akan berpengaruh pada operasi selanjutnya.
5. Setelah mendefinisikan secara umum dari soal, kemudian pendefinisian
secara khusus dari soal di atas seperti gambar di bawah ini :

6. Karena yang dicari disini adalah solusi dari persamaan homogen, maka
sesuai dengan persamaan yang telah dipelajari di mata kuliah persamaan
diferensial parsial, solusi yang ditemukan dapat dinyatakan sebagai berikut
dengan penggunaan rumus dibawah ini :

7. Dari persamaan solusi yang telah ditemukan, maka dapat dinyatakan


pula dalam bentuk gambar 2 dimensi sebagai berikut :
8. Kemudian menjalankan hasil plot gambar dari soal diatas dengan rumus
sintaks yang telah didefinisikan, didapatkan seperti berikut ini

3.2 Praktikum Maple Non Homogen


Bagaimana penyelesaian soal non homogen dibawah ini dengan menggunakan
aplikasi maple :
2. Soal Non Homogen
Ut = Uxx
U(0,t) = 169
U(6,t) = 9
U(x,0) = +2
, 0≤ <1

U(x,0) = , 1≤ ≤3

n = 1-8
t = 0, 0.1, 0.3, 0.4, 0.5

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Restart adalah awal perintah dari suatu pengoperasian yang digunakan


untuk merubah definisi suatu variabel.
2. With(PDEtools) digunakan untuk merubah pendefinisian suatu variabel
yang berkaitan dengan persamaan differensial parsial (partial differential
equation).
3. With(plots) adalah perintah pengeplotan yang berkaitan dengan
menggambar suatu fungsi satu dimensi, dua dimensi maupun tiga dimensi
dengan berbagai fasilitas yang lain.Pada perintah ini tidak harus dilakukan
di awal pengoperasian, melainkan juga dapat dilakukan pada saat ingin
melakukan pengeplotan. Pada sebelum langkah yang terakhir misalnya.

4. Selanjutnya pendefinisian secara umum dari soal non homogen yang


kemudian akan dicari solusinya. Berikut pendefinisian dari soalnya :
Ut = Uxx
U(0,t) = 169 U(6,t) = 9
U(x,0) = + 2 , 0 ≤ < 1 U(x,0) = , 1 ≤ ≤ 3

n = 1-8
t = 0, 0.1, 0.3, 0.4, 0.5
Pada pendifinisian secara umum pada soal ini tidak ada kewajiban dalam
penulisannya karena tidak akan berpengaruh pada operasi selanjutnya.

5. Setelah mendefinisikan secara umum dari soal, kemudian pendefinisian


secara khusus dari soal di atas seperti gambar di bawah ini :

6. Karena yang dicari disini adalah solusi dari persamaan non homogen,
maka sesuai dengan persamaan yang telah dipelajari di mata kuliah
persamaan diferensial parsial, solusi yang ditemukan dapat dinyatakan
sebagai berikut :
7. Dari persamaan solusi yang telah ditemukan, maka dapat dinyatakan
pula dalam bentuk gambar 2 dimensi sebagai berikut :

8. Kemudian menjalankan hasil plot gambar dari soal diatas dengan rumus
sintaks yang telah didefinisikan, didapatkan seperti berikut ini :
3.3 Persamaan Gelombang
Bagaimana penyelesaian soal persamaan gelombang dibawah ini dengan
menggunakan aplikasi maple :
3. Soal Persamaan Gelombang
2
Ut = log10 Uxx
V(0,t) = 0
U(4,t) = 0
U(x,0) = 5x5 – 8x8 , 0 ≤ < 4
Ut(x,0) = ex , 4 ≤ < 5
n = 1-6
t = 0, 0.1, 0.2, 0.4, 0.6

Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Restart adalah awal perintah dari suatu pengoperasian yang digunakan


untuk merubah definisi suatu variabel.
2. With(PDEtools) digunakan untuk merubah pendefinisian suatu variabel
yang berkaitan dengan persamaan differensial parsial (partial differential
equation).
3. With(plots) adalah perintah pengeplotan yang berkaitan dengan
menggambar suatu fungsi satu dimensi, dua dimensi maupun tiga dimensi
dengan berbagai fasilitas yang lain. Pada perintah ini tidak harus dilakukan
di awal pengoperasian, melainkan juga dapat dilakukan pada saat ingin
melakukan pengeplotan. Pada sebelum langkah yang terakhir misalnya.

4. Selanjutnya pendefinisian dari soal tentang metode persamaan gelombang


yang kemudian akan dicari solusinya. Berikut pendefinisian dari soalnya :
Ut = log102 Uxx
V(0,t) = 0
U(4,t) = 0
U(x,0) = 5x5 – 8x8 , 0 ≤ <4
Ut(x,0) = ex , 4 ≤ <5
n = 1-6
t = 0, 0.1, 0.2, 0.4, 0.6

5. Setelah mendefinisikan secara umum dari soal, kemudian pendefinisian


secara khusus dari soal di atas seperti gambar di bawah ini :

6. Karena yang dicari disini adalah solusi dari metode persamaan gelombang,
maka sesuai dengan persamaan yang telah dipelajari di mata kuliah
persamaan diferensial parsial, solusi yang ditemukan dapat dinyatakan
sebagai berikut :

7. Dari persamaan solusi yang telah ditemukan, maka dapat dinyatakan pula
dalam bentuk gambar 2 dimensi sebagai berikut :
8. Kemudian menjalankan hasil plot gambar dari soal diatas dengan rumus
sintaks yang telah didefinisikan, didapatkan seperti berikut ini :
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Praktikum penyelesaian soal Persamaan Diferensial Parsial dengan


metode Homogen, Non Homogen dan Persamaan Parsial dapat diselesaikan
dengan aplikasi maple. Hasil praktikum ini didapatkan suatu plot gambar
yang mendefinisikan soal dari masing-masing metode. Penggunaan aplikasi
Maple ini merupakan salah satu cara untuk mempermudah menghitung dari
masing-masing soal selain menghitung secara manual.

DAFTAR PUSTAKA
Hardiana, heris. 2001. Persamaan Diferensial. Bandung : CV. Pustaka Setia.
Prayudi. 2009. Kalkulus Lanjut. Yogyakarta : Graha Ilmu
Santoso, Widiarti. 1988. Persamaan Diferensial Biasa Dengan Penerapan Modern.
Jakarta : Eralangga.

Anda mungkin juga menyukai