Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA


KELAS BP
PERTEMUAN KE - 6
PENGAPLIKASIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE 1

Muhammad Rafli Hersa Mardiansyah


221810101109

LABORATORIUM MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2023
A. LANDASAN TEORI/TINJAUAN PUSTAKA
1. Maple
Maple adalah sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Waterloo Maple Inc,
di Universitas of Waterloo Ontario, Canada, pada tahun 1980. Maple digunakan
untuk keperluan pada bidang Matematika. Maple sebuah program komputasi yang
simbolik dan numerik dengan Bahasa pemograman multi paradigma. Maple dapat
menyelesaikan masalah matematika yaitu seperti kalkulus, persamaan diferensial,
aljabar linier, maupun visualisasi. Maple dapat memecahkan permasalahan
matematika dengan memasukan eksperesi atau symbol atau perintah (Rahmalina,
Usman, dan Salamun, 2018).
2. Persamaan Diferensial
Persamaan difersial merupakan topik dalam bidang matematika yang terkait
dengan persamaan turunana dari suatu fungsi. Persamaan fungsi bisa 1 variabel atau
lebih, yang fungsi itu diturunkan dengan berbagai orde. Persamaan diferensial ini
dapat diselesaikan secara numerik maupun analitik. Motede numerik biasanya
menggunakan perakat lunak seperti computer untuk menyelesaikan
permasalahannya. Persamaan Diferensial terdapat terbagai menjadi dua yaitu
persamaan diferensial biasa dan persamaan diferensial parisal.Bentuk Persamaan
Difernsial yaitu sebagai berikut:
𝑦 (𝑛) = 𝑓(𝑥, 𝑦 ′ , 𝑦 ′′ … 𝑦 (𝑛−1) )
Atau:
𝐹(𝑥, 𝑦 ′ , 𝑦 ′′ … 𝑦 (𝑛) ) = 0
(Murtafi’ah dan Apriandi, 2018).
3. Persamaan Difensial Biasa
Persamaan diferensial biasa atau PDB merupakan persamaan yang suatu
fungsi yang tidak diketahui bergantung pada satu peubah bebas atau satu variabel
bebas. Persamaan diferensial biasa y(x) merupakan sebuah fungsi satu variable,
sehingga x merupakan variable bebas dan untuk y yaitu variable tak bebas.
Persamaan diferensial biasa terdapat diferensial tak eksak, maka akan kita cari
solusinya dengan menggunakan miu(x) sebagai factor inegrasinya yang diaman
akan dikalikan pada semua ruas. Sehingga menghasilkan perhitungan:

2
Nilai miu kita cari ketika miu diperoleh maka disubtitusikan pada persamaan:

(Ibnas, 2017).
4. Pengaplikasian Persamaan Diferensial Orde 1
Persamaan Diferensial pada orde 1 terdapat pengaplikasiannya dalam beberapa
bidang kehidupan. Pengaplikasian Persamaan Diferensial ini dapat menghitung
peluruhan zat radioaktif, pertumbuhan, pemanasan atau pendinginan Hukum
Newton. Persamaan Diferensial ini merupakan bentuk sederhana karena terdapat
turunan pertama dari fungsi yang tidak diketahui, sederhananya bentuk persamaan
diferensial fenomena dalam kehidupan sehari-hari banyak sifatnya dimodelkan
pada Persamaan Diferensial ini. Rumus Peluruhan yaitu:

Rumus dari Populasi yaitu:

Rumus dari Hukum Pendinginan Newton yaitu:

(Nuraini, 2017).

3
B. HASIL PRAKTIKUM
B.1 Pembahasan

B.1.1 Trayektori Ortogonal

Gambar B.1.1 Plot cx^2

Trayeksi Ortogonal merupakan sebuah kurva yang memotong kumpulan kurva


yang berada pada koordinat kartesius. Gambar diatas merupakan sebuah contoh
fungsi cx^2 yang memiliki beberapa kurva, dimana c merupakan sebuah konstanta.
Plot yang didapatkan ketika c atau konstantanya -10 hingga 10 serupa akan tetapi
melebar.

4
Gambar B.1.2 Pencarian solusi Trayektori Ortogonal

Trayektori Ortogonal didapatkan dengan menurunkan fungsi y(x) terhadap x,


dan fungsi awal kedua ruas dibagi dengan x^2. Subsitusikan hasil bagi x^2 kedua
ruas kedalan hasil diferensial fungsi awal, dan definisikan hasilnya sebagai f.
Differensialkan y(x) terhadap x sama dengan – 1/f, sehingga dapat dicari solusinya
dengan perintah dsolve dan [separable] untuk memisahkan variable. Solusi tersebut
merupakan Trayektori Ortogonal, Trayektori Ortogonal kurva berbentuk lingkaran
sehingga di ubah menjadi persamaan lingkaran dan dalam plot dan penulisan plot
seperti gambar dibawah.

Gambar B.1.3 Plot Trayektori Orogonal

5
B.1.2 Pengaplikasian PDB Orde 1

B.1.2.1 Peluruhan

Gambar B.1.4 Penyelesaian soal Peluruhan

Pengaplikasian PDB Orde 1 yaitu peluruhan, t merupakan waktu Q(t)


perubahan peluruhan. Gambar diatas terdapat penyelesaiaan soal tentang
peluruhan, pertama dsolve untuk mencari solusi khusunya. Hasil solusi khusus di
ubah menjadi fungsi dengan perintah unapply terhadap t, dan masukan ketika t ke
7 yang dimana 82.04 mg. Hasil dibagi 100 pada kedua ruas untuk mendapatkan dan
kedua ruas di logaritma naturalkan sehingga exp menghilang dan pangkatnya turun.
Nilai r didapatkan dengan membagi ruas kiri dan kanan dengan -7.

6
Gambar B.1.5 Lanjutan Penyelesaian soal Peluruhan

Nilai r ditemukan, maka akan di subtitusikan pada persamaan fungsi solusi


khusunya. Waktu yang dibutuhkan isotop menjadi setengah dari semula dapat dicari
dengan w menjadi 50 pada waktu t, dan kedua ruas dibagi dengan 100. Nilai t dapat
kit acari dengan kedua ruas di logaritma naturalkan, sehingga ruas kanan dipindah
kekiri untuk menyisahkan t kemudian didapatkan hasil t atau waktu yang
diperlukan.

B.1.2.2 Populasi

Gambar B.1.6 Rumus Populasi dan Hukum Maltus

Rumus yang digunakan untuk menghitung populasi yaitu pada gambar


diatas, dQ(t)/dt merupakan laju pertumbuhan populasi pada waktu t, r =laju
pertumbuhan eksponensial (tingkat pertumbuhan per individu), Q(t) = ukuran

7
populasi pada waktu t. Rumus yang biasa di gunakan untuk menghitung populasi
yaitu menggunakan rumus Hukum Meltus, p(t)= ukuran populasi pada waktu t, p0
= ukuran populasi awal, k =tingkat pertumbuhan eksponensial, dan e (exp) = basis
logartima natural. Peyelesaian pada maple pada contoh soal dibawah dimana p0
akan diubah menjadi xa dan p(t) menjadi x(t).

Gambar B.1.7 Penyelesaian Soal Populasi

Soal diatas kita selesaian dengan rumus Hukum Maltus, pada saat x(0) atau
waktu 0 bakteri 100 maka hasilnya 100. Waktu 1 jam bakteri menjadi 2 kali lipat
maka kita subsitusikan x(t) menjadi 200, xa tetap 100, dan t = 1 pada rumus Hukum
Maltus. Hasil yang didapatkan kedua ruas dibagikan dengan hasil pada ruas kanan,
sehingga hanya terdapat e^k. nilai k didapatkan dengan kedua ruas di kalikan
dengan logaritma natural untuk menghilangkan exp dan menurunkan pangkat, dan
untuk menghitung banyak bakteri pada waktu 3.5 jam dengan mengsubtitusikan
xa=100, t=3.5, dan k=ln(2) pada rumus Hukum Maltus, sehingga didapatkan
hasilnya yaitu 1131.370850.

8
B.1.2.3 Hukum Pendinginan Newton

Gambar B.1.8 Rumus Hukum Pendinginan Newton

Pengaplikasian PDB Orde 1 juga bisa digunakan pada Hukum Pendinginan


Newton dengan rumus pada gambar diatas, dimana dT/dt= laju perubahan suhu
terhadap waktu (t), T = suhu benda pada waktu t, Ta = suhu lingkungan sekitar
benda, k = koefisien pendinginan (bergantung pada benda dan lingkungan).
Penyelesaiaannya pada contoh soal dibawah T menjadi x(t).

Gambar B.1.9 Penyelesaian Soal Hukum Pendinginan Newton

9
Penyelesaiaannya kita dapat menuliskan rumusnya dengan mengganti Ta
menjdai 50 dimana yang sudah diketahui. Waktu pada 0 suhu mencapai 80C dan
waktu pada 5 menit suhu mencapai 70C, sehingga kita dapat mencari solusi
khusunya dengan dsolve pada waktu 0 dengan suhu 80 pada PDB tersebut. Solusi
khusu yang didapatkan dijadikan sebuah fungsi terhadap t dengan perintah unapply
dan didefinisikan sebagai s. Nilai k didapatkan dengan menghitung saat waktu di 5
menit, dengan cara 70=s(5), sehingga pendefinisan s menjadi 70 dan t menjadi 5.

Gambar B.1.10 Lanjutan Penyelesaian Soal Hukum Pendinginan Newton

Ruas kanan dan kiri dikurangi dengan 50 dan dibagi 30 untuk menyisahkan
e^5k, dan untuk menurunkan pangkat dan menghilangkan exp kedua ruas dikalikan
dengan logaritma natural, sehingga didapatkan hasilnya ln(2/3)=5k. Ruas kanan
dan dikiri dikalikan 5 untuk menyisahkan k dan didapatkan nilai k nya, kemudian
k di subtitusikan pada persamaan fungsi solusi khusus terhadap t dan didefinisikan
sebagai s, sehingga ketika pada waktu 10 menit.

10
B.2 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan yaitu:
a. Trakyektori Ortogonal adalah sebuah kurva yang memotong kumpulan
kurva yang berada pada koordinat kartesius. Trayektori Ortogonal dapat
kita cari dengan mendeferensialakan, membagi kedua ruas dengan nilai
fungsi x pada fungsi awal, mensubtitusikan nilai c pada hasil diferensialan,
dan mendeferensialkan y(x) terhadap x dengan -1/f dimana f merupakan
hasil dari pensubtitusi.
b. Persamaan Diferensial Orde 1 terdapat pengaplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan bidang-bidang yang berbeda. Peresamaan
Diferensial Orde 1 dapat diaplikasikan pada peluruhan zat radioaktif,
populasi atau sebuah pertumbuhan atau penurunan, dan Hukum
Pendinginan Newton.

11
B.3 Tugas
1. Soal : Carilah satu contoh aplikasi PDB orde satu dan buatlah
penyelesaiannya!
“Ketika kue panggang keluar dari microwave oven, suhu yang diukur
adalah 350°F. Tiga menit kemudian, suhu yang diukur turun menjadi
250°F. Berapakah waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan kue
panggang tersebut hingga mencapai suhu 100°F jika suhu kamarnya
adalah 67°F?”
Jawab

12
B.4 Error dan Solusi
Eror 1

Eror disebabkan oleh karena perintah rhs harus disertai dengan pengambilan hasil
dari perhitungan sebelumnya dengan tombol CTRL+L, sehingga pembenarannya
sebagai berikut:

Eror 2

Eror dikarenkan karena perintah solve diperuntukan untuk menyelesaikan


persamaan fungsi biasa, untuk mencari solusi dari sebuah persamaan diferensial
yaitu dengan menggunakan perintah dsolve, sehingga pembenarannya sebagai
berikut ini:

13
DAFTAR PUSTAKA

Ibnasi, R. (2017). PERSAMAAN DIFFERENSIAL EKSAK DENGAN FAKTOR


INTEGRASI. Jurnal MSA, 91-99.

Murtafi'ah, W., & Apriandi, D. (2018). PErsamaan Diferensial Biasa dan


Aplikasinya. Madiun: UNIPMA PRESS.

Nuraeni, Z. (2017). APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL DALAM


ESTIMASI JUMLAH POPULASI. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
9–16.

Rahmalina, W., Jusman, Y., & Salamun. (2018). PELATIHAN APLIKASI


MAPLE PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA. Jurnal
Pengabdian Masyarakat Multidisiplin, 243-253.

14

Anda mungkin juga menyukai