Anda di halaman 1dari 10

9

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Gambaran Umum Metode Numerik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan banyak persoalan


matematik yang tidak dapat diselesaikan dengan cara yang formal atau
konvensional, yaitu menggunakan rumus-rumus yang sudah baku, misalnya
persoalan mengenai proses untuk menentukan akar-akar dari suatu persamaan
polinomial. Cara formal tersebut disebut juga metode analitik. Dengan metode
analitik, kita memperoleh solusi eksak (tingkat kesalahannya nol). Nama lain
untuk solusi eksak adalah solusi sejati atau solusi sebenarnya. Tetapi, metode
analitik hanya unggul untuk sejumlah persoalan yang terbatas saja. Masalahnya
persoalan yang muncul dalam dunia nyata sering melibatkan bentuk dan proses
yang rumit. Akibatnya sulit untuk diselesaikan secara analitik.

Bila metode analitik tidak dapat lagi diterapkan, maka solusi persoalan
matematik dapat dicari dengan menggunakan metode numerik. Metode artinya
cara, sedangkan numerik artinya angka-angka. Jadi, metode numerik secara
harfiah berarti cara yang menggunakan angka-angka, sehingga secara luas metode
numerik dapat diartikan sebagai suatu teknik yang digunakan untuk
memformulasikan masalah matematik agar mereka dapat dipecahkan dengan
operasi perhitungan / aritmetika ( +, -, *, / ), dan dalam setiap tahapan
komputasinya melibatkan sistem komputer karena operasi hitungannya cukup
banyak, rumit dan berulang-ulang. [1]. Dengan metode numerik, kita hanya
memperoleh solusi yang menghampiri atau mendekati solusi eksak, sehingga
dinamakan solusi hampiran (approximation) atau solusi pendekatan. Solusi
pendekatan tidak sama dengan solusi eksak sehingga ada selisih antara solusi
eksak dengan solusi hampiran. Selisih ini yang disebut dengan galat (error). Yang
diinginkan tentu saja solusi hampiran dengan galat sekecil mungkin. [1].
10

2.2. Deskripsi Persamaan Polinomial

2.2.1. Persamaan Polinomial

Persamaan polinomial merupakan suatu model matematik dalam suatu


variabel x yang diungkapkan dalam bentuk :

a1xn + a2xn-1 + . . . + anx + an+1 = 0 (P.2.1)

dimana a1, a2, , an adalah konstanta dan nilainya merupakan bilangan real dan
tidak sama dengan nol,[2].

Polinom adalah suatu kelas sederhana dari fungsi-fungsi aljabar yang


secara umum dinyatakan oleh :

Fn(x) = a0 + a1x+ . . . + anxn (P.2.2)

contoh :

F(x) = 3x5 + 2x4 + 5x3 + 7x2 + 4x + 7

Persamaan kuadrat adalah suatu bentuk persamaan dalam x (dimana x


merupakan variabel) yang mempunyai pangkat tertingginya adalah 2,[2]. Bentuk
umumnya dapat dituliskan sebagai berikut :

ax2 + bx + c = 0 (P.2.3)

2.2.2. Akar Persamaan

Telah lama kita mengenal suatu persamaan dalam bentuk seperti berikut :

F(x) = ax2 + bx + c = 0 (P.2.4)

Akar persamaan adalah suatu nilai variabel x sedemikian rupa sehingga terpenuhi
persamaan F(x) = 0,[2]. Artinya bila nilai x disubstitusikan ke dalam persamaan
(P.2.4), maka akan memenuhi persamaan tersebut (F(x) = 0 ). Secara umum F(x) =
0 atau secara geometri yang dimaksud dengan menentukan x sedemikian rupa
sehingga terpenuhi persamaan F(x) = 0 adalah mencari suatu titik dengan F(x)
tepat memotong absis x, sehingga F(x) = 0.
11

Untuk menentukan atau menghitung akar dari suatu persamaan (P.2.4) kita
telah mengenal beberapa cara atau rumus, antara lain :

1. Dengan cara memfaktorkan

Contoh : x2 6x + 8 = 0

(x 2) (x 4) = 0

x1 = 2 dan x = 4

2. Dengan cara menggunakan rumus ABC

b b 2 4ac
x1, 2 (P.2.5)
2a

Walaupun rumus tersebut cukup ampuh untuk menyelesaikan persamaan


kuadrat (P.2.4), tetapi terdapat fungsi lain yang akarnya tidak dapat ditentukan
secara demikian mudah dengan menggunakan rumus di atas. Maka, untuk kasus
seperti ini metode numerik merupakan sarana yang efisien untuk mencari
solusinya, antara lain dengan menggunakan Metode Newton Raphson, ataupun
Metode Secant.

2.3. Kesalahan (Galat)

Dalam suatu perhitungan matematik, kita selalu berusaha untuk


memperoleh jawaban yang eksak, misalnya untuk menghitung suatu variabel
tertentu dari suatu persamaan matematik. Akan tetapi, jawaban yang demikian
jarang kita peroleh, maka sebagai solusinya digunakan metode numerik. Dalam
metode numerik pada tiap langkah penyelesaiannya dari formulasi hingga
komputasinya hanya akan menghasilkan solusi hampiraan (bukan solusi eksak)
sehingga terjadi kesalahan (galat).

Galat absolut suatu bilangan adalah selisih antara nilai sebenarnya dengan
suatu pendekatan pada nilai sebenarnya. [1]
12

Hubungan antara nilai sebenarnya, nilai perkiraan dan kesalahan (galat)


dapat dituliskan dalam bentuk : M = m + E

Dengan : M = nilai sebenarnya

m = nilai perkiraan

E = galat absolut (kesalahan terhadap nilai sebenarnya)

Galat relatif suatu bilangan adalah galat absolut dibandingkan terhadap


nilai sebenarnya, tetapi biasanya nilai sebenarnya tidak diketahui, yang ada adalah
nilai perkiraan terbaik dari suatu taksiran galat. [1]. Untuk itu, galat relatif dapat
dinyatakan dalam bentuk :

E
Er = * 100%
m

Dengan : E = kesalahan terhadap nilai perkiraan terbaik

m = nilai perkiraan terbaik

Er = persen galat relatif

Di dalam metode numerik sering dilakukan pendekatan secara iteratif.


Pada pendekatan tersebut perkiraan sekarang dibuat berdasarkan perkiraan
sebelumnya. Dalam hal ini, kesalahan adalah perbedaan antara perkiraan
sebelumnya dan perkiraan sekarang,[2] dan kesalahan relatif dapat dituliskan
dalam bentuk :

(m n 1 - m n )
Er *100%
m n 1

Dengan :

mn : nilai perkiraan pada iterasi ke n

mn+1 : nilai perkiraan pada iterasi ke n+1

2.3.1. Pembagian Galat

Terdapat dua macam galat dasar dalam suatu perhitungan numerik, yaitu
galat pemotongan dan galat pembulatan.
13

1. Galat Pemotongan

Galat pemotongan yaitu galat yang disebabkan karena kita menghentikan


suatu deret atau runtunan dengan suku-suku yang tidak berhingga menjadi
deret dengan suku-suku yang berhingga. [2]. Galat ini timbul akibat
penggunaan hampiran sebagai pengganti formula eksak.

Contohnya, hampiran fungsi cos(x) dengan Deret Taylor :

Cos(x) = 1 x2/2! + x4/4! + x6/6! + x8/8! + x10/10! + . . .

Pemotongan
nilai hampiran galat pemotongan

2. Galat Pembulatan

Galat pembulatan yaitu galat yang disebabkan oleh keterbatasan jumlah digit
komputer dalam menyatakan bilangan real. [2]. Bilangan real yang panjangnya
melebihi jumlah digit komputer dibulatkan ke bilangan terdekat.

Contohnya, bilangan real tanpa akhir 0.666666., pada komputer 7 digit


dinyatakan sebagai 0.6666667.

2.4. Teknik Pemecahan Masalah Akar-Akar Persamaan

Untuk menyelesaikan permasalahan pada metode numerik, khususnya


untuk menentukaan akar-akar dari suatu persamaan polinomial digunakan
metode-metode tertentu untuk menyelesaikannya, antara lain : Metode Newton
Raphson dan Metode Secant.

2.4.1. Metode Newton Raphson

Di antara semua metode pencarian akar, Metode Newton Raphson adalah


metode yang paling terkenal dan paling banyak dipakai. Metode ini paling banyak
disukai karena kekonvergensiannya yang paling cepat di antara metode-metode
yang lain. Metode Newton Raphson ini di dalamnya melibatkan turunan, selain itu
kita juga hanya memerlukan nilai perkiraan awal x0. Sebaiknya terkaan / perkiraan
awal x0 sangat dekat dengan akar sebenarnya yang akan dicari.
14

Dalam Metode Newton Raphson, kita mulai dengan suatu nilai perkiraan
awal x0 dan kemudian melalui titik (x0,F(x0)) ditarik sebuah garis lurus yang
menyinggung kurva tersebut. Titik dimana garis ini memotong sumbu x biasanya
menyatakan taksiran akar yang lebih baik, misalnya titik ini kita sebut x 1,
kemudian dari titik (x1,F(x1) ditarik garis singgung yang lain dan memotong
sumbu x lagi, misalnya titik tersebut kita sebut x 2, selanjutnya kita lakukan hal
yang sama untuk menentukan titik berikutnya untuk menentukan taksiran akar.
y

akar
F(x0)

A C x
x1 X0

Gambar II.1 Ilustrasi Proses Pencarian Akar Metode Newton Raphson

AB adalah garis singgung

Garis singgung AB = BC /AC

F ( x0 )
F ' ( x0 )
x0 x1

F ( x0 )
x0 x1
F ' ( x0 )

F ( x0 )
x1 x0 (P.3.3)
F ' ( x0 )
15

2.4.2. Metode Secant

Metode lain untuk menentukan akar-akar dari suatu persamaan polinomial


adalah Metode Secant. Metode ini merupakan perbaikan atau modifikasi dari
Metode Newton Raphson. Sebagaimana kita ketahui dalam Metode Newton
Raphson di dalamnya memerlukan perhitungan turunan fungsi.

Tetapi kadang-kadang perhitungan turunan dari sebuah fungsi tidak mudah


untuk dicari, karena seringkali terdapat fungsi yang cukup rumit sehingga
turunannya juga sulit untuk diperoleh. Berdasarkan permasalahan turunan fungsi
di atas, dalam Metode Secant, itu dapat diselesaikan dengan menggantinya
menjadi bentuk lain yang ekivalen.

Metode Secant dimulai dengan menentukan dua nilai awal, misalnya x -1


dan x0. Maka, hampiran baru diperoleh dengan membuat garis potong yang
melalui (x-1,F(x-1)) dan (x0,F(x0)). Titik yang memotong sumbu x ini misalnya kita
sebut dengan xk+1. Kemudian kita tentukan lagi harga hampiran selanjutnya yang
diperoleh dengan cara menarik garis lurus yang melewati (x 1,F(x1)) sehingga
memotong lagi terhadap sumbu x. Demikian hal ini dilakukan seterusnya terhadap
sumbu x dan proses akan berhenti apabila nilai mutlak x yang baru tersebut
dikurangi dengan x sebelumnya lebih kecil dari batas segmen terkecil yang telah
ditentukan ( | x1- x0 | < 0.000001 ).
y
y = F(x)

F(x0) F(x-1)
A C

x
x1 x-1 X0

Gambar II.2 Ilustrasi Proses Pencarian Akar Metode Secant

BC F ( x0 ) F ( x1 )
F ' ( x0 )
AC ( x0 x1 )
16

Persamaan tersebut di atas kita substitusikan ke dalam persamaan Newton


Raphson (P.3.3) sehingga dihasilkan :

F ( x0 )
x1 x0
F ' ( x0 )

F ( x0 ) * ( x0 x1 )
x1 x0 (P.3.4)
F ( x0 ) F ( x1 )

2.5 Penggunaan Perangkat Lunak

Dalam pembuatan suatu program aplikasi atau perangkat lunak diperlukan

pemilihan bahasa pemrograman yang akan menunjang kemampuan dan kelebihan

dari perangkat lunak, karena dengan pemilihan salah satu bahasa pemrograman

yang tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu program aplikasi.

Dalam pembuatan aplikasi sistem ini, penulis menggunakan bahasa

pemrograman Borland Delphi versi 5.0 yang untuk selanjutnya cukup disingkat

dengan Delphi.

Delphi adalah salah satu bahasa pemrograman yang bekerja dalam lingkup
MS-Windows. Delphi dapat memanfaatkan kemampuan MS-Windows secara
optimal. Kemampuannya dapat dipakai untuk merancang program aplikasi lainnya
berbasis MS-Windows.
Kemampuan Delphi secara umum adalah menyediakan komponen-

komponen yang memungkinkan kita membuat program aplikasi yang sesuai

dengan tampilan dan cara kerja MS-Windows, dan juga diperkuat dengan bahasa

pemrograman terstruktur yang sangat handal, yaitu struktur bahasa pemrograman

Object Pascal yang sangat terkenal.


17

Lingkungan Delphi ditata dalam bentuk yang sangat menarik atau yang

biasa disebut dengan Integrated Development Environment (IDE). IDE adalah

sebuah lingkungan dimana semua tools yang diperlukan untuk desain

menjalankan dan mengetes sebuah aplikasi disajikan dan terhubung dengan baik

sehingga memudahkan pengembangan program. Pada Delphi, IDE terdiri dari :

Menu, Speed Bar, Component Pallete, Form Designer, Code Editor dan Object

Inspector.

Dalam Delphi disediakan pula fasilitas-fasilitas lain yang dapat

memudahkan para programmer, diantaranya :

1. Fasilitas untuk perhitungan (numerik)

Sehubungan dengan sistem yang dirancang melibatkan proses perhitungan

yang cukup banyak, rumit dan berulang-ulang, maka Delphi dianggap mampu

untuk menerapkannya dengan tersedianya fasilitas untuk perhitungan ini.

2. Kemampuan Untuk Membuat Grafik

Berdasarkan rancangan input output program sistem ini di dalamnya

melibatkan pembuatan tabel dan grafik, sehingga untuk faktor kemudahan

dalam pembuatannya Delphi dianggap mampu untuk menerapkannya.

3. Fasilitas Pemrograman Visual

Dengan adanya fasilitas lingkungan visual, maka akan mempermudah

pembuat program dalam merancang suatu tampilan (interface) sehingga

pengguna merasa nyaman dan bersahabat (comfortable and user friendly).


18

Selain fasilitas-fasilitas yang diberikan, kelebihan lain dari Delphi adalah

kemudahan pengoperasiannya di lingkungan Windows serta kecepatan komputer

dalam mengeksekusi perintah-perintahnya, karena setiap tugas tertentu dalam

Delphi, algoritma dan struktur data programnya dituliskan pada modul atau

bagian tertentu secara terpisah, baik itu berupa prosedur, fungsi ataupun unit

sehingga walaupun algoritma dan struktur data programnya cukup kompleks tidak

akan bercampur.

Maka atas dasar itulah mengapa dalam pengimplementasian sistem ini

penulis menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi versi 5.0.

Anda mungkin juga menyukai