Anda di halaman 1dari 5

Pertemuan I

Materi Mata Kuliah “Metode Numerik” [3 SKS]


Pengampu : Drs. Gugun M. Simatupang, M.Si.
============================================
METODE NUMERIK
[Untuk Jurusan Pendidikan Matematika FKIP-UNJA]
POKOK BAHASAN
1. Galat dan pengukurannya
2. Polinom dan penentuan lokasi akar
3. Metode pencarian akar polinom
a. Metode biseksi
b. Metode iterasi
c. Metode iterasi konvergen
4. Metode pencarian akar polinom
a. Metode posisi salah
b. Metode Newton Raphson
c. Metode secant
5. Matriks
a. Metode tertutup
b. Metode terbuka
c. Metode pencarian Solusi SPL
6. Selisih
a. Forward
b. Backward
c. Centre
7. Interpolasi
a. Linier
b. Kuadratik
c. Kubik
8. Inerpolasi
a. Polinom Lagrange
b. Polinom Newton
c. Polinom Interpolasi
9. Ekstrapolasi
a. Dwi Matra
b. Regresi
10. Integral Numerik
a. Kaidah segiempat
b. Kaidah trapezium
c. Kaidah Titik Tengah
11. Integral Numerik – Metode Newton - Cotes
a. Trapeium
1
b. Simpson
3
3
c. Simpson
8
d. Umum Newton – Cotes
12. Differensiasi Numerik
13. Polinom interpolasi

Sumber Bacaan:
1. Munir, Rinaldi. 2003. Metode Numerik. Penerbit Informatika. Bandung
2. Djojodihardjo, Harijono. 2000. Metode Numerik. Gramedia Pustaka. Jakarta.
3. Scheid, Francis. 2000. Theory and Problems of Numerical Analysis. McGraw Hill.
New York.

1. HAMPIRAN TAYLOR TERHADAP FUNGSI


Sebelumnya pada sub bahasan matematika sedemikian jauh, kita telah menekankan terutama
pada kalkulus apa yang mungkin disebut metode-metode eksak. Tetapi terdapat juga beberapa
perkecualian. Contoh paling sederhana dillustrasikan oleh pembulatan desimal, seperti halnya
1
pada waktu kita menuliskan : ≈ 0,333 atau π ≈ 3,1416. Yang patut lebih diperhatikan adalah
3
pembahasan tentang differensial dy untuk menghampiri perubahan nyata ∆ y dalam y=f ( x ) pada
waktu x berubah sebesar ∆ x. Kenyataannya, contoh tersebut mengillustrasikan jenis metode
hampiran yang ingin kita tinjau berikut ini. Sumbangan terhadap pentingnya metode hampiran
diberikan oleh dua faktor,
yaitu :
1. Kenyataan bahwa banyak perhitungan matematika yang terdapat dalam penerapan tidak
b
dapat dihitung dengan memakai metode eksak. Misalnya kita sebutkan ∫ sin x 2 d x, yang
a
b
2

dipergunakan secara meluas dalam optika dan ∫ e−x d x yang memegang peranan kunci
a
dalam statistika.
2. Penemuan computer dan kalkulator elektronik berkecepatan tinggi telah membuat metode
numeric menjadi praktis.

Dalam kenyataan, seringkali lebih mudah menghitung hampiran dengan memakai kalkulator
(dan memperoleh jawaban samapai kecermatan yang diinginkan) daripada metode eksak,
walaupun tersedia.

A. Hampiran Linier
dy
Kita telah mengetahui penulisan Leibiniz, untuk turunan y terhadap x. Sampai sekarang,
dx
dy
kita telah memperlakukan sebagai lambang belaka. Oleh karenanya mari kita coba
dx
memberikan arti tersendiri untuk dy dan d x. Untuk member motivasi defenisi, kita
perhatikan gambar berikut :

y dy y=f ( x ) y y=f ( x )
garis garis
singgung ∆y singgung
y 0 P(x 0 , y 0 ) dy
P(x 0 , y 0 ) dx

0 x 0 x0 x 0 +∆ x x
Gambar (1) Gambar (2)

Andaikan P( x 0 , y 0 ) adalah titik tetap pada grafik y=f ( x ), seperti diperlihatkan pada gambar
(1). Dengan P sebagai titik awal, perkenalkan sumbu-sumbu koordinat baru (Sumbu-sumbu
d x dan d y) sejajar dengan sumbu-sumbu x dan y lainnya. Dalam system koordinat yang baru
ini, garis singgung di P secara khas mempunyai persamaan sederhana, yakni d y=m d x,
dimana m adalah kemiringannya.Tetapi kemiringan m terhadap system koordinat yang baru
sama saja seperti terhadap system xy yang lama. Jadi m=f ' (x 0), sehingga persamaan garis
singgung boleh dituliskan :
dy =f ' ( x 0 ) d x.
Kegunaan gagasan ini terletak pada kenyataan dasar bahwa garis singgung tersebut sangat
dekat pada kurva y=f ( x ) di sekitar P( x 0 , y 0 ), lihat gambar (2). Jadi, jika x mendapatkan
pertambahan kecil ∆ x=d x, pertambahan yang berpadanan dengan y pada kurva adalah
∆ y =f ( x 0 +∆ x )−f ( x 0 ), sedangkan pada garis singgung adalah dy =f ' ( x 0 ) ∆ x. Tetapi dy
merupakan suatu hampiran terhadap ∆ y dan hanya berupa konstanta kali ∆ x yang secara
normal lebih mudah dihitung. Selanjutnya perhatikan gambar (3) berikut :

y y=f ( x )

Garis Singgung

∆y

dy
f ( x +∆ x )

f (x)

0 x x +∆ x x

Gambar (3) : f ( x 0 + ∆ x ) ≈ f ( x ) +dy

Andaikan y=f ( x ), seperti diperlihatkan pada Gambar (3).

Bilamana x diberikan pertambahan ∆ x, maka y menerima tambahan yang berpadanan ∆ y, yang


dapat dihampiri oleh d y. Jadi f ( x +∆ x ) dihampiri oleh :

f ( x +∆ x ) ≈ f ( x )+ dy=f ( x ) + f ' ( x ) ∆ x
Akhirnya, pemikiran seperti yang diuraikan di atas adalah menghampiri suatu kurva di dekat
sebuah titik dengan menggunakan garis singgung pada titik tersebut. Periksalah diagram pada
gambar di bawah ini (Gambar (4)).

y y=f ( x )

y=f ( a ) + f ' ( a ) (x−a)

f ( a) (a , f ( a ))

0 a x

Gambar (4)

Persamaan garis singgung pada kurva y=f ( x ) di (a , f ( a )) adalah :

y=f ( a ) + f ' ( a ) (x−a)

Secara langsung persamaan ini menuju ke hampiran linier :

f ( x ) ≈ f ( a ) + f ' ( a ) (x−a)

Polinom linier P1 ( x ) ≈ f ( a )+ f ' ( a ) (x−a), disebut Polinom Taylor orde-1 pada a, untuk f ( x )
menurut matematikawan Inggris, Brook Taylor (1685-1731). Kita dapat mengharapkan P1 ( x )
merupakan suatu hampiran yang baik terhadap f ( x ) hanya di dekata.

Contoh 1.

Carilah P1 ( x ) pada a=1 untuk f ( x )=ln x dan gunakan untuk menghampiri ln ( 0,9 ) dan ln ( 1,5 ).

Penyelesaian :

Perhatikan gambar (5) berikut :

y=x −1

1• y=ln x
0 •1 x

-1 •

Gambar (5)

1
Karena f ( x )=ln x dan f ' ( x )= , maka : f ( 1 ) =0 dan f ' ( 1 )=1.
x

Karenanya : P1 ( x )=f ( a ) + f ' ( a )( x−a )=0+ 1. ( x−1 ) =( x −1 ) .

Akibatnya (lihat Gambar (5)) : ln x=( x−1 ) , dan

ln (0,9)=( 0,9−1 )=−0,1

ln (1,5)=( 1,5−1 )=0,5

Anda mungkin juga menyukai