Anda di halaman 1dari 26

KALKULUS I

TRY AZISAH NURMAN, S.PD., M.PD

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

BAB 4 TURUNAN DAN APLIKASINYA

Konsep Garis Singgung


Perhatikan sebuah titik P yang terletak pada sebuah kurva di bidang kartesius. Apakah yang
dimaksudkan dengan garis singgung di titik P? Euclides memberi gagasan garis singgung adalah garis
yang memotong kurva tersebut di satu titik, tetapi bagaimana dengan kurva ketiga di bawah?

Gambar 4-1. Kurva dengan garis singgung di titik P


Untuk mendefinisikan pengertian garis singgung secara formal, perhatikanlah gambar 2 di
bawah ini.

Gambar 2. Kurva dengan berbagai tali busur


Garis talibusur m1 menghubungkan titik P dan Q1 pada kurva. Selanjutnya titik Q1 kita
gerakkan mendekati titik P. Saat sampai di posisi Q2, talibusurnya berubah menjadi garis m2. Proses
ini diteruskan sampai titik Q1 ‘berimpit’ dengan titik P dan garis talibusurnya menjadi garis singgung
m.
Agar fenomena ini dapat dirumuskan secara matematis, perhatikan kembali gambar 3 di
bawah ini;

Gambar 3. Kurva dengan tali busur dan garis singgung


Misal diberikan grafik fungsi y = f(x) dengan P (c, f(c )) terletak pada kurva f(x). Bila
Q (c + h, f (c + h)) merupakan titik sembarang pada kurva f(x) maka gradien garis PQ dapat
dinyatakan dengan:

1
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

𝑓(𝑐 + ℎ) − 𝑓(𝑐) 𝑓(𝑐 + ℎ) − 𝑓(𝑐)


𝑚𝑃𝑄 = =
𝑐+ℎ−𝑐 ℎ

Bila titik Q berimpit dengan dengan titik P maka garis PQ akan merupakan garis singgung kurva
f(x) di P. Sehingga gradien atau kemiringan garis singgung di titik P (c, f(c)) didefinisikan sebagai
berikut:
𝑓(𝑐 + ℎ) − 𝑓(𝑐)
𝑚 = lim 𝑚𝑃𝑄 = lim
ℎ→0 ℎ→0 ℎ

Masalah Kecepatan Sesaat

Sesuatu yang berjalan di lintasan yang telah ditentukan, pastinya akan memiliki suatu
kecepatan yang telah ditentukan pula. Dan sesuatu yang memiliki kecepatan pastinya akan memiliki
pula percepatan yang diinginkan. Apakah kecepatan dan percepatan yang dimaksud pada materi
kita kali ini, kita akan membahasnya sebagai berikut.
Perhatikan sebuah benda yang jatuh bebas. Hasil percobaan menunjukan posisinya setiap
saat S(t) = 16t2. Ingin diketahui berapa kecepatannya saat t = 1?

Tabel 4-1. Perhitungan kecepatan rata-rata antara t = 1 dan t = 1 + ∆t

Dengan tabel di atas kita hanya dapat menghitung kecepatan rata-rata antara t = 1 dan t = 1 + ∆t,
tetapi yang ingin dihitung adalah kecepatan sesaat pada t = 1 Untuk itu kita definisikan kecepatan
sesaat tersebut sebagai berikut:
𝑆(𝑡 + ∆𝑡) − 𝑆(𝑡)
𝑉 = 𝑉𝑠𝑒𝑠𝑎𝑎𝑡 = lim 𝑉𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = lim
∆𝑡→0 ∆𝑡→0 ∆𝑡

Perhatikan kembali rumus garis singgung dan bandingkan dengan rumus kecepatan sesaat.
Keduanya mempunyai rumusan matematika yang sama. Pada kehidupan sehari-hari, masih banyak
sekali masalah-masalah fisis yang mempunyai model matematika yang sama dengan rumus di atas.
Untuk itu, dalam matematika diperkenalkan konsep baru yang disebut turunan

2
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Definisi Turunan Fungsi


Kita misalkan bahwa kita memiliki suatu fungsi awal x, yaitu
y = x2. Jika x diganti dengna nilai 10, maka nilai y yang berpasangan adalah (10)2 atau 100. Sekarang,
jika kita tambahkan nilai x dengan 2, menjadi 12, kita mungkin akan mengatakan bahwa
penambahan 2 ini merupakan penambahan dari ∆x. Hal ini mengakibatkan penambahan pula pada
nilai y, dan kita dapat menyebutkan hal ini sebagai hasil penambahan atau ∆y. Dari sini kita dapat
menuliskan
y + ∆y = (x + ∆x)2
= (10 + 2)2
= 144

berarti x meningkat dari 10 ke 12, y meningkat dari 100 ke 144 sehingga ∆x = 2 dan ∆y =
Δ𝑦 44
44. Sehingga Δ𝑥 = 2 = 22.
Δ𝑦
Kita tertarik pada perbandingan Δ𝑥 , karena limit dari perbandingan ini pada saat ∆x
mendekati 0 merupakan derivatif (turunan) dari y = f(x).

Tabel 4-2. Nilai kemiringan

Variabel Nilai Variabel

∆x 2 1 0,5 0,2 0,1 0,01 0,0001

21
∆y 44 10,25 4,04 2,01 0,2001 0,00200001

𝚫𝒚
22 21 20,5 20,2 20,1 20,01 20,0001
𝚫𝒙

Seperti yang telah kita bahas sebelumnya tentang limit, bahwa ∆x yang makin kecil, akan
Δ𝑦
menghasilkan ∆y yang akan semakin kecil pula. Untuk masalah kita saat ini, perbandingan Δ𝑥
mendekati 20, hal ini diperlihatkan pada tabel 4-2.
Kita dapat menggunakan banyak cara yang lebih sederhana untuk menemukan bahwa limit
Δ𝑦
dari Δ𝑥 untuk ∆x mendekati 0, pada kasus ini, sama dengan 20. Kita memiliki dua persamaan,
y + ∆y = (x + ∆x)2 dan y = x2.
Dengan menguraikan persamaan pertama kita akan memperoleh
y + ∆y = x2 + 2 x ∆x + (∆x)2
dan berdasarkan persamaan kedua berarti kita memiliki

3
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

∆y = 2 x ∆x + (∆x)2
Kedua ruas kitabagi dengan ∆x menghasilkan
Δ𝑦
= 2𝑥 + Δ𝑥
Δ𝑥
Sekarang, ambil limit dimana ∆x mendekati 0, maka akan menghasilkan
Δ𝑦
lim = 2𝑥
∆𝑥→0 Δ𝑥

Sedemikian sehingga,
𝑑𝑦
= 2𝑥 ⋯ (1)
𝑑𝑥

CATATAN: Persamaan (1) merupakan salah satu simbol turunan y terhadap x. Simbol
turunan lainnya adalah

𝑑𝑦 Δ𝑦
= 𝑦 ′ = 𝑓 ′ (𝑥) = 𝐷(𝑥) = lim
𝑑𝑥 ∆𝑥→0 Δ𝑥

Persamaan (1)memiliki arti bahwa hal tersebut tepat dan benar untuk semua nilai x.
𝑑𝑦 𝑑𝑦
Sehingga jika x = 10 maka = 2(10) = 20. Dan jika x = 3 maka = 2(3) = 6.
𝑑𝑥 𝑑𝑥

Metode untuk memperoleh turunan dari y terhadap x di atas, merupakan cara umum dan
memungkinkan untuk diformulasikan sebagai berikut:
1. Ubahlah fungsi x sebagai fungsi (x + ∆x) dan uraikanlah fungsi tersebut.
2. Urailah fungsi awal x dari fungsi baru (x + ∆x).
3. Bagilah kedua ruas persamaan dengan ∆x.
4. Carilah limit dari semua batasanpada persamaan untuk ∆x mendekati 0. Hasil dari persamaan
ini merupakan turunan dari f(x) terhadap x.

Untuk memperoleh bentuk dari turunan untuk berbagai ekspresi dari x, asumsikan fungsi
y = f(x) ⋯ (2)
sedemikian sehingga
y + ∆y = f(x + ∆x) ⋯ (3)
Perkurangkan persamaan (2) ke persamaan (3) sehingga menghasilkan
∆y = f(x + ∆x) – f(x)
lalu bagi kedua ruas persamaan dengan ∆x, kita peroleh

4
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Δy f(x + ∆x) – f(x)


=
Δx Δx
Bentuk yang diinginkan adalah dengan menarik limit dari kedua ruas dimana Δx mendekati
0 sedemikian sehingga
Δy f(x + ∆x) – f(x)
lim = lim
∆x→0 Δx ∆x→0 Δx
atau
dy f(x + ∆x) – f(x)
= lim
dx ∆x→0 Δx

dy
CATATAN: Simbol bukanlah berarti bahwa hal tersebut merupakan suatu pembagian
dx
Δy
dimana dy sebagai pembilangnya dan dx sebagai penyebutnya. Simbol merupakan suatu
Δx
dy
pembagian dengan Δy sebagai pembilang dan Δx sebagai penyebutnya. Sedangkan, dx merupakan
Δy
simbol yang menunjukkan limit dari Δx untuk Δx mendekati 0.

Definisi Turunan Fungsi

Secara fisis, pengertian dari turunan fungsi f(x) di titik x = a dinyatakan sebagai kecepatan,
V(x) benda yang bergerak dengan lintasan f(x) pada saat x = a. Oleh karena itu, didapatkan
hubungan V (a) = f ‘(a) dan percepatan A(x)

A(a) = 𝑑𝑉(𝑎)
𝑑𝑥
Simbol-simbol berikut mempunyai arti yang sama;
𝑑𝑓(𝑎) 𝑑𝑦(𝑎)
𝑓 ′ (𝑎) = = = 𝑦 ′ (𝑎) = 𝐷[𝑓] = 𝐷𝑥 [𝑓]
𝑑𝑥 𝑑𝑥

5
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Notasi lain yang biasa digunakan adalah:

(i) (ii) (iii)

Gambar 4-4. Grafik Penggambaran Notasi Turunan


Dari gambar 4-4 di atas, dapat kita tuliskan notasi turunan berdasarkan grafik yang diberikan
sebagai berikut:
𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
(𝑖). … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …. 𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
𝑓(𝑡) − 𝑓(𝑥)
(𝑖𝑖) . … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …. 𝑓 ′ (𝑥) = lim
𝑡→𝑥 𝑡−𝑥
Δ𝑦 𝑑𝑦
(𝑖𝑖𝑖). … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …. 𝑓 ′ (𝑥) = lim = (Notasi Leibniz)
∆𝑥→0 Δ𝑥 𝑑𝑥

Contoh Latihan

𝑑𝑦
Carilah turunan 𝑑𝑥 , untuk fungsi y = 5x2 – 3x + 2
Penyelesaian
Mencari turunan dengan bentuk umum, kita peroleh:
f(x + ∆x) = 5(x + ∆x)3 – 3(x + ∆x) + 2 ⋯ (4)
dan
f(x) = 5x3 – 3x + 2 ⋯ (5)
Uraikan persamaan (4),
f(x + ∆x)
= 5(x + ∆x)3 – 3(x + ∆x) + 2
= 5(x3 + 3x2∆x + 3x∆x2 + ∆x3) – 3x – 3∆x + 2
= 5x3 + 15x2∆x + 15x∆x2 + 5∆x3 – 3x – 3∆x + 2 ⋯ (6)
lalu perkurangkan persamaan (5) ke persamaan (6), kemudian sederhanakan sehingga
memperoleh:

6
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

f(x + ∆x) – f(x)


= [5x3 + 15x2∆x + 15x∆x2 + 5∆x3 – 3x – 3∆x + 2] ...
– [5x3 – 3x + 2]
= 5x3 + 15x2∆x + 15x∆x2 + 5∆x3 – 3x – 3∆x + 2 ...
– 5x3 + 3x – 2
= 15x2∆x + 15x∆x2 + 5∆x3 – 3∆x
= 5∆x [3x2 + 3x∆x + (∆x)2] - 3∆x
bagilah kedua ruas dengan ∆x, sehingga diperoleh:
𝑓(𝑥 + ∆𝑥) – 𝑓(𝑥)
=5[3x2 + 3x∆x + (∆x)2] - 3
Δ𝑥

Carilah limit kedua ruas untuk ∆x mendekati 0:


𝑓(𝑥 + ∆𝑥) – 𝑓(𝑥)
lim = 15𝑥 2 − 3
∆𝑥→0 Δ𝑥
Maka
𝑑𝑦
= 15𝑥 2 − 3 ⋯ (7)
𝑑𝑥

Kemiringan dari garis miring pada kurva untuk titik yang telah ditentukan,
menggunakan turunan ini, akan ditunjukkan pada tabel 4-3.

Tabel 4-3. Tabel Nilai

1 1
x -1 − 0 1
√5 √5
𝑑𝑦
12 0 -3 0 12
𝑑𝑥
y 0 2,89 2 1,1 4

Gambar 4-5. Grafik dari fungsi f(x) = 5x3 – 3x + 2

7
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Jika selalu diperlukan menghitung turunan secara langsung dari definisi, seperti yang kita
lakukan di pokok bahasan sebelumnya, komputasi yang demikian akan membosankan dan evaluasi
limit akan membutuhkan kelihaian. Untunglah, beberapa aturan telah dikembangkan untuk
pencarian turunan tanpa menggunakan definisi secara langsung. Rumus-rumus ini sangat
menyederhanakan tugas pendiferensialan.
Untuk menentukan turunan suatu fungsi diberikan rumus sebagai berikut:
𝑑(𝑘)
1. 𝑑𝑥
= 0, dimana k suatu konstanta
𝑑(𝑥)
2. 𝑑𝑥
=1
𝑑(𝑥 𝑟 )
3. 𝑑𝑥
= 𝑟 𝑥 𝑟−1 ; 𝑟 ∈ 𝑅
𝑑(𝑘𝑓(𝑥)) 𝑑(𝑓(𝑥))
4. 𝑑𝑥
=𝑘 𝑑𝑥
, dimana k suatu konstanta
𝑑(𝑓(𝑥)±𝑔(𝑥)) 𝑑(𝑓(𝑥)) 𝑑(𝑔(𝑥))
5. 𝑑𝑥
= 𝑑𝑥
± 𝑑𝑥
𝑑(𝑓(𝑥)𝑔(𝑥)) 𝑑(𝑓(𝑥)) 𝑑(𝑔(𝑥))
6. 𝑑𝑥
= 𝑔(𝑥) 𝑑𝑥
+ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑑(𝑓(𝑥)⁄𝑔(𝑥)) 𝑔(𝑥)𝑑(𝑓(𝑥))−𝑓(𝑥)𝑑(𝑔(𝑥))
7. 𝑑𝑥
= 𝑔2 (𝑥)

LATIHAN

1. Dengan menggunakan rumus turunan, carilah:


a. f ’ (1) jika f (x) = x2
b. f ’ (2) jika f (x) = (2x)2
c. f ’ (3) jika f (x) = x2 – x
1
d. f ’ (4) jika f (x) = 𝑥−1

2. Dengan menggunakan metode penurunan rumus, carilah turunan dari:


a. s(x) = 2x + 1
b. f(x) = x3 + 2x2 + 1
c. F(x) = 𝑥26+1
d. g(x) = √3𝑥

8
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Turunan Fungsi Trigonometri


Fungsi trigonometri (sinus dan cosinus) merupakan fungsi kontinu, sehingga limit fungsi sinus dan
cosinus di setiap titik sama dengan nilai fungsinya, yaitu:
lim sin 𝑥 = sin 𝑎 𝑑𝑎𝑛 lim cos 𝑥 = cos 𝑎
𝑥→𝑎 𝑥→𝑎

Turunan dari fungsi sinus dapat diperoleh dari definisi, yaitu:


ℎ ℎ
𝑑(sin 𝑎) sin(𝑎 + ℎ) − sin 𝑎 2 sin ( ) cos (𝑎 + )
= lim = lim 2 2
𝑑𝑥 ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
karena

2 sin ( )
lim 2 =1
ℎ→0 ℎ
maka
𝑑(sin 𝑎) ℎ
= lim cos (𝑎 + ) = cos𝑎
𝑑𝑥 ℎ→0 2

Sedangkan untuk turunan fungsi cosinus diperoleh berikut:


ℎ ℎ
𝑑(cos 𝑎) cos(𝑎 + ℎ) − cos 𝑎 −2 sin ( ) sin (𝑎 + )
= lim = lim 2 2
𝑑𝑥 ℎ→0 ℎ ℎ→0 ℎ
karena

2 sin ( )
lim 2 =1
ℎ→0 ℎ
maka
𝑑(sin 𝑎) ℎ
= lim −sin (𝑎 + ) = − sin a
𝑑𝑥 ℎ→0 2

Untuk turunan fungsi trigonometri yang lain dapat diperoleh dengan menerapkan rumus
perhitungan turunan:
𝑑(tan 𝑥) 𝑑(sin 𝑥 ⁄cos 𝑥)
1. = = sec 2 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(cot 𝑥) 𝑑(cos 𝑥⁄sin 𝑥 )
2. = = −csc 2 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(sec 𝑥) 𝑑(1⁄cos 𝑥)
3. = = sec 𝑥 tan 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(csc 𝑥) 𝑑(1⁄sin 𝑥)
4. = = −csc 𝑥 cot 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥

9
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Untuk menentukan/menghitung limit fungsi trigonometri di tak hingga dan limit tak
hingga, digunakan sifat atau teorema yang diberikan tanpa bukti berikut.

Teorema
Misal f(x)  g(x)  h(x) berlaku untuk setiap x di dalam domainnya. Bila
lim 𝑓(𝑥) = lim ℎ(𝑥) = 𝐿
𝑥→∞ 𝑥→∞

maka
lim 𝑔(𝑥) = 𝐿
𝑥→∞

Contoh Latihan

sin 𝑥
Hitung limit berikut ( bila ada ) lim 𝑥
𝑥→∞

Penyelesaian
sin 𝑥
1. Misal 𝑓(𝑥) = 𝑥
1 sin 𝑥 1
Dari -1  sin x  1 maka − 𝑥 ≤ ≤𝑥
𝑥
karena
1 1
lim − = lim = 0
𝑥→∞ 𝑥 𝑥→∞ 𝑥
maka
sin 𝑥
=0 lim
𝑥→∞ 𝑥
2. Bila x mendekati nol dari arah kanan maka 1 – cos x mendekati 2, sedangkan nilai sin x
akan mengecil atau mendekati nol. Oleh karena itu, bila 2 dibagi dengan bilangan positif
kecil sekali (mendekati nol) maka akan menghasilkan bilangan yang sangat besar
(mendekati tak hingga). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
1 + cos 𝑥
lim+ =∞
𝑥→0 sin 𝑥
Rangkuman

1. Fungsi trigonometri (sinus dan cosinus) merupakan fungsi kontinu, sehingga limit fungsi sinus dan
cosinus di setiap titik sama dengan nilai fungsinya, yaitu:
lim sin 𝑥 = sin 𝑎 𝑑𝑎𝑛 lim cos 𝑥 = cos 𝑎
𝑥→𝑎 𝑥→𝑎
2. Untuk turunan fungsi trigonometri yang lain dapat diperoleh dengan menerapkan rumus
perhitungan turunan:
𝑑(tan 𝑥) 𝑑(sin 𝑥⁄cos 𝑥)
a) = = sec 2 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(cot 𝑥) 𝑑(cos 𝑥 ⁄sin 𝑥)
b) = = −csc 2 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(sec 𝑥) 𝑑(1⁄cos 𝑥)
c) = = sec 𝑥 tan 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑(csc 𝑥) 𝑑(1⁄sin 𝑥)
d) = = −csc 𝑥 cot 𝑥
𝑑𝑥 𝑑𝑥
3. Misal f(x)  g(x)  h(x) berlaku untuk setiap x di dalam domainnya. Bila
lim 𝑓(𝑥) = lim ℎ(𝑥) = 𝐿
𝑥→∞ 𝑥→∞

Maka lim 𝑔(𝑥) = 𝐿


𝑥→∞

10
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

LATIHAN

Carilah turunan dari:


1. y = 2 sin x + 3 cos x
2. y = sin2 x
3. y = sin2 x + cos2 x
4. y = 1 – cos2 x
5. y = sec x
6. y = csc x
7. y = tan x

11
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Teorema Rantai
Untuk mendapatkan turunan dari fungsi komposisi dapat dilakukan dengan cara mencari bentuk
ekplisit dari hasil komposisi fungsi. Namun dapat juga dicari dengan cara langsung menggunakan metode
atau aturan rantai.

Gambar ……. Sketsa fungsi komposisi

Misal diberikan fungsi: y = f(u(x)). Maka turunan pertama dari y terhadap x atau 𝑑𝑦 yaitu:
𝑑𝑥

…………………………………………………………………………………………..

Bila y = f (u) dengan u = v (x) maka turunan pertama dari y terhadap x atau 𝑑𝑦 dicari :
𝑑𝑥

…………………………………………………………………………………………..
Metode penurunan di atas dikenal dengan ………………………………..

Contoh 1

Cari turunan dari fungsi y = (x + x2)2


Penyelesaian
Misalkan u = (x + x2)
Berarti y = u2
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑢
Maka 𝑑𝑢 = 2𝑢 dan 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢 𝑑𝑥 = 2𝑢 𝑑𝑥
𝑑𝑢
Sedangkan 𝑑𝑥 = 1 + 2𝑥

disubsititusi ke persamaan (1) menghasilkan


𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
= 𝑑𝑢 𝑑𝑥 = 2𝑢(1 + 2𝑥)
𝑑𝑥

𝑑𝑦
karena u = (x + x2), maka 𝑑𝑥 = 2(𝑥 + 𝑥 2 )(1 + 2𝑥)

12
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Contoh 2
𝑑𝑦
Carilah 𝑑𝑥 dari fungsi y = 12t4 + 7t dimana t = x2 + 4
Penyelesaian
Dengan menggunakan aturan rantai
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑡
=
𝑑𝑥 𝑑𝑡 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑡
Sedangkan = 48𝑡 3 + 7 dan = 2𝑥
𝑑𝑡 𝑑𝑥
𝑑𝑦
Maka, 𝑑𝑥 = (48𝑡 3 + 7)(2𝑥)

Dan dengan substitusi diperoleh:


𝑑𝑦
= (48(𝑥 2 + 4)3 + 7)(2𝑥)
𝑑𝑥

Contoh 3

Cari turunan dari fungsi f (x) = sin (3x)


Penyelesaian
Misal u(x) = 3x.
Maka fungsi f (x) dapat dinyatakan dengan f(x) = sin u
𝑑𝑓
Turunan terhadap x yaitu 𝑑𝑥 = f ‘ (u) u ‘ (x) = 3 cos (3x)

Contoh 4

Cari nilai turunan pertama di x = 1 dari fungsi 𝑓(𝑥) = tan √𝑝2 𝑥


Penyelesaian

Misal v (x) = π2 x dan u (v) = √𝑣


Maka fungsi dapat dituliskan dengan f (x) = tan u
𝑝2
Turunan terhadap x, 𝑑𝑓𝑑𝑥
= 𝑓 ′ (𝑢)𝑢′ (𝑣)𝑣 ′ (𝑥) =
2√𝑝2 𝑥
sec 2 √𝑝2 𝑥
𝑝
Nilai turunan di x = 1, yaitu f ‘ (1) =
2

13
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

LATIHAN

Carilah Dxy dari


1. y = (1 + x)15
2. y = (7 + x)5
3. y = (3 – 2x)5
4. y = (4 + 2x2)7
5. y = (x3 – 2x2 + 3x + 1 )11 . (7 + x)5
6. y = (x2 – x + 1)-7
1
7. 𝑦 = (𝑥+3)5

14
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Turunan Tingkat Tinggi


Turunan kedua dari fungsi f(x) didapatkan dengan menurunkan sekali lagi bentuk turunan

pertama. Demikian seterusnya untuk turunan ke-n didapatkan dari penurunan bentuk turunan ke-(n-1).

𝑑 𝑓(𝑥)
Turunan pertama 𝑓 ′ (𝑥) =
𝑑𝑥

𝑑 2 𝑓(𝑥)
Turunan kedua 𝑓′ ′ (𝑥)
=
𝑑𝑥 2

𝑑 3 𝑓(𝑥)
Turunan ketiga 𝑓′′ ′ (𝑥)
=
𝑑𝑥 3

⋮ ⋮

𝑑 𝑛 𝑓(𝑥)
Turunan ke-n 𝑓 𝑛 (𝑥) =
𝑑𝑥 𝑛

Turunan kedua di notasikan sebagai ……. (dibaca “…………….”) dan disebut sebagai turunan

kedua. Begitupula jika turunan kedua diturunkan lagi akan menghasilkan turunan ketiga yang diberi symbol

………..…… sedangkan untuk turunan keempat., kelima, keenam, dan ke-n berturut-turut diberi symbol

……………………………………………………………...

Kita telah mengenal beberapa notasi untuk turunan pertama dari y = f(x) adalah ………………...

Sedangkan untuk turunan selanjutnya dapat ditulis sebagai berikut:

……………………………………………………………………………..

Contoh Latihan

Tentukan turunan kedua dan ketiga dari fungsi 𝑓(𝑥) = √1 + 𝑥 2


Penyelesaian
Turunan pertama;
1⁄
𝑓 (𝑥) = (1 + 𝑥 2 ) 2
1 1
𝑓 ′ (𝑥) = (1 + 𝑥 2 )2−1 . 2𝑥
1
2
= 𝑥(1 + 𝑥 2 )−2
𝑥
=
√1 + 𝑥 2
Turunan kedua digunakan rumus turunan dari fungsi hasilbagi,

15
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

𝑥 𝑔(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = =
√1 + 𝑥 2 ℎ(𝑥)
ℎ(𝑥)𝑑(𝑔(𝑥)) − 𝑔(𝑥)𝑑(ℎ(𝑥))
𝑓 ′′ (𝑥) =
ℎ2 (𝑥)
𝑥
√1 + 𝑥 2 . 1 − 𝑥.
√1 + 𝑥 2
𝑓 ′′ (𝑥) = 2
(√1 + 𝑥 2 )
𝑥2
√1 + 𝑥 2 −
√1 + 𝑥 2
=
1 + 𝑥2
1 + 𝑥 − 𝑥2
2

+ 𝑥2
= √1 2
1+𝑥
1
1
(1 + 𝑥 2 ) ⁄2
=
1 + 𝑥2
1
= 3
(1 + 𝑥 2 ) ⁄2
Turunan ketiga, juga menggunakan rumus turunan dari fungsi hasilbagi
1 𝑔(𝑥)
𝑓 ′′ (𝑥) = 3 =
(1 + 𝑥 2 ) ⁄2 ℎ(𝑥)
ℎ(𝑥)𝑑(𝑔(𝑥)) − 𝑔(𝑥)𝑑(ℎ(𝑥))
𝑓 ′′′ (𝑥) =
ℎ2 (𝑥)
Sebelum melanjutkan, kita butuh untuk menyelesaikan turunan dari fungsi h(x), sebagai
berikut:
3
ℎ(𝑥) = (1 + 𝑥 2 ) ⁄2
3 3
ℎ′(𝑥) = (1 + 𝑥 2 ) ⁄2−1 . 2𝑥
2
1
= 3𝑥(1 + 𝑥 2 ) ⁄2
Setelah kita mengetahui secara pasti turunan dari fungsi h(x), maka kita lanjutkan lagi mencari
turunan kedua dari fungsi yang ditanyakan sebagai berikut:
3 1
′′′
(1 + 𝑥 2 ) ⁄2 . 0 − 1.3𝑥(1 + 𝑥 2 ) ⁄2
𝑓 (𝑥) = 2
3
((1 + 𝑥 2 ) ⁄2 )
1
−3𝑥(1 + 𝑥 2 ) ⁄2
=
(1 + 𝑥 2 )3
3𝑥
=− 5
(1 + 𝑥 2 ) ⁄2

16
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Gerak Partikel
Lintasan gerak partikel P dinyatakan dengan fungsi parameter s(t). Kecepatan v(t) dan percepatan

a(t) gerak diberikan oleh;

Kecepatan, ……….…………………….

Percepatan, ……………………………..

Contoh Latihan

Lintasan gerak partikel P ditentukan oleh persamaan:


s(t) = t3 – 2t2 + t - 10
Tentukan :
a. Kapan partikel P berhenti ?
b. Besar percepatan P pada saat t = 2.
Penyelesaian
a. Kecepatan v(t )= s’ (t) = 3t2 -4t + 1
Partikel P berhenti berarti kecepatan sama dengan nol, sehingga
v(t )= 3t2 -4t + 1
0= 3t2 -4t + 1
(3t – 1)(t – 1)
t = 1/3 dan t = 1
berarti partikel P akan berhenti pada saat waktu t = 1/3 satuan waktu dan t = 1 satuan
waktu.
b. Percetapan, a(t ) = s’’ (t) = v’ (t) = 6t – 4.
Berarti percepatan a(t ) Untuk t = 2, maka a(2) = 8.

17
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

LATIHAN

Carilah turunan ketiga dari:


1. y = x3 + 3x2 + 6x
2. y = x5 + x4
3. y = (3x + 5)
4. y = (3 – 5x)5
5. y = sin (7x)
6. y = sin (x3)
1
7. 𝑦 = 𝑥−1
3𝑥
8. 𝑦 = 1−𝑥

Carilah f “ (2)
9. f(x) = x2 + 1
10. f(x) = 5x3 + 2x2 + x
2
11. 𝑓(𝑡) =
𝑡
2𝑢2
12. 𝑓(𝑢) = 5−𝑢

18
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Turunan Fungsi Implisit

Fungsi dengan notasi y = f(x) disebut …………………………………, yaitu antara


peubah bebas dan tak bebasnya dituliskan dalam ruas yang berbeda. Bila tidak demikian maka
dikatakan ………………………………….

Dalam menentukan turunan fungsi implisit bila mungkin dan mudah untuk dikerjakan
dapat dinyatakan secara eksplisit terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya. Namun tidak
semua fungsi implisit dapat diubah menjadi bentuk eksplisit, oleh karena itu akan dibahas cara
menurunkan fungsi dalam bentuk implisit berikut.

Dalam suatu persamaan yang memuat variabel x dan y secara terpisah, tidak selalu mudah.
Jika kita tidak menyelesaikan persamaannya untuk y, kita sebut y merupakan fungsi implicit terhadap
x. Dalam persamaan

…………………………………

y merupakan fungsi implisit terhadap x,dan x juga dapat dikatakan sebagai fungsi implisit
terhadap y. Jika kita menyelesaikan persamaan untuk y, sehingga berbentuk

…………………………………

maka y akan dikatakan fungsi implisit terhadap x. Di dalam banyak kasus mencari
penyelesaian akan sangat jauh rumit untuk mendapatkannya.

Ketika y diketahui dengan persamaan …………………………………, merupakan


fungsi implisit terhadap x.

Ketika kita memiliki persamaan dengan bentuk seperti di atas dimana y merupakan fungsi
implisit terhadap x, kita dapat mendiferensialkan fungsinya dengan cara mendiferensialkan dengan
𝑑𝑦
bersamaan. Turunan tiap suku yang memuat yakan diikuti dengan 𝑑𝑥 .

19
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Contoh 1

𝑑𝑦
Tentukan 𝑑𝑥 bila y – 4x + 2xy = 5
Penyelesaian
Bentuk fungsi tersebut dapat diubah menjadi bentuk eksplisit sebagai berikut:
y – 4x + 2xy = 5
y + 2xy = 5 + 4x
y (1 + 2x) = 5 + 4x
5 + 4𝑥
𝑦=
1 + 2𝑥
4𝑥 + 5
𝑦=
2𝑥 + 1
Digunakan aturan penurunan didapatkan,
4𝑥 + 5 𝑓(𝑥)
𝑦= =
2𝑥 + 1 𝑔(𝑥)
𝑔(𝑥)𝑑(𝑓(𝑥)) − 𝑓(𝑥)𝑑(𝑔(𝑥))
𝑦′ =
𝑔2 (𝑥)
(2𝑥 + 1) 4 − (4𝑥 + 5) 2
=
(2𝑥 + 1)2
8𝑥 + 4 − 8𝑥 − 10
=
(2𝑥 + 1)2
−6
=
(2𝑥 + 1)2

20
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Contoh 2

𝑑𝑦
Tentukan nilai 𝑑𝑥 di (2, 1) bila y – 4x + 2xy2 = - 3
Penyelesaian
Bentuk fungsi dapat diubah menjadi fungsi eksplisit dalam y sebagai berikut:
y – 4x + 2xy2 = - 3
2
2xy – 4x = - 3 – y
x (2y2 – 4) = - 3 – y
−3 − 𝑦
𝑥=
2𝑦 2 − 4
−(3 + 𝑦)
𝑥=
−(4 − 2𝑦 2 )
3+𝑦
𝑥=
4 − 2𝑦 2
Menggunakan aturan penurunan didapatkan
3+𝑦 𝑓(𝑦)
𝑥= 2
=
4 − 2𝑦 𝑔(𝑦)
𝑔(𝑦)𝑑(𝑓(𝑦)) − 𝑓(𝑦)𝑑(𝑔(𝑦))
𝑥′ =
𝑔2 (𝑥)
(4 − 2𝑦 2 )(1) − (3 + 𝑦)(−4𝑦)
𝑥′ =
(4 − 2𝑦 2 )2
4 − 2𝑦 2 + 12𝑦 + 4𝑦 2
𝑥′ =
(4 − 2𝑦 2 )2
2𝑦 2 + 12𝑦 + 4
𝑥′ =
(4 − 2𝑦 2 )2
𝑑𝑥 2𝑦 2 + 12𝑦 + 4
=
𝑑𝑦 (4 − 2𝑦 2 )2
𝑑𝑦 1
Karena 𝑑𝑥 = 𝑑𝑥 maka
𝑑𝑦
𝑑𝑦 1
= 2
𝑑𝑥 2𝑦 + 12𝑦 + 4
(4 − 2𝑦 2 )2
(4 − 2𝑦 2 )2
= 2
2𝑦 + 12𝑦 + 4
Nilai turunan di (2, 1) atau y = 1
𝑑𝑦 (4 − 2𝑦 2 )2
= 2
𝑑𝑥 2𝑦 + 12𝑦 + 4
𝑑𝑦 (4 − 2(1)2 )2
=
𝑑𝑥 2(1)2 + 12(1) + 4
𝑑𝑦 (4 − 2)2 (2)2
= =
𝑑𝑥 2 + 12 + 4 18
𝑑𝑦 4
=
𝑑𝑥 18

21
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Contoh 3

𝑑𝑦
Tentukan nilai 𝑑𝑥 di x= 1 bila y – 4x + 2x2 y2 = - 3
Penyelesaian
Turunan dari fungsi di atas dicari dengan menggunakan metode penurunan fungsi
implisit. Misal turunan dari x dan y berturut-turut dinyatakan dengan dx dan dy. Bila
dalam satu suku terdapat dua peubah (x dan y) maka kita lakukan secara bergantian,
𝑑𝑦
bisa terhadap x dahulu baru terhadap y atau sebaliknya. Hasil turunan 𝑑𝑥 akan nampak
bila masing-masing ruas dibagi oleh dx. Dapat dilihat sebagai berikut:
y – 4x + 2x2 y2 = - 3
dy – 4dx + 4x dx y2 + 4x2 y dy = 0
masing-masing ruas kiri dan ruas kanan dibagi dengan dx, menjadi:
𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑥 2 2 𝑑𝑦
– 4 + 4x y + 4x y 𝑑𝑥 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
– 4 + 4x y2 + 4x2 y 𝑑𝑥 = 0
𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
+ 4x2 y 𝑑𝑥 = 4 – 4x y2
𝑑𝑥
𝑑𝑦
(1 + 4x2 y) = 4 – 4x y2
𝑑𝑥
𝑑𝑦 4 − 4𝑥𝑦 2
=
𝑑𝑥 1 + 4𝑥 2 𝑦
Substitusi x = 1 ke fungsi awal yang diketahui, didapatkan
y – 4x + 2x2 y2 = - 3
y – 4 + 2y2 = - 3
2y2 + y – 1 = 0
(2y – 1) (y + 1) = 0
Sehingga kita peroleh nilai y = ½ dan y = -1
Untuk (1, -1), nilai dy/dx = 0
Untuk (1, ½), nilai dy/dx = 1.

22
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Contoh 4

𝑑𝑦
Carilah turunan 𝑑𝑥 dari fungsi y2 + xy2 = 2
Penyelesaian
𝑑 𝑑𝑦
Turunan dari y2: 𝑑𝑥 (𝑦 2 ) = 2𝑦 𝑑𝑥
𝑑 𝑑𝑦
Turunan dari xy2: 𝑑𝑥 (𝑥𝑦 2 ) = 𝑥(2𝑦) 𝑑𝑥 + (𝑦 2 )(1)
𝑑
Turunan dari 2: 𝑑𝑥 (2) = 0

Sedemikian sehingga,
𝑑𝑦 𝑑𝑦
2𝑦 𝑑𝑥 + 2𝑥𝑦 𝑑𝑥 + 𝑦 2 = 0
𝑑𝑦
Selesaikan untuk 𝑑𝑥 sehingga kita peroleh:
𝑑𝑦
(2𝑦 + 2𝑥𝑦) = −𝑦 2
𝑑𝑥

𝑑𝑦 −𝑦 2
= (2𝑦+2𝑥𝑦)
𝑑𝑥

𝑑𝑦 −𝑦
= 2+2𝑥
𝑑𝑥

Sehingga, bagaimanapun cara kita mendiferensialkan suatu fungsi implisit, maka


turunannya akan memuat kedua variabel x dan y.

23
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

Contoh 5

𝑑𝑦
Carilah turunan 𝑑𝑥 dari fungsi

𝑦 2 ln 𝑥 + 𝑦 − 2𝑥𝑦 2 = 5𝑥
Penyelesaian
Turunan dari suku ruas kiri
𝑦 2 ln 𝑥 + 𝑦 − 2𝑥𝑦 2
adalah
𝑑 𝑑
𝑦2. (ln 𝑥) + (ln 𝑥). (𝑦 2 ) + 𝑦 ′ − (2𝑥. 2𝑦𝑦 ′ + 2𝑦 2 ) = 5
𝑑𝑥 𝑑𝑥
1
𝑦 2 . + 2𝑦𝑦 ′ ln 𝑥 + 𝑦 ′ − 4𝑥𝑦𝑦 ′ − 2𝑦 2 = 5
𝑥

24
KALKULUS I | Try Azisah Nurman

LATIHAN

𝑑𝑦
Carilah 𝑑𝑥 dari fungsi-fungsi di bawah ini:

1. x5 + 4xy – 3y5 = 0
2. x2y + y3 = 4
3. x3y2 = 3xy

25

Anda mungkin juga menyukai