Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN ISLAM


”Perkembangan Islam pada masa Dinasti Fathimiyah di Mesir”

DOSEN MATA KULIAH : ROFIAH MASRIFAH, S.Pd.I.,M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

1. AISAH NURDIN (60600121012)

2. WIWIN PRATIWI (60600121044)

3. MUH. ASHAR ARMAN

4. AHMAD MUHAJIR AMIR (60600121072)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

2021/2022

KATA PENGANTAR
1
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Yang Berjudul ”Perkembangan Islam pada masa Dinasti
Fathimiyah di Mesir” Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga
kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rofiah
Masrifah, S.Pd.I.,M.Pd.I, selaku Dosen Mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai
dengan mata kuliah kami. semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap
penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
pada mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Harapan kami semoga makalah yang telah
tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para
pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki
kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..1
2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..4

A. Latar Belakang Masalah……………………...………………………………………..4

B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..4

C. Tujuan Pembahasan……………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….………..5

A. Sejarah Pembentukan Dinasti Fatimiyah……………………………………………...5

B. Kemajuan yang dicapai Dinasti Fathimiyah…………………………………………..5

C. Kemunduran Dinasti Fathimiyah……….……………………………………………..7

D. Kehancuran Dinasti Fathimiyah………………………………………………………9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………..10

A. Kesimpulan……………………………...……………………………………………10

B. Saran………………………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA……..…………………………………………………………………11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

3
Kejayaan Islam (the golden age of Islam) ditandai dengan penyebaran agama Islam
hingga ke benua Eropa. Pada masa itulah berdiri sejumlah pemerintahan atau kekha-lifahan
Islamiyah. Seperti dinasti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Turki Utsmani dan Ayyubiyah.
Selain penyebaran agama, kemajuan Islam juga ditandai dengan kegemilangan peradaban
Islam.

Banyak tokoh-tokoh Muslim yang muncul sebagai cendekiawan dan memiliki


pengaruh besar dalam dunia peradaban hingga saat ini. Namun, setelah perebutan kekuasaan
dan kepemimpinan yang kurang cakap, akibatnya pemerintahan Islam mengalami
kemunduran. Salah satunya adalah dinasti Fatimiyah. Dinasti Fatimimiyah adalah satu-
satunya Dinasti Syiah dalam Islam. Dinasti ini didirikan di Tunisia pada 909 M, sebagai
tandingan bagi penguasa dunia muslim saat itu yang berpusat di Baghdad, yaitu Bani
Abbasiyah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimanakah sejarah Pembentukan Dinasti Fatimiyah ?

2. Bagaimanakah kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Fatimiyah ?

3. Mengapa Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduran ?

4. Apa yang menjadi faktor penyebab Kehancuran Dinasti Fathimiyah ?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis dapat menentukan tujuan
pembahasan makalah sebagai berikut :

1. Mengetahui sejarah Pembentukan Dinasti Fatimiyah.

2. Mengetahui kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Fatimiyah.

3. Mengetahui penyebab kemunduran Dinasti Fatimiyah.

4. Mengetahui faktor penyebab Kehancuran Dinasti Fathimiyah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pembentukan Dinasti Fathimiyah


4
Dinasti Fathimiyah berkuasa tahun 297-567 H/ 909-1171 M di Afrika Utara tepatnya
di Mesir dan Syiria. Dinamakan dinasti Fathimiyah karena dinisbatkan nasabnya kepada
keturunan Ali Fathimiyah, puteri Rasululloh SAW, istri Ali bin Abi Thalib dan Fatimiyah
dari Ismail anak Ja’far Sidiq keturunan keenam dari Ali. Awalnya kelompok ini dibangun
dan dibentuk menjadi sistem agama dan politik oleh Abdullah Ibn Maimun. Setelah itu
berubah menjadi gerakan kekuatan, dengan tokohnya Said ibn Husein. Kemudian sekte ini
menyebar dan menjadi landasan munculnya dinasti Fathimiyah.
Awal munculnya dinsti Fathimiyah dimulai dari seorang pendukung dari Yaman
bernama Abu Abdullah Al-Husein yang berhasil mengibarkan pidato dan mendapatkan
kekuatan di Afrika Utara. Kemudian ia mengangkat Said Ibn Husein sebagai pemimpin atau
imam pertana dengan gelar Ubaidullah Al Mahdi. Said berhasil mengusir Zidatullah, seorang
penguasa Aglabiyah terakhir dari negerinya yang merupakan kekuatan islam di sunni
diwilayah Afrika. Pada mulanya dinasti Fatimiyah berbasis di Ifrikiyah. Kemudian berpusat
di Maroko, dengan alasan keamanan, pemerintahannya dipindahkan ke Mesir setelah dapat
menaklukan dinasti Ikhsyidiyah dan kemudian mendirikn ibukota bari di Qahorah (Qairo).

B. Kemajuan Yang di Capai Dinasti Fathimiyah


1. Bidang Politik
Bila dicermati ada sejumlah hal penting yang ditempuh oleh para penguasa
awal khilafah Fathimiyah ini untuk memperlancarkan stabilitas politik, yaitu antara
lain Al-Mahdi, Khalifah pertama, melakukan pembersihan figur-figur yang dicurigai
atau dianggap sebagai penghalang programnya, termasuk tokoh-tokoh penting awal
yang juga sama-sama sangat besar jasanya dalam pembentukan Khilafah Fathimiyah.
Selain itu juga dilakukan pengembangan militer sebagai tulang punggung
pemerinthan. Pengembangan kekuatan militer ini dapat di lihat dari tindakan al-Mahdi
dalam membangun kota Mahdiyah, sebelah selatan kota Qairawan.
Langkah lain yang dilakukan juga adalah pengembangan wilayah kekuasaan.
Pengembangan wilayah kekuasaan ini berkaitan erat dengan kemiliteran. Perluasan
wilayah kekuasaan diarahkan untuk meguasai daerah-daerah strategis, dan upaya
antisipasi terhadap gerakan-gerakan yang membahayakan posisi Khilafah Fathimiyah.
Dengan begitu stabilitas politik Fathimiyah tetap terjaga.

2. Bidang Administrasi

5
Pemerintah dinasti Fathimiyah dipimpin oleh seorang Khalifah. Kemudian
untuk menjalankan pemerintahan, seorang khalifah dibantu oleh seorang wazir.
Secara Administratif posisi wazir dalam kekhalifahan ini menjadi sangat penting
karena membantu khalifah dalam penyelesaian urusan-urusan srategis. Ada wazir
yang membawahi urusan militer dan birokrasi, lembaga keuangan dan lembaga
peradilan.

3. Bidang Ekonomi
Perekonomian pemerintah Fathimiyah dapat dibilang cukup bagus. Kemajuan
ini tidak bisa dilepaskan dari luasnya wilayah yang dikuasai dan stabilitas politik yang
mapan. Kondisi ini berdampak majunya bidang ekonomi, termasuk didalamnya
kemajuan bidang perdagangan dan sektor industri. Tentu faktor ekonomi ini juga
menopang lamanya eksistensi dinasti ini bertahan hingga dua setengah abad.

Salah satu khalifah yang sangat menaruh perhatian terhadap peningkatan


perekonomian rakyat adalah Khalifah al-Mu’iz. Pada masa kekuasaan khalifah al-
Mu’iz melakukan usaha-usaha peningkatan bidang pertanian, ia melakukan
pembangunan saluran irigasi baru dalam meningkatkan hasil pertanian. Ia juga
membangun pabrik-pabrik dan industri, sehingga terjadi meningkatkan volume
kegiatan perdagangan di beberapa kota. Demikian juga hubungan perdagangan
dengan negara-negara lain, seperti Eropa dan India juga mengalami peningkatan.

Selain itu penguasa Fathimiyah juga berhasil mengembangkan pelabuhan,


seperti Iskandariyah. Pelabuhan Iskandariyah sangat penting artinya dalam
pertumbuhan perekonomian Fathimiyah. Karena itu, tingkat kemakmuran yang
dicapai oleh khalifah Fathimiyah cukup bagus.

4. Bidang Pendidikan
Di antara contoh perhatian pemerintah Fathimiyah dalam bidang pendidikan
adalah lahirnya Universitas al-Azhar kairo. Universitas ini berawal dari pembangunan
sebuah masjid yang selanjutnya dikembangkan fungsinya sebagai lembaga pendidikan
tinggi. Nama Al-Azhar, dimaksudkan sebagai penghargaan terhadap Fathimiyah al-
Zahra, puteri Nabi Muhammad SAW. Lembaga lain yang lahir pada zaman
Fathimiyah adalah darul Hikmah, lembaga ini merupakan sebuah perpustakaan
terkenal yang di dirikan oleh khalifah al-Hakim sekitar tahun 1004 M.

6
Diantara bidang keilmuan yang berkembang pada masa khilafah Fathimiyah
diantaranya adalah matematika, astronomi, fisika, optika, kedokteran, dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan ini berkembang pula bidang-bidang
lain seperti seni arsitektur, seni sastra, seni musik dan sebagainya.

C. Kemunduran Dinasti Fathimiyah


Para sejarawan menyimpulkan kemunduran dinasti Fathimiyah ini disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya adalah :
1. Figur Khalifah Yang Lemah
Dalam sejarah Khilafah Fathimiyah terdapat beberapa khalifah yang dianggap
sebagai figur yang lemah. Kelemahan ini disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya
adalah diangkat dalam usia yang relatif masih muda.[3] Adapun kelemahan itu karena
khalifah terlena dengan kemewahan istana serta melakukan sikap-sikap yang
sewenang-wenang dan cenderung amoral, yang menyebabkan ketidaksukaan
masyarakat terhadap khilafah Fathimiyah khususnya kepada Khalifahnya.
Pengangkatan khalifah dalam usia yang masih muda ini merupakan konsekuensi logis
dari model pergantian khalifah secara garis keturunan.
Sebagai akibat dari pengangkatan khalifah di usia muda itu menjadikan
otoritas untuk menjalankan roda pemerintahan umumnya didominasi oleh para wazir.
Karena faktor usia khalifah masih muda terkadang muncul sikap sewenang-wenang
khalifah. Seperti yang dilakukan oleh khalifah al-Hakim, dia terkenal sebagai khalifah
yang keras dan sewenang-wenang. Sikapnya cenderung dipengaruhi oleh hawa
nafsunya.
Sikap kesewenangan al-Hakim ditunjukan dengan kebenciannya kepada
orang-orang Mesir sendiri, bertindak sewenang-wenang dan merendahkan mereka,
harta dan nyawa dirampas. Hal ini berakibat pada buruknya keamanan pemerintahan,
menurunnya ketentraman di masyarakat, dan timbulnya sikap-sikap yang amoral.

2. Perebutan Kekuasaan di Tingkat Istana


Sebagai akibat dari diangkatnya khalifah di usia muda mengakibatkan peranan
wazir menjadi sangat penting dan kompetetif, sehingga perebutan kekuasaan antar
wazir tak terhindarkan lagi. Ini terutama terjadi di antara para wazir yang sangat
ambisius terhadap jabatan dan mereka ingin mendapatkan pengaruh di istana, terlebih
lagi dengan melihat kondisi khalifah yang sangat lemah. Antar wazir berlomba saling

7
menjatuhkan di antara para wazir sendiri. Ada juga wazir yang berusaha mengangkat
khalifah padahal khalifah terakhir sudah menunjuk penggati dirinya. Dan dari
pertentangan inilah secara berangsur-angsur dinasti Fathimiyah mengalami
kehancuran.

3. Konflik di Tubuh Militer


Pada saat al-Aziz menjabat sebagai khalifah keempat, dia membuat kebijakan
untuk merekrut orang-orang Turki dan Negro. Kebijakan ini dilakukan untuk
mengimbangi kekuasaan para pegawai istana yang telah terlanjur membesar yang
mereka ini sebagian besar berasal dari suku Barbar yang terkenal keras. Ternyata,
rekruitmen ini menimbulkan kemelut di dalam tubuh militer dan antara mereka terus-
menerus terjadi perselisihan yang melemahkan kekuasaan Fathimiyah. Tentu saja
kemelut di kalangan militer ini berdampak pada stabilitas pemerintahan yang tidak
aman lagi.

4. Bencana Alam Berkepanjangan


Faktor lain yang ikut andil dalam melemahkan eksistensi khilafah
Fathimiyahadalah bencana ala. Pada masa al-Muntashir, selama tujuh tahun (1065-
1072 H), Mesir ditimpa musibah kelaparan akibat kekeringan. Sungai Nil yang
merupakan urat nadi wilayah Mesir saat itu mengalami kekeringan yang
menyebabkan pertanian mengalami kegagalan. Demikian juga penyakit merajalela
dimana-mana. Penguasa mengalami kesulitan mengatasi kondisi yang demikian.
Musibah ini, tentu mengganggu kondisi ekonomi di pemerintahan Fathimiyah.

5. Keterlibatan Non-Islam dalam Pemerintahan


Di antara sekian banyak khalifah Fathimiyah yang terkenal memiliki andil
dalam memajukan dinasti ini adalah khalifah al-Aziz. Dia memberikan sumbangan
yang sangat besar bagi kemajuan Dinasti Fathimiyah. Di antara kebijakan al-Aziz
adalah al-Aziz sering memberikan pos-pos penting dan strategis kepada orang-orang
non-Islam. Tampaknya kebijakan ini memang turut memajukan Fathimiyah tetapi
pada sisi lain ini justru menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kemunduran
dinasti ini, karena kebijakan ini ternyata menimbulkan kecmburuan, kejengkelan dan
bahkan kemarahan di kalangan kaum muslimin. Benih-benih kejengkelan ini tentu
membahayakan kehidupan sosial politik Fathimiyah.

8
D. Kehancuran Dinasti Fathimiyah
Setelah kekuasaan berjalan sekitar dua setengah abad, kemudian khilafah Fathimiyah
mengalami kehancurannya. Kehancuran khalifah ini terjadi pada masa kekhalifahan al-
Adhid.
Diantara faktor yang menyebabkan dinasti Fathimiyah mengalami kehancuran, antara
Lain :
1. Perpecahan yang terjadi di kalangan pemimpin.
2. Kebijakan mengimpor tentara dari Turki dan Negro yang tidak patut aturan dan
pertikaian dengan pasukan suku Berber.
3. Munculnya perang salib yang disebabkan oleh dirusaknya gereja masa pemerintahan
Al-Manshur.
4. Al-Adhid (Raja Terakhir Fathimiyah) meminta bantuan Shalahuddin al-Ayyubi untuk
mempertahankan Mesir dari tentara salib, yang kemudian peperangan dimenangkan
Shalahuddin. Maka pemerintahan Mesir berpindah ke tangan bani Ayyubiyah.[6]
5. Perlawanan masyarakat Mesir yang semakin meluas terhadap ajaran Syiah yang di
bawa oleh Daulah Fathimiyyah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dinasti Fatimiyah didirikan oleh Said ibn Husayn (Ubaidillah al-Mahdi) berpusat di
Maroko, dengan ibukotanya al-Manshur-iyah.

9
2. Kemajuan Dinasti Fatimiyah puncaknya terjadi pada masa Al-Aziz. Ia adalah putra
dari Al-Muizz yang bernama Nizar dan bergelar al-Aziz (yang perkasa). Al-Aziz,
berhasil mengatasi persoalan keamanan di wilayah Suriah dan Palestina dan berhasil
meredam berbagai upaya pemberontakan yang terjadi di wilayah-wilayah
kekuasaannya.. Dinasti Fatimah mengalami kemajuan antara lain karena: militernya
kuat, administrasi pemerintahannya baik, ilmu pengetahuan berkembang, dan
ekonominya stabil.
3. Keruntuhan Dinasti Fatimiyah disebabkan oleh beberapa kelemahan yang ada pada
masa pemerintahannya. Kelemahan-kelemahan itu antara lain: sistem pemerintahan
berubah menjadi sistem parlementer, terjadinya persaingan perebutan wazir, adanya
resistensi dari orang-orang Sunni dan Nasrani di Mesir, terjadinya perebutan
kekuasaan antara bangsa Barbar dan bangsa Turki terutama dalam bidang militer,
adanya pemaksaan ideologi syi’ah kepada rakyat yang mayoritas sunni, datangnya
serbuan dari tentara salib, lemahnya para khilafah, perluasan wilayah difokuskan ke
bagian Timur sementara pembinaan di Afrika Utara terabaikan sehingga
menyebabkan berkurangnya pengaruh Dinasti Fatimiyah di sana.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuaan para pembaca. Kami mohon maaf bila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia
biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Kami juga mengharapkan saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik dari pada masa sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fudi, Imam. 2012. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Yogyakarta : Teras.

Khoiriyah. 2012. Reoritasi wawasan Sejarah Islam Dari Abad Sebelum Islam hingga Dinasti-
Dinasti Islam, Yogyakarta : Teras.

10

Anda mungkin juga menyukai