Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEWIRAUSAHAAN : REVIEW FILM MAHARSHI

Nama : Suci Rahayu Putri


NIM : 1715040091
Kelas : 6-PI C

Judul Film : Maharshi


Sutradara : Vamsi Paidipally
Tanggal Rilis : 9 Mei 2019
Durasi : 176 Menit
Negara : India
Bahasa : Telugu
Pemeran :
1. Mahesh Babu (Rishi Kumar)
2. Pooja Hegde (Pooja)
3. Allari Naresh (Ravi Shankar)
4. Jagapathi Babu (Vivek Mittal)
5. Prakash Raj (Ayah Rishi)
6. Jayasudha (Ibu Rishi)
7. Meenakshi Dixit (Nidhi)
Sinopsis :
Rishi Kumar CEO dari perusahaan perangkat lunak di AS. Dia menjelaskan detail
pribadinya dalam wawancara. Berasal dari keluarga kelas menengah di Hyderabad, dia
bermimpi menjadi besar di industri perangkat lunak. Ayahnya yang bekerja sebagai pegawai
di perusahaan swasta dan terus menerus ditekan pemberi pinjaman uang.
Usai menyaksikan banyak kejadian itu, Rishi memutuskan belajar dengan baik. Dia
pindah menuju Visakhapatnam pasca lulus di bidang Teknik, dimana dia bertemu Pooja dan
Ravi. Ajay cemburu usai melihat Rishi melampauinya dalam semua ujian. Ayah Ajay politisi
dan menteri memperingatkan Rishi menawarkan uang agar putranya menjadi yang teratas lagi,
namun Rishi menolak.

“Kesuksesan itu bukan titik, tetapi adalah koma”

Pooja menjelaskan hatinya untuk menikah dengan dirinya namun Rishi menolak
mengatakan pernikahan akan menjadi penghalang bagi ambisi terhadap karirnya. Pooja patah
hati memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Ravi berusaha memperbaiki hubungan mereka
namun dia juga disalahpahami oleh Rishi.
Ajay dipilih perusahaan top dan mengetahui bahwa Rishi mengembangkan sistem
operasi berbasis AI dan memanfaatkan Rishi mendapati peluang lebih baik terhadap
perusahaan lain. Ajay merencanakan rencana jahat menghentikannya menghadiri wawancara
kampus menuduhnya mencuri kertas ujian.
Namun Ravi disalahkan oleh pihak kampus dan dibekukan. Rishi dibebaskan
bergabung bersama perusahaan Original. Dalam waktu singkat, dia menjabat menjadi CEO.
Dia kembali ke India mendapati teman lamanya yaitu Ravi. Ayah Ravi bunuh diri saat putranya
dikebiri dan dia terus bertani. Tanah pertanian dari banyak penduduk desa mereka diambil
perusahaan untuk meletakkan pipa minyak. Ravi menentang walaupun tidak ada penduduk
desa yang mendukung dirinya.

“Jika kita melangkah kedalam permainan karna takut kalah, kita tidak akan pernag bias menang”

Rishi meminta Vivek, pegusaha jutawan mengecualikan desa tempat temannya tinggal
untuk dikeculikan dari proyek tersebut, namun Vivek menolak. Rishi mendirikan kantornya
sendiri di desa menarik perhatian media. Ravi dijadikan pemimpin desa menjelaskan
keprihatinan mereka terhadap rakyat terhadap pemerintah.
Vivek merasakan bahaya kehilangan proyek, berusaha merusak rencana Rishi
menawarkan lebih banyak uang sebagai kompensasi terhadap penduduk desa. Dia berencana
mencoba membunuh Ravi. Rishi membantu para petani menanam tanaman di ladang mereka
dengan menyewa dan membayar lebih banyak uang daripada Vivek.
Petani menyadari nilai tanah mereka memutuskan tidak menjualnya. Di saat yang sama,
Ajay kini pejabat perbankan mengidentifikasi penipuan di perusahaan Vivek dan memberi tahu
pemerintah. Direktorat peengakan merebut bisnis Vivek alhasil mengakhiri proyeknya. Rishi
memutuskan tinggal di tanah airnya mempromosikan pertanian.
“Kesuksesan bukanlah sebuah tujuan, tetapi Kesuksesan adalah sebuah perjalanan”
Review :
Pada awal film mengisahkan bagaimana kehidupan Rishi saat menempuh
pendidikannya, saat itu karna pemikirannya tentang kegagalan sang ayah yang hanya bias
hidup sebagai orang lain dan diperlakukan seenaknya membuat Rishi berambisi menjadi
seorang pemenang. Hal itu dibuktikan dengan diterimanya Rishi disebuah Universitas ternama.
Rishi mengalami banyak hal selama perkuliahannya dan menemukan teman seperti Ravi dan
Pooja. Rishi meraih banyak kesuksesan berkat kemampuan dan kecerdasannya hingga dia
menjadi seorang CEO perusahaan Software di AS.
Kisah ini dimulai sejak Rishi tau akan keadaan Ravi didesa setelah melakukan banyak
hal untuknya. Rishi mulai merasakan bahwa segala sesuatu yang dilakukannya bukanlah
sebuah kemenangan dimana banyak hal yang telah dia korbankan untuk meraih kemenangan
yang selama ini menjadi ambisinya. Kepergian sang ayah, kehilangan perempuan yang
dicintainya, dan kehilangan sahabat yang sangat mengerti akan dirinya.
Rishi memulai kisah ini dengan menemui Ravi dan mendengarkan kisah Ravi mengenai
desanya. Rishi melakukan banyak hal untuk para petani di desa tersebut. Mulai dari ia yang
belajar menjadi seorang petani, mendorong harapan para petani, dan mensejahterakan para
petani. Rishi kembali mendapatkan semuanya, kekasih dan sahabatnya dan Rishi kembali
menuai kesuksesan.
Pesan Penulis :
Kesuksesan yang diraih Rishi tentu saja memang merupakan kerja keras dan semangat yang
ada pada diri seseorang, namun jangan pernah lupakan dibalik kesuksesan kita ada banyak jiwa
yang mendukung kita dari belakang.

“Orang yang mencari kemenangan adalah manusia, Orang yang menyebarkan


kemenangan adalah Maharshi (Orang Bijak)”
TUGAS KEWIRAUSAHAAN : REVIEW FILM USTHAD HOTEL

Judul Film : Usthad Hotel


Sutradara : Anwar Rasheed
Produser : Listin Stephen
Tanggal Rilis : 13 Juli 2012
Durasi : 152 Menit
Negara : India
Bahasa : Malayalam
Pemeran :
1. Dulquer Salmaan
2. Thilakan
3. Nithya Menon
4. Siddique
Sinopsis :
Abdul Razaq, sang ayah, harus menunggu hingga kelahiran kelima untuk punya anak
lakilaki, Faizal. Jatuh sakit, di usia batita, Faizal, dan keempat kakak perempuannya,
sesenggukan menyaksikan kemangkatan ibu mereka. Farida. Razaq pun memboyong seluruh
anaknya ke Dubai meninggalkan kampung halaman. Sesungguhnya, dalam diri Faizal (Faizi)
mengalir bakat sang kakek, Karim Ikka. Sejak kecil, ia begitu menggemari urusan perdapuran.
Razaq sendiri teramat menentang hal itu karena dianggapnya sebagai pekerjaan memalukan.
Ia keras ingin memutus mata rantai generasi anak cucunya dari label ‘tukang masak’.
Saat dewasa, jelang merantau ke Swiss untuk berkuliah, Faizi dan Razaq bersepakat
agar bungsunya itu mengambil jurusan perhotelan. “Sepulangmu, Nak, dengan harta
kekayaanku, kita akan mendirikan hotel bintang lima untuk kau kelola,” kata Razaq. Rupanya
di sana Faizi mengambil jurusan memasak. Sepulangnya menyandang gelar sarjana, hal itu
terungkap ketika ia akan dinikahkan dengan Shahana. “Itu (membangun hotel) impian ayahku.
Bukan impianku,” katanya kepada Shahana. Pernikahan tak terlaksana, Faizi meraih murka
durjana. Shahana sendiri sejatinya adalah gadis pemberontak. Di penghujung kisah, dengan
penuh likaliku, Shahana tetap menjadi isrti Faizi. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga
agamis-konservatif yang begitu gila harta. Keluarga Shahana tak ada yang tahu gadis bercadar
tersebut rupanya adalah penyanyi roker. Singkat kalam, keluarga besar Shahana enggan
bermenantu tukang masak.
Usai kejadian itu, Faizi berniat ke London memenuhi panggilan kerja sebagai koki.
Razaq yang mengetahi hal itu merenggut passport Faizi. Pupus harapan Faizi. Remuk hati
Faizi. Dalam kondisi kebingungan, Faizi memilih kabur dari rumah mendatangi Karim Ikka,
sang kakek. “Ada kehidupan yang kuimpikan. Aku tak akan menyerah begitu saja,” kata Faizi
kepada pamannya, Abdullah, yang semula ragu mengantarkan. Di sana, Faizi berencana
menghabiskan waktu bekerja dan belajar memasak sampai kakaknya berhasil mengambil
kembali passportnya dari sang ayah.
Karim Ikka adalah seorang sufi. Dia pemilik kedai tradisional yang masyhur.
Spiritualitas memenuhi laku dirinya. Baginya, bisnis bukan soal untung-rugi belaka, memasak
bukan pula perkara rasa semata. Dermawan lan bijaksana. Agih-agih kungkang. Pertemuan
dengan sang kakek inilah menjadi titik awal hidup Faizi. Sebuah babakan baru yang kelak
mengubah seluruh kehidupan dan cara pandang sang cucu. Pemaknaan Karim Ikka akan
kuliner melampaui batasbatas cita rasa keduniawian. Ada prinsip-prinsip tertentu yang tak
boleh dilanggar demi menghadirkan sajian yang berkualitas.
“Nak, siapa saja bisa kenyangkan perut orang lain. Tapi, mereka yang makan juga harus
terpuaskan secara batin. Kemampuan itulah yang menjadikan seseorang tukang masak yang
hebat,” pesannya suatu kali kepada Faizi. Ada satu adegan cukup menarik ketika cucu-kakek
itu beradu pikir membincang takdir. Sang kakek mengatakan takdir adalah “realitas yang tak
seorangpun dapat menghentikannya”. Suratan kehidupan yang tak termungkiri.
Faizi sendiri, sebagai orang yang mengenyam pendidikan di Eropa, meyakini bahwa
manusia bebas menentukan pilihanpilihan dalam hidup. “Bukankah kita sendiri penentu nasib
kita, Kek? Akulah yang harus putuskan apa yang harus kulakukan dalam hidup ini,” Faizi
berargumen.
“Jika itu masalahnya, kau tak akan bersamaku. Jika kau mampu berbuat sesuka hatimu,
kau pasti sudah hidup bahagia di London sekarang. Kau tak akan mengurusi masalah orangtua
sepertiku, kan?” Saat itu Faizi memang berperan besar dalam aksi advokasi atas keserakahan
seorang pengusaha restoran besar yang ingin memiliki secara paksa lahan kedai sang kakek.
Bercengkerama dengan sang cucu menumbuhkan rasa cinta Karim Ikka. Rasa cinta berlebihan
yang pada gilirannya membuat Karim Ikka jatuh sakit saat tahu akan berpisah.
Suatu hari, usai berhasil memenangkan pertarungan melawan pengusaha serakah
tersebut, Faizi pamit pindah ke Prancis. Jabatan menggiurkan telah menantinya di sana: Chef
Executive di sebuah restoran terkenal. Karim Ikka tertegun, seketika ia terkena serangan
jantung. Cinta melukainya. Terbaring lemas berhiaskan infus, Karim Ikka menyuruh Faizi
mendatangi seseorang bernama Narayan Krishnan di sebuah tempat bernama Madhurai. Itulah
pertemuan terakhir Faizi dengan sang kakek.
Selepas itu, Karim Ikka menghilang. Ia kembali melakukan praktik melepaskan segala
kemelekatan yang dulu pernah ia jalani. Ia menempuh laku spiritual sebagi seorang gembel,
mengembara hidup di jalan. Faizi datang kepada Narayan membawa sepucuk surat. Ringkas
dan padat. Isinya begi ni: “Yang membawa surat ini adalah cucuku. Aku telah mengajarinya
cara memasak. Tapi, bisakah kau mengajarinya tujuan dari memasak?”
Di bawah bimbingan Narayan Krishnan, paripurnalah proses belajar Faizi ihwal
memasak. Setelah itu, Faizi mantap menjalani hidup sepenuhnya sebagai tukang masak
sekaligus penerus kedai sang kakek, ‘Ustad Hotel’.
Review :
Awal kisah ini dimulai saat Faizi membohongi ayahnya tentang perkuliahannya diluar
negeri dimana ayahnya mengira ia belajar menjadi seorang pebisnis malah menjadi seorang
juru masak. Sang ayah menahan passport Faizi dan tidak akan mengembalikannya jika Faizi
bersikukuh menjadi seorang koki. Namun Faizi tetap berpegang pada mimpinya dan melarikan
diri kerumah sang Kakek.
Kisah perjalanan karir Faizi dimulai dengan didikan sang Kakek tentang memasak.
Melalui bantuan sang Kakek, Faizi dapat bekerja disebuah hotel dekat Rumah Makan sang
kakek. Namun hotel tersebut memiliki rencana mengambil lahan dari Usthad Hotel maka dari
itu Faizi beserta Shahana dan para pekerja lainnya memikir kan cara melunasi pinjaman dengan
memperbarui Usthad Hotel yang sebelumnya ditutup karna laporan masalah kesehatan Resto.
Semua hal berjalan lancer dan Faizi mendapat undangan dari Restoran Paris untuk menjadi
seorang Chef Eksekutif, namun sang kakek jatuh sakit dan meminta hal kecil kepada Faizi
yaitu menemui seseorang bernama Madhurai.
Melalui Madhurai lah Faizi mengerti tujuan dari pekerjaannya, memuaskan batin yang
dimaksudkan oleh kakeknya dapat dirasakannya saat memberi bantuan makanan kepada orang-
orang kurang mampu dan disekolah luar biasa. Setelah mendapat pelajaran hidup tersebut Faizi
mulai meneruskan Usthad Hotel sedangkan sang Kakek kembali menjalani kehidupan
pengembaranya. Dan melalui kesuksesan itu Faizi berhasil mendapatkan kepercayaan dan restu
dari sang ayah.
Pesan Penulis :
Mengejar impian adalah hak setiap orang tanpa bias diganggu gugat oleh siapapun.
Mengejar mimpi dan merintisnya menjadi sebuah usaha adalah sebuah kepuasan tersenduru
untuk setiap orang. Berusaha bukan hanya sebuah cara tapi juga sebuah tujuan dan manfaat
untuk orang lain. Berusahalah dengan cara kita sendiri menjadikan pengalaman sebagai batu
loncatan untuk terus maju. Menjadikan mimpi menjadi kenyataan. Merubah pandangan orang-
orang akan mimpi yang disepelekan menjadi sebuah kesuksesan. Dan jangan lupakan tujuan
kita berusaha untuk memberi manfaat kepada banyak orang.

“Siapa saja bias kenyangkan perut orang lain, Tapi mereka yang makan juga
harus terpuaskan secara batin”

Anda mungkin juga menyukai