Anda di halaman 1dari 30

TOLERANSI DALAM KEBERAGAMAN

DR. POPI PUADAH


Direktorat GTK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama Republik
Indonesia
1 TARGET KOMPETENSI
TARGET KOMPETENSI GURU
A. KOMPETENSI PEDAGOGIS:
1. Mempersiapkan guru madrasah yang mampu membuat perencanaan pembelajaran
yang sesuai dengan kondisi peserta didik yang beragam/heterogen
2. Mempersiapkan guru madrasah yang mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat
mendorong pengembangan potensi peserta didik secara adil dan proporsional
3. Mempersiapkan guru madrasah yang mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran
yang objektif dan komprehensif
4. Menjadikan guru madrasah sebagai living model sikap toleransi

B. KOMPETENSI PROFESIONAL:
Mempersiapkan guru madrasah yang mampu mengembangkan materi pembelajaran
dengan kreatif dan inovatif yang dapat mengakomodir keberagaman peserta didik
2 TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu:
1. Memahami konsep dasar toleransi dalam keberagaman.
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai toleransi di madrasah
(pembelajaran setiap mapel dan lainnya)

5
3 LANGKAH KEGIATAN
LANGKAH KEGIATAN (60’)

PENGANTAR DAN PRESENTASI MATERI TANYA


BRAINSTORMING 20’ JAWAB
(10’) 05’

REFLEKSI/ PRESENTASI/ DISKUSI


FEEDBACK PAMERAN KELOMPOK
(5’) KARYA (10’) (10’)
BRAINSTORMING

MENGAPA SIKAP TOLERANSI


SANGAT DIBUTUHKAN DI
INDONESIA
4 PRESENTASI MATERI
KEBERAGAMAN BANGSA INDONESIA
Prob
o
Sum linggo, J
ber : a
https tim (2018
://w
ww.b )
bc.co
m /indo
nesia
/
KASUS INTOLERAN DI SEKOLAH

(1)
KOMNAS HAM:
PELARANGAN JILBAB TERJADI HAMPIR DI SELURUH BALI INFORMASI INI MENCUAT SETELAH SEORANG
SISWI SMAN 2 DENPASAR DILARANG MENGGUNAKAN JILBAB, SETELAH DITELUSURI TERNYATA
LARANGAN ITU TERJADI DI SEBAGIAN BESAR SEKOLAH NEGERI, BAHKAN DI BEBERAPA SEKOLAH
LARANG BERJILBAB ITU DITULIS SECARA TERANG-TERANGAN DI BUKU SAKU SISWA (REPUBLIKA 21 FEB
2014).

(2)
SMAN 1 MAUMERE LARANG SISWI BERJILBAB:
FATIMAH AZZAHRA SISWI KELAS X SMAN 1 MAIMERE, KABUPATEN SIKKA NTT DILRANG MENGGUNAKAN
JILBAB DENGAN ALASAN SEKOLAH MEMBERLAKUKAN DISIPLIN BERSERAGAM BERDASARKAN PERATIRAN
MENDIKBUD NO.45 TAHUN 2014 (MEDIA NTT, 28 AGUSTUS 2017)
KONDISI KERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA

KERAGAMAN RAGAM TAFSIR


INDONESIA: agama, KEBENARAN
budaya, etnis, dll.

PERLU PEREKAT:
Moderasi beragama untuk
mempererat Ukhuwah
Islamiyah Ukhuwah POTENSI KONFLIK
Wathoniyah, ukhuwah
basyariyah
Moderasi ⮚ Agama tidak perlu dimoderasi karena

Beragama agama itu sendiri telah mengajarkan


prinsip moderasi, keadilan, dan

Bukan keseimbangan (Al Baqarah:143)

⮚ Jadi bukan agamanya yang harus


Moderasi dimoderasi, melainkan cara pandang dan
sikap umat beragama dalam memahami
Agama dan menjalankan agamanya yang harus
dimoderasi

⮚ Tidak ada agama yang mengajarkan


ekstremisme, tapi tidak sedikit orang
yang memahami dan menjalankan ajaran
agamanya secara ekstrem
4 Indikator Nilai
KOMITMEN KEBANGSAAN TOLERANSI
Penerimaan terhadap prinsip-­prinsip Sikap untuk memberi ruang dan tidak
berbangsa yang tertuang dalam Konstitusi mengganggu hak orang lain untuk
UUD 1945 dan regulasi di bawahnya. berkeyakinan, mengekspresikan
Indikator inilah yang sering juga keyakinannya, dan menyampaikan
dipergunakan sebagai indikator pendapat, meskipun hal tersebut berbeda
ekstremisme yang biasanya memiliki dengan apa yang kita yakini. Jadi toleransi
pandangan ingin mengubah sistem sosial mengacu pada sikap terbuka, lapang dada,
dan politik yang sudah ada dan menghujat sukarela, dan lembut dalam menerima
Pancasila sebagai thaghut Moderasi Beragama perbedaan

ANTI KEKERASAN ADAPTIF TERHADAP


Menolak cara-cara kekerasan dalam KEBUDAYAAN LOKAL
menyelesaikan masalah, misalnya Orang-­orang yang moderat memiliki
dalam melakukan perubahan yang kecenderungan lebih ramah dalam penerimaan
diinginkan tradisi dan budaya lokal dalam perilaku
keagamaannya, sejauh tidak bertentangan
dengan pokok ajaran agama.
TOLERANSI ITU APA?
KBBI:
Menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian,
pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,
kelakuan, dan sebagainya yang lain atau yang
bertentangan dengan pendirian sendiri. (KBBI)

MUI:
Menghormati dan menghargai antar kelompok atau antar
individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. 
APA BATASAN TOLERANSI?
1. Tidak menyangkut masalah aqidah dan ibadah
ushuliyah antar umat beragama dan antara umat
seagama (Al-Kafirun & Al-Hujurat: 10 & 13)
2. Tidak menyalahi konsensus bersama dalam
berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI)
3. Tidak melanggar nilai-nilai kemanusiaan (Al-Maidah:
32, An-Nisa: 29 )
4. Tidak mengganggu ketertiban umum (Al-Anbiya’: 107)
5 DISKUSI KELOMPOK
DISKUSI KELOMPOK
LANGKAH-LANGKAH:
a. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok (tentative sesuai jumlah peserta)
b. Fasilitator memberikan pertanyaan yang harus dijawab melalui diskusi kelompok:
▪ Bagaimana aspek keberagaman yang dapat menimbulkan intoleransi di madrasah?
▪ Bagaimana aktualisasi nilai-nilai toleransi di lingkungan mdrasah?
c. Peserta mendokumentasikan hasil diskusinya di kertas plano, lalu menyepakati 1 orang
sebagai juru bicara saat presentasi hasil diskusi kelompok.
d. Fasilitator mempersilahkan juru bicara kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya;
e. Peserta dari kelompok lain mencatat poin-poin penting lalu dapat mengajukan
pertanyaan atau tanggapan; dan
f. Fasilitator menyimpulkan poin-poin penting berdasarkan hasil presentasi dan
tanggapan dari peserta.
ALAT DAN BAHAN DISKUSI

1. Video
2. Kertas plano
3. Spidol
4. Double tip/isolasi
5. Gunting
TINGKAT KEBERAGAMAN DI MADRASAH
YANG BERPOTENSI INTOLERAN
Perbedaan:
1. Suku dan ras;
2. Latar belakang ormas Islam (NU, Muhammadiyah, Persis,
Wahabi, Islam Jama’ah, dsb)
3. Madzhab
berpengaruh terhadap:
4. Manajemen SDM (pemilihan Kamad, Wakil Kamad, dsb)
5. Soliditas antar warga madrasah (guru, tendik, dan siswa)
IMPLEMENTASI DI MADRASAH
Dalam KMA 184 memuat pedoman “Implementasi Moderasi Beragama”
sebagai berikut:

o Setiap guru mata pelajaran wajib menanamkan nilai moderasi beragama.


o Penanaman nilai moderasi beragama kepada peserta didik bersifat hidden curriculum
dalam bentuk pembiasaan, pembudayaan dan pemberdayaan dalam kehidupan
sehari-hari.
o Implementasi penanaman nilai moderasi beragama kepada peserta didik tidak harus
tertuang dalam administrasi pembelajaran guru (RPP), namun guru wajib
mengkondisikan suasana kelas dan melakukan pembiasaan yang memungkinkan
terbentuknya budaya berfikir moderat dalam beragama serta menyampaikan pesan
moral kepada peserta didik.
IMPLEMENTASI DI MADRASAH
❑ Moderasi beragama tidak menjadi mata pelajaran sendiri, akan tetapi muatannya
sudah terintegrasi di dalam semua mata pelajaran yang diajarkannya, terutama
pada rumpun mata pelajaran PAI yang meliputi Al-Quran dan Hadits, Fikih, atau
Akidah Akhlak atau Tasawuf, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan pada jenjang
MA ada pelajaran Tafsir/Ilmu Tafsir dan Ushul Fikih.
❑ Muatan moderasi juga disisipkan pada pengajaran bahasa Arab di lingkungan
madrasah.
❑ Muatan moderasi secara substantif masuk ke dalam sub-sub bab yang ada di
semua mata pelajaran itu baik tersirat maupun tersurat.
CONTOH AKTUALISASI SIKAP TOLERANSI DI MADRASAH

1. Tidak menghina teman karena perbedaan warna kulit, ras,


agama, budaya dan kebiasaan;
2. Tidak membawa isu SARA dalam pemilihan jabatan apa pun;
3. Tidak membawa isu SARA dalam pemilihan OSIS;
4. Menghormati orang dengan perbedaan madzhab yang dianutnya;
5. Menghormati semua orang di madrasah, apapun posisi dan
perannya, seperti guru, kepala madrasah, satpam, penjaga
madrasah, penjaga kantin, dsb;
6. Khusus bagi guru Mapel Agama, perkenalkan siswa dengan
perbedaan madzhab/pendapat dalam beribadah
Potret Toleransi di
Sekolah/ Madrasah
Beberapa
Tempat Ibadah
dalam
Satu Lembaga
Pendidikan
“PIKIRAN & HATI MEREKA HARUS DIKENALKAN
TENTANG KEBERAGAMAN”
LAGU SYUKUR
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai