Drs. Sahid, MM
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Tuban
Program Prioritas Kementerian Agama
1. Penguatan Moderasi Beragama
2. Transformasi Digital
3. Revitalisasi KUA
4. Cyber Islamic University (Perguruan Tinggi
Keagamaan)
5. Kemandirian Pesantren
6. Religiosity Index dan
7. Pencanangan Tahun Toleransi 2022
Kebijakan Kemeterian Agama sesuai Visi dan Misi
1. Peningkatan kesolehan umat beragama
2. Penguatan moderasi dan KUB
3. Penyediaan pelayanan keagamaan yang adil dan merata untuk seluruh
umat beragama
4. Peningkatan pemberdayaan kelembagaan dan sumber daya ekonomi umat
dan keagamaan
5. Perluasan akses Pendidikan umum berciri khas Agama, pendidikan agama
dan pendidikan keagamaan yang merata
6. Penguatan produktifitas dan daya saing Pendidikan
7. Peningkatan kualitas pengelolaan dan mutu Pendidikan umum berciri khas
agama, Pendidikan agama dan keagamaan
8. Peningkatan kualitas tata Kelola kemenag secara efektif dan akuntabel
Moderasi Beragama Bukan Moderasi Agama
• Agama tidak perlu dimoderasi karena agama itu sendiri telah
mengajarkan prinsip moderasi, keadilan dan keseimbangan
• Yang dimoderasi adalah cara pandang dan sikap umat
beragama dalam memahami dan mnjalankan agamanya yang
harus dimoderasi
• Tidak ada agama yang mengajarkan ekstrimitas, tapi tidak
sedikit orang yang memahami dan menjalankan agamanya
secara ekstrem
Empat Indikator Moderasi Beragama
• Komitmen Kebangsaan (PBNU)
• Toleransi (saling pengertian, menghormati, menghargai
perbedaan)
• Anti Kekerasan
• Adaptif Terhadap Kebudayaan Lokal
Tantangan Moderasi Beragama
Anti PBNU
Pro Ideologi Asing
Tidak Menghormati SARA
Pola Pikir Normatif, Intoleransi, Radikal, Terorisme
Bertindak diluar Norma Hukum
Drs. Sahid, MM.
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Tuban
Direktorat GTK M a d r a s a h
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Republik Indonesia
1 TARGET KOMPETENSI
TARGET KOMPETENSI GURU
A. KOMPETENSI PEDAGOGIS:
1. Mempersiapkan guru madrasah yang mampu membuat perencanaan
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi peserta didik yang beragam/heterogen
2. Mempersiapkan guru madrasah yang mampu melaksanakan pembelajaran yang dapat
mendorong pengembangan potensi peserta didik secara adil dan proporsional
3. Mempersiapkan guru madrasah yang mampu melaksanakan penilaian pembelajaran
yang objektif dan komprehensif
4. Menjadikan guru madrasah sebagai living model sikap toleransi
B. KOMPETENSI PROFESIONAL:
Mempersiapkan guru madrasah yang mampu mengembangkan materi
pembelajaran dengan kreatif dan inovatif yang dapat mengakomodir keberagaman
peserta didik
2 TUJUAN
Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu:
1. Memahami konsep dasar toleransi dalam
keberagaman.
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai toleransi di
madrasah (pembelajaran setiap mapel dan
lainnya)
5
3 LANGKAH KEGIATAN
LANGKAH KEGIATAN (60’)
(2)
SMAN 1 MAUMERE LARANG SISWI BERJILBAB:
FATIMAH AZZAHRA SISWI KELAS X SMAN 1 MAIMERE, KABUPATEN SIKKA NTT DILARANG MENGGUNAKAN
JILBAB DENGAN ALASAN SEKOLAH MEMBERLAKUKAN DISIPLIN BERSERAGAM BERDASARKAN PERATIRAN
MENDIKBUD NO.45 TAHUN 2014
KONDISI KERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA
KERAGAMAN RAGAM
INDONESIA: agama, TAFSIR
budaya, etnis, dll. KEBENARAN
PERLU PEREKAT:
Moderasi beragama untuk
mempererat Ukhuwah
Islamiyah Ukhuwah
Wathoniyah, Ukhuwah
POTENSI KONFLIK
Basyariyah
Moderasi Agama tidak perlu dimoderasi karena
Beragama agama itu sendiri telah mengajarkan
prinsip moderasi, keadilan, dan
Bukan keseimbangan
MUI:
Menghormati dan menghargai antar kelompok atau
antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup
lainnya.
APA BATASAN TOLERANSI?
1. Tidak menyangkut masalah aqidah dan ibadah
ushuliyah antar umat beragama dan antara
umat seagama (Al-Kafirun & Al-Hujurat: 10 & 13
)
2. Tidak menyalahi konsensus bersama dalam
berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD
1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI)
3. Tidak melanggar nilai-nilai kemanusiaan (
Al-Maidah: 32, An-Nisa: 29 )
4. Tidak mengganggu ketertiban umum (Al-Anbiya’:
107)
5 DISKUSI KELOMPOK
DISKUSI KELOMPOK
LANGKAH-LANGKAH:
1. Video
2. Kertas plano
3. Spidol
4. Double tip/isolasi
5. Gunting
TINGKAT KEBERAGAMAN DI MADRASAH
YANG BERPOTENSI INTOLERAN
Perbedaan:
1. Suku dan ras;
2. Latar belakang ormas Islam (NU, Muhammadiyah, Persis,
Wahabi, Islam Jama’ah, dsb)
3. Madzhab
berpengaruh terhadap:
4. Manajemen SDM (pemilihan Kamad, Wakil Kamad, dsb)
5. Soliditas antar warga madrasah (guru, tendik, dan siswa)
IMPLEMENTASI DI MADRASAH
Moderasi beragama tidak menjadi mata pelajaran sendiri, akan tetapi muatannya
sudah terintegrasi di dalam semua mata pelajaran yang diajarkannya, terutama
pada rumpun mata pelajaran PAI yang meliputi Al-Quran dan Hadits, Fikih, atau
Akidah Akhlak atau Tasawuf, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan pada
jenjang MA ada pelajaran Tafsir/Ilmu Tafsir dan Ushul Fikih.
Muatan moderasi juga disisipkan pada pengajaran bahasa Arab di lingkungan
madrasah.
Muatan moderasi secara substantif masuk ke dalam sub-sub bab yang ada di
semua mata pelajaran itu baik tersirat maupun tersurat.
IMPLEMENTASI DI MADRASAH
Dalam KMA 184 memuat pedoman “Implementasi Moderasi Beragama”
sebagai berikut: