Anda di halaman 1dari 9

KUIS

MATERI MODERASI BERAGAMA

Nama : DODI DASWANDI


Asal : KOTA CIREBON

Petunjuk:

1. Jawaban dimasukkan ke kantong tugas kuis moderasi Beragama

2. Berilah nama file jawaban LK dengan format: Nama_Judul sub materi.

Misal: Dodi Daswandi_Kuis materi Moderasi Moderasi Beragama

Soal Kuis
1. Apa yang Bapak ibu Ketahui Mengenai Moderasi Beragama?

2. Sebutkan 3 Prinsip Moderasi Beragama, jelaskan!

3. Jelaskan apa saja Indikator dalam moderasi beragama!

4. Jelaskan apa saja 9 Nilai Moderasi Beragama!

5. Tuliskan ayat-ayat al-Qur’an tentang Moderasi Beragama yang bapak/ibu ketahui

JAWABAN
1. Apa yang Bapak ibu Ketahui Mengenai Moderasi Beragama?

Moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam

kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang

melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemashlahatan umum

berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan

bernegara. Dengan kata lain moderasi beragama yaitu sebuah kondisi beragama yang

berada di tengah-tengah, tidak terlalu condong ke kanan sehingga bersifat ektrem

dan tidak pula terlalu kiri sehingga terlalu liberal.

Dodi Daswandi
Pro.1_B5
Orang yang sudah bersikap moderat akan memahami nilai-nilai tekstual keagamaan

bersamaan dengan memaksimalkan cara pandang akal (aqli).

2. Sebutkan 3 Prinsip Moderasi Beragama, jelaskan!

Terdapat 6 (enam) prinsip moderasi beragama, namun saat ini akan disebutkan tiga

prinsip moderasi beragama, ketiganya yaitu sebagai berikut.

a) Tawassuth

Tawassuth adalah sikap tengah-tengah atau sedang di antara dua sikap, yaitu

tidak terlalu jauh ke kanan (fundamentalis) dan terlalu jauh ke kiri (liberalis).

b) Tawazun

Tawāzun adalah pemahaman dan pengamalan agama secara seimbang yang

meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrowi, tegas dalam

menyatakan prinsip yang dapat membedakan antara inhirāf (penyimpangan),

dan ikhtilāf (perbedaan).

c) Musyawarah

Syura atau musyawarah adalah saling menjelaskan dan merundingkan atau saling

meminta dan menukar pendapat mengenai sesuatu perkara. Prinsip musyawarah

akan senantiasa menekan bibit-bibit perselisihan dan permusuhan. Karena

dengan musyawarah orang-orang akan menyampaikan ide-ide serta pendapat

sehingga berakhir dengan kemufakatan.

3. Jelaskan apa saja Indikator dalam moderasi beragama!

a) Komitmen Kebangsaan

Komitmen kebangsaan merupakan indikator yang sangat penting untuk melihat

sejauh mana cara pandang dan ekspresi keagamaan seseorang atau kelompok

Dodi Daswandi
Pro.1_B5
tertentu terhadap ideologi kebangsaan, terutama komitmennya di dalam

menerima Pancasila sebagai dasar dalam bernegara

b) Toleransi

Toleransi merupakan sikap untuk memberi ruang dan tidak mengganggu orang

lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan

pendapat, meskipun hal tersebut berbeda dengan yang kita yakini.

c) Anti Radikalisme dan Kekerasan

Radikalisme dan kekerasan dalam konteks moderasi beragama muncul sebagai

akibat dari pemahaman keagamaan yang sempit. Padahal, Islam hadir di muka

bumi sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil’alamin). Indikator

moderasi beragama dalam hubungannya dengan paham radikalisme terletak

pada sikap dan ekspresi keagamaannya yang seimbang dan adil, yaitu sikap dan

ekspresi keagamaan yang mengutamakan keadilan, menghormati, dan

memahami realitas perbedaan di tengah-tengah masyarakat.

d) Akomodatif terhadap Budaya Lokal

Praktik dan perilaku keagamaan yang akomodatif terhadap tradisi dan budaya

lokal dapat digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman tersebut bersedia

untuk menerima praktik keagamaan yang mengakomodasi kebudayaan lokal dan

tradisi. Orang-orang moderat memiliki kecenderungan lebih ramah dalam

penerimaan tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak

bertentangan dengan prinsip dasar agama.

4. Jelaskan apa saja 9 Nilai Moderasi Beragama!

a) Pertengahan (tawassuth),

Dodi Daswandi
Pro.1_B5
Tawassuth adalah pemahaman dan pengamalan agama yang tidak ifrāth, yakni

berlebih-lebihan dalam beragama dan tafrīth, yaitu mengurangi ajaran agama.

Tawassuth adalah sikap tengah-tengah atau sedang di antara dua sikap, yaitu

tidak terlalu jauh ke kanan (fundamentalis) dan terlalu jauh ke kiri (liberalis).

Dengan sikap tawassuth ini, Islam akan mudah diterima di segala lapisan

masyarakat. Karakter tawassuth dalam Islam adalah titik tengah di antara dua

ujung dan hal itu merupakan kebaikan yang sejak semula telah diletakkan Allah

SWT. Nilai tawassuth yang sudah menjadi prinsip dalam Islam ini perlu

diterapkan dalam segala bidang supaya agama Islam dan ekspresi keagamaan

umat Islam menjadi saksi pengukur kebenaran bagi semua sikap dan tingkah laku

manusia pada umumnya.

b) Tegak-lurus (i’tidal)

Secara bahasa, i’tidāl memiliki arti lurus dan tegas, maksudnya adalah

menempatkan sesuatu pada tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi

kewajiban secara proporsional. I’tidāl merupakan bagian dari penerapan

keadilan dan etika bagi setiap muslim. Keadilan yang diperintahkan Islam

diterangkan oleh Allah supaya dilakukan secara adil, yaitu bersifat tengah-tengah

dan seimbang dalam segala aspek kehidupan dengan menunjukkan perilaku

ihsan. Adil berarti mewujudkan kesamaan dan keseimbangan di antara hak dan

kewajiban. Hak asasi tidak boleh dikurangi karena disebabkan adanya kewajiban.

Tanpa mengusung keadilan, nilai-nilai agama terasa kering dan tiada

c) Tawazun (Seimbang)

Tahawzun merupakan pandangan keseimbangan tidak keluar dari dari garis

yang telah di tetapkan. Jika di telusuri istilah tawazun berakar dari kata mizan

Dodi Daswandi
Pro.1_B5
yang berarti timbangan. Tapi dalam pemahaman konteks moderasi mizan bukan

diartikan sebagai alat atau benda yang di gunakan untuk menimbang melainkan

keadilan dalaam semua aspek kehidupan baik terkait dengan dunia ataupun

terkait dengan kehidupan yang kekal kelak di akhirat.

d) Toleransi (tasamuh)

Toleransi merupakan sikap untuk memberi ruang dan tidak mengganggu orang

lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan

pendapat, meskipun hal tersebut berbeda dengan yang kita yakini. Tasāmuh atau

toleransi ini erat kaitannya dengan masalah kebebasan atau kemerdekaan hak

asasi manusia dan tata kehidupan bermasyarakat, sehingga mengizinkan

berlapang dada terhadap adanya perbedaan pendapat dan keyakinan dari setiap

individu. Orang yang memiliki sifat tasāmuh akan menghargai, membiarkan,

membolehkan pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan kebiasaan,

kelakuan dan sebagainya yang berbeda dengan pendiriannya. Tasāmuh berarti

suka mendengar dan menghargai pendapat orang lain.

e) Musyawarah (syura)

Musyawarah adalah saling menjelaskan dan merundingkan atau saling meminta

dan menukar pendapat mengenai sesuatu perkara. musyawarah memiliki

kedudukan tinggi dalam Islam. Di samping merupakan bentuk perintah Allah,

musyawarah pada hakikatnya juga dimaksudkan untuk mewujudkan sebuah

tatanan masyarakat yang demokratis. Di sisi lain, pelaksanaan musyawarah juga

merupakan bentuk penghargaan kepada tokoh dan para pemimpin

f) Reformasi (ishlah)

Dodi Daswandi
Pro.1_B5
Islah dalam hal ini yaitu memberikan kondisi yang lebih baik untuk merespon

perubahan dan kemajuan zaman atas dasar kepentingan umum dengan

berpegang pada prinsip memelihara nilai nilai tradisi lama yang baik dan

menerapkan nilai nilai tradisi baru yang lebih baik demi kemaslahatan

bersama.

g) Cinta tanah air (muwathanah)

Landasan cinta tanah air sebagai nilai moderasi beragama adalah bentuk

keberagamaan yang mengedepankan ukhuwah wathaniyyah. Persaudaraan

setanah air akan melahirkan kecintaan yang sama akan Indonesia tanpa harus

memandang latar belakang SARA orang lain. Hal ini tentu menimbulkan dampak

positif terhadap kerukunan bernegara dan berbangsa.

h) Anti kekerasan (al-la‘unf)

Radikalisme dan kekerasan dalam konteks moderasi beragama muncul sebagai

akibat dari pemahaman keagamaan yang sempit. Padahal, Islam hadir di muka

bumi sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil’alamin). Indikator

moderasi beragama dalam hubungannya dengan paham radikalisme terletak

pada sikap dan ekspresi keagamaannya yang seimbang dan adil, yaitu sikap dan

ekspresi keagamaan yang mengutamakan keadilan, menghormati, dan

memahami realitas perbedaan di tengah-tengah masyarakat.

i) Ramah budaya (i’tiraf al-‘urf)

Praktik dan perilaku keagamaan yang akomodatif terhadap tradisi dan budaya

lokal dapat digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman tersebut bersedia

untuk menerima praktik keagamaan yang mengakomodasi kebudayaan lokal dan

tradisi. Orang-orang moderat memiliki kecenderungan lebih ramah dalam

Dodi Daswandi
Pro.1_B5
penerimaan tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak

bertentangan dengan prinsip dasar agama.

5. Tuliskan ayat-ayat al-Qur’an tentang Moderasi Beragama yang bapak/ibu ketahui!

a) Q.S. al-Kafirun
ِِ ّ ٰ ‫ب ِْس ِِم‬
ِ‫الل َّالر ْ ْٰح ِِن َّالر ِح ْ ِي‬
ُِ‫ َو َاِل اَن ُِْْت ٰعبِدُ ْو َِن َماِا اَ ْع ُبد‬, ‫ َاِل َا ْع ُبدُِ َما تَ ْع ُبدُ ْو َِن‬, ‫قُ ِْل ٰ ا َٰيُّيه َا ْال ٰك ِف ُر ْو َِن‬
‫ لَ ُ ُْكِ ِديْ ُن ُ ُْك َِو ِ َِلِ ِد ْي ِِن‬, ُِ‫ َو َاِل اَن ُِْْت ٰعبِدُ ْو َِن َماِا اَ ْع ُبد‬, ‫َو َاِل اَنَِ عَابِدِ َّما َع َبدْ هُِت‬
Artinya: 1). Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! 2). aku tidak

akan menyembah apa yang kamu sembah, 3). dan kamu bukan penyembah apa

yang aku sembah, 4). dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu

sembah, 5). dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku

sembah, 6). Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

b) Q.S. an-Nahl ayat 90

ِ‫ان َوِايْتَ اائِِ ِذى الْ ُق ْربِٰ َويَْنْ ٰى َع ِِن الْفَ ْحشَ اا ِِء َوالْ ُم ْنكَ ِِر َواِلْ َب ْغ ِِي ي َ ِع ُظ ُُِْك لَ َعل َّ ُُِْك ت ََذكَّ ُر ْو َن‬
ِِ ‫الل يَأْ ُم ُِر ِِبلْ َعدْ لِِ َو ْ ِال ْح َس‬
َِ ّ ٰ ‫ِا َِّن‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat

kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan)

perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran

kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”

c) Al-Baqarah ayat 143

ِْ ِ َّ‫اس َويَ ُك ْو َِن َّالر ُس ْو ُِل عَلَ ْي ُُِْك َشهِ ْيدًاِۗ َو َما َج َعلْنَا ا ْل ِق ْب ََِل ال‬
‫ت ُك ْنتَِ عَلَْيْ َِاا‬ ِ َ َ‫ل َج َعلْ ٰن ُُِْك ُا َّم ًِة َّو َس ًطا ِلّتَ ُك ْون ُْواِ ُشهَدَ اا َِء ع‬
ِ ِ َّ‫ل الن‬ َِ ِ ‫َوكَ ٰذ‬
ِ‫الل ِل ُي ِض ْي َع‬
ُِ ّ ٰ ‫الل ِ َۗو َما ََك َِن‬ ِ َ َ‫ل َع ِقبَ ْي ِِۗه َوا ِِْن ََكن َتِْ لَكَب ْ َِْيًِة ِا َِّل ع‬
ُِ ّ ٰ ‫ل َّ ِاَّليْ َِن َه َدى‬ ُِ ‫ِا َِّل ِلنَ ْع ََِل َم ِْن يَّت َّ ِب ُِع َّالر ُس ْو َلِ ِم َّم ِْن ي َّ ْنقَ ِل‬
ِ ٰ َ‫ب ع‬
‫اس لَ َر ُء ْوفِ َّر ِح ِْي‬ ِ ِ َّ‫الل ِِبلن‬ َِ ّ ٰ ‫ِايْ َمانَ ُُِْكِۗ ِا َِّن‬
Artinya: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat

yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar

Dodi Daswandi
Pro.1_B5
Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak

menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami

mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot.

Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang

yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan

imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada

manusia”.

d) Q.S. Ali Imron ayat 110


ِِ‫للِۗ َولَ ِْو ٰا َم َِن َا ْه ُِل الْ ِك ٰتب‬
ِِ ّ ٰ ‫ف َوتَْنْ َ ِْو َِن َع ِِن الْ ُم ْنكَ ِِر َوتُ ْؤ ِم ُن ْو َِن ِِب‬
ِ ِ ‫اس تَأْ ُم ُر ْو َِن ِِبلْ َم ْع ُر ْو‬ِ ِ َّ‫ُك ْن ُِْت خ ْ ََِْي ُا َّمةِ ُاخ ِْر َجتِْ لِلن‬
‫لَ ََك َِن خ ْ ًَْيِا لَّه ُِْمِۗ ِمْنْ ُ ُِم الْ ُم ْؤ ِمنُ ْو َِن َو َا ْك َ َُث ُُِه الْ ٰف ِس ُق ْو َِن‬
Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

(karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang

mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu

lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan

mereka adalah orang-orang fasik.”

e) Q.S. al-Hujurat ayat 13

َ ّ ٰ ‫ىُكِۗ ِا َِّن‬
ِ‫الل‬ ُِْ ‫الل َاتْ ٰق‬ ِ ٰ ‫اس ِانَِّ َخلَ ْق ٰن ُُِْك ِ ّم ِْن َذكَرِ َّو ُان‬
ِِ ّ ٰ َِ‫ْث َو َج َعلْ ٰن ُُِْك ُش ُع ْو ًِِب َّوقَ َب ااى َِل ِلتَ َع َارفُ ْوِاِۚ ِا َِّن َا ْك َر َم ُُِْك ِع ْند‬ ِ ُ َّ‫ٰ ا َٰيُّيه َا الن‬
ِٕ
ِ‫عَ ِل ِْي َخب ِْْي‬

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa

dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di

Dodi Daswandi
Pro.1_B5
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha

Mengetahui, Mahateliti”.

f) Q.S. an-Nahl ayat 125

ِ‫ك ه َُِو َاعْ َُِل ِب َم ِْن ضَ َِّل َع ْن‬


َِ َّ ‫ه َا ْح َس ُِۗن ِا َِّن َرب‬ ِْ ِ َّ ‫ِك ِِبلْ ِح ْْكَ ِِة َوالْ َم ْو ِع َظ ِِة الْ َح َس نَ ِِة َو َجا ِدلْه ُِْم ِِبل‬
َِ ِ ‫ت‬ َِ ّ ‫ُا ْد ُِع ِا ٰ ِل َس ِب ْيلِِ َرب‬
‫َس ِب ْي ِ هِل َوه َُِو َا ْع َُِل ِِب ْل ُمهْ َت ِد ْي َِن‬
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-

Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk:.

Dodi Daswandi
Pro.1_B5

Anda mungkin juga menyukai