Anda di halaman 1dari 12

KEGIATAN PENGARUSUTAMAAN

MODERASI AGAMA DAN


WAWASAN KEBANGSAAN

28 Oktober 2021
21 Rabiul Awal 1443 H OLEH : H. ZAHIRIN,SH
Al- Baqarah : 143

Artinya : Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat
pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu . 
Kata “Pengarusutaamaan” berasal dari kata arus utama
(Mainstream-ing) tersusun dari 2 kata yang berbeda yakni
kata “Main” dan “Stream”, kata main berarti utama
sedangkan kata stream berarti arus atau aliran. Jadi kata
“Mainstream” jika diterjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia secara umum dapat diartikan Arus Utama atau
Aliran Utama.
APA ARTI MODERASI ?

Kata Moderation berasal dari Bahasa latin yang berarti ke-sedang-an (tidak
berlebihan dan tidak kekurangan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kata “Moderasi” berarti penghindaran kekerasan atau penghindaran keekstreman.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN MODERASI AGAMA ?

“Moderasi Beragama” merupakan konsepsi yang dapat membangun sikap toleran


dan rukun guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Generasi muda/Milenial agama dapat mensosialisaikan muatan moderasi beragama


di kalangan masyarakat agar terciptanya kehidupan yang harmonis, damai dan
rukun.
Semangat moderasi beragama adalah untuk mencari titik temu dua kutub ekstrem dalam
beragama. Di satu sisi kan ada pemeluk agama yang yakin dengan kebenaran satu tafsir teks
agama, dan menganggap sesat mereka yang memiliki tafsir yang berbeda dengannya. Di sisi
lain ada juga umat beragama yang ekstrem mengenai kesucian agama atau mengorbankan
kepercayaan dalam ajaran agama atas nama toleransi kepada pemeluk agama lain. Kedua sikap
ekstrem ini perlu dimoderasi.

Dalam islam moderasi diistilahkan dengan kalimat ummatan wasathan ( QS. Al- Baqarah 2/143).
APA ITU MODERASI KEBANGSAAN ?

Moderasi Beragama dan Wawasan Kebangsaan adalah Kunci Persatuan. Sebagai


penyuluh agama yang fatwa-fatwanya menjadi rujukan masyarakat, memiliki tugas
penting dan mulia yaitu bagaimana menjaga masyarakat dilingkungan kerjanya agar
terbentengi dari segala hal yang merusak moderasi beragama dan wawasan
kebangsaan.

Indonesia adalah Negara yang masyarakatnya sangat religius dan sekaligus


majemuk. Meskipun bukan Negara berdasarkan agama tertentu, masyarakat kita
sangat lekat dengan kehidupan beragama. Nyaris tidak ada satupun urusan sehari
– hari yang tidak berkaitan dengan agama, itu sebabnya kemerdekaan bernegara
juga dijamin oleh konstitusi kita. Nah tugas penyuluh adalah bagaimana menjaga
keseimbangan antara kebebasan beragama dengan kebangsaan untuk
menumbuhkan cinta tanah air.
Penyuluh harus berpengetahuan tinggi dan berwawasan luas, sebab
dengan wawasan yang luas penyuluh menjadi orang bijak, tidak mudah
menyalahkan merasa yang paling benar dan mudah terbawa arus.
Moderasi beragama penting hadir di Indonesia ia bisa menjadi solusi
untuk menciptakan kerukunan, harmoni sosial, serta menjaga
kebebasan dalam menjalankan kehidupan beragama, menghargai
keragaman tafsir dan perbedaan pandangan, serta tidak terjebak
pada ekstremisme, intoleransi dan kekerasan atas nama agama
BAGAIMANA CARA MODERASI BERAGAMA ?

Moderasi Beragama dapat ditunjukan melalui sikap :


- TAWASSUTH (Tengah-tengah )
- TAWAZUN ( Berkesinambungan )
- I’TIDAL ( Lurus dan Tegas )
- TASAMUH ( Toleransi )
- MUSAWAH ( Egaliter/ Sama, Sederajat )
- SYURA ( Musyawarah )
- ISHLAH ( Reformasi, Memperbaik, Mendamaikan )
- AULAWIYAH ( Mendahulukan yang prioritas )
- TATHAWWUR WA IBTIKAR ( Dinamis dan Inovatif )
- TA’AWUN ( Suka menolong sesama tanpa membedakan latar belakang )
4 INDIKATOR MODERASI BERAGAMA

1. Adanya komitmen kebangsaan yang kuat


2. Sikap toleran terhadap sesama
3. Memiliki prinsip menolak Tindakan kekerasan baik secara fisik
maupan verbal
4. Menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang
sangat beragam
LANGKAH APA YANG DAPAT DILAKUKAN ?

1. Memasukkan muatan moderasi beragama dalam kurikulum


Pendidikan
2. Mengembangkan wawasan multikultural dan multi Religius di
kalangan masyarakat ( pendekatan bottom-up )
3. Mengintensifkan dialog antar umat beragama berbasis komunitas
( Community-based )
4. Melibatkan seluruh masyrakat untuk menyelenggarakan kegiatan
sosial ekonomi lintas budaya dan agama khususnya di kalangan
generasi muda / milenial
TERIMA KASIH

  

Anda mungkin juga menyukai