Anda di halaman 1dari 7

Moderasi

beragama
Disusun Oleh :
Irma Yuliani (2101013007)
PENGERTIAN dan batasan moderasi

Kata moderasi berasal dari Bahasa Latin moderâtio, yang berarti


kesedangan (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Kata itu juga berarti
penguasaan diri (dari sikap sangat kelebihan dan kekurangan). Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyediakan dua pengertian kata moderasi,
yakni:
1. Pengurangan kekerasan.
2. Penghindaran keekstreman.
Dikatakan, “orang itu bersikap moderat”, kalimat itu berarti bahwa
orang itu bersikap wajar, biasa-biasa saja, dan tidak ekstrem.
PENGERTIAN dan batasan moderasi

Dalam bahasa Inggris, kata moderation sering digunakan dalam


pengertian average (rata-rata), core (inti), standard (baku), atau non-aligned
(tidak berpihak). Secara umum, moderat berarti mengedepankan
keseimbangan dalam hal keyakinan, moral, dan watak, baik ketika
memperlakukan orang lain sebagai individu, maupun ketika berhadapan
dengan institusi negara.
Sedangkan dalam bahasa Arab, moderasi dikenal dengan kata wasath
atau wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan kata tawassuth
(tengah-tengah), i’tidal (adil) dan tawazun (berimbang). Orang yang
menerapkan prinsip wasathiyah bisa disebut wasith. Dalam bahasa Arab
pula, kata wasathiyah diartikan sebagai “pilihan terbaik”. Apa pun kata yang
dipakai, semuanya menyiratkan satu makna yang sama, yakni adil, yang
dalam konteks ini berarti memilih posisi jalan tengah di antara berbagai
pilihan ekstrem.
PENGERTIAN dan batasan moderasi
Moderasi beragama harus dipahami sebagai sikap beragama yang seimbang
antara pengamalan agama sendiri (eksklusif) dan penghormatan kepada praktik
beragama orang lain yang berbeda keyakinan (inklusif). Keseimbangan atau jalan
tengah dalam praktik beragama ini niscaya akan menghindarkan kita dari sikap
ekstrem berlebihan, fanatik dan sikap revolusioner dalam beragama. Seperti telah
diisyaratkan sebelumnya, moderasi beragama merupakan solusi atas hadirnya dua
kutub ekstrem dalam beragama, kutub ultra-konservatif atau ekstrem kanan di satu
sisi, dan liberal atau ekstrem kiri di sisi lain.
Moderasi beragama sesungguhnya merupakan kunci terciptanya toleransi dan
kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Pilihan pada moderasi
dengan menolak ekstremisme dan liberalisme dalam beragama adalah kunci
keseimbangan, demi terpeliharanya peradaban dan terciptanya perdamaian. Dengan
cara inilah masing-masing umat beragama dapat memperlakukan orang lain secara
terhormat, menerima perbedaan, serta hidup bersama dalam damai dan harmoni.
Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, moderasi beragama bisa jadi
bukan pilihan, melainkan keharusan.
Pentingnya batasan moderasi

Masyarakat perlu tahu bahwa moderasi beragama adalah cara kita, umat
beragama, menjaga Indonesia. Kita tentu tidak mau mengalami nasib seperti
saudara-saudara kita di negara yang kehidupan masyarakatnya carut marut, dan
bahkan negaranya terancam bubar, akibat konflik sosial-politik berlatar
belakang perbedaan tafsir agama. Kita harus belajar dari pengalaman yang ada.
Keragaman, di bidang apapun, memang pasti menimbulkan adanya perbedaan,
apalagi yang terkait dengan agama. Dan, harus diakui bahwa perbedaan itu,
apalagi yang tajam dan ekstrem, di mana pun selalu memunculkan potensi
konflik. Kalau tidak dikelola dengan baik, potensi konflik seperti ini bisa
melahirkan sikap ekstrem dalam membela tafsir klaim kebenaran versi masing-
masing kelompok yang berbeda.
Pentingnya batasan moderasi
Moderasi beragama itu sesungguhnya adalah jati diri kita sendiri, jati diri
bangsa Indonesia. Kita adalah negeri yang sangat agamis, umat beragama kita
amat santun, toleran, dan terbiasa bergaul dengan berbagai latar keragaman
etnis, suku, dan budaya. Toleransi ini pekerjaan rumah (PR) bersama kita,
karena kalau intoleransi dan ekstremisme dibiarkan tumbuh berkembang, cepat
atau lambat keduanya akan merusak sendi-sendi ke-Indonesia-an kita. Itulah
mengapa moderasi beragama menjadi sangat penting dijadikan sebagai cara
pandang, sikap, dan perilaku, dalam beragama dan bernegara. Jadi, moderasi
beragama merupakan perekat antara semangat beragama dengan komitmen
berbangsa dan bernegara.
Yakinlah bahwa bagi kita, bagi bangsa Indonesia, beragama pada
hakikatnya adalah ber-Indonesia yang pada hakikatnya adalah beragama.
Moderasi beragama harus kita jadikan sebagai sarana mewujudkan
kemaslahatan kehidupan beragama dan berbangsa yang rukun, harmonis,
damai, toleran, serta taat konstitusi, sehingga kita bisa benar-benar menggapai
cita-cita bersama menuju Indonesia maju.
Terimakasih …

Anda mungkin juga menyukai