Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ISLAM DALAM LINTASAN SEJARAH


Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Studi Islam dan Moderasi Beragama
Dosen Pengampu : Dr. Mahrus As’ad, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 9 :

1. Eva Nurul Sakinah (2101051013)


2. Icha Nabella Putri (2101051017)

KELAS C
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Islam Dalam Lintasan
Sejarah” dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Mahrus As’ad, M.Pd
selaku dosen pembimbing kami.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pada khususnya
dan bagi pembaca pada umunya, yaitu sebagai bahan bacaan dan tambahan
pengetahuan. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini dimasa
mendatang.

Metro Barat, 11 November 2021

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Islam Dalam Lintasan Sejarah.................................................................................2


B. Periode Klasik..........................................................................................................2
C. Periode Pertengahan................................................................................................4
D. Periode Modern.......................................................................................................5

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN......................................................................................................6
B. SARAN....................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam termasuk di dalamnya hewan,
tumbuhan, dan manusia. Manusia sebagai makhluk dinamis membutuhkan sarana
untuk mengembangkan diri secara dinamis dan berkelanjutan. Tempat yang mungkin
untuk mengembangkan potensi dan dinamisasi diri adalah melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan institusi tempat menempa diri manusia. Karena pendidikan
pada dasarnya adalah sarana untuk membimbing manusia sebagai manusia paripurna.
Islam sebagai agama rahmat memberi peluang kepada manusia untuk
mengembangkan diri berdasarkan Al-Quran dan Hadits. Pengembangan diri
berdasarkan wahyu merupakan cita-cita Al-Quran. Pengembangan diri tersebut
merupakan bagian dari wahyu ketuhanan. Karena dalam al-Quran terdapat perintah
untuk mengubah diri, perintah untuk banyak membaca, perintah untuk berfikir.
Perintah tersebut mengindikasikan bahwa manusia diajarkan untuk mampu menempa
diri dan mengembangkan bakat yang ada dalam dirinya. Tetapi perintah untuk
berfikir, mengembangkan diri hanya tinggal konsep. Karena semua konsep tentang
pengembangan diri, konsep dasar pendidikan Islam tidak digali dan dikembangkan
untuk kemajuan pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Maksud Islam Dalam Lintasan Sejarah?
b. Bagaimana Islam Dalam Periode Klasik?
c. Bagaimana Islam Dalam Periode Pertengahan?
d. Bagaimana Islam Dalam Periode Modern?

C. Tujuan
a. Untuk Mengetahui Apa Maksud Islam Dalam Lintasan Sejarah.
b. Untuk Mengetahui Bagaimana Islam Dalam Periode Klasik.
c. Untuk Mengetahui Bagaimana Islam Dalam Periode Pertengahan.
d. Untuk Mengetahui Bagaimana Islam Dalam Periode Modern.

iv
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Islam Dalam Lintasan Sejarah


Secara etimologi, kata sejarah dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu yang dapat mengambil alih dari bahasa Arab yaitu kata syajarah. Kata
tersebut masuk ke dalam perbendaharaan bahasa Indonesia semenjak abad XIII,
dimana kata itu masuk ke dalam bahasa Melayu setelah akulturasi kebudayaan
Indonesia dengan kebudayaan Islam. Adapun macam-macam kemungkinan arti kata
syajarah, adalah: pohon, keturunan, asal-usul, dan juga diidentikkan dengan silsilah,
riwayat, babad, tambo, dan tarikh.

Sejarah Islam terdiri dari dua unsur kata yang terbentuk dalam kesatuan, yakni
kata Sejarah dan kata Islam. Berikut akan dipaparkan pengertian dari masing-masing
dan pengertian secara utuh dari kedua rangkaian kata tersebut.

Pertama, akan kita bahas pengertian dari kata sejarah. Langkah pertama kita
telaah dari segi makna etimologis. Secara etimologis (lughawi) kata sejarah oleh para
ahli sering disamakan dengan istilah dalam bahasa arab disebut dengan tarikh, dari
akar kata arrkha (ar-rakh), yang berarti menulis atau mencatat: dan catatan tentang
waktu atau peristiwa.

Sedangkan yang dimaksud dengan Islam yaitu agama yang datangnya dari
Allah, baik yang didatangkan melalui perantaraan Rasul-Nya yang pertama, maupun
yang didatangkan melalui perantaraan Rasul-Nya yang terakhir (Muhammad).
Mahmud Syaltut mendefenisikan Islam sebagai Aqidah dan Syari’ah yang pada
hakikatnya sama dengan Iman dan Amal. Sedangkan Abdul Qadir Audah
mendefenisikan Islam sebagai Aqidah wa Nidham (Islam sebagai agama dan negara).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sejarah


Islam adalah berbagai peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, yang
berkaitan dengan pertumbuhan dan pengembangan agama Islam dalam berbagai
aspek. Dalam kaitan ini, maka muncul berbagai istilah yang sering digunakan untuk
sejarah ini, di antaranya Sejarah Islam, Sejarah Peradaban Islam,Sejarah dan

v
Kebudayaan Islam.

B. Periode Klasik
Periode Pertama, yang disebut dengan Periode Klasik, dimulai dari masa
rasulullah hingga jatuhnya pemerintahan Bani Abbas di Baghdad. Periode ini ditandai
dengan adanya upaya perintisan, pengembangan dan kemajuan puncak yang pertama
peradaban Islam (650-1000 M), lalu diikuti oleh masa disintigrasi (1000-1250 M),
Periode ini diwakili oleh masa kekhalifahan Nabi Muhammad di Haramain (Makkah
dan Madinah), masa kekhalifahan al-Khulafau Rasyidin di Madinah, masa
pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah di Damaskus, dan kemudian dilanjutkan
dengan masa pemerintahan Dinasti Bani Abbas di Baghdad.
Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan Islam yang dibagi ke
dalam dua fase, yakni fase ekspansi, integrasi dan kemajuan (650–1000 M) dan fase
disintegrasi (1000–1250 M).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani
Umayyah, Islam mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam meluas dari
Afrika Utara sampai ke Spanyol di belahan Barat, dan melalui Persia hingga ke India
di belahan Timur. Daerah-daerah itu tunduk di bawah kekuasaan Islam.
Ilmu pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol yang
didiami oleh umat Islam seperti Cordoba dan Granada. Sistem penerangan jalan dan
sistem saluran air sangat baik. Bangunan dengan arsitektur mengagumkan juga
dibangun pada masa itu, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana Alhambra
Granada.
Sejumlah ulama besar juga bermunculan di fase ini. Seperti Imam Malik, Imam
Abu Anifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal dalam bidang Fiqh. Ada juga Imam
al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al- Nazzam dan Al-
Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri, Abu Yazid al- Bustami dan alHallaj
dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam
bidang Falsafat. Lalu, ada Ibn Hayyam, al-Khawarizmi, al- Mas’udi dan al-Razi
dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan lain-lain. Ilmu pengetahuan dalam bidang
agama dan non agama mengalami perkembangan pesat saat itu. Ini disebabkan karena
peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang
terbuka dari berbagai sumber. Mereka menghargai para ilmuwan lain meskipun

vi
berasal dari kelompok berbeda seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster
(Majusi). Mereka sama-sama berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan
dunia lebih baik. Sayangnya, pada fase disintegrasi, keutuhan umat Islam dalam
bidang politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan
pada tahun 1258. Selain itu, jika sebelumnya secara politik daerah-daerah Islam
tunduk pada kekhalifahan pusat, kekhalifahan sebagai simbol keutuhan politik mulai
runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai kawasan.

C. Periode Pertengahan
Periode pertengahan, dimulai dari masa jatuhnya Bani Abbas sehingga akhir
datangnya pengaruh medernisasi Eropa dalam dunia Islam. Periode ini ditandai
dengan masa-masa berlangsungnya kemunduran peradaban Islam pertama yang
sering disebut dengan masa stagnan, yakni sejak jatuhnya Bani Abbas di Baghdad
(1258) hingga lahirnya tiga kerajaan besar, yakni Usmani di Turki, Safawi di Persia,
Mughal di India di sekitar 1500-an. Berikutnya, sejak tahun 1500 M hingga 1700 M,
ketiga kerajaan ini berhasil mempelopori kemajuan peradaban Islam yang kedua.
Namun, di tahun 1700-18000 M kemunduran kedua datang lagi diman budaya
modern Eropa merabah dunia Islam dan lahir kekuatan- kekuatan kolonial sementara
kondisi dunia Islam mengalami kemunduran.
Periode pertengahan sejarah peradaban Islam juga dibagi dalam dua fase, yaitu
fase kemunduran dan fase tiga kerajaan besar. Pada fase kemunduran (1250–1500 M),
desentralisasi dan disintegrasi meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga
antara Arab dan Persia semakin bertambah nyata.
Dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri dari
Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara itu, bagian Persia
yang berpusat di Iran terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah.
Fase kedua adalah tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa kemunduran
(1700-1800 M). Tiga kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan Usmani di Turki,
kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Perhatian terhadap ilmu
pengetahuan sangat kurang di masa ini. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat
tiga kerajaan tersebut mendapat banyak tekanan. Kekuatan militer dan politik
menurun. Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan,
Kerajaan Mughal diserang raja-raja India, Kerajaan Usmani terpukul di Eropa,

vii
sementara Mesir dikalahkan Prancis (Napoleon Bonaparte). Tentara muslim yang
kalah harus angkat kaki dari benua Eropa dan kerajaan-kerajaan barat bersatu dan
mengusir Islam dari Eropa.

D. Periode Modern
Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam.
Umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi.
Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu
dan kekuatan umat Islam kembali.Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua
periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan kebangkitan kedua (1967-
sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya
pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya.
Zaman modern menjadi relevan bukan semata karena namanya yang menarik,
tetapi karena kandungan substantifnya yang disebut modernitas. Dalam wacana
pemikiran tentang modernitas ditemukan banyak sekali saran dan pendapat tentang
nilai-nilai fundamental dari modernitas tersebut.
Dalam kesempatan ini akan dikutipkan pandangan yang diramu oleh Syahrin
Harahap. Beliau berpendapat bahwa manusia modern, yaitu manusia yang telah
menghayati modernitas, menganut dan menerapkan nilai-nilai fundamental berikut.
1. Penghormatan terhadap akal. Manusia modern menghormati akal sebagai
anugerah Allah swt. yang membedakannya dari segala jenis ciptaan lainnya.
Penghormatan di sini bermakna pemanfaatan yang sebaikbaiknya fungsi akal
dalam kehidupan manusia.
2. Jujur dan memiliki tanggungjawab personal. Kejujuran adalah salah satu simpul
akhlak yang sangat fundamental dan semua lawan dari kejujuran adalah tercela
dalam sistem Islam. Kejujuran juga merupakan
Secara ringkas, bisa dijelaskna bahwa pada masa Periode Klasik peradaban
Islam mengalami kemajuan pesat, sementara pada masa Periode Pertengahn
peradaban Islam mengalami kemunduran, lalu pada masa Periode Modern
peradaban Islam mengalami kebangkitan kembali dan melakukan upaya- upaya
pembaharuan.

viii
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Periodesasi Sejarah Islam Periodesasi merupakan pembabakan-pembabakan waktu.
Setiap babakan merupakan suatu komponen dan kesatuan yang mempunyai ciri khas,
serta merupakan kebulatan untuk suatu jangka waktu tertentu dengan kekhasannya.
Periode Klasik, dimulai dari masa rasulullah hingga jatuhnya pemerintahan Bani
Abbas di Baghdad. Periode ini ditandai dengan adanya upaya perintisan,
pengembangan dan kemajuan puncak yang pertama peradaban Islam (650-1000 M), lalu
diikuti oleh masa disintigrasi (1000-1250 M).
Periode pertengahan, dimulai dari masa jatuhnya Bani Abbas sehingga akhir
datangnya pengaruh medernisasi Eropa dalam dunia Islam. Periode ini ditandai dengan
masa-masa berlangsungnya kemunduran peradaban Islam pertama yang sering disebut
dengan masa stagnan, yakni sejak jatuhnya Bani Abbas di Baghdad (1258) hingga
lahirnya tiga kerajaan besar, yakni Usmani di Turki, Safawi di Persia, Mughal di India di
sekitar 1500-an.
Periode modern (1800 - sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Umat
Islam mulai sadar bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Raja-
raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan mutu dan
kekuatan umat Islam kembali.Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua
periode, yakni kebangkitan awal (1800-1967) dan kebangkitan kedua (1967- sekarang).

B. Saran
Dengan mengetahui akar-akar historis kedatangan dan perkembangan Islam di masa
lampau, maka diharapkan akan diperoleh keterampilan sejarah untuk bisa menganalisis
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa kini yang berkaitan dengan perkembangan
Agama Islam. Disamping itu, menjadi menarik mempelajari Sejarah Islam di Indonesia,
karena menjadi bagian dari perkembangan peradaban modern termasuk dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan lembaga-lembaga pendidikan Islam.

ix
DAFTAR PUSTAKA

Fihris, Desain Pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtida’iyah (MI),


Semarang: PT.Pustaka Zaman, 2013

Prof.Dr.H.Haidar Putra Daulay, M.A. Pendidikan Islam Dalam Lintasan Sejarah. Jakarta:
Prenadamedia Group,2016

Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah sebagai Ilmu, Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1981

Muslih, Sejarah Peradaban Islam, cet. I, Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015

Anda mungkin juga menyukai