Anda di halaman 1dari 15

Pemikiran Modern Dalam Islam |1

Pembaharuan Islam di India/Pakistan


(M. Iqbal dan Ali Jinnah)
Hotrina Harahap: 4518.010
Sarah Anofri : 4518.001
Prodi Akidah Filsafat Islam
Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah IAIN Bukittinggi
E-mail: hotrinaharahap44@gmail.com
Abstract

Gerakan atau pebaharuan yang dilakukan oleh Tokoh-tokoh Islam merupakan bahwa
Islam bukanlah hanya mampu mengubahnya menjadi kekuatan yang tidak dapat dilihat
hanya dengan satu mata tetapi juga dapat diasimilasi. Pemimpin Muslim mampu
membangkitkan semangat Islam dalam upaya menyatukan kembali negaranya.
Pembaharuan dilakukan secara masif. Angka-angka tersebut bukan tanpa dasar dan akar
yang kuat, mereka menggali keilmuan-akademisi Islam yangb selama ini Yang
dilupakan oleh Islam dan membukakan kembali pintu ijtihad. Pakistan, adalah negara
Islam dengan nama di awal berdirinya Republik Islam Pakistan. Sebuah hal yang
spektakuler bahwa Pakistan memiliki reputasi dunia tentang Islam. Selain itu
masyarakat muslim di India sangat mensakralkan dan mensucikan pemikiran-pemikiran
tokoh Islam yang sudah ada, seolah-olah pemikiran tokoh Islam paling sempurna dan
tidak ada kesalahannya. Adapun beberapa pembaharuan pemikiran Muhammad Iqbal
yang dapat memajukan masyarakat islam di India, yaitu sebagai berikut: Bidang
Agama, Bidang Politik, Bidang Pendidikan, dan Bidang Filsafat.

Keyword
Pembaharu Islam, Pemikiran, Islam
Pemikiran Modern Dalam Islam |2

A. Pendahuluan
Pakisatan adalah sebuah negara yang berdaulat dari jajahan Inggris bersama India,
memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 14 Agustus 1947. Pakistan terletak di Asia
Selatan yang berbatasan dengan Iran di bagian Barat, Afganistan di Barat laut, India di
bagian Tenggara, Kashmir di Timur Laut dan Laut Arab di bagian Selatan. Pakistan,
adalah negara Islam dengan nama di awal berdirinya Republik Islam Pakistan. Sebuah
hal yang spektakuler bahwa Pakistan memiliki reputasi dunia tentang Islam. Di sisi lain,
Pakistan yang berbatasan dengan penganut Hindu di India, ditambah dengan wilayah
bagian Timur Pakistan lepas menjadi sebuah negara medeka, Bangladesh, menunjukkan
bahwa Pakistan senantiasa menghadapi tantangan yang cukup berat, baik dari segi
geografi maupun politik. Namun Pakistan tetap bangkit berjuang untuk meraih
kemerdekaannya sebagai negara Islam, dan mengisinya dengan peradaban yang sejalan
dengan ajaran Islam.1
Islam di India banyak dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan Hindu. Selain itu
masyarakat muslim di India sangat mensakralkan dan mensucikan pemikiran-pemikiran
tokoh Islam yang sudah ada, seolah-olah pemikiran tokoh Islam paling sempurna dan
tidak ada kesalahannya. Mereka tidak mau bekerja keras untuk mengembangkan ajaran
agama Islam dan cenderung pasrah pada nasib. Hal inilah menyebabkan terjadinya
pembekuan pemikiran yang terjadi pada masyarakat muslim di India. Dengan adanya
kondisi tersebut mendorong beberapa tokoh-tokoh pemikir Islam di Asia Selatan
khususnya India untuk melakukan pembaruan pemikiran Islam dan mengubah cara
pandang atau pola pikir masyarakat Islam.2

B. M. Iqbal
1
Asriyah, “Perkembangan Islam Di Pakistan”, Jurnal Rihlah, Vol. 5 No.2, 2017, hlm. 102-103
2
Mohammad Rizqillah Masykur, “Pembaharuan Islam Di Asia Selatan Pemikiran Muhammad
Iqbal”, Jurnal Al-Makrifat,Vol. 3, No. 1, April 2018, hlm. 2-3
Pemikiran Modern Dalam Islam |3

1. Biografi, Pendidikan Dan Karya-karyanya M. Iqbal


Nama lengkap Iqbal adalah Muhammad Iqbal bin Muhammad Nur bin
Muhammad Rafiq. Lahir di Sialkot pada 9 November 1877, dia merupakan sasterawan,
filosof, politikus dan pemikir Islam yang mampu memadukan metode pemikiran Barat
dengan perenungan Timur. Keberadaannya mendominasi kancah pemikiran dan politik
Islam di India pada abad ke 20, menggantikan kedudukan Ahmad Khan di abad
sebelumnya. Iqbal berasal dari keluarga kelas menengah di Punjab, kemudian belajar
sampai ke peringkat Master di Lahore. Dan meninggal pada tanggal 20 April 1938. 3
Keluarganya berasal dari kasta Brahmana Kasmir yang telah memeluk Islam sejak
tiga abad sebelum ia dilahirkan. Kakeknya yang bernama Muhammad Rafiq merupakan
seorang sufi yang terkenal. Ayahnya Muhammad Nur seorang muslim yang disiplin
dalam kehidupan sufi. Sedangkan Ibunda Iqbal bernama Iman Bibi juga dikenal sangat
religius. Kedua orangtuanya menanamkan Islam dalam pertumbuhan awal Iqbal dengan
sangat kuat. Terutama ibunya yang menekankan kesadaran mendalam mengenai iman
dan ihsan serta pengetahuan dasar Al-Qur’an.4
Ketika Iqbal tumbuh, India sedang terkoyak-koyak oleh Kasta, oleh pertentangan
Muslim-Hindu, yang dipertajam dengan munculnya Arya Samay yang mewakili
ekstrimis Hindu, juga terbaginya loyalitas di antara Muslim dan Hindu dari budaya lama
ke budaya baru. Perlawanan India terhadap imperialis Inggris masih terus berjalan,
lahirnya Muslim modern di satu sisi, dan hilangnya kekuatan, keagungan, kekayaan dan
gairah hidup di sisi lain, pada waktu itu turut membentuk dan mewarnai diri Iqbal
muda.5
Muhammad Iqbal memperoleh pendidikan pertamanya di Murray College,
Sialkot. Disitulah beliau bertemu dengan seorang ulama besar bernama Sayid Mir
Hasan, beliau ini merupakan seorang guru dan sahabat karib kedua orang tuanya.

3
Saidul Amin, “Peta Pembaharuan Pemikiran Islam Di India”, Jurnal Majalah Ilmu Pengetahuan
Dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, Vol.21, No.1, Juli 2018, hlm. 22
4
Mohammad Rizqillah Masykur, Pembaharuan Islam Di Asia…, hlm. 4
5
Rodliyah Khuza’I, “Pemikiran Politik Muhammad Iqbal”, Volume XIX, No.2, April-Juni 2003,
hlm. 182
Pemikiran Modern Dalam Islam |4

Setelah lulus ujian beliau melanjutkan pendidikan Menengah di tanah kelahirannya, atas
bimbingan Mr. Hasan yang seorang sarjana Timur, Iqbal terinspirasi untuk menekuni
disiplin ilmu Islamic Studies. Karena itu, Muhammad Iqbal sangat menghormati dan
tidak pernah melupakan sepanjang hidupnya jasa-jasa dari Mr. Hasan. Setelah
menyelesaikan pendidikannya di Sialkot, beliau melanjutkan studinya di Gaverment
College, Lahore, dan memperoleh gelas Master Of Art (MA). Di kota inilah beliau
berkenalan dengan Sir Thomas Arnold, ia seorang orientalis, pengarang The Preacing
Of Islam. Pada tahun 1908, Iqbal kembali ke Lahore dan bekerja sebagai pengacara,
dosen filsafat dan sastra Inggris di Gaverment College. Pada tahun 1922, ia dianugrahi
gelar Sir oleh pemerintah Inggris, karena jasanya dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan, terutama sastra Inggris dan filsafat. Pada akhir tahun 1928 dan awal tahun
1929, ia mengadakan perjalanan India Selatan dan memberikan ceramah di Hyderabad,
Madras, dan Aligarh.
Bahwa corak pemikiran Muhammad Iqbal dari kemampuannya mengekspresikan
pemikirannya yang intelektual dalam bentuk puisi dan dalam dunia Islam, kedalaman
ilmunya itu yang sangat luar biasa dalam aspek filsafat, politik, dan sastra. Dari semua
hasil karya-karya bukunya, yang paling populer adalah The Reconstruction of Religious
Though in Islam. Buku ini menjelaskan tentang pengalaman keagamaan dan
pengetahuan Iqbal, pembuktian filsafat tentang pengalaman keagamaan, konsep Tuhan,
ego insane kemerdekaan, jiwa kebudayaan Islam, prinsip gerakan dalam struktur Islam,
dan keyakinan keagamaan. Adapun karyanya The Reconstruction tersebut dapat
dipanjang sebagai kelanjutan dari pemikiran yang paling matang, juga halnya yang
dipandang penting dalam kenyataan lain adalah Iqbal menghasilkan karya-karyanya
dalam bentuk puisi filsafat yang paling produktif, namun sangat sulit untuk mensintesis
pemikirannya dalam sebuah filsafat yang koheren.6
Dari karyanya tersebut, Iqbal telah berupaya mendiskusikan sebuah filsafat yang
ide-ide pemikiranya didasarkan atas ajaran Islam. Agar tercipta sebuah bangunan

6
Audina Almunawwarah, “Muhammad Iqbal (Kajian Historis Terhadap Peranannya Dalam
Pembentukan Negara Pakistan)”, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018, hlm.
13-17
Pemikiran Modern Dalam Islam |5

pemikiran keagamaan yang sesuai dengan filsafat dan ilmu pengetahuan modern dengan
mempertimbangkan standar rasional Salah satu karya terpenting Muhammad Iqbal
adalah Metafisika Persia : suatu sumbangan untuk sejarah filsafat Islam.7
Karya-karya adalah: a. The Development Of Methahysies in Persia. 1908, berisi
tentang sejarah pemikiran keagamaan di Persia sejak zaman Zoroaster hingga sufisme
mulla; b. Asrar-I Khudi, 1915. Berisi tentang konsep Insan Kamil;c. Rumuz-I Bikhudi,
1918. Lanjutan penjelasan Insan Kamil; d. Payam-i Masyriq, 1923. Cara berpikir Timur
(Islam) dan kekeliruan berpikir Barat;e. Bang-in Dara, 1924. Berisi tentang
Nasionalistik dan Patriotik yang becorak humanistik; f. Zabur-I Azam, 1927. Berisi
tentang ma‟rifat; g. The Reconstruction of Religious Thought in Islam, 1934. Berisi
tentang filsafat.8
2. Pembaharuan Pemikiran Muhammad Iqbal
Adapun beberapa pembaharuan pemikiran Muhammad Iqbal yang dapat
memajukan masyarakat islam di India, yaitu sebagai berikut:
1) Bidang Agama
Menurut Iqbal hukum Islam didasarkan atas landasan pokok yang diberikan oleh
Al Qur’an yang mempunyai pandangan hidup dinamis. Dengan demikian menurut Iqbal
ijtihad atau kedinamisan mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan dalam
Islam. Dalam syair-syairnya ia selalu mendorong umat Islam untuk bergerak, karena
intisari hidup adalah gerak dan hukum hidup adalah menciptakan, maka Iqbal menyeru
umat Islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Hal ini terdapat dalam karya-
karyanya dengan selalu menyerukan pada pemahaman dan pengukuhan diri, kerja yang
terus menerus dan berusaha tanpa kenal lelah. Ia juga menekankan bahwa kehidupan
terletak pada kerja (jihad) dan kematian terletak pada sikap pasrah dan diam. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Islam menurut Iqbal, hakikatnya mengajarkan
paham kedinamisan bukan pada sikap menyerah dan pasrah.9

7
Audina Almunawwarah, Muhammad Iqbal Kajian…, hlm. 18
8
Nirwan Hamid, “Pembaharuan Islam Di India ”, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 7, Mei 2016 ,
hlm. 74
9
Mohammad Rizqillah Masykur, Pembaharuan Islam Di Asia…, hlm. 7
Pemikiran Modern Dalam Islam |6

Sumbangan pemikiran Muhammad Iqbal dalam pembaruan hukum Islam di India


tidak terlepas dari pemahamannya terhadap Alquran dan Hadis sebagai sumber hukum
Islam. Dia memahami Alquran sebagai sumber etika yang senantiasa relevan dengan
perubahan dan dinamika masyarakat melalui mekanisme ijtihad. Dan Hadis dalam
pemahaman Iqbal bukanlah koleksi peraturan tingkah laku yang kaku dan tekstual.
Hakikat ijtihad adalah proses gerak dalam struktur pemikiran Islam, khususnya hukum
Islam. Penekanan ini penting, sebab bagi Iqbal hukum Islam merupakan sentral dari
keseluruhan ajaran Islam.10
2) Bidang Politik
Keinginan Iqbal mengenai terbentuknya negara sendiri bagi komunitas muslim
tidaklah bertentangan dengan paham Pan-Islamisme. Ia menyatakan bahwa Islam bukan
nasionalisme dan bukan pula imperalisme, melainkan liga bangsa-bangsa yang
mengakui batas-batas suatu daerah dan menerima perbedaan bangsa untuk
mempermudah hubungan sesama mereka, bukan untuk membatasi cakrawala sosial para
anggotanya. Pandangan teori politik Iqbal menyatakan bahwa ada dua prinsip yang
perlu mendapat perhatian, yaitu (1) Hukum Allah adalah yang paling tinggi, dan Islam
tidak menyukai otoritas perorangan, (2) persamaan mutlak antara seluruh anggota
komunitas. Berdasarkan prinsip ini, Iqbal menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi
umat Islam menolak demokrasi, selama selalu mengecek dan berupaya menghilangkan
kelemahan dan kecacatan demokrasi. Prinsip persamaan merupakan salah satu
manifestasi tauhid yang berfungsi sebagai gagasan kerja (a working idea) dalam
kehidupan sosio-politik umat Islam. Dan untuk mewujudkan ini diperlukan usaha sadar
dan kreatif umat Islam dalam mengaktualisasikan nilai tauhid dalam tataran ruang dan
waktu dengan kembali membangun tatanan sosio-politik yang bertujuan untuk
menciptakan demokrasi spiritual sebagai tujuan terakhir umat Islam.11
3) Bidang Pendidikan

10
Hendrik K, “Pemikiran Muhammad Iqbal Dan Pengaruhnya Terhadap Pembaruan Hukum
Islam”, Jurnal AL-‘Adalah, Vol. XII, No. 3, Juni 2015, hlm. 621
11
Mohammad Rizqillah Masykur, Pembaharuan Islam Di Asia…, hlm. 10
Pemikiran Modern Dalam Islam |7

Iqbal kemudian menyeru kepada umat manusia khususnya umat Islam India untuk
bersama-sama bangkit mengatasi cara-cara tradisional serta ide-ide dan teknologi Barat
untuk menemukan daya kreativitas, semangat dan keotentikan diri mereka sendiri atau
dengan kata lain standar kebenaran individual. Maksdunya kualitas diri lebih
memungkinkan tercerahkannya peradaban manusia secara makro, sehingga pendidikan
harus diarahkan pada terciptanya proses penemuan ilmiah setiap manusia, karena
manusia secara filolofis adalah pencipta bagi tindakannya sendiri.12 Dalam bidang
pendidikan Iqbal menganjurkan untuk menuntut ilmu sedalam dalamnya. Ide
Muhammad Iqbal tentang pendidikan yaitu: konsep individu, konsep pertumbuhan
individu, keseimbangan rohani dan jasmani, pertautan individu dan masyarakat,
kreativitas individu, pesan intelek dan intuisi, pendidikan watak, pendidikan sosial.13
4) Bidang Filsafat
Dalam pemikiran filsafat, Iqbal mengumandangkan misi kekuatan dan kekuasaan
Tuhan, selain itu beliau juga menyatakan bahwasanya pusat dan landasan organisasi
kehidupan manusia adalah ego yang dimaknai sebagai seluruh cakupan pemikiran dan
kesadaran tentang kehidupan. Ia senantiasa bergerak dinamis untuk menuju
kesempurnaan dengan cara mendekatkan diri pada ego mutlak, yakni Tuhan. Karena itu,
kehidupan manusia dalam keegoanya adalah perjuangan terus menerus untuk
menaklukkan rintangan dan halangan demi tercapainya Ego Tertinggi. Dalam hal ini,
karena rintangan yang terbesar adalah benda atau alam, maka manusia harus
menumbuhkan instrumen-instrumen tertentu dalam dirinya, seperti daya indera, daya
nalar dan daya-daya lainnya agar dapat mengatasi penghalang-penghalang tersebut.
Selain itu, manusia juga harus terus menerus menciptakan hasrat dan cita-cita dalam
kilatan cinta (`isyq), keberanian dan kreativitas yang merupakan essensi dari keteguhan
pribadi. Seni dan keindahan tidak lain adalah bentuk dari ekspresi kehendak, hasrat dan
cinta ego dalam mencapai Ego Tertinggi tersebut.14
3. Kontribusi Muhammad Iqbal terhadap India-Pakistan
12
Mohammad Rizqillah Masykur, Pembaharuan Islam Di Asia…, hlm. 11
13
Nirwan Hamid, “Pembaharuan Islam Di India ”…, hlm. 76
14
Mohammad Rizqillah Masykur, Pembaharuan Islam Di Asia…, hlm. 12
Pemikiran Modern Dalam Islam |8

a. Konsepsi Negara Islam


Dari pandangannya tentang al-Quran dan filsafat, respon Muhamad Iqbal terhadap
ideologi-ideologi Barat, selanjutnya Muhammad Iqbal mengembangkan gagasan
kegemarannya. Bagi Muhammad Iqbal tidak ada pemisahan antara spiritual dan materil,
agama dan negara. Keberadaan agama adalah untuk mengembangkan kedua aspek
tersebut dan menyelarasakannya dengan keinginan-keinginan tuhan. Negara harus
mampu menjabarkan prinsip-prinsip tauhid yang mengacu pada persamaan,
kesetiakawanan dan kebebasan. Negara merupakan usaha untuk menstransformasikan
prinsip-prinsip tersebut ke dalam kekuatan ruang dan waktu. Dalam negara Islam semua
anggotanya mempunyai kedudukan yang sama. Tidak ada dominasi satu kelompok atas
kelompok yang lain. Tiang utama negara adalah doktrin tauhid dan kenabian
Muhammad SAW.15
b. Kemerdekaan Pakistan
Begitu kuat tekad nya dalam sumbangan dan perjuangannya merupakan modal
pokok terbentuknya berdirinya negara republik Islam Pakistan di Barat Laut India
dalam pemerintahan ia cetuskan di dalam pidatonya, dia tidak hanya tinggal ceramah
atau berpidato begitu saja, ada usaha-usaha yang harus dilakukannya yang namun pada
akhirnya negara terbentuk setelah beliau sudah meninggal dunia, akan tetapi yang
memutuskan adanya negara Islam yaitu Pakistan tidak jauh dari selain orang
terdekatnya sendiri yaitu Muhammad Ali Jinnah yang merupakan saat Muhammad Iqbal
mencetuskan tentang negara Islam Muhammad Ali Jinnah terpengaruh oleh keinginan
Iqbal, dan memperjuangkannya.16
c. Konsepsi Nasionalisme
Dengan nasionalisme India yang diperjuangkan umat Islam dan Hindu di India,
karena umat Hindu yang mayoritas maka mereka lebih memperhatikan mereka. Iqbal
mendeteksi bahwa dibalik ini adanya nasionalisme India yang menyimpan konsep neo-

15
Adinda Mastari Lubis, “Kontribusi Muhammad Iqbal Terhadap India-Pakistan Tahun 1876-1938
“, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-Banda Aceh, 2019 M/ 1440 H, hlm. 48
16
Adinda Mastari Lubis, Kontribusi Muhammad Iqbal…, hlm. 52
Pemikiran Modern Dalam Islam |9

Hinduisme yang bertentangan dengan Islam. Jika itu terjadi maka semakin
memperburuk kondisi umat Islam yang minoritas di India.17
d. Demokrasi
Muhammad Iqbal adalah pendukung ide demokrasi, Muhammad Iqbal
menegaskan bahwa demokrasi adalah salah satu bagian terpenting dari ajaran Islam,
demokrasi merupakan cita-cita politik Islam. Di dalam demokrasi Barat terdapat tiga hal
yang dikritik Iqbal, yang pertama ialah demokrasi modern dimanfaatkan secara licik
oleh politikus yang professional Barat untuk memanipulasi untuk mau dengan
keinginan mereka, dengan ini mereka mengatasnamakan demokrasi agar rakyat mau
ikut bersama mereka. Kedua, praktik-praktik demokrasi hanya membawa
penyimpangan-penyimpangan moral dan dilegitimasi atas nama demokrasi. Ketiga
karena mereka tidak menggunakan moralitas dan memisahkan agama dari politik maka
dijadikan sebagai alat untuk penindasan terhadap sesama manusia. Muhammad Iqbal
juga melihat bahwa demokrasi tidak punya landasan spiritual, menurut Muhammad
Iqbal pun jika gagasan atau institusi masyarakat yang tidak didukung oleh semangat
moral dan spiritual akan dapat menghancurkan kehidupan sosial dan demokrasi Barat
adalah salah satu bentuknya.18
e. Modernisasi
Pemahaman Iqbal tentang jalan keluar bagi kesulitan manusia merupakan
kombinasi dari apa yang di pandangnya sebagai unsur-unsur terbaik dari Timur dan
Barat. Hal ini membuka jalan bagi penerimaan kemajuan teknologi tanpa menyerah
pada positivisme. Pemahaman ini juga menggabungkan penerapan mistik Timur tanpa
menerima pemahaman sejarah yang dinamis tanpa menyerahkan diri pada lingkaran
setan atau kehampaan makna.19
4. Relevansi Pemikiran Muhammad Iqbal Di Era Modern
Dalam abad 21 ini, kehidupan dan struktur masyarakat sedang dilanda oleh jiwa
persaingan yang melewati batas-batas kemanusiaan. Nilai-nilai peradaban telah
17
Adinda Mastari Lubis, Kontribusi Muhammad Iqbal…, hlm. 54
18
Adinda Mastari Lubis, Kontribusi Muhammad Iqbal…, hlm. 55-56
19
Adinda Mastari Lubis, Kontribusi Muhammad Iqbal…, hlm. 58
P e m i k i r a n M o d e r n D a l a m I s l a m | 10

kehilangan kesatuan spiritualitas yang ditandai dengan konflik batin tentang nilai-nilai
politik dan keagamaan. Untuk tetap bertahan dan serta mengatasi situasi seperti itu
hanya terbuka satu jalan yaitu dengan membangkitkan dalam diri pribadi manusia
dengan suatu pandangan yang segar mengenai asal mula dan kejadian manusia di masa
depan.20
C. Ali Jinnah
a) Biografi Muhammad Ali Jinnah
Muhammad Ali Jinnah lahir di Karachi pada tahun 1876 sebagai “Bapak Pendiri
Pakistan” penerus gerakan pembaruan sebelumnya Muhammad Iqbal sebagai arsitek,
penggerak dan pemikir idealisme. Ia merupakan tokoh penentu tentang kebangkitan
Islam India.21 Ayahnya adalah seorang saudagar yang bernama Jinnah Bhai ketika
Jinnah menginjak umur sepuluh tahun, beliau dikirim oleh orang tuanya untuk belajar di
Bombay selama satu tahun kemudian pulang ke Karachi dan melanjutkan pelajarannya
di Sind Madrasatul Islam, setingkat dengan sekolah menengah pertama, setelah itu
melanjutkan ke sekolah menengah atas di Mission high School.22
Pada tahun 1891, ketika berusia 15 tahun, ia belajar pada Mission High School. Ia
meneruskan pendidikannya pada University of Bombay. Karena kecerdasan dan
kecemerlangan otaknya sejak dari kecil, sehingga kawan ayahnya Frederich Leigh Crft
(berkebangsaan Inggris) memberikan nasihat agar mengutus anaknya ke Inggris untuk
belajar ilmu hukum. Oleh karena itu ia menuju Inggris pada usia 16 tahun. Di sana ia
memilih Lincoln’s sebagai tempat pendidikannya. Di lembaga pendidikan tersebut para
mahasiswa dipersiapkan untuk meraih keahlian di bidang hukum dan menjadi
pengacara. Beliau menyelesaikan studinya hanya dalam jangka waktu 2 tahun. Dari
uraian tersebut di atas memberi isyarat kepada kita bahwa, Muhammad Ali Jinnah
dibekali, dan diwarnai oleh dua corak. Yaitu corak dari Timur (Bombay) dan corak dari

20
Junaidi, “Relasi Agama Dan Manusia Dalam Pemikiran Muhammad Iqbal”, Jurnal Penelitian
Dan Pengabdian, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013, hlm. 182
21
Imam Subchi, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2016), hlm. 12
22
Muhammad Ruslan, Sejarah Pemikiran Pendirian Negara Pakistan, (Yogyakarta: Cv Budi
Utama, 2019), hlm. 54
P e m i k i r a n M o d e r n D a l a m I s l a m | 11

Barat (Inggris). Kedua corak tersebut terpadu menjadi satu. Namun dengan menelaah
perjalanan pendidikannya maka kemungkinan yang dominan membentuk
kepribadiannya adalah pendidikannya di Bombay.23
b) Pengaruh
1. Bidang Politik (Berdirinya Negara Pakistan)
Tahun 1934, Ali Jinnah kembali memimpin Liga Muslim atas permintaan teman-
temannya. Liga Muslim dibawah pimpinan Ali Jinnah kali ini berubah menjadi gerakan
rakyat yang kuat dari sebelumnya yang hanya beranggotakan para hartawan, pegawai
tinggi, dan belum ada hubungan dengan orang awam Muslim. Namun kini dengan
dukungan para ulama, mereka berhasil menarik para petani, pengrajin dan masyarakat
bawah lainnya ke dalam perjuangan Liga Muslim yang berjuang demi kemerdekaan
Negara Islam Pakistan, terpisah dari Negara Hindu India. Pada tahun 1940, Ali Jinnah
mengemukakan Two Nations Theory(Teori Dua Bangsa), bahwa Islam dan Hindu
adalah dua kultur yang sangat berbeda dan terpisah. Menurutnya, meskipun telah
berabad-abad dua bangsa ini hidup dalam satu atap Negara, tetapi kenyataannya mereka
tidak pernah bisa bersatu.24
Tahun 1944 Ali Jinnah mengadakan perundingan dengan Ghandi dari Partai
Kongres untuk membicarakan tentang aksi bersama menghadapi Inggris. Sementara itu,
suasana India semakin tak terkendali akibat persaingan politik yang semakin memanas.
Terjadi pertikaian yang melibatkan umat Islam dan Hindu yang menewaskan 5000
orang dari kedua pihak. Insiden kekerasan ini semakin menambah kuatnya tuntutan
umat Islam untuk memisahkan diri dari India dan membentuk Negara sendiri.
Pemerintah Inggris tidak bisa mengendalikan situasi yang semakin meruncing ini.
Hingga akhirnya satu tahun berikutnya Inggris menyerahkan kedaulatan kepada dua
Dewan Konstitusi yaitu pihak Pakistan dan India.25

23
Zainuddin Hamka, “Muhammad Ali Jinnah Dan Ide Pembaharuannya “, Jurnal Pendidikan Dan
Studi Islam, Volume 2, Nomor 2, Juli 2016, hlm. 191
24
Nirwan Hamid, “Pembaharuan Islam Di India ”…, hlm. 77
25
Nirwan Hamid, “Pembaharuan Islam Di India ”…, hlm. 78
P e m i k i r a n M o d e r n D a l a m I s l a m | 12

Untuk mewujudkan ide pembaharuannya di bidang politik, beliau mencari strategi


yang paling tepat. Beliau harus lebih awal menggabungkan diri dengan partai yang
sudah ada pada saat itu, yaitu partai Kongres Nasional India. Pada tahun 1906, beliau
diutus oleh Presiden Dadabha Pada tahun 1906, beliau diutus oleh Presiden Dadabhay
Naoroji untuk menghadiri sidang All India National Congres Calcutta, dan jabatan
beliau waktu itu sebagai Sekretaris pribadi Presiden. Muhammad Ali Jinnah dalam
bidang politik India menempuh metode revolusioner dan tegas. Buktinya salah satu
penyebabnya sehingga beliau tidak akan menggabungkan diri dengan Liga Muslim pada
awalnya adalah karena Liga tersebut sangat Lunak terhadap Inggris.Ternyata setelah
anggaran dasar Liga sudah diubah, dan sudah memperlihatkan sikap permusuhannya
terhadap Inggris, baru Muhammad Ali Jinnah rela menggabungkan diri dengan Liga
Muslim. Setelah Muhammad Ali Jinnah terpilih menjadi Presiden Liga Muslim pada
tahun 1913, maka upaya beliau selain ditujukan untuk kemajuan umat Islam, juga pada
mulanya untuk persatuan umat Islam dan umat Hindu meraih kepentingan bersama,
yaitu kemerdekaan seluruh wilayah India dari cengkraman penjajah (Inggris). Beliau
berupaya mewujudkan persatuan umat Islam dan umat Hindu. Ia mengatur strategi yang
sangat ampuh.26
Di balik perjuangan itu, Muhammad Ali Jinnah sering menemukan kerikil-kerikil
tajam karena umat Hindu selalu memanfaatkan kondisi mayoritasnya untuk
mendapatkan kepentingan mereka. Ini member indikasi bahwa terlalu sulit dicapai
pandangan yang sama antara kedua golongan agama tersebut. Hal itu merupakan
konsekuensi logis dari perbedaan pandangan hidup, dan berbedaan agama yang selalu
ingin ditonjolkan oleh setiap pihak dari pemeluk agama. Pengalaman-pengalaman
tersebut membuat Muhammad Ali Jinnah mengubah haluan politiknya. Kepercayaannya
kepada Kongres hilang dan keyakinan timbul dalam dirinya bahwa kepentingan umat
Islam India tidak bisa lagi dijamin melalui perundingan dan dicantungkannya hasil
perundingan dalam undang-undang Dasar yang akan disusun. Kepentingan umat Islam

26
Zainuddin Hamka, Muhammad Ali Jinnah…, hlm. 192
P e m i k i r a n M o d e r n D a l a m I s l a m | 13

India bisa terjamin hanya melalui pembentukan negara tersendiri yang terpisah dari
negara umat Hindu di India.27
2. Perjuangannya untuk Mendirikan Negara Pakistan
Keberhasilan Muhammad Ali Jinnah melahirkan negara Pakistan sebagai negara
umat Islam tidak terlepas dari usaha tokoh-tokoh pembaharu yang mendahuluinya.
Misalnya Syah Waliyullah pada abad ke18, kemudian dikembangkan oleh Sayid Ahmad
Khan dan tokoh-tokoh gerakan Aligarh pada abad ke 19, dan pada abad ke 20 dipacu
oleh pemikiran-pemikiran Amir Ali, Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah
sendiri. Tokoh-tokoh yang disebutkan di atas, masing-masing mempunyai sasaran
utama dalam pembaharuannya untuk menciptakan negara Pakistan sebagai negara umat
Islam. Misalnya Sayid Ahmad Khan dengan idenya tentang pentingnya ilmu
pengetahuan, Sayid Amir Ali dengan idenya bahwa Islam tidak menentang kemajuan
modern, dan Iqbal dengan ide dinamiknya membentuk negara tersendiri Pakistan, lalu
datang Muhammad Ali Jinnah yang melanjutkan perjuangan itu sehingga terwujudlah
negara Pakistan sebagai negara umat Islam.28

D. Kesimpulan
Pakistan, adalah negara Islam dengan nama di awal berdirinya Republik Islam
Pakistan. Sebuah hal yang spektakuler bahwa Pakistan memiliki reputasi dunia tentang
Islam. Di sisi lain, Pakistan yang berbatasan dengan penganut Hindu di India, ditambah
dengan wilayah bagian Timur Pakistan lepas menjadi sebuah negara medeka,
Bangladesh, menunjukkan bahwa Pakistan senantiasa menghadapi tantangan yang
cukup berat, baik dari segi geografi maupun politik. Islam di India banyak dipengaruhi
oleh kebudayaan-kebudayaan Hindu. Selain itu masyarakat muslim di India sangat
27
Zainuddin Hamka, Muhammad Ali Jinnah…, hlm. 193-194
28
Zainuddin Hamka, Muhammad Ali Jinnah…, hlm. 195
P e m i k i r a n M o d e r n D a l a m I s l a m | 14

mensakralkan dan mensucikan pemikiran-pemikiran tokoh Islam yang sudah ada,


seolah-olah pemikiran tokoh Islam paling sempurna dan tidak ada kesalahannya.
Adapun beberapa pembaharuan pemikiran Muhammad Iqbal yang dapat memajukan
masyarakat islam di India, yaitu sebagai berikut: Bidang Agama, Bidang Politik, Bidang
Pendidikan, dan Bidang Filsafat.
Muhammad Ali Jinnah dalam bidang politik India menempuh metode
revolusioner dan tegas. Buktinya salah satu penyebabnya sehingga beliau tidak akan
menggabungkan diri dengan Liga Muslim pada awalnya adalah karena Liga tersebut
sangat Lunak terhadap Inggris.Ternyata setelah anggaran dasar Liga sudah diubah, dan
sudah memperlihatkan sikap permusuhannya terhadap Inggris, baru Muhammad Ali
Jinnah rela menggabungkan diri dengan Liga Muslim. Keberhasilan Muhammad Ali
Jinnah melahirkan negara Pakistan sebagai negara umat Islam tidak terlepas dari usaha
tokoh-tokoh pembaharu yang mendahuluinya. Misalnya Syah Waliyullah pada abad
ke18, kemudian dikembangkan oleh Sayid Ahmad Khan dan tokoh-tokoh gerakan
Aligarh pada abad ke 19, dan pada abad ke 20 dipacu oleh pemikiran-pemikiran Amir
Ali, Muhammad Iqbal dan Muhammad Ali Jinnah sendiri.

E. Daftar Pustaka

Almunawwarah, Audina, “Muhammad Iqbal (Kajian Historis Terhadap Peranannya


Dalam Pembentukan Negara Pakistan)”, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2018
Amin, Saidul, “Peta Pembaharuan Pemikiran Islam Di India”, Jurnal Majalah Ilmu
Pengetahuan Dan Pemikiran Keagamaan Tajdid, Vol.21, No.1, Juli 2018
Asriyah, “Perkembangan Islam Di Pakistan”, Jurnal Rihlah, Vol. 5 No.2, 2017
P e m i k i r a n M o d e r n D a l a m I s l a m | 15

Hamid, Nirwan, “Pembaharuan Islam Di India ”, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 7,


Mei 2016
Hamka, Zainuddin “Muhammad Ali Jinnah Dan Ide Pembaharuannya“, Jurnal
Pendidikan Dan Studi Islam, Volume 2, Nomor 2, Juli 2016
Hendrik K, “Pemikiran Muhammad Iqbal Dan Pengaruhnya Terhadap Pembaruan
Hukum Islam”, Jurnal AL-‘Adalah, Vol. XII, No. 3, Juni 2015
Junaidi, “Relasi Agama Dan Manusia Dalam Pemikiran Muhammad Iqbal”, Jurnal
Penelitian Dan Pengabdian, Vol. 1, No. 2, Juli - Desember 2013
Khuza’I, Rodliyah, “Pemikiran Politik Muhammad Iqbal”, Volume XIX, No.2, April-
Juni 2003
Lubis, Mastari, Adinda, “Kontribusi Muhammad Iqbal Terhadap India-Pakistan Tahun
1876-1938 “, Skripsi Pada Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam-
Banda Aceh, 2019 M/ 1440 H
Masykur, Rizqillah, Mohammad, “Pembaharuan Islam Di Asia Selatan Pemikiran
Muhammad Iqbal”, Jurnal Al-Makrifat,Vol. 3, No. 1, April 2018
Ruslan, Muhammad, Sejarah Pemikiran Pendirian Negara Pakistan, Yogyakarta: Cv
Budi Utama, 2019
Subchi, Imam, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2016

Anda mungkin juga menyukai