Anda di halaman 1dari 8

Pemikiran Teologi Islam Modren |1

MAKALAH
PEMIKIRAN TEOLOGI IBN TAIMIYAH
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur Mata Kulliah Pemikiran
Teologi Islam Modren

Disusun oleh :

Kelompok 1

SRI RAHMADANI PASARIBU: 4518.025

Dosen Pengampu:

Dr. H. NUNU BURHANUDDIN, Lc.,M.Ag

JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2020/2021
Pemikiran Teologi Islam Modren |2

PEMIKIRAN TEOLOGI IBN TAIMIYAH

A. Pendahuluan
Ibn Taimiyah dilahirka di Harran pada tahun 661 H/22 Januari 1263 M,
atau Lima tahun sebelum tentara Hulaghu Khan dari Mongol menyerang dan
membumihanguskan bani Abbasiyah, yang sudah lama lemah akibat perpecahan
internal pada tahun 1258 M.1 Munculnya Ibn Taimiyah merupakan salah satu
tonggak pengembalian kreativitas pemikiran muslim dan mengembalikan hukum
Islam kepada sifatnya yang dinamis dan kreatif. Pada masa Ibn Taimiyah hidup,
Islam sedang mengalami kemunduran, di sebelah Timur kaum muslimin
dikalahkan dan dihancurkan tentara Mongol, dan disebelah Barat mereka
akhirnya terusir dari Spanyol. 2
Ibn Taimiyah juga dikenal sebagai pembaharu yang memberikan warna
dalam peradaban Islam hingga saat sekarang. Gagasan-gagasannya yang tegas
merujuk ke Al-Qur’an dan hadits, telah mengilhami gerakan pembaharuan dan
pemurnian Islam. Ibn Taimiyah juga dianggap sebagai seorang mujtahid dan
tokoh gerakan salafi, bahkan sebagai pendirinya.3

B. Biografi Ibn Taimiyah (661-728 H/1260-1328 M)


1
Muhammad Iqbal, dan Amin Husain Nasution, Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Klasik
Hingga Indonesia Kontemporer, (Jakarta: PT Balebat Dedikasi Prima, 2010), Hlm. 31
2
Syahrin Harahap, Islam dan Modernitas: Dari Teori Modernisasi Hingga Penegakan
Kesalehan Modren, (Jakarta: Kencana, 2015), Hlm. 83
3
Ulul Albab, Pemikiran Teologi Kaum Salafi: Studi Atas Pemikiran Kalam Ibn Taimiyah,
Jurnal Studi Islam, Vol. 19. No. 2. Tahun 2018 .hlm. 316
Pemikiran Teologi Islam Modren |3

Abu Al-Abbas Taqiy al-Din Ahmad Ibn Abd Al-Halim, dikenal sebagai
IbnTaimiyah, dilahirkan di Harran Syria, dekat Urfa di bagian tenggara Turki,
pada hari Senin 10 Rabiulawwal 661 H/22 Januari 1263 M.4 Ibn Taimiyah
berasal dari keluarga terpelajar dan sangat Islami serta di hormati dan disegani
oleh masyarakat luas.5 Ayahnya bernama Abd al-Halim (Syihabuddin) Ibn Abd
al-Halim Ibn al-Salam, merupakan tokoh Mazhab Hanbali, dan pernah menjabat
sebagai khatib di Mesjid Besar kota Damaskus, serta seorang direktur dan guru
besar Hadits di Madrasah Dar al-Hadits al-Sukkariyah, dan diberbagai perguruan
tinggi terkemuka di Damaskus.6
Kakenya bernama, Syekh Majd ad-Din Abi al-Barakat Abd as-Salam ibn
Abd Allah (590-652 H), yang juga seorang ‘alim terkenal dalam ahli tafsir, ahli
hadits, ahli ushul fiqih, ahli nahwu dan pengarang. Pamannya dari pihak
ayahnya, bernama Syaraf ad-Din Abd Allah ibn Abd al-Halim (696-727 H), juga
seorang cendekiawan Muslim populer dan pengarang yang produktif pada
masanya. Adik laki-laki dari Ibn Taimiyah, ternyata juga dikenal sebagai ilmuan
muslim yang ahli dalam bidang kewarisan Islam, ilmu hadits dan ilmu pasti.7
Dimasa kecilnya, Ibn Taimiyah tergolong anak yang sangat jenius,
dimana pada saat usianya 7 tahun dia sudah hafal Al-Quran dan hadits-hadits
Nabi. Ibn Taimiyah menempuh pendidikan awalnya dari ayahnya sendiri,
dimana ayahnya mengajari Ibn Taimiyah ilmu fiqih, hadits, filsafat, matematika,
dan tafsir. Kemudian, Ibn Taimiyah juga memperoleh pendidikan dari Pamanya
yang bernama Fakhruddin. Setelah itu Ibn Taimiyah juga belajar kepada ulama-
ulama terkemuka di Damaskus, seperti Syamsuddin Al-Maqdisi seorang ahli
fiqih dan hakim agung pertama dari Mazhab Hanbali. Nazamuddin Ibn ‘Asakir,
dan kepada seorang ulama wanita yang bernama Zainab binti Makki.8
Pada saat usia 21 tahun Ibn Taimiyah diangkat menjadi guru besar
hukum Mazhab Hanbali, mengantikan kedudukan ayahnya.9 Ia menjadi ulama
4
Panji Adam, Hukum Islam: Sejarah, Perkembangan, dan Implementasinya di Indonesia,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2019). Hlm. 135
5
Ahmad Satori dan Sulaiman Kurdi, Sketsa Pemikiran Politik Islam,(Yogyakarta: Deepuplish,
2016). Hlm. 103
6
Bukhori At-Tunisi, Konsep Teologi Ibn Taimiyah, (Yogyakarta: Deepuplish, 2017). Hlm. 2
7
Ahmad Satori dan Sulaiman Kurdi, Sketsa Pemikiran...,hlm 104
8
Yanuar Arifin, Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidik Islam, (Yogyakarta: IRCisoD, 2018),
Hlm. 265.
9
Ariyadi, Jual Beli Online Ibnu Taimiyah, (Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2018), hlm. 51
Pemikiran Teologi Islam Modren |4

yang terkemuka dan dikenal sebagai ahli hadits, kalam, fikih, tafsir, filsafat dan
tasawuf. Pada akhir tahun 691 H/1292 M. Ibn Taimiyah menunaikan ibadah haji
ke Mekah dan kembali ke Damaskus pada tahun 692 H/1293 M, dengan
membawa risalah yang di tulisnya Manasik al-Hajj yang isinya mengkritik
sejumlah praktek ibadah dalam ritual haji.10
Pada tahun 693 H/1294 M, nama Ibn Taimiyah menjadi semakin
masyhur meski kontroversial karena keterlibatannya dengan kasus seorang
Kristen, ini adalah awal keterlibatan Ibn Taimiyah dalam masalah politik, ketika
ia memprotes keras keputusan pemerintah (Gubernur Siria) yang tidak
menjatuhkan hukuman mati kepada Assaf an-Nasrani, seorang Kristen
berkebangsaan Suwayda, yang telah menghina Nabi Muhammad Swt.11
Pada tahun 695 H/1296 M, Ibn Timiyah menjadi guru besar di Madrasah
Hanballiyah, suatu Madrasah Hanbali yang tertua dan paling bermutu di
Damaskus. Pada tahun 1305 M, Ibn Taimiyah di bawa ke Kairo dan di
penjarakan, ia berada di penjara benteng Kairo selama satu setengah tahun, pada
tahun 26 Rabiulawal 707 H/25 September 1307 M, ia di bebaskan. Ibn Taimiyah
beberapa kali di penjara dikarenakan fatwa-fatwa dan kritikan-kritikan pedasnya
terhadapa para bangsawan, para ulama dan tokoh sufi. Ketika Ibn Taimiyah di
dalam penjara, beliau banyak menghasilkan karya tulis. Pada tangal 20
Zulkaidah 728 H/ 26 September 1328 M. Ibn Taimiyah wafat di dalam penjara,
di Damaskus. 12
Ibn Taimiyah memiliki banyak karya tulis di antanya adalah sebagai
beriku:
1. Majmu’ al-Rasail Ibn Taimiyah, terdiri dari 9 risalah, (1323)
2. Majmu’ al-Rasail al-Kubra, 2 volume, Vol.1: 12 risalah, Vol. 2: 17 risalah
(1323).
3. Majmu’ al-Rasail wa al-Masail, 5 volume: 22 Risalah (1349)
4. Majmu’at al-Khams Rasail, (1930 M)
5. Al-Ikhtiyarat al-‘Ilmiyah (1329 M)
6. Kitab al-Nubuwah (1346 M)

10
Panji Adam, Hukum Islam: Sejarah...,hlm. 138
11
Ahmad Satori dan Sulaiman Kurdi, Sketsa Pemikiran Politik..., hlm. 107
12
Panji Adam, Hukum Islam: Sejarah...,hlm. 141
Pemikiran Teologi Islam Modren |5

7. Tafsir al-Kautsar
8. Takhjil Ahl al-Injil
9. Tafsir Ibn Taimiyah, Mathba’Qayyimah (1374 M)
10. Syarh Hadits Abu Dzar, dan lain sebagainya.13

C. Latar Belakang Sosiologi Pemikiran Ibn Taimiyah


Ibn Taimiyah hidup pada paruh kedua abad ke 7 H dan paruh pertama
abad ke 8 H, tepatnya pada tahun 661-728 H. Fase ini sendiri merupakan
kelanjutan dari sejarah dan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa
sebelumnya, dalam sejarah dan peristiwa ini di tandai oleh berbagai peristiwa
yaitu sebegai berikut:
a) Perang Salib Terhadap Dunia Islam
Perang Salib adalah salah satu peristiwa sejarah paling fenomenal
yang mewarnai hubungan antara Islam dan Kristen selama berabad-abad
lamanya. Perang Salib juga di katakan sebagai puncak dari berbagai
konflik Islam Kristen yang telah terjadi sebelumnya.14
b) Ekspentasi Tartar (Mongolia) Terhadap Wilayah Islam
Wilayah Islam yang menjadi sasaran invasi pasukan Tartar
Mongalia adalah Daulah Khawarizmiyah. Setelah berhasil meruntuhkan
Daulah Khawarizmiyah pasukan Tartar di bawah komando Holako Khan
kemudian memasuki Iran pada tahun 654 H. Setelah kekuasaan
Isma’iliyah runtuh di Iran, maka tidak ada lagi yang menghalagi bangsa
Tartar Mongalia untuk menguasai jantung Kekhilafaan Abbasiyah di
Baghadad.15
c) Berkembangnya Dinasti Al-Malikin
Ibn Taimiyah hidup di masa berdirinya dan berkembangnya
Dinasti Al-Malikin, yang berlangsung sejak tahun 645 H, hingga
jatuhnya Mesir ke tangan Dinasti Utsmani di tahun 923 H.16

13
Bukhori At-Tunisi, Konsep Teologi Ibn...,hlm. 26
14
Muhammad Ikhsan, Belajar Toleransi dari Ibn Taimiyah, (Jakarta: Pustaka Al-Kausar, 2014),
hlm. 36.
15
Muhammad Ikhsan, Belajar Toleransi dari...,hlm. 39
16
Muhammad Ikhsan, Belajar Toleransi dari..., hlm. 42
Pemikiran Teologi Islam Modren |6

Dilihat dari latar belakanga sosiologi masa Ibn Taimiyah, Kemudian


pengalaman yang pahit dan kondisi sosial masyarakat yang sedemikian kacau
Ibn Taimiyah yang dibesarkan di tengah suasana perang dan perebutan
kekuasaan antara berbagai penguasa Muslim, sangat membekas dan juga
memengaruhi pola pikir Ibn Taimiyah.17 Pemikiran Ibn Taimiyah juga
dipengaruhi dari, kondisi keluarga Ibn Taimiyah yang memang akrap dengan
buku dan ilmu pengetahuan, diselah-selah kekacaaun ia juga dibesarakan dalam
lingkungan mazhab Hanbali, tentu sangat terpengaruh oleh corak pemikiran
Ahmad Ibn Hanbal, sehingga dalam merumuskan pemikiranya Ibn Taimiyah
selalu merujuk kepada dua sumber pokok yaitu, Al-Quran dan Sunnah Nabi
Swt.18
D. Konsep-konsep Teologis
Didalam bidang teologi Ibn Taimiyah memiliki tipikal sendiri, yang
berbeda dengan ulama kalam waktu itu yang mayoritas beraliran Asy’ariyah.
Dalam masalah konsep akal dan wahyu Ibn Taimiyah lebih dekat kepada konsep
aliran Muktazilah. Karena Ibn Taimiyah sangat menghargai peranan akal, dalam
proses penyimpulan pemikiran keagamaan. Dia memposisikan akal sejajar
dengan posisi wahyu. Sedangkan dalam masalah perbuatan manusia, Ibn
Taimiyah lebih dekat kepada konsep aliran Qadariyah (Free Will) karena
memberikan peran besar terhadap ikhtiar manusia didalam menciptakan
perbuatan sendiri (kehendak bebas).19
E. Implikasi Pemikiran Teologis
Ajakan Ibn Taimiyah untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, juga
melahirkan fikiran bebas tanpa harus terikat dengan mazhab manapun, karena
yang memiliki otoritas dan nilai kebenaran mutlak hanyalah teks-teks suci, yang
lain merupakan tafsiran yang sifatnya nisbi, relative, dan bisa berubah. Implikasi
dari ajakan untuk berfikir secara bebas adalah pintu ijtihad tetap dan terus
terbuka bagi siapa saja. Ibn Taimiyah dengan keras menolak anjuran untuk
bersikap taklid terhadap hasil pemikiran siapa saja. Ia mengecam terhadap orang

17
Muhammad Iqbal, dan Amin Husain Nasution, Pemikiran Politik Islam...,hlm. 32
18
Bukhori At-Tunisi, Konsep Teologi Ibn...,hlm. 9
19
Bukhori At-Tunisi, Konsep Teologi Ibn...,hlm. 41
Pemikiran Teologi Islam Modren |7

yang hanya mengikuti pendapat orang lain tanpa dia kaji terlebih dahulu atau
bersikap kritis.20
F. Pengaruh Bagi Dunia
Ibn Taimiyah merupakan tokoh penting bagi mazhab pemikiran Hanbali,
yang beroirentasi pada ajaran kembali kepada Al-Quran dan Hadits. Ibn
Taimiyah juga dikenal sebagai pembaharu dan mujtahid, yang menentang keras
setiap praktek ibadah yang mengada-ada dan tidak memiliki sumber dari al-
Qur'an maupun sunnah. Sikapnya yang tegas terhadap setiap bid’ah dan khurafat
membawa pengaruh Ibn Taimiyah bagi dunia Islam modren saat ini dari suatu
gerakan Salafi Wahhabi, yang didirikan oleh Ibn Abd al-Wahhab.21
Pengaruh Ibn Taimiyah bagi dunia bisa juga di lihat dari karya-karynya
yang meliputi berbagai bidang keilmuan, seperti tafsir, hadits, fiqih, ushul fikih,
akhlak tasawuf, mantik, filsafat, politik, pemerintahan, tahuid/kalam, dan lain-
lan. Sebagain dari karya-karya Ibn Taimiyah yang seluruhnya berbahasa Arab
kini telah cukup banyak yang di terjemahkan ke dalam bahasa lain seperti, Urdu,
Indonesia, Inggris. Di Negara-negara Arab seperti Mesir, Siria, dan Arab Saudi,
di Universitas-universitas buku-buku karangan Ibn Taimiyah di pelajari. Oleh
karena itu tidak mengherankan bahwa pengaruh Ibn Taimiyah sangat
berpengaruh bagi dunia Islam saat ini.22
G. Penutup
Abu Al-Abbas Taqiy al-Din Ahmad Ibn Abd Al-Halim, dilahirkan di
Harran Syria, dekat Urfa di bagian tenggara Turki, pada hari Senin 10
Rabiulawwal 661 H/22 Januari 1263 M. Pada tangal 20 Zulkaidah 728 H/ 26
September 1328 M. Ibn Taimiyah wafat di dalam penjara, di Damaskus. Ibn
Taimiyah memiliki banyak karya tulis di antanya adalah sebagai beriku: Majmu’
al-Rasail Ibn Taimiyah, terdiri dari 9 risalah, (1323), Majmu’at al-Khams Rasail,
(1930 M), Al-Ikhtiyarat al-‘Ilmiyah (1329 M), Kitab al-Nubuwah (1346 M)
dan sebaginya.
Dilihat dari latar belakanga sosiologi masa Ibn Taimiyah, Kemudian
pengalaman yang pahit dan kondisi sosial masyarakat yang sedemikian kacau

20
Bukhori At-Tunisi, Konsep Teologi Ibn...,hlm. 43
21
Ulul Albab, Pemikiran Teologi Kaum..., hlm. 322
22
Panji Adam, Hukum Islam: Sejarah..., hlm. 153
Pemikiran Teologi Islam Modren |8

Ibn Taimiyah yang dibesarkan di tengah suasana perang dan perebutan


kekuasaan antara berbagai penguasa Muslim, sangat membekas dan juga
memengaruhi pola pikir Ibn Taimiyah. Didalam bidang teologi Ibn Taimiyah
memiliki tipikal sendiri yaitu, konsep aliran Muktazilah, konsep aliran
Qadariyah. Implikasi dari ajakan untuk berfikir secara bebas adalah pintu ijtihad
tetap dan terus terbuka bagi siapa saja. Sikapnya yang tegas terhadap setiap
bid’ah dan khurafat membawa pengaruh Ibn Taimiyah bagi dunia Islam modren
saat ini dari suatu gerakan Salafi Wahhabi, yang didirikan oleh Ibn Abd al-
Wahhab.
H. Daftar Pustaka
Adam, Panji Hukum Islam: Sejarah, Perkembangan, dan Implementasinya di
Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2019.
Albab, Ulul, Pemikiran Teologi Kaum Salafi: Studi Atas Pemikiran Kalam Ibn
Taimiyah, Jurnal Studi Islam, Vol. 19. No. 2. Tahun 2018.
Arifin, Yanuar Arifin, Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidik Islam,
(Yogyakarta: IRCisoD, 2018.
Ariyadi, Jual Beli Online Ibnu Taimiyah, Yogyakarta: Diandra Kreatif, 2018,
At-Tunisi, Bukhori Konsep Teologi Ibn Taimiyah, Yogyakarta: Deepuplish,
2017
Harahap, Syahrin, Islam dan Modernitas: Dari Teori Modernisasi Hingga
Penegakan Kesalehan Modren, Jakarta: Kencana, 2015.
Ikhsan ,Muhammad, Belajar Toleransi dari Ibn Taimiyah, Jakarta: Pustaka Al-
Kausar, 2014.
Iqbal, Muhammad dan Nasution, Amin Husain Pemikiran Politik Islam: Dari
Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer, Jakarta: PT Balebat
Dedikasi Prima, 2010.
Satori, Ahmad Satori dan Kurdi, Sulaiman, Sketsa Pemikiran Politik
Islam,Yogyakarta: Deepuplish, 2016.

Anda mungkin juga menyukai