1. Secara konseptual pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses
kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara bersungguh sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam pendidikan Islam dan berupaya untuk membangun sebuah paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan peserta didik secara paripurna. Sedangkan pemikiran dapat di artikan sebagai upaya cerdas (ijtihady) dari proseskerja akal dan kalbu untuk melihat fenomena dan berusaha mencari penyelesaiannya secara bijaksana sedangkan pendidikan ,secara umum berarti sesuatu proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau sekelompok orang (peserta didik) dalam usaha mendewasakan manusia (peserta didik), melalui upaya pengajaran dan latihan Tujuan pemikiran pendidikan islam a. membantu menemukan masalah - masalah pendidikan dan sekaligus memberikan cara untuk mengatasinya berdasarkan cara kerja yang sistematik, radikal, universal, mendalam, spekulatif dan rasional. b. memberikan informasi yang komprehensif, mendalam dan sistematik tentang hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan dan mendesain konsep pendidikan, seperti informasi manusia dengan berbagai potensi, bakat dan minat yang dimilikinya, atau tentang alam jagadraya dengan berbagai macam ragam, sifat dan karakternya c. memberikan informasi tentang proses pendidikan,khususnya pendidikan Islam, bermutu atau tidaknya pendidikan tersebut, atau tercapai tidaknya tujuan yang ditetapkan serta berbagai kelemahan yang lain 2. tokoh-tokoh pemikiran pendidikan Islam beserta hasil karya dan tahun penciptaannya
No Nama Tokoh Pemikiran Pendidikan Islam Judul Buku/Kitab Tahun
1. Ibnu Khaldun Muqaddimah 1377M 2. Ibnu Sina .Qoonun fii Al Tibb 1025M Kitaabussyufaa, 1027M Kitab Fii Aqsami al Ulumi 1910M al Aqliyah 3. Imam Al Ghozali Ihya’ Uluumud Diin 1100M Tahaafudz Al Falasifa 1100M 4. Ibnu Rusyd Al Kulliyat Fii At Tibb 1200M Bidayah Al Mujtahid 1168M 5. Syekh Az Zarmuji Ta’liimul Mutaallim 1203 h 6. Ibnu Tufail Hay Bin Yaqzan 1169M 7. Ibnu Qoyyim Al Jauziyah Zadul Ma’ad 1300M 8. Syekh Ja’far Al Barzanji Mauled Al Barzanji 1714M 9.. Muhammad Abduh Ala Syarh Ad Dawanii lil 1876M Aqaid Al Aduudiyah 10. Muhammad Iqbal Asrar E Khudi 1915M 11. Hasan Al Banna Al Majmuah Rasaail 1350M 12. Fazlur Rahman Avicenna’s Psychology 1952 13. KH Hasyim Asyari At-Tibyan fi al-Nahy’an Muqatha’at al-Arham wa al- 1260M Aqarib wa al-Ikhwan 14. KH Tolhah Hasan Dinamika Ksehidupan 2004M Religius
3. Sejarah Pemikiran Pendidikan Islam dimulai dari: Masa Rasulullah SAW,
Masa Para Sahabat, Masa Bani Umayyah Pemikiran pendidikan Islam pada masa ini juga tersebar pada beberapa tulisan ahli Nahwu, sastra, hadist, dan tafsir.Pada masa ini para ahli tersebut mulai mencatat ilmu-ilmu bahasa, sastra dan agama untuk menjaga agar tidak diseludupkan pikiran-pikiran lain dan perubahan yang akan merusaknya, dan Masa Abbasyah buku-buku filsafat yunani kedalam bahasa arab sangat gencar dilakukan, begitupun dengan buku-buku budaya lain, seperti Persia,India, sehingga dalam waktu 150 tahun hamper semua ilmu pengetahuan yang ada sudah dibukukan kedalam bahasa Arab. Yang kemudian dilanjutkan dengan periode oleh Tokoh pemikir pendidikan islam, Ibn Miskawaih (Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ya’kub Ibn Miskawaih ) Pemikirannya tentang pendidikan lebih berorientasi pada pentingnya pendidikan akhlak. hal ini tercermin dari karya monumentalnya, Tahzib al-akhlaq. melalui karya tersebut Miaskawih menyetakan bahwa tujuan endidikan adalah terwujudnya sikap batin yang secara spontan mampu mendorong lahirnya perilaku dalam memperoleh kerimah-perilaku yang demikian akan sangat membantu peserta didik dalam memperoleh kesempurnaan dan kebahagiaan yang sejati., Ibn Sina (Abu Ali al- Husaiyn ibn Abdullah ibn al-Hasan ibn Sina) Hasil pemikiran dari Ibn Sina diantaranya : a. Falsafah wujud b. Falsafah Faidh c. Falsafah Jiwa , Ibn Khaldum (Waliuddin Abdurrahman bin Muhamad bin Muhammad bin Hasan bin Jobir bin Muhammad binIbrahin bin Abdurrahman bin Walid bin Usman) pemikiran Khaldum adalah pada bidang pendidikan islam dalam melaksanakan pendidikan, maka menurut Khaldum paling tidak ada dua tujuan yang perlu disentuh yaitu jasmaniah dan rohaniah, Muhammad Abdus ibn hasan Khairuddin, Ismail raji al faruqi metode pendidikan yang lebih dinamis dan kondusif bagi pengembangan intelektual peserta didik. Metode yang di maksud adalah metode diskusi., dan Syed Muhammad Waquib al- attas. Pemikiran pendidikan Islam di Indonesia dikelompokkan menjadi dua periode, yaitu: periode sebelum Indonesia merdeka, dan periode Indonesia merdeka. Corak-corak pemikiran pendidikan Islam sebelum Indonesia merdeka meliputi: Corak lama, Corak baru. Tokoh yang berperan di dalam pengembangan pemikiran pendidikan Islam di Indonesia, diantaranya: Zainuddin Labay El-Yunusi, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari 4. Tujuan dan kegunaan mempelajari pemikiran pendiidkan islam yaitu: a. Membangun kebiasaan berfikir ilmiah, dinamis, dan kritis terhadap persoalan persoalan seputar penididkan Islam. b. Memberikan dasar berpikir inklusif terhadap ajaran Islam dan akomodatif terhadap perkembangan Ilmu pengetahuan yang dikembangan oleh intelektual diluar Islam. c. Menumbuhkan semangat berijtihad, sebagaimana ditunjukan oleh Rasulullah SAW, dan para kaum intelektual Muslim pada abad pertama sampai abad pertengahan terutama dalam merekonstruksi sistem pendidikan Islam yang lebih baik. d. Untuk memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan sistem pendidikan nasional. Dalam pendidikan yang memberikan pelajaran tentang pemikiran pendidikan islam sangat baik karena siswa bias mengetahui makna pendidikan islam sehingga pendidikan Islam senantiasa berusaha meningkatkan dinamika dan kreativitas manusia. Gagasan rekonstruksi pendidikan ini dimunculkan Iqbal tidak terlepas dari faktor sosio-historis yang mengitarinya. Wilayah kekuasaan kaum Muslim pada waktu itu, khususnya di India, telah dipecah- belah oleh kaum penjajah yang menyebabkan timbulnya konflik sosio-politik di antara mereka. Konflik ini pada gilirannya memunculkan dua pandangan yang berbeda. 5. Al-Ghazali menjelaskan bahwasanya sosok guru professional yang ideal yaitu guru yang mempunyai akal cerdas, mempunyai fisik yang kuat, dan guru yang dapat memahami perbedaan potensi pada setiap peserta didiknya. Menurut imam ghozali Dalam hal kurikulum, Al-Ghazali membagi ilmu dari segi kepentingannya menjadi dua kelompok. Pertama, ilmu (fardhu) hukum mempelajarinya wajib, yaitu ilmu agama. Kedua, ilmu yang hukum mempelajarinya (fardhu kifayah) yaitu ilmu yang digunakan untuk memudahkan urusan duniawi, seperti ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu pertanian dan industri. Sejalan dengan hal itu Al-Ghazali mengusulkan beberapa ilmu pengetahuan yang harus dipelajari di sekolah. Diantaranya adalah ilmu Al-Qur’an dan ilmu agama seperti fiqih, hadits dan tafsir. Ilmu bahasa, nahwu, makhraj serta lafdz-lafdznya. Ilmu-ilmu fardhu kifayah seperti ilmu kedokteran, matematika, teknologi dan politik. Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah dan beberapa cabang filsafat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Ghazali adalah seorang ulama besar yang manaruh perhatian yang cukup tinggi terhadap pendidikan, konsep pendidikan yang dikemukakan nampak sistematik dan komprehensif serta secara konsisten sejalan dengan sikap dan kepribadiannya sebagai seorang sufi. Berkaca dari pendapat Imam Al-Ghozali tersebut, terdapat kesesuaian dengan judul tugas akhir saya yang berjudul "Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IX SMP Islam Ma’arif 02 Malang" keprofesionalan seorang guru juga dilihat dari seberapa upaya guru tersebut dalam melaksanakan pembelajaran. Guru yang profesional menyusun strategi-strategi pembelajaran agar mempermudah transfer ilmu dari guru ke siswa serta meningkatkan minat belajar siswa terhadap pembelajaran pendidikan agama islam