KALDHUN
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam Dosen
pengampu : Dr. Suwendi, M.Pd
UMRI 2281130226
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
Nama lengkap Ibnu Khaldun adalah Abu Zayd „Abd al-Rahman ibn
Muhammad ibn Khaldun al-Hadrami. Beliau dilahirkan di Tunisia pada 1
Ramadhan 732 H. / 27 Mei 1332 M, wafat 19 Maret 1406/808H. Beliau dikenal
sebagai sejarawan dan bapak sosiologi Islam yang hafal Alqur‟an sejak usia
dini, selain itu beliau juga membahas tentang pendidikan islam. Karyanya yang
terkenal adalah Muqaddimah(Pendahuluan).[2]
Beliau masih memiliki garis keturunan dengan Wail bin Hajar, salah
seorang sahabat Nabi Saw. Wail bin Hajar pernah meriwayatkan sejumlah
hadith serta pernah dikirim nabi untuk mengajarkan agama Islam kepada para
penduduk daerah itu. Pada abad ke-8 M Khalid bin Utsman datang ke Andalusia
bersama pasukan arab penakluk wilayah bagian selatan Spanyol. Khalid
kemudian lebih dikenal panggilan Khaldun sesuai dengan kebiasaan orang
Andalusia dan Afrika Barat Laut yakni dengan penambahan pada akhir nama
dengan “uns” sebagai pernyataan penghargaan kepada keluarga
penyandangnya. Dengan demikian Khalid menjadi Khaldun.
3
2. Guru-Guru Ibnu Khaldun
Dibalik keberhasilan yang dicapai oleh Ibnu Khaldun tidak luput dari jasa
guru-gurunya yang memberikan berbagai pelajaran dan mengajarkan
pengalaman mereka kepada beliau. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa
guru-guru yang ada dibalik keberhasilan Ibnu Khladun. Antara lain:
1) Abu Abdullah Muhammad yaitu ayahnya yang menjadi guru pertama Ibnu
Khaldun. Dari ayahnya beliau belajar membaca, menulis dan bahasa Arab.
2) Abu Abdullah Muhammad Ibn Sa‟ad Ibn Burral al-Anshari, ia termasuk
pendidik Ibnu Khaldun dalam bidang al-Qur‟an dan Qira‟atul Sab‟ah.
3) Syeikh AbdullahIbn al-„Arabi al-Hasayiri, Muhammad al-SAwwas al-Zarazli
Ahmad Ibn al-Qassar, Syekh Syams al-Din Abu Abdullah Muhammad
alWadisyasyi, mereka adalah pendidik /guru dalam bidang ilmu hadist,
bahasa Arab dan Fiqh.
4) Abdullah Muhammad Ibn Abd al- Salam, ia adalah pendidik khusus kitab al-
Muwattha‟ karya imam Malik.
5) Muhammad Ibn Sulaiman al-Satti Abd al-Muhaimin al-Hadrami dan
Muhammad Ibn Ibrahim al- Abili, mereka adalah pendidik ilmu pasti, logika
dan seluruh ilmu tehnik, kebijakan dan pengajaran dan ilmu pokok al-
Qur‟an hadist.
6) Syekh Syamsuddin Abu Abdullah Muhammad al-Wadiyasyi, ia
mengajarkan ilmu hadis dan fiqih serta bahasa Arab pada Ibnu Khaldun.
4
Khaldun yang berhasil dalam keilmuannya. Para murid beliau belajar bersama
beliau ketika di al-Azhar selain menjadi seorang pengajar beliau juga diangkat
sebagai hakim tinggi. Ada dua orang murid Ibnu Khaldun yang terkenal dengan
keilmuannya dan telah mengarang beberapa buku. Mereka adalah:
5
Bagian pertama terkenal dengan muqaddimah, dalam bagian ini
membicarakan tentang masyarakat, asal-usulnya,kedaulatan, lahirnya
kotakota dan desa-desa, perdagangan, cara orang mencari nafkah, dan ilmu
pengetahuan. Bagian kedua kitab al-I‟bar, terdiri dalam empat jilid,
membicarakan tentang sejarah bangsa arab dan orang-orang muslim
lainnya dan juga dinasti-dinasti pada masa itu, termasuk dinasti syiria,
persia, seljuk, turki, yahudi, romawi, dan prancis. Dan bagian ketiga terdiri
dari dua jilid, membicarakan bangsa barbar dan suku tetangga, otobiografi
yaitu Al-Taarfi.[3]
6
7 jilid, jilid pertama dari kitab inilah yang disebut sebagai Kitab
Mukaddimah Ibnu Khaldun.
4. Fase keempat, adalah masa mengajar dan menjadi Qadhi di Mesir. Masa
ini berlangsung selama 24 tahun. Sejak tahun 784 H – akhir 808 H.
a) Kitab Muqaddimah
Merupakan buku pertama dari kitab al-„Ibar, yang terdiri dari bagian
muqaddimah (pengantar). Buku pengantar yang panjang inilah yang
merupakan inti dari seluruh persoalan, dan buku tersebut pulalah yang
mengangkat nama Ibnu Khaldun menjadi begitu harum. Adapun tema
muqaddimah ini adalah gejala-gejala sosial dan sejarahnya.
7
d) Lubab al-Muhashshal fi Ushuluddin
e) Syifa „al syail li Tahdz.
a. Tujuan Pendidikan
8
a) menyiapkan seseorang dari segi keagamaan dengan memperkuat
potensi iman, sebagaimana dengan potensi-potensi lain
Ibnu Khaldun telah memberikan porsi yang sama antara tujuan apa
yang akan dicapai dalam urusan ukhrowi dan duniawi, karena baginya
pendidikan adalah jalan untuk memperoleh rizki. Atas dasar itulah Ibnu
Khaldun beranggapan bahwa target pendidikan adalah memberikan
kesempatan kepada pikiran untuk aktif dan bekerja, karena dia memandang
aktivitas ini sangat penting bagi terbukanya pikiran dan kematangan individu
dan kematangan berfikir adalah alat bagi kemajuan ilmu industri dan sistem
sosial.
9
b. Materi Pendidikan
1) Ilmu logika,
2) Ilmu fisika,
3) Ilmu metafisika dan
4) Ilmu matematika termasuk didalamnya ilmu, geografi,
aritmatika dan al-jabar, ilmu music, ilmu astromi, dan ilmu
nujuum.
10
Walaupun Ibnu Khaldun banyak membicarakan tentang ilmu geografi,
sejarah dan sosiologi, namun ia tidak memasukkan ilmu-ilmu tersebut ke
dalam klasifikasi ilmunya. Setelah mengadakan penelitian, maka Ibnu
Khaldun membagi ilmu berdasarkan kepentingannya bagi anak didik menjadi
empat macam, yang masing-masing bagian diletakkan berdasarkan
kegunaan dan prioritas mempelajarinya. Empat macam pembagian itu
adalah:
1) Ilmu agama (syari‟at), yang terdiri dari tafsir, hadits, fiqh dan ilmu
kalam.
2) Ilmu „aqliyah, yang terdiri dari ilmu kalam, (fisika), dan ilmu Ketuhanan
(metafisika)
3) Ilmu alat yang membantu mempelajari ilmu agama (syari‟at), yang
terdiri dari ilmu bahasa Arab, ilmu hitung dan ilmu-ilmu lain yang
membantu mempelajari agama.
4) Ilmu alat yang membantu mempelajari ilmu filsafat, yaitu logika.
c. Metode Pendidikan
11
di sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik untuk mencapai proses
belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku
mereka.
12
jika keadaan memaksa harus memukul si anak, maka pemukulan
tidak boleh lebih dari tiga kali.
5) Ibnu Khaldun memberikan sedikitnya ada dua bentuk pembelajaran
yaitu:
1) Tahapan pembelajaran
13
Selain metode diatas Ibnu Khaldun dalam buku Muqaddimahnya
menjelaskan bahwa didalam memberikan pengetahuan kepada anak didik,
pendidik hendaknya:
14
d. Pendidik
15
1) Prinsip pembiasaan
2) Prinsip tadrij (berangsur-angsur)
3) Prinsip pengenalan umum (generalistik)
4) Prinsip kontinuitass
5) Memperhatikan bakat dan kemampuan peserta didik 6) Menghindari
kekerasan dalam mengajar.
e. Pesetra Didik
16
d) Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual
(diferensiasi individual), baik yang disebabkan oleh faktor pembawaan
maupun lingkungan di mana ia berada.
e) Peserta didik merupakan resultan dari dua unsur alam, yaitu jasmani dan
rohani. Unsur jasmani memiliki daya fisik yang menghendaki latihan dan
pembiasaan yang dilakukan melalui proses pendidikan. Sementara
unsur rohani memiliki dua daya, yaitu daya akal dan daya rasa. Untuk
mempertajam daya akal maka proses pendidikan hendaknya melalui
ilmu-ilmu rasional. Adapun untuk mempertajam daya rasa dapat
dilakukan melalui pendidikan akhlak dan ibadah.
f) Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat
dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
17
belajar, dan Ibnu Khaldun tampaknya cenderung pada pendapat terakhir yaitu hasil
kemampuan.
Ibnu khaldun adalah seorang filsuf sejarah yang berbakat dan cendekiawan
terbesar pada zamannya, salah seorang pemikir terkemuka yang pernah dilahirkan.
Beliau adalah seorang pendiri ilmu pengetahuan sosiologi yang secara khas
membedakan cara memperlakukan sejarah sebagai ilmu serta memberikan alasan-
alasan untuk mendukung kejadian-kejadian yang nyata.
Menurut Ibnu Khaldun ilmu pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang semata-
semata bersifat pemikiran dan perenungan yang jauh dari aspek-aspek pragmatis
di dalam kehidupan, akan tetapi ilmu dan pendidikan tidak lain merupakan gejala
sosial yang menjadi ciri khas jenis insane
a) Kitab Muqaddimah
b) Kitab al-„Ibar, wa Diwan al-Mubtada‟ wa al-Khabar, fi Ayyam al-„Arab wa
al-„Ajam wa al-Barbar, wa man Asharuhum min dzawi as-Sulthani al-
„Akbar.
c) Kitab al-Ta‟rif bi Ibnu Khaldun wa Rihlatuhu Syarqon wa Ghorban (al-
Ta‟rif).
d) Lubab al-Muhashshal fi Ushuluddin
e) Syifa „al syail li Tahdz.
18
a) menyiapkan seseorang dari segi keagamaan dengan memperkuat potensi
iman, sebagaimana dengan potensi-potensi lain
b) menyiapkan seseorang dari segi akhlak
c) menyiapkan seseorang dari segi kemasyarakatan atau sosial
d) menyiapkan seseorang dari segi vokasional atau pekerjaan
e) menyiapkan seseorang dari segi pemikiran, sebab dengan pemikiran
seseorang dapat memegang berbagai pekerjaan atau ketrampilan tertentu
dan
f) menyiapkan seseorang dari segi kesenian.
19
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Husayn Ahmad, Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam, Bandung: Rosda Karya,
1995. http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_khaldun
Fuad Baali dan Ali Wardi, Ibn Khaldun dan Pola Pemikiran Islam, Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2003.
Sulaiman, Fathiyah Hasan, 1987, Pandangan Ibnu Khaldun Tentang Ilmu dan
Pendidikan, (Bandung: Diponegoro). 1987.
Syarifudin Jurdi, Sosiologi Islam Elaborasi Pemikiran Sosial Ibn Khaldun, (POKJA
:‟UIN Sunan Kalijaga, 2008) hlm.17.
[1]Jamil Ahmad, Seratus Muslim Terkemuka, Pustaka firdaus, 2003, hlm. 503.
[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_khaldun
[4] Fuad Baali dan Ali Wardi, Ibn Khaldun dan Pola Pemikiran Islam, ( Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2003), hlm. 20.
[5] Syarifudin Jurdi, Sosiologi Islam Elaborasi Pemikiran Sosial Ibn Khaldun,
(POKJA :‟UIN Sunan Kalijaga, 2008) hlm.17.
20