Anda di halaman 1dari 18

“Ulasan Historiografi Ibnu Khaldun”

Dosen pengampuh : Prof. Dr. H. Abd Rahim Yunus, M.A

Di susun oleh :

Kelompok 12

Nurhalimah 40200120004

Jumriani 40200120003

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT. atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan penelitian sebagai tugas dari
mata kuliah Sejarah Perekonomian dengan judul “IBNU KHALDUN ”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penulisan sejarah adalah usaha rekonstruksi peristiwa yang terjadi di masa


lalu. Penulisan sejarah baru dapat dilakukan setelah dilaksanakannya penelitian.
Tanpa adanya penelitian, penulisan sejarah menjadi rekonstruksi peristiwa yang
tidak dapat dipercaya dan diterima bahkan lebih buruknya tidak dianggap. Dalam
melakukan penelitian maupun membuat penulisan membutuhkan suatu
keterampilan. Penelitian membutuhkan kemampuan untuk mencari, menemukan,
dan menguji sumber-sumber dengan benar sedangkan penulisan membutuhkan
kemampuan menyusun fakta-fakta yang bersifat fragmentaris dalam suatu uraian
yang sistematis, utuh, dan komunikatif. Keduanya membutuhkan suatu kesadaran
teoretis yang tinggi dan imajinasi historis yang baik. Hasil penulisan sejarah
disebut dengan historiografi yang disusun atau di Rekonsruksi dari hasil penelitian
yang telah mengalami berbagai tahap dan langkah yang begitu panjang.

Dengan demikian, historiografi berarti penulisan sejarah, yang didahului oleh


penelitian (analisis) terhadap peristiwa-peristiwa di masa lampau. Penelitian dan
penulisan sejarah itu berkaitan dengan berbagai latar belakang: teoretis, wawasan,
metodologi penulisan sejarah, sejarawan, aliran penulis, dan lain sebagainya.
Salah satu tokohnya adalah Ibnu Khaldun. Ibnu Khaldun adalah sejarawan yang
melakukan perubahan dalam penulisan sejarah dengan melakukan analisis
mendalam tentang peristiwa sejarah. Dengan demikian, Ibnu khaldun telah
memberikan kontribusi dalam bidang historiografi. Untuk lebih sistematis, tulisan
ini akan menguraikan pembahasan tentang biografi Ibnu Khaldun, Konteks
Zaman Ibnu Khaldun hidup, Karya-karya Monumental dari Ibnu Khaldun dan
kontribusinya dalam historiografi Islam atau sumbangan terhadap ilmu Sejarah.

B. Rumusan masalah

1. Seperti apa Biografi dari tokoh Ibnu Khaldun?


2. Bagaimana situasi dan keadaan zaman Ibnu Khaldun hidup?
3. Apa saja yang menjadi karya-karya terbaik dari Ibnu Khaldun?
4. Apa peran Ibnu Khaldun dalam Historiografi atau penulisan peristiwa
Sejarah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai identitas atau Biografi


menyeluruh tentang tokoh Ibnu Khaldun
2. Untuk mengetahui seperti apa situsi zaman atau keadaan lingkungan
semasa Ibnu Khaldun hidup
3. Untuk dapat mengetahui Karya-karya terbaik atau monumental dari sosok
Ibnu Khaldun
4. Agar dapat mengetahui peran Ibnu Khaldun dalam Historiografi atau
penulisan peristiwa Sejarah.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Biografi Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun dilahirkan di Tunisia pada 1 Ramadhan 732 H/27 Mei 1333
M dan wafat pada bulan Ramadhan di Kairo pada tanggal 19 Maret 1406 M/808
H. Keluarganya termasuk salah satu keluarga di Andalusia yang hijrah ke Tunisia
pada pertengahan abad ke 7 H. Nama lengkapnya Waliyuddin Abdurrahman ibn
Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn
Muhammad ibn Muhammad ibn Abdurrahman ibn Khaldun.

Nama ibn Khaldun berasal dari Bani Khaldun yang berkembang di kota
Qarmunah (Caramona) di Andalusia. Ibn Khaldun menyebut keluarganya berasal
dari Hadramaut yang silsilahnya sampai kepada sahabat Nabi yang bernama Wail
ibn Hajar dari kabilah Kindah. Sebagaimana dilaporkan Ibn Hazm (457 H/1065
M), Cucu Wail bernama Khalid ibn ‘Utsman, bersama dengan orang-orang Arab
merupakan salah seorang penakluk awal yang memasuki daerah Andalusia pada
abad ke -9 M/3 H. Anak cucu Khalid membentuk satu keluarga besar bernama
Bani Khaldun, dari sinilah nama ibn Khaldun berasal.

Keluarga Ibn Khaldun awalnya berada di kota Qarmunah yang kemudian


hijrah dan menetap di Sevilla. Keluarganya umumnya menduduki jabatan penting
pada masa Dinasti Muwahiddun bersama Bani Hafs. Pada awal abad ke-13 M,
kerajaan Muwahhidun di Andalus hancur. Sebagian besar kota-kota dan
pelabuhannya jatuh ke tangan raja Castilia termasuk kota Sevilla (1248 M). Bani
Khaldun terpaksa hijrah ke Afrika Utara mengikuti jejak Bani Hafs dan menetap
di kota Ceuta, lalu mengangkat Abu Bakar Muhammad, yaitu kakek kedua Ibnu
Khaldun untuk mengatur urusan negara mereka di Tunisia, dan mengangkat kakek
pertama beliau yaitu Muhammad bin Abu Bakar untuk mengurus urusan Hijabah
(kantor urusan kenegaraan) di Bougie. Karena Ibnu Khaldun lahir ditengah-tengah
keluarga ilmuwan dan terhormat, maka beliau berhasil menghimpun antara
jabatan ilmiah dan pemerintahan.1

Ibnu Khaldun adalah keturunan keluarga tua yang terpelajar. Dia


dibesarkan dalam warisan yang diterima keluarganya, diberi nasib yang baik dan
tradisi-tradisinya. Sejak kecil Ibn Khaldun menghafal al-Qur’an dan belajar tajwid
kepada ayahnya. Ia mempelajari ilmu syariat, seperti tafsir, hadits, ushul fiqih,
tauhid, dan fiqh mazhab Maliki. Ia juga diajari bahasa dan retorika oleh ulama
terkenal di Tunisia, yang saat itu menjadi pusat Pendidikan Islam di Afrika Utara.
Ibnu Khaldun melanjutkan studinya hingga umur 18 tahun. Namun studinya
terhenti ketika wabah epidemi tahun 749 H/1349 M menyebar di sebagian belahan
dunia Timur dan Barat yang menyebabkan kedua orang tua dan semua gurunya
tewas.

Ayahnya merupakan seorang yang ahli dalam bahasa dan sastra Arab.
Setelah memutuskan untuk berhenti dalam menggeluti bidang politik, lalu beliau
menekuni bidang ilmu pengetahuan dan kesufian serta mendalami ilmu-ilmu
agama. Sehingga beliau pun dikenal sebagai orang yang mahir dalam sya’ir sufi
dan berbagai bidang keilmuan lainnya.

Di Andalusia, keluarga Ibnu Khaldun berkembang dan banyak


berkecimpung dalam bidang politik dan akademik. Oleh karenanya, Bani Khaldun
terkenal sebagai keluarga yang berpengetahuan luas, berpangkat, banyak
menduduki jabatan-jabatan penting kenegaraan, serta memainkan peranan yang
cukup menonjol, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun politik. Sehingga
dunia politik dan ilmu pengetahuan telah begitu menyatu didalam diri Ibnu
Khaldun. Ditambah lagi kecerdasannya juga sangat berperan bagi pengembangan
karirnya. Namun demikian, ayah Ibnu Khaldun ternyata memiliki keunikan
tersendiri dari tradisi keluarganya tersebut. Beliau merupakan salah satu keluarga

1
Kamaruddin. 2015. Pemikiran Politik Ibnu Khaldun dan Pembentukan Teori Sosiologi
Politik. Pdf.
Bani Khaldun yang menjauhkan diri dari politik dan lebih berkonsentrasi pada
bidang keilmuwan dan pengajaran seperti yang telah disebutkan diatas.2

Kehidupan Ibn Khaldun secara umum dapat dibagi menjadi empat fase,
yaitu:3

Pertama, fase kelahiran, perkembangan, dan studi yang berlangsung


sejak kelahiran sampai usia 20 tahun. Fase ini dilaluinya di Tunisia, yaitu
tahun 732 H/1332 M hingga tahun 751 H/1350 M.
Kedua, fase bertugas di pemerintahan dan terjun ke dunia politik di
Maghrib dan Andalusia, yaitu tahun 751 H/1350 M hingga tahun 776
H/1374 M.
Ketiga, fase kepengarangan, ketika berfikir dan berkontemplasi di
Benteng Ibn Salamah, yaitu dari tahun 776 H/1374 M hingga tahun 784
H/1382 M.
Keempat, fase mengajar dan bertugas sebagai hakim di Mesir, yaitu
dari tahun 784 H/1382 M hingga wafatnya tahun 808 H/1406 M.

B. konteks zaman

Ibn Khaldun (1332-1406) hidup pada masa ketika dunia Islam sedang
mengalami perpecahan dalam bidang politik dan kemunduran dalam bidang ilmu
pengetahuan. Pada masa kemunduran Islam ini, banyak terjadi kekacauan historis
yang sangat serius, baik dalam kehidupan politik maupun intelektual. Situasi
kehidupan politik dunia Islam pada masa Ibn Khaldun dapat dikatakan tidak
stabil. Instabilitas politik ini telah membuat hidupnya selalu berpindah-pindah dari
satu kota ke kota lainnya. Afrika Utara, tempat kelahiran Ibn Khaldun, pada

2
Samsinas, “Ibnu Khaldun: Kajian Tokoh Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial”. Jurnal Hunafa
Vol.6 No. 3 th 2009, hal 332-333.
3
Badri Yatim, Historiografi Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hal. 140.
pertengahan abad ke-14 Masehi merupakan medan pemberontakan dan kekacauan
politik. Dinasti al-Muwahhidun, yang berkuasa ketika itu, telah mengalami
kehancuran, dan digantikan oleh dinasti-dinasti kecil berikutnya, seperti Keamiran
Bani Hafish di Tunisia, Keamiran Bani 'Abd al-Wad di Tilmisan, dan Keamiran
Bani Marin di Fez Suharto (2003, hlm. 25).

Sementara itu di Andalusia (Spanyol), pasukan Salib sedang bersiap-siap


untuk menaklukkan kawan-kawasan yang berada di bawah kekuasaan Muslim.
Toledo, Cordova, dan Sevilla yang merupakan pusat-pusat kebudayaan umat
Islam di Andalusia telah jatuh ke tangan pasukan Kristen. Kaum Muslimin hanya
mampu mempertahankan sebagian kawasan kecil di bagian Andalusia Selatan,
yang meliputi kota Granada, Almeria, dan Giblartar. Wilayah-wilayah ini dikuasai
oleh Bani Ahmar yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf ibn Nashir (1230-1272
M) dengan Granada sebagai pusat pemerintahannya.

Dalam bidang intelektual, kaum Muslimin pada abad ke empat belas


masehi ini sedang mengalami stagnasi pemikiran yang memilukan. Gelombang
Hellenisme yang muncul semenjak abad-abad sebelumnya telah mereda, akibat
adanya pukulan Ibn Taimiyah terhadap pemikiran spekulatif dalam teologi dan
filsafat. Abad ini merupakan masa yang relatif sunyi bagi dunia Intelektual Islam.
Karya-karya yang muncul ketika itu pada umumnya hanya berupa syarh
(penafsiran, penjelasan) atau syarh dari syarh. Oleh karena itu, masa ini ditinjau
dari sejarah intelektual Islam dapat disebut sebagai 'asr al-syuruh waal-hawasyi
(masa pensarahan dan pemberian catatan pinggir). Tidak banyak karya pemikir
Muslim yang lahir pada masa ini sebagai suatu usaha yang orisinal, kecuali al-
Muqaddimah.

Sejak kecil Ibnu Khaldun terlibat dalam kegiatan intelektual di kota


kelahirannya, di samping mengamati dari dekat kehidupan politik. Kakeknya
pernah menjabat menteri keuangan di Tunis, sementara ayahnya sendiri adalah
seorang administrator dan perwira militer. Ibnu Khaldun di masa kecilnya ternyata
lebih tertarik pada dunia ilmu pengetahuan. Di usianya yang relative muda, ia
telah menguasai ilmu sejarah, sosiologi dan beberapa ilmu klasik, termasuk ulum
aqliyah (ilmu filsafat, tasawuf dan metafisika).

Ibnu Khaldun mempelajari ilmu pada sejumlah guru, yang terpenting


adalah: Abu Abdillah Muhammad bin al-Arabi,al-Hashasyiri, Abu al-Abbas
Ahmad bin al-Qushshar, dan guru lainnya. Ia mempunyai kecerdasan yang
cemerlang, sehingga banyak yang mengatakan bahwa Ibnu Khaldun adalah
seorang Ensiklopedis (kamus berjalan). Setelah menginjak dewasa, Ibnu Khaldun
aktif dalam kegiatan politik yang mengantarkannya menduduki posisi strategis.
Khaldun muda oleh Sultan Abu Inan dari Fez, Maroko mendapatkan kepercayaan
untuk menjadi sekretarisnya, padahal waktu itu usianya masih 20 tahun. Dia
menetap di Maroko antara tahun 1354 sampai 1362 dan akhirnya meninggalkan
Afrika Utara menuju Granada, Spanyol pada tanggal 26 Desember 1362.
Keputusan ini diambil karena situasi politik Maroko menghangat dan sebelumnya
dia sempat dipenjara selama 21 bulan karena dituduh berkomplot dengan
Pangeran Muhammad, menggulingkan Abu Inan.

Di Granada Spanyol, Khaldun disambut hangat oleh penguasa di sana.


Bahkan di tahun berikutnya, Sultan menunjuknya sebagai duta Raja Castilla,
Pedro, untuk mengadakan perdamaian antara keduanya. Tugas ini diselesaikan
dengan baik dan ia menjadi seorang tokoh politik peringkat pertama.
Keberhasilannya ini ternyata membuat iri Ibnu Khatib yang merusak
hubungannya dengan Sultan. Sehingga, sebagaimana diuraikan dalam atTa’rif,
Ibnu Khaldun pergi ke Bijayah. Kedatangannya di sana mendapatkan sambutan
baik dari sang Sultan dan ia diberi jabatan “Hijabah”, setingkat Perdana Menteri.
Kemudian ia pindah lagi menuju ke Biskarah, karena kedekatannya dengan
penguasa di sana, Ahmad Ibnu Yusuf Ibnu Mazni.

Di akhir kehidupannya, ia tidak lagi tertarik dengan glamour kehidupan


dunia. Bahkan banyak sekali jabatan politik yang ia tolak, karena ia ingin
konsentrasi dalam kontribusi intelektual. Pengalamannya yang begitu banyak
menjadi bahan penting baginya untuk menyusun teori dan pokok pikirannya
dalam Muqaddimah dan beberapa buku lainnya yang menjadi referensi sejarah
peradaban umat manusia.

C. karya Ibnu Khaldun

Karya monumental yang dihasilkan oleh Ibnu Khaldun diantaranya adalah:

1. Muqaddimah
Muqaddimah yang selama ini kita ketahui hanyalah sebagai pendahuluan
(Muqaddimah) dari buku utamanya yakni kitab Al-‘Ibar namun demikian
sekarang dipisahkan menjadi bagian lain dari kitab al-‘Ibar tersebut, hingga
akhirnya menjadi karya yang berdiri sendiri sebagaimana yang kita kenal dengan
nama Muqaddimah Ibnu Khaldun (Hasis, 2010). Muqqaddimah ini didalamnya
membahas mengenai permasalahan-permasalahan kontemporer atau peristiwa
yang actual yang mencakup berbagai aspek kehidupan dan disiplin ilmu
pengetahuan. Ibnu khaldun menulis berdasarkan pengalaman berdasarkan realitas,
dimana setiap golongan yang mengalami konflik, dapat menemukan sesuatu
didalammnya untuk mencapai tujuan golongan.
Karya ini merupakan kekayaan yang tidak terkira dalam warisan sastra
Arab, dan tidak mengherankan jika karya ini disebut sebagai mu’jizat intelektual.
Tujuan utama dari karya ini adalah untuk menolak asumsi yang tidak baik
terhadap keintelektualan Ibnu Khaldun. Dimana ia mempunyai pandangan yang
tajam dan kritis bekerja aktif selam hidup penuh pergolakan dan peristiwa
cemerlang menyimpan semua pengetahuannya, sementara akalnya yang aktif terus
bekerja menata kenyataan-kenyataan yang dilihatnya, menimbang-nimbang antar
satu dengan yang lainnya, kemudian menarik kesimpulan akhir (Suhaimi, 2011).
Muqaddimah ditulis di Tunisia, yang dipersembahkan kepada Sutan
Tunisia, Abu Abbas. Didalam kitab muqaddimah terbagi menjadi enam pokok
pembahasan, bab pertama membahas peradaban dan kebudyaaan umat manusia
secara umum, bab kedua membahas tentan peradaban msyarakat pengembara,
bangsa dan kabilah-kabilah liar, dan kehidupannya, bab ketiga mengenai Negara,
kerajaan, khilafah, pangkat, dan pemerintahan, bab keempat mengenai wilayah-
wilayah pedesaan dan perkotaan, kondisi yag ada, berbagai peristiwa dan hal
utama yang harus di perhatikan, bab kelima membahas tentang sisi perekonomian
Negara, mata pencaharian, ekonomi, perdagangan dan industry, dan yang terakhir
pada bab keenam berisi tentang bebagai jenis ilmu pengetahuan.
Para kritikus Barat menganggap bahwa muqaddimah merupakan hasil
pemikiran manusia yang paling tinggi dan bernilai, karena pada abad ke-15
historiografi di Eropa masih terbelakang. Dimana belum mengenal konsep-konsep
karakter yang dikemukakan oleh Ibnu Khaldun, yang juga membahas masalah
secara keseluruhan yang dikemukakan secara mandiri, untuk membentuk suatu
pandangan para sejarawan modern. Muqaddimah ini dianggap pula sebagai
sumbangan yang besar khusus kepada perkembangan ilmu pengetahuan sejarah
dan pertumbuhan ilmu kemasyarakatan atau sosiologi.
2. Kitab al-ilbar

Kitab al-Ibar merupakan kitab yang pertama yang menjelaskan teori-teori


Ibnu Khaldun tentang permasalahan-permasalahan sejarah dan dan masalah-
masalah dibidang ilmu sosiologi (ilmu kemasyarakatan), dan kitab ini berisi
beberapa volume yang hanya sebagai pengantar atau pengenalan terhadap
perjalanan hidupnya secara global (Hasis, 2010). Ibnu Khaldun menulis kita al-
ibar pada akhir tahun 766 H dan selesai pada 780H.

Karya-karya sejarah Islam sebelumnya disusun dalam bentuk kronologis


peristiwa sejarah yang terjadi diberbagai tempat dan negara, dihimpun
berdasarkan pada tahun. Sementara itu ia menggunkan metode sejarah setiap
negara dan dinasti secara teliti. Sejak saat permulaan sampai akhir sehingga
pemahaman atas pemikiran atas peristiwa tersebut lebih mudah dan tepat
(Suhaimi, 2011). Kitab kedua ini terdiri dari empat jilid yang membahas tentang
sejarah bangsa Arab, generasi-generasi dan dinasti sejak kelahiran Ibnu Khaldun,
dan beberapa sejarah bangsa besar dan dinastinya, seperti bangsa Pontian, Syria,
Persia, Yahudi, dll.

3. Kitab al-Ta’rif
Kitab ketiga ini berisi tentang sejarah bangsa Barbar dan suku-suku
didalamnya seperti suku Zanata, Nawatah,, Masmudah, Baranis, asal-usul dan
generasinya. Selain itu didalam kitab ini dibahas pula mengenai dinasti yang ada
pada masanya seperti Dinasti Bani Hafs, Dinasti Bani ‘Abdul Wadd, dan Dinasti
Bani Marin. Lalu pada pembahasan terakhir, Ibnu Khaldun membahas mengenai
dirinya sendiri yang memiliki judul al-Ta’rif bi Ibn Khaldun, Mu’allif Hadza al-
Kitab wa Rihlatahu Gharban wa Syarqan.
Dari ketiga karya diatas, dapat diyakini bahwa masih banyak lagi karya
Ibnu Khaldun yang mungkin belum ditemukan atau diterbitkan. Namu dapat
dinilai pula dari karya-karya yang dihasilkan Ibnu Khaldun memiliki pemikiran
yang luas dan mendalam, dan juga telah banyak memberikan sumbangan terhadap
ilmu pengetahuan.

D. sumbangan bagi ilmu sejarah

Ibnu Khaldun merupakan seorang sejarawan yang mampu berfikir untuk


masa yang jauh dan luas (komprehensif) terbukti dengan hasil karyanya yang
bernama Al-‘Ibar yang memiliki beberapa bagian di dalamnya salah satunya
dikenal dengan Muqaddimah yang berarti pendahuluan. Dalam kitabnya tersebut
ibnu khaldun menjelaskan mengenai beberapa kesalahan yang sering dilakukan
oleh para ahli sejarah yang lainnya serta yang terdahulu. Setelah membaca hasil
karya dari sejarawan terdahulu Ibnu Khaldun sering menemukan suatu yang di
katakan sebagai sejarah namun tidak sesuai dengan apa yang terjadi, menurutnya
berita yang diterima oleh para sejarawan itu hanya akan ditulis kembali tanpa
melakukan kritisasi sumber darimana berita itu didapatkan dan bagaimana
kejadian kronik sebenarnya. Sehingga sejarah hanyalah sekumpulan berita
kebohongan yang hanyalah sekedar mitologis, Ia menyadari bahwa penulisan
sejarah sudah wataknya cenderung mengalami kebohongan. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain: ·

a. semangat terlibatnya sejarahwan atau penulis sejarah kepada pendapat-


pendapat atau mazhab-mazhab.
b. akibat terlalu percaya pada orang yang menukilkan sehingga memerlukan
personality criticism. .
c. ketidaksanggupan memahami maksud yang sebenarnya dari hasil
observasinya. ·
d. asumsi yang tak beralasan terhadap kebenaran sesuatu hal termasuk akibat
terlalu percaya pada para penukil. ·
e. ketidaktahuan tentang bagaimana kondisi-kondisi sesuai dengan realitas,
f. disebabkan kondisi-kondisi itu dimasuki oleh ambisi-ambisi dan distorsi-
distorsi artifisial serta tidak mempunyai gambaran yang benar tentang
kondisi-kondisi tersebut. ·
g. adanya fakta bahwa kebanyakan manusia cenderung ingin dipuji atau
kepentingan politik sehingga informasi yang disampaikannya cenderung
tidak jujur.
h. kebohongan sejarah yang tidak dapat dihindarkan adalah ketidaktahuan
tentang berbagai watak berbagai kondisi yang muncul dalam peradaban
(Ibnu Khaldun, 2000:58-59). Sehubungan dengan peradaban umat
manusia, Ibnu Khaldun (2000:71)
Dengan melakukan kritik terhadap berita yang diterima olehnya juga
menyamakan dengan informasi yang ia miliki bedasarkan pengalamannya.
Bahkan Barat sendiri banyak mengutip dan mengembangkan metode Ibn
Khaldun, karena memang ia terkenal di Barat dengan metode sejarahnya
(Poeradisastra, 1981: 48). Diakui oleh Philip K. Hitti bahwa 'tidak ada penulis
Arab dan Eropa yang mempunyai pemikiran sejarah yang jelas seperti Ibn
Khaldun yang telah mengulasnya secara filosofis. Semua orang sepakat bahwa Ibn
Khaldun adalah ahli filsafat sejarah terbesar selama negara Islam terbentang dan
salah seorang ahli filsafat sejarah terbesar selama dunia berkembang' ( Philip K.
Hitti, 1968: 568). Dalam setiap karyanya Ibnu Khaldun akan mengutamakan
kebenaran dan kejujuran dari setiap tulisannya.

Dan berikut merupakan teori filsafat sejarah Ibnu Khaldun, yaitu sebagai
berikut:
a) Teori Perkembangan

Menurut Ibn Khaldun setiap fenomena sosial tunduk pada hukum


perkembangan, bahkan perkembangan dalam fenomena-fenomena sosial lebih
gamblang tinimbang dalam fenomena-fenomena alam, serta segala sesuatu dalam
masyarakat menusia selalu berubah (Zainab al-Khudhairi, 1987:79).
Perkembangan menurut Ibn Khaldun mempunyai corak 118 dialektis, yakni
bahwa sejak penciptaannya, dalam diri makhluk hidup telah terkandung benih-
benih kematian dn perkembangan yang tidak dapat dihentikan, dan akan menuju
pada kematian yang pasti (Zainab al-Khudhairi, 1987:79).

Seperti misalnya sebuah kerajaan yang telah mencapai pada titik puncak
kejayaan ataupun peradaban akan selalu mengalami kemunduran setelah
mencapai batasnya dan nantinya akan di gantikan dengan kerajaan baru lainnya.
Karna perkembangan ini segalanya akkan terus bergerak, tumbuh dan pada
akhirnya menghilang lalu digantikan dengan hal baru. Karena menurut Ibnu
Khaldun berkembang tidak memiliki pola yang lurus namun spiral ke depan.

Ibnu Khaldun juga mengatakan mengenai keterkaitan antara fenomena sosial


dengan fenomena lainnya itu saling berkaitan. Seperti kaitannya dengan fenomena
ekonomi yang memiliki peran dalam perkembangan kebudayaan dan juga
memiliki peran besar serta eksistensi atas perkembangan negaranya. Menurutnya
faktor ekonomi merupakan yang terpenting dalam pergerakan sejarahnya, karena
ekonomi menentukan watak kehidupan sosial. Selain kaitannya dengan fenomena
ekonomi Ibnu Khaldun juga membahas keterkaitan dengan alam. Karena alam
atau bisa juga kita sebutt dengan lingkungan memiliki dampak yang besar bagi
kehidupan manusia, seperti; letak geografis, kesuburan tanah, dan hasil bumi apa
saja yang ada didalamnya.

Setelah mengaitkan dengan ekonomi dan alam Ibnu Khaldun juga


mengaitkanya dengan agama. Gaston Bouthoul, dalam kedudukannya sebagai
seorang Muslim, berpendapat tentang adanya pengarahan Ilahi yang
mengendalikan hukum-hukum yang mengarahkan berbagai fenomena. Hal ini
tidak bertentangan dengan pengakuan tentang adanya berbagai faktor yang
mengendalikan perjalanan dan perkembangan kehidupan sosial dan sejarah,
misalnya saja faktor ekonomi, alam, dan hukum-hukum determinisme sejarah.
Sebab pengarahan Ilahi berada pada segala sesuatu dan mampu menguah
perjalanan segala sesuatu (Zainab al-Khudhairi, 1987:97).

b) Hukum Determinisme Sejarah

Determinisme adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi karena


suatu kausa atau berbagai kausa dan semuanya itu tidak mungkin terjadi dalam
bentuk yang berbeda kecuali apabila terjadi perbedaan di dalam kausa-kausanya.
Hukum determinisme menurut Ibnu Khaldun ada tiga, yakni hukum kausalitas,
peniruan, dan perbedaan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ibnu Khaldun memiliki nama lengkap Abdurrahman ibn Muhammad ibn


Muhammad ibn Muhammad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn Muhammad ibn Ibrahim
ibn Abdurrahman ibn Khalid ibn Usman ibn Hani ibn al-Khattab ibn Kuraib ibn
Ma’dikarib ibn Harish ibn Al-Wail ibn Hujr, saat kecil beliau dipanggil dengan
nama Abdurrahman dengan nama populernya Ibnu Khaldun. Beliau dilahirkan di
Tunisia pada tanggal 27 Mei 1332 M dan meninggal dunia pada 19 Maret 1406
M. Semasa kehidupannya ia brgelut dengan dunia pendidikan dan dunia politik
hingga menghasilkan beberapa karya yang monumental diantaranya Muqaddimah,
Kitab al-ilbar dan Al-Ta’rif yang memberikan pegetahuan yang besar tentang
dunia pendidikan terutama bagi sejarah, sosiologi dan ekonomi hingga saat ini.
B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai