Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SKI

PROSES PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PERADABAN YANG


TUMBUH PADA MASA BANI UMAYYAH

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I KELAS XI IPA

INDAH SAFITRI RAMDANI


ANTARIS JUNIANSYAH PUTRA
IZZATIL ULYA
MEGA NURMAWARDANI
RISMA AYU CAHYANI
DIMAS NUAGRA PUTRA

MAN 3 SUMBAWA

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa yang maju dan beradap adalah bangsa yang tidak terlepas dari
beradaban (civilization) dan memakaikan agama (religion) sebagai baju bangganya,
HAR. Gibb (1859-1940) mengatakan, Islam is a complete civilization (Islam adalah
sebuah peradaban yang sempurna). Meskipun demikian, kenyataannya masyarakat
masih banyak yang belum mengerti betul apa itu peradaban dan Islam sebagai
agama yang sempurna belum masuk di hati bangsa ini.
Ro aitu al-Muslimah duna al-Islam, wa ro aitu al-Islama duna al-Muslimah,
yaitu nilai-nilai Islam dapat ditemukan di tengah-tengah non-Muslim, dan
sebaliknya nilai-nilai non-Muslim banyak ditemukan pada masyarakat Islam.
Mengapa? Karena masyarakat Muslim sekarang sudah banyak melakukan
penyimpangan-penyimpangan yang membuat Islam sendiri runtuh dari nilai
tauhidnya.
Dalam perkembangan dan tuntutan zaman yang semakin lama dikuasai oleh
non-Muslim, alangkah baiknya, sebagai negara yang menghormati peradaban dan
sejarah. Khususnya Muslim ditekankan mengetahuai sejarah-sejarah nenek moyang
yang sudah mendahuluinya sebagai bahan renungan dan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perkembangan ilmu pengetahuan masa bani umayah 1
2. Bagaimana peradaban yang tumbuh pada masa bani umayah 1

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan masa bani umayah 1
2. Dapat mengetahui peradaban yang tumbuh pada masa bani umayah 1

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam Pada Masa Bani Umayyah


Pada masa dinasti Umayyah pola pendidikan bersifat desentrasi. Desentrasi
artinya pendidikan tidak hanya terpusat di ibu kota Negara saja tetapi sudah
dikembangkan secara otonom di daerah yang telah dikuasai seiring dengan
ekspansi teritorial.
Sistem pendidikan ketika itu belum memiliki tingkatan dan standar umur.
Kajian ilmu yang ada pada periode ini berpusat di Damaskus, Kufah, Mekkah,
Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya, seperti: Basrah dan Kuffah
(Irak), Damsyik dan Palestina (Syam), Fistat (Mesir).
Diantara ilmu-ilmu yang dikembangkannya, yaitu: kedokteran, filsafat,
astronomi atau perbintangan, ilmu pasti, ilmu sastra, dan seni seperti seni
bangunan, seni rupa, maupun seni suara.Pola pendidikan Islam pada periode
Dinasti Umayyah telah berkembang bila dibandingkan pada masa Khulafa ar
Rasyidin yang ditandai dengan semaraknya kegiatan ilmiah di masjid-masjid dan
berkembangnya Khuttab serta Majelis Sastra. Jadi tempat pendidikan pada periode
Dinasti Umayyah adalah:
1. Khuttab
Khuttab atau Maktab berasal dari kata dasar kataba yang berarti menulis atau
tempat menulis, jadi Khuttab adalah tempat belajar menulis. Khuttab
merupakan tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Al
Quran serta belajar pokok-pokok ajaran Islam.
2. Masjid
Setelah pelajaran anak-anak di khutab selesai mereka melanjutkan pendidikan
ke tingkat menengah yang dilakukan di masjid. Peranan Masjid sebagai pusat
pendidikan dan pengajaran senantiasa terbuka lebar bagi setiap orang yang
merasa dirinya tetap dan mampu untuk memberikan atau mengajarkan
ilmunya kepada orang-orang yang haus akan ilmu pengetahuan. Pada Dinasti
Umayyah, Masjid merupakan tempat pendidikan tingkat menengah dan tingkat
tinggi setelah khuttab. Pelajaran yang diajarkan meliputi Al Quran, Tafsir,

3
Hadist dan Fiqh. Juga diajarkan kesusasteraan, sajak, gramatika bahasa, ilmu
hitung dan ilmu perbintangan.
3. Majelis Sastra
Majelis sastra merupakan balai pertemuan yang disiapkan oleh khalifah dihiasi
dengan hiasan yang indah, hanya diperuntukkan bagi sastrawan dan ulama
terkemuka. Menurut M. Al Athiyyah Al Abrasy “Balai-balai pertemuan tersebut
mempunyai tradisi khusus yang mesti diindahkan seseorang yang masuk ketika
khalifah hadir, mestilah berpakaian necis bersih dan rapi, duduk di tempat yang
sepantasnya, tidak tertawa terbahak-bahak, tidak meludah, tidak mengingus
dan tidak menjawab kecuali bila ditanya. Ia tidak boleh bersuara keras dan
harus bertutur kata dengan sopan dan memberi kesempatan pada sipembicara
menjelaskan pembicaraannya serta menghindari penggunaan kata kasar dan
tawa terbahak-bahak. Dalam balai-balai pertemuan seperti ini disediakan
pokok-pokok persoalan untuk dibicarakan, didiskusikan dan diperdebatkan”.
4. Pendidikan Istana
Pendidikan istana diselenggarakan dan diperuntukkan khusus bagi anak-anak
khalifah dan para pejabat pemerintahan. Kurikulum pada pendidikan istana
diarahkan untuk memperoleh kecakapan memegang kendali pemerintahan
atau hal-hal yang ada sangkut pautnya dengan keperluan dan kebutuhan
pemerintah, maka kurikulumnya diatur oleh guru dan orang tua murid.
Pada periode Dinasti Umayyah ini terkenal sibuk dengan pemberontakan
dalam negeri dan sekaligus memperluas daerah kerajaan tidak terlalu banyak
memusatkan perhatian pada perkembangan ilmiah, akan tetapi muncul beberapa
ilmuwan terkemuka dalam berbagai cabang ilmu seperti yang dikemukakan oleh
Abd. Malik Ibn Juraid al Maki dan cerita peperangan serta syair dan Kitabah.
Dibidang syair yang terkenal dikalangan orang Arab diantaranya adalah
tentang pujian, syairnya adalah: Artinya : “Engkau adalah pengendara kuda yang
paling baik, engkau adalah orang yang pemurah di atas dunia ini”.
Selain kemajuan seperti di atas, ilmu pengetahuan yang berkembang pada
masa ini adalah:
1. Bidang Ilmu Hadits
a. Umar bin Abdul Aziz, ketika ia diangkat sebagai khalifah, progam utama
pemerintahannya terfokus pada usaha pengumpulan hadist untuk

4
dibukukan Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab
Az-zuhri seorang yang tepat dan siap melaksanakan perintah kholifah,
maka ia bekerja sama dengan perowi-perowi yang dianggap ahli untuk
dimintai informasi tentang hadist-hadist nabi yang berceceran ditengah
masyarakat islam untuk dikumpulkan, ditulis dan dibukukan.
b. Abu Bakar Muhammad, dianggap pengumpul hadits yang pertama pada
masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ini.Jejak Abu Bakar Muhammad,
diikuti oleh generasi dibawahnya, seperti Imam Malik menulis kumpulan
buku hadist terkenal Muwatha’, imam Syafii menulis Al-Musnad. Pada
tahap selanjutnya, program pengumpulan hadist mendapat sambutan
serius dari tokoh-tokoh islam, seperti:
1) Imam Bukhari, terkenal dengan Shohih Bukhari
2) Imam Muslim, terkenal dengan Shohih Muslim
3) Abu Daud, terkenal dengan Sunan Abu Daud
4) An –Nasa’i, terkenal dengan Sunan An-Nasa’i
5) At-Tirmidzi, terkenal dengan Sunan At-Tirmidzi
6) Ibnu Majah, terkenal dengan Sunan Ibnu Majah
Kumpulan para ahli hadist tersebut diatas, terkenal dengan nama Kutubus
Shittah.
2. Bidang Ilmu Tafsir
Untuk memahami Al-Qur’an para Ahli telah melahirkan sebuah disiplin ilmu
baru yaitu ilmu tafsir, ilmu ini dikhususkan untuk mengetahui kandungan ayat-
ayat Al-Qur’an. Ketika Nabi masih hidup, penafsiran ayat-ayat tertentu dituntun
dana ditunjukkan melalui malaikat Jibril. Setelah Rasulullah wafat para sahabat
Nabi seperti Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas’ud. Ubay
bin Ka’ab mulai menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an bersandar dari Rasulullah
lewat pendengaran mereka ketika Rasulullah masih hidup. Dalam
perkembangan generasi berikutnya, pada masa Dinasti Umayyah Islam telah
berkembang luas. Apalagi pemahaman terhadap Bahasa Arab bagi umat non-
Arab mengalami kesulitan. Makalahirlah tokoh-tokoh dibidang Tafsir, seperti
Muqatil bin Sulaiman (w.150H), Muhammad bin Ishak, Muhammad bin Jarir At-
Thabary (w. 310).

5
3. Bidang Ilmu Fiqih
Al –Qur’an sebagai kitab suci yang sempurna, merupakan sumber utama bagi
umat islam, terkhusus dalam menentukan masalah-masalah hukum. Pada masa
Khulafaurrasyidin, penetapan hukum disamping bersumber dari Rasulullah
dilakukan sebuah metode penetapan hukum, yaitu ijtihad. Ijtihad pada awalnya
hanya pengertian yang sederhana, yaitu pertimbangan yang berdasarkan
kebijaksanaan yang dilakukan dengan adil dalam memutuskan sesuatu
masalah. Pada tahap perkembangan pemikiran islam, lahir sebuah ilmu hukum
yang disebut Fiqih, yang berarti pedoman hukum dalam memahami masalah
berdasarkan suatu perintah untuk melakukan suatu perbuatan, perintah tidak
melakukan suatu perbuatan dan memilih antara melakukan atau tidak
melakukannya. Pada masa ini bermunculan para tokoh ahli fiqih, antara lain :
1) Sa’id bin Al-Musayyid (Madinah)
2) Salim bin Abdullah bin Umar (Madinah)
3) Rabi’ah bin Abdurahman (Madinah)
4) Az –Zuhri (Madinah)
5) Ibrahim bin Nakha’ai (Kufah)
6) Al –Hasan Basri (Basrah)
7) Thawwus bin Khaissan (Yaman)
8) Atha’ bin Ra’bah (Mekah)
9) Asy –Syu’aibi (Kufah)
10) Makhul (Syam)
4. Bidang Ilmu Tasawuf
Taswuf merupakan sebuah ilmu tentang cara mendekatkan diri kepada Allah
saw, tujuannya agar hidup semakin mendapatkan makna yang mendalam, serta
mendapatkan ketentraman jiwa. Ilmu tasawuf berusaha agar hidup manusia
memilki akhlak mulia, sempurna dan kamil. Munculnya tasawuf, karena setelah
umat semakin jauh dari Nabi, terkadang hidupnya tak terkendali, utamanya
dalam hal kecintaan terhadap materi. Tokoh-tokoh dalam hal tasawuf antara
lain sebagai berikut :
1) Hasan Al-Basri
2) Sufyan Ats-Tsauri
3) Rabi’ah Al’Adawiyah

6
4) Ibrahim bin Adham
5) Tokoh tasawuf yang satu ini, berasal dari Persia.
Seorang pangeran dari kerajaan Persia yang meninggalkan kehidupan mewah
di sekitarnya. Untuk menjalani hidup sederhana dengan mendalami ilmu
tasawuf. Peringatan Ibrahim kepada manusia tertulis dalam sindirannya yang
indah:”do’a-do’a kalian tidak didengar oleh Nya disebabkan hatimu telah mati”.
5. Ilmu Sejarah dan Geografi (Jughrafia)
Ilmu sejarah dan geografi, yaitu segala ilmu yang membahas tentang
perjalanan hidup, kisah, dan riwayat. Ubaid ibn Syariyah Al Jurhumi berhasil
menulis berbagai peristiwa sejarah.
6. Ilmu Pengetahuan Bahasa Arab
Ilmu pengetahuan bidang bahasa arab, yaitu segala ilmu yang mempelajari
bahasa, nahu, saraf, dan lain-lain.
7. Bidang Filsafat
Bidang filsafat, yaitu segala ilmu yang pada umumnya berasal dari bangsa asing,
seperti ilmu mantik, kimia, astronomi, ilmu hitung dan ilmu yang berhubungan
dengan itu, serta ilmu kedokteran.

B. Sejarah Peradaban Islam di Masa Bani Umayyah


Bani Umayah berasal dari nama Umayah Ibnu Abdi Syams Ibnu Abdi Manaf,
salah satu pemimpin dari kabilah Quraisy. Yang memiliki cukup unsur untuk
berkuasa di zaman Jahiliyah yakni keluarga bangsawan, cukup kekayaan dan
mempunyai sepuluh orang putra. Orang yang memiliki ketiga unsur tersebut di
zaman jahiliyah berarti telah mempunyai jaminan untuk memperoleh kehormatan
dan kekuasaan. Umayah senantiasa bersaing dengan pamannya yaitu Hasim Ibnu
Abdi Manaf. Sesudah datang agama Islam persaingan yang dulunya merebut
kehormatan menjadi permusuhan yang lebih nyata. Bani Umayah dengan tegas
menentang Rosululloh, sebaliknya Bani Hasim menjadi penyokong dan pelindung
Rosululloh, baik yang sudah masuk Islam atau yang belum. Bani Umayyah adalah
orang-orang yang terakhir masuk agama Islam pada masa Rosululloh dan salah satu
musuh yang paling keras sebelum mereka masuk Islam.
Awal kedaulatan bagi kedaulatan Bani Umayyah adalah sepeninggal Khalifah
Ali ibn Abi Thalib, yang mana gubenur Syam tampil sebagai pemimpin Islam yang

7
kuat. Muawiyah ibn Abu Sufyan ibn Harb yang dulunya gubenur Syam,
menggantikan posisi Ali ibn Abi Thalib sebagai pemimpin Islam dengan cara yang
bisa dibilang curang, yang waktu itu berawal dari negosiasi antara pihak Khalifah
Ali ibn Abi Thalib yang diwakili oleh Abu Musa Al-Asy’ari dengan pihak Muawiyyah
yang diwakilkan oleh Amr bin Ash. Dari hasil negosiasi keduanya menghasilkan
kesepakatan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib dan Muawiyyah,
kemudian setelah itu dipilihlah seorang khalifah yang baru. Sebagai orang tertua,
Abu Musa Al-Asy’ari yang mengawali dalam mengumumkan hasil
negosiasi tersebut.namun berbeda halnya dengan Abu Musa Al-Asy’ari, Amr bin Ash
justru mengumumkan untuk menjatuhkan Khalifah Ali ibn Abi Thalib tetapi
menolak untuk menjatuhkan Muawiyyah, dengan kata lain Amr bin Ash mendukung
pengangkatan Muawiyyah sebagai pemipin yang menggantikan Khalifah Ali ibn Abi
Thalib.
Pada umumnya sejarawan menganggap Muawiyyah secara negatif, karena
dari proses keberhasilannya memperoleh legalitas atas kekuasaannya dalam
perang saudara di Siffin diperoleh dengan cara arbitrasi yang curang. Lebih dari itu,
Muawiyyah juga dituduh sebagai pengkhianat prinsip-prinsip demikrasi yang
diajarkan Islam, karena dialah yang mula-mula mengubah pimpinan negara dari
seorang yang dipilih oleh rakyat berganti menjadi pewarisan yang turun temurun
seperti halnya dengan kerajaan.
Dalam makalah ini akan membahas mengenai sejarah peradaban pada masa
Daulah Bani Umayyah yang terdiri dari pembahasan mengenai sejarah kelahiran
daulah bani Umayyah kemudian puncak kejayaan bani umayyah, prestasi
peradaban Islam pada masa bani Umayyah, sebab-sebab kemunduran bani
Umayyah dan pelajaran terpenting dari mempelajari kajian ini bagi pengembangan
peradaban Islam masa kini dan masa depan.

C. Peradaban Islam pada Masa Daulah Bani Umayyah


Dinasti Umayyah telah mampu membentuk perdaban yang kontemporer
dimasanya, baik dalam tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi. Berikut
Prestasi bagi peradaban Islam dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam
pembangunan berbagai bidang antara lain:

8
1. Masa kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat
dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang
jalan.
2. Menertibkan angkatan bersenjata.
3. Pencetakan mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium
dengan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak
mata uang sendiri tahun 659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
4. Jabatan khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
5. Keberhasilan kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan
administrasi pemerintahan Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai
bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh
putranya Al-Walid Ibnu Abdul Malik (705 – 719 M) yang berkemauan keras dan
berkemampuan melaksanakan pembangunan.
6. Membangun panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat
dalam kegiatan humanis di gaji tetap oleh Negara.
7. Membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan
daerah lainnya.
8. Membangun pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid
yang megah.
9. Hadirnya Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan
sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut¬¬ karena adanya kepentingan orang-orang
Luar Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al-qur’an
dan Al-sunnah).
10. Pengembangan di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar
jazirah Arab yang sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis
ataupun secara kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang
yakni tafsir, hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
11. Pelajaran Terpenting bagi Pengembangan Peradaban Islam Masa Kini dan Masa
Depan
Pelajaran terpenting dari kajian ini bagi pengembangan peradaban Islam di
Masa kini dan Masa sekarang yakni: bahwa pelajaran terpenting terdapat dari sisi
mana kita akan memahami. Misalkan dari sisi strategi, Dinasti Umayyah sangat
hebat didalam pertahanan militernya,oleh karenanya kekuatan militer sangatlah

9
diperlukan oleh orang-orang Muslim hal tersebut perlu adanya karena dengan jiwa
yang kuat maka kita akan menjadi muslim yang kuat. Didalam bidang sosial, dapat
kita ambil pelajaran bagi peradaban Islam yakni keberadaan orang muslim dengan
non-muslim itu sama, dalam artian kita saling menghargai dengan tidak
menganggap remeh ataupun melecehkan agama lain. Contohnya kalau didalam
makalah adanya pembedaan kelas masyarakat antara arab dan non-Arab dan
contoh didalam kehidupan kita yakni dengan mengambil hikmah kejadian
pelecehann agama Islam yang dialkukan oleh orang non-islam. Dalam bidang
politik,kita bisa mengambil contoh ketika masa jayanya Umayyah dan
keruntuhannya, dimasa jayanya kita bisa meniru dengan kinerja bagus yang
dilakukan Muawiyyah dan di masa kehancurannya kita bisa mengambil pelajaran
dari buruknya korupsi akan mengakibatkan kehancuran negeri.

10
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyyah yang menang diplomasi di
Siffin dan juga sebagai akibat terbunuhnya Khalifah Ali ibn Abi Thalib. Namun tidak
hanya itu, ada dasar lain yang menjadikan daulah Bani Umaayyah itu lahir. Yakni
dukungan yang kuat dari rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri.
Mereka dengan kelompok bangsawan kaya makkah dari keturunan Bani Umayyah
berada sepenuhnya di belakang Muawiyyah untuk mendukungnya. Dengan sumber
kekuatan yang tiada habisnya baik itu kekuatan tenaga manusia ataupun kekayaan,
dan juga negeri suriah yang terkenal makmur yang menyimpan sumber alam yang
berlimpah tentunya sangat membantu Muawiyyah.
Salah satu kemajuan yang paling menonjol pada masa pemerintahan dinasti
Bani Umayyah adalah kemajuan dalam system militer. Selama peperangan melawan
kakuatan musuh, pasukan arab banyak mengambil pelajaran dari cara-cara teknik
bertempur kemudian mereka memadukannya dengan system dan teknik
pertahanan yang selama itu mereka miliki, dengan perpaduan system pertahanan
ini akhirnya kekuatan pertahanan dan militer Dinasti Bani Umayyah mengalami
perkembangan dan kemajuan yang sangat baik dengan kemajuan-kemajuan dalam
system ini akhirnya para penguasa dinasti Bani Umayyah mampu melebarkan
sayap kekuasaannya hingga ke Eropa.

B. Saran
Kita sebagai orang Islam harus menjadikan peradaban masa bani umayah
sebagai contoh bahwa begitu panjang kisah yang harus di lalui oleh para sahabat
dan tabi’in dalam menegakan agama islam di muka bumi ini

11
DAFTAR PUSTAKA

https://nurikasuccess94.wordpress.com/2013/05/09/islam-pada-masa-bani-
umayyah-di-damaskus/

http://fikriahyarsuhada.blogspot.com/

http://akbarbarka.blogspot.com/

http://indonsc.blogspot.com/2015/07/sejarah-peradaban-islam-pada-masa-bani.html

http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2011/04/perkembangan-peradaban-islam-
pada-masa.html

12

Anda mungkin juga menyukai