Anda di halaman 1dari 10

TUGAS EKONOMI

PENGASURANSIAN

DIBIMBING OLEH : IBU NANING SUDIARTI, S.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV KELAS X IPS-2
 AZIZA FATRIANA DEWI
 NADIA ARMITA PUTRI
 SHERLY PUTRI ANDIRA
 M. AKBAR
 ZAKI FARDANI AKBAR

SMA NEGERI 1 EMPANG


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Asuransi di Dunia
Sekitar tahun 2250 SM bangsa Babylonia hidup di daerah lembah sungai Euphrat dan Tigris
(sekarang menjadi wilayah Irak), pada waktu itu apabila seorang pemilik kapal memerlukan
dana untuk mengoperasikan kapalnya atau melakukan suatu usaha dagang, ia dapat
meminjam uang dari seorang saudagar (Kreditur) dengan menggunakan kapalnya sebagai
jaminan dengan perjanjian bahwa si Pemilik kapal dibebaskan dari pembayaran hutangnya
apabila kapal tersebut selamat sampai tujuan, di samping sejumlah uang sebagai imbalan atas
risiko yang telah dipikul oleh pemberi pinjaman. Tambahan biaya ini dapat dianggap sama
dengan “uang premi” yang dikenal pada asuransi sekarang. Di samping kapal yang dijadikan
barang jaminan, dapat pula dipakai sebagai jaminan berupa barang-barang muatan (Cargo).
Transaksi seperti ini disebut “RESPONDENT/A CONTRACT”.

1.2 Sejarah Asuransi Di Indonesia


Bisnis asuransi masuk ke Indonesia pada waktu penjajahan Belanda dan negara kita
pada waktu itu disebut Nederlands Indie. Keberadaan asuransi di negeri kita ini sebagai
akibat berhasilnya Bangsa Belanda dalam sektor perkebunan dan perdagangan di negeri
jajahannya.
Untuk menjamin kelangsungan usahanya, maka adanya asuransi mutlak diperlukan. Dengan
demikian usaha pera.suransian di Indonesia dapat dibagi dalam dua kurun waktu, yakni
zaman penjajahan sampai tahun 1942 dan zaman sesudah Perang Dunia II atau zaman
kemerdekaan. Pada waktu pendudukan bala tentara Jepang selama kurang lebih tiga setengah
tahun, hampir tidak mencatat sejarah perkembangan. Perusahaan-perusahaan asuransi yang
ada di Hindia Belanda pada zaman penjajahan itu adalah :
1. Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.
2. Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan Asuransi yang
berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.
Dengan sistem monopoli yang dijalankan di Hindia Belanda, perkembangan asuransi
kerugian di Hindia Belanda terbatas pada kegiatan dagang dan kepentingan bangsa Belanda,
Inggris, dan bangsa Eropa lainnya. Manfaat dan peranan asuransi belum dikenal oleh
masyarakat, lebih-lebih oleh masyarakat pribumi.
Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu masih
sangat terbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan pengangkutan.
Asuransi kendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena jumlah kendaraan
bermotor masih sangat sedikit dan hanya dimiliki oleh Bangsa Belanda dan Bangsa Asing
lainnya. Pada zaman penjajahan tidak tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian satupun.
Selama terjadinya Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis terhenti,
terutama karena ditutupnya pemsahaan- perusahaan asuransi milik Belanda dan Inggris
Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik
untuk selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian.Orang yang
berkepentingan dapat mengadakan asuransi itu bahkan tanpa diketahui atau persetujuan orang
yang diasuransikan jiwanya.Jadi setiap orang dapat mengasuransikan jiwanya, asuransi jiwa
bahkan dapat diadakan untuk kepentingan pihak ketiga.Asuransi jiwa dapat diadakan selama
hidup atau selama jangka waktu tertentu yang dtetapkan dalam perjanjian.
Pihak-pihak yang mengikatkan diri secara timbal balik itu disebut penanggung dan
tertanggung.Penanggung dengan menerima premi memberikan pembayaran, tanpa
menyebutkan kepada orang yang ditunjuk sebagai penikmatnya.
Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam perundang-
undangan dan perusahaan peasuransian.Istilah perasuransian berasal kata “asuransi” yang
berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang
menimbulkan kerugian.Dalam pengertian “perasuransian” selalu meliputi dua jenis kegiatan,
yaitu usaha asuransi dan usaha penunjang usaha asuransi.Perusahaan perasuransian selalu
meliputi perusahaan asuransi dan penunjang asuransi.
Pengertian Asuransi bila di tinjau dari segi hukum merupakan asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak tertanggung
mengikat diri kepada penanggung, dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi
penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang di harapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di
derita tertanggung karena suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.Kata asuransi berasal dari
bahasa Inggris, insurance, dan secara aspek hukum telah dituangkan dalam Kitab Undang
Hukum Dagang (KUHD) pasal 246, “Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi,
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
taktentu.”
. Selain dalam KUHD pasal 246, juga dalam Undang – undang asuransi No. 2 tahun
1992 pasal 1 disebutkan Äsuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dimana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau memberikan suatu peristiwa pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Pengertian lain, seperti dari Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum asuransi di
Indonesia memberi pengertian asuransi sebagai berikut : “suatu persetujuan dimana pihak
yang menjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi
sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat
dari suatu peristiwa yang belum jelas”.
Robert I. Mehr dan Emerson Cammack, dalam bukunyaPrinciples of Insurance
menyatakan bahwa suatu pengalihan risiko (transfer of risk) disebut asuransi.
D.S. Hansell, dalam bukunya Elements of Insurance menyatakan bahwa asuransi selalu
berkaitan dengan risiko (Insurance is to do with risk)
Dalam asuransi konvensional perusahaan asuransi disebut Penanggung, sedangkan
orang yang membeli produk Asuransi disebut Tertanggung atau Pemegang Polis,
Tertanggung membayar sejumlah uang yang disebut premi untuk membeli produk yang
disediakan oleh perusahaan asuransi . Premi asuransi yang dibayarkan oleh Tertanggung
menjadi pendapatan perusahaan Asuransi, dengan kata lain terjadi perpindahan kepemilikan
dana premi dari Tertanggung kepada Perusahaan Asuransi. Bila Tertanggung mengalami
risiko sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak asuransi, maka Perusahaan Asuransi harus
membayar sejumlah dana yang disebut Uang Pertanggungan kepada Tertangggung atau yang
berhak menerimanya. Sebaliknya bila sampai akhir masa kontrak Tertanggung tidak
mengalami risiko yang diperjanjikan maka kontrak Asuransi berakhir maka semua hak dan
kewajiban kedua belah pihak berakhir. Dari proses diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi
perpindahan risiko financial yang dalam istilah asuransi disebut dengan transfer of risk dari
Tertanggung kepada Penanggung.
Contoh, ketika seseorang membeli polis asuransi kebakaran untuk rumah tinggal dia
akan membayar uang (premi) yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi, disaat yang
sama perusahaan asuransi akan menanggung risiko finansial bila terjadi kebakaran atas
rumah tinggal tersebut. Contoh lain dalam asuransi jiwa, ketika seseorang membeli asuransi
kematian (term insuransce) dengan jangka waktu perjanjian 5 (lima) tahun dengan uang
pertanggungan 100 juta rupiah, maka dia harus membayar premi yang telah ditentukan oleh
perusahaan asuransi (misal 500 ribu rupiah) per tahun, artinya bila tertanggung meninggal
dunia dalam masa perjanjian diatas, maka ahli waris atau orang yang ditunjuk akan
memperoleh uang dari perusahaan asuransi sebesar 100 juta, namun bila peserta hidup
sampai akhir masa perjanjian maka dia tidak akan memperoleh
apapun.
Ditinjau dari sudut yariah, contoh transaksi yang terjadi diatas dapat dikategorikan
sebagai akad tabaduli (pertukaran atau jual beli), namun cacat karena ada unsur gharar
(ketidakjelasan), yaitu tidak jelas kapan pemegang polis akan mendapatkan uang
pertanggungan karena dikaitkan dengan musibah seseorang (bisa tahun pertama, kedua atau
tidak sama sekali karena masih hidup di akhir masa perjanjian).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ASURANSI
Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :
“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan”.Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian antara
nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung) mengenai
pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.
Resiko yang dialihkan meliputi: kemungkinan kerugian material yang dapat dinilai dengan
uang yang dialami nasabah, sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang mungkin/belum
pasti akan terjadi (Uncertainty of Occurrence & Uncertainty of Loss). Misalnya :
1. Resiko terbakarnya bangunan dan/atau Harta Benda di dalamnya sebagai akibat
sambaran petir, kelalaian manusia, arus pendek.
2. Resiko kerusakan mobil karena kecelakaan lalu lintas, kehilangan karena pencurian.
3. Meninggal atau cedera akibat kecelakaan, sakit.
4. Banjir, Angin topan, badai, Gempa bumi, Tsunami

2.2 MANFAAT ASURANSI


Setiap asuransi pasti bermanfaat, yang secara umum manfaatnya adalah :
1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.
2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan
biaya.
3. Transfer Resiko; Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau
perusahaan dapat memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko)
ke perusahaan asuransi.
4. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya
tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang
jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
5. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
6. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk asuransi
jiwa.
7. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha

2.3 JENIS ASURANSI


Jenis asuransi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Asuransi kebakaran
Asuransi kebakaran ialah asuransi yang mempertanggungkan kerugian akibat
kebakaran yang terjadi di daratan.Kalau suatu bangunan telah diasuransikan terhadap
bencana kebakaran, maka dicantumkan dalam perjanjian.
2. Asuransi pengangkutan
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan
resiko terhadap pengangkutan barang.
Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi:
a. Asuransi pengangkutan darat - sungai
b. Asuransi pengangkutan laut
c. Asuransi pengangkutan udara
3. Asuransi jiwa
Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang berjanji
akan membayar premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar sejumlah uang yang telah
ditentukan jika seseorang tertanggung meninggal atau selambat-lambatnya pada waktu yang
ditentukan. Asuransi jiwa adalah perjanjian antara perusahaan asuransi dengan konsumen
yang menyatakan bahwa perusahaan asuransi akan memberikan santunan sejumlah dana
apabila konsumen meninggal dunia, atau ditanggung sampai masa tertentu. Dengan adanya
asuransi jiwa ini, maka keluarga yang ditinggalkan merasa aman dari segi keuangan,
walaupun ini tidak diharap-harap.
Pangsa pasar asuransi jiwa di negara kita sangat potensial. Tahun 2001 sudah ada
10,71% penduduk yang menjadi konsumen asuransi jiwa, sebagaimana diungkapkan oleh
AAJI = Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia.
Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu:
a. Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila telah tiba
saatnya (meninggal/habis masa asuransi) maka ganti rugi akan dibayar sekaligus.
b. Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama yang
dipertanggungkan masih hidup.
4. Asuransi kredit
Mempertanggungkan kemungkinan resiko pemberian kredit kepada orang lain. Dalam
hal ini asuransi hanya mengganti kerugian setinggi-tingginya 75% dari kerugian.Di negara
kita pernah ada LJKK (Lembaga Jaminan Kredit Koperasi) yang memberi jaminan kepada
Bank, terhadap pinjaman koperasi.
5. Asuransi kecurian
Yang termasuk dalam asuransi kecurian ini harus disebutkan satu persatu barang yang
diasuransikan itu. Apabila terjadi resiko, maka barang-barang tersebut akan diganti.
6. Asuransi perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu sebab
yang dapat menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan.Ganti kerugiannya biasanya
didasarkan kepada keuntungan kotor yang terlepas karena terhentinya kegiatan perusahaan
tersebut.
7. Asuransi mobil
Resiko yang dipertanggungkan dalam asuransi kendaraan bermotor ini antara lain:
kerugian atau kerusakan kendaraan yang disebabkan oleh tabrakan, benturan, terbalik,
tergelincir dijalan, oleh sebab apapun juga, karena perbuatan jahat orang lain, pencurian,
kebakaran, sambaran petir, juga termasuk kerugian karena adanya uru hara, dan total lost dari
kendaraan.
8. Asuransi terhadap tanggung jawab karena hokum
Asuransi yang dilakukan untuk menjaga kalau-kalau kita berbuat kesalahan yang
dapat merugikan seseorang atau harta benda seseorang.
9. Asuransi tenaga kerja (Astek)
Asuransi tenaga kerja yaitu usaha asuransi yang dibentuk oleh pemerintah untuk
menanggung resiko yang menimpa tenaga kerja diperusahaan/pabrik.Dengan jasa asuransi ini
para pengusaha dan masyarakat umumnya dapat mengurangi/meringankan malapetaka.Selain
itu dengan asuransi diharapkan perlindungan ekonomi, finansial dengan menyediakan
fasilitas yang dapat membantu kepentingan orang banyak.
BAB III
KESIMPULAN

Banyak masyarakat yang kurang memahai arti dari asuransi.Jasa yang diberikan oleh
perusahaan asuransi adalah berupa proteksi akibat berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Akan tetapi sekarang ini dengan semakin berkembangnya produk asuransi serta kerja sama
perusahaan asuransi dengan perusahaan di sektor lain seperti perbankan dan sekuritas, maka
pengertian asuransi menjadi lebih luas bukan hanya sebagai sarana proteksi, tetapi juga
sebagai tempat berinvestasi.
Perusahaan asuransi adalah jenis perusahaan yang menjalankan usaha asuransi. Usaha
asuransi adalah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat melalui
pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat pemakai
jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang tidak
pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.
DAFTAR PUSTAKA

Volman, A.F.A Het Net Handlesrecht, 1953


http://jojogaolsh.wordpress.com/makalah-asuransi/
http://www.anneahira.com/makalah-asuransi.htm
http://www.scribd.com/search?query=makalah+asuransi

Anda mungkin juga menyukai