HUKUM ASURANSI
Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis
Dosen Pengampu:
Annafi Indra Tama, S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh:
Eka Wulandari
41183403220051
Jenis asuransi yang telah diperkenalkan di Hindia Belanda pada waktu itu masih
sangatterbatas dan sebagian besar terdiri dari asuransi kebakaran dan pengangkutan.
Asuransikendaraan bermotor masih belum memegang peran, karena jumlah kendaraan
bermotor masihsangat sedikit dan hanya dimiliki oleh Bangsa Belanda dan Bangsa Asing
lainnya. Pada zaman penjajahan tidak tercatat adanya perusahaan asuransi kerugian
satupun. Selama terjadinya Perang Dunia II kegiatan perasuransian di Indonesia praktis
terhenti, terutama karena ditutupnya pemsahaan- perusahaan asuransi milik Belanda dan
Inggris.
Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam perundang-
undangan dan perusahaan peasuransian.Istilah perasuransian berasal kata “asuransi” yang
berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang
menimbulkan kerugian. Dalam pengertian “perasuransian” selalu meliputi dua jenis
kegiatan, yaitu usaha asuransi dan usaha penunjang usaha asuransi. Perusahaan
perasuransian selalu meliputi perusahaan asuransi dan penunjang asuransi. Pengertian
Asuransi bila di tinjau dari segi hukum merupakan asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih dimana pihak tertanggung mengikat diri kepada
penanggung, dengan menerima premi-premi Asuransi untuk memberi penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan di deritatertanggung
karena suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberi pembayaran atasmeninggal
atau hidupnya seseorang yang di pertanggungkan.
Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, insurance, dan secara aspek hukum telah
dituangkan dalam Kitab Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 246, “Asuransi adalah
suatu perjanjian dimana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang
tertanggung dengan menerima suatupremi, untuk memberikan penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang
mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tentu.”.
Selain dalam KUHD pasal 246, juga dalam Undang-undang asuransi No. 2 tahun
1992 pasal 1 disebutkan Äsuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dimana pihak penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian,kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkinakan diderita tertanggung, yang timbul dari
suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikansuatu peristiwa pembayaran yang
didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yangdipertanggungkan.
Pengertian lain, seperti dari Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum asuransi di
Indonesia memberi pengertian asuransi sebagai berikut : “suatu persetujuan dimana pihak
yangmenjamin berjanji kepada pihak yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi
sebagai pengganti kerugian, yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat
dari suatu peristiwa yang belum jelas”.
Robert I. Mehr dan Emerson Cammack, dalam bukunyaPrinciples of
Insurancemenyatakan bahwa suatu pengalihan risiko (transfer of risk) disebut
asuransi. D.S. Hansell, dalam bukunya Elements of Insurance menyatakan bahwa asuransi
selalu berkaitan dengan risiko (Insurance is to do with risk) Dalam asuransi konvensional
perusahaan asuransi disebut Penanggung, sedangkan orangyang membeli produk Asuransi
disebut Tertanggung atau Pemegang Polis, Tertanggungmembayar sejumlah uang yang
disebut premi untuk membeli produk yang disediakan oleh perusahaan asuransi. Premi
asuransi dibayarkan oleh tertanggung menjadi pendapatan perusahaan asuransi, dengan
kata lain terjadi perpindahan kepemilikan dana premi dari tertanggung kepada perusahaan
asuransi. Bila tertanggung mengalami risiko sesuai dengan yang tertuang dalam kontrak
asuransi, maka Perusahaan Asuransi harus membayar sejumlahdana yang disebut Uang
Pertanggungan kepada Tertangggung atau yang berhak menerimanya.Sebaliknya bila
sampai akhir masa kontrak Tertanggung tidak mengalami risiko yangdiperjanjikan maka
kontrak Asuransi berakhir maka semua hak dan kewajiban kedua belah pihak berakhir, Dari
proses diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi perpindahan risiko financial yang dalam
istilah asuransi disebut dengan transfer of risk dari tertanggung kepada penanggung.
Contoh, ketika seseorang membeli polis asuransi kebakaran untuk rumah tinggal dia
akanmembayar uang (premi) yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi, disaat yang
sama perusahaan asuransi akan menanggung risiko finansial bila
terjadi kebakaran atas rumah tinggal tersebut. Contoh lain dalam asuransi jiwa, ketika
seseorang membeli asuransi kematian (term insuransce) dengan jangka waktu perjanjian 5
(lima) tahun dengan uang pertanggungan 100 jutarupiah, maka dia harus membayar premi
yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi (misal 500 ribu rupiah) per tahun, artinya
bila tertanggung meninggal dunia dalam masa perjanjiandiatas, maka ahli waris atau orang
yang ditunjuk akan memperoleh uang dari perusahaanasuransi sebesar 100 juta, namun bila
peserta hidup sampai akhir masa perjanjian maka dia tidakakan memperoleh
apapun. Ditinjau dari sudutsyariah, contoh transaksi yang terjadi diatas dapat dikategorikan
sebagai akad tabaduli (pertukaran atau jual beli), namun cacat karena ada unsur gharar
(ketidak jelasan), yaitu tidak jelas kapan pemegng polis akan mendapatkan uang karena
dikaitkan dengan musibah seseorang (bisa tahun pertama, kedua atau tidak sama sekali
karena masih hidup diakhir masa perjanjian).
BAB II
PEMBAHASAN
Resiko yang dialihkan meliputi: kemungkinan kerugian material yang dapat dinilai
dengan uang yang dialami nasabah, sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang
mungkin/belum pasti akanterjadi (Uncertainty of Occurrence & Uncertainty of Loss).
Misalnya:
1. Resiko terbakarnya bangunan dan/atau harta benda di dalamnya sebagai akibat
sambaran petir, kelalaian manusia, arus pendek
2. Resiko kerusakan mobil karena kecelakaan lalu lintas, kehilangan karena pencurian
3. Meninggal atau cedera akibat kecelakaan, sakit.
4. Banjir, Angin topan, badai, Gempa bumi, Tsunami
b) Asuransi pengangkutan
Asuransi pengangkutan adalah asuransi yang mempertanggungkan kemungkinan
resikoterhadap pengangkutan barang. Asuransi pengangkutan dapat dibagi menjadi:
a. Asuransi pengangkutan darat - sungai
b. Asuransi pengangkutan laut
c. Asuransi pengangkutan udara
c) Asuransi jiwa
Persetujuan antara kedua pihak, yang di dalamnya tercantum pihak mana yang
berjanjiakan membayar premi dan pihak lain yang berjanji akan membayar sejumlah
uang yang telahditentukan jika seseorang tertanggung meninggal atau selambat-
lambatnya pada waktu yangditentukan. Asuransi jiwa adalah perjanjian antara
perusahaan asuransi dengan konsumen yangmenyatakan bahwa perusahaan asuransi
akan memberikan santunan sejumlah dana apabilakonsumen meninggal dunia, atau
ditanggung sampai masa tertentu. Dengan adanya asuransi jiwaini, maka keluarga yang
ditinggalkan merasa aman dari segi keuangan, walaupun ini tidakdiharap-harap.
Pangsa pasar asuransi jiwa di negara kita sangat potensial. Tahun 2001 sudah ada
10,71% penduduk yang menjadi konsumen asuransi jiwa, sebagaimana diungkapkan
oleh AAJI =Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia.
Asuransi jiwa terdiri atas dua macam yaitu:
Asuransi modal, pada asuransi ini telah tercantum dalam polis bahwa bila
telah tiba saatnya (meninggal/habis masa asuransi) maka ganti rugi akan
dibayar sekaligus.
Asuransi nafkah hidup, di sini ganti rugi dibayarkan secara berkala selama
yangdipertanggungkan masih hidup.
d) Asuransi kredit
Mempertanggungkan kemungkinan resiko pemberian kredit kepada orang lain.
Dalam halini asuransi hanya mengganti kerugian setinggi-tingginya 75% dari kerugian.
Di negara kita pernah ada LJKK (Lembaga Jaminan Kredit Koperasi)yang memberi
jaminan kepada Bank, terhadap jaminan koperasi.
e) Asuransi kecurian
Yang termasuk dalam asuransi kecurian ini harus disebutkan satu persatu barang
yangdiasuransikan itu. Apabila terjadi resiko, maka barang-barang tersebut akan
diganti.
f) Asuransi perusahaan
Pertanggungan kerugian ini menyangkut perusahaan yang dirugikan oleh suatu
sebabyang dapat menghentikan/menghambat kegiatan perusahaan.Ganti kerugiannya
biasanyadidasarkan kepada keuntungan kotor yang terlepas karena terhentinya
kegiatan perusahaantersebut.
g) Asuransi mobil
Resiko yang dipertanggungkan dalam asuransi kendaraan bermotor ini antara
lain:kerugian atau kerusakan kendaraan yang disebabkan oleh tabrakan, benturan,
terbalik, tergelincirdijalan, oleh sebab apapun juga, karena perbuatan jahat orang lain,
pencurian, kebakaran,sambaran petir, juga termasuk kerugian karena adanya uru hara,
dan total lost dari kendaraan.
2.9 Polis
Pasal 255 KUHD, Pertanggungan harus dilakukan secara tertulis dengan akta, yang diberi
nama Polis. Sedangkan isi Polis diatur dalam Pasal 256 KUHD, yaitu :
1. Hari pengadaan pertanggungan itu; Terkait apabila terdapat pertanggungan rangkap,
maka hari yang tercantum di dalam polis dapat menentukan Penanggung yang wajib
memberikan ganti kerugian. Terkait dengan Pasal 277 KUHD, Pasal 278 KUHD, Pasal
279 KUHD.
2. Nama tertanggung untuk diri sendiri atau pihak ketiga; Terkait dengan ketentuan Pasal
264 KUHD, Pasal 265 KUHD, Pasal 266 KUHD dan Pasal 267 KUHD, dimana apabila
asuransi dinyatakan untuk pihak ketiga, maka harus dinyatakan di dalam Polis, apabila
tidak, maka dianggap untuk siapa polis tersebut ditandatangani. Sedangkan apabila
untuk pihak ketiga, maka harus ada pemberian amanat dan harus dengan sepengetahuan
dari pemberi amanat.
3. Uraian tentang obyek asuransi; Terkait dengan adanya kewajiban untuk
memberitahukan dengan jelas oleh Tertanggung akan untuk memberitahukan tentang
obyek serta apakah ada kepentingan pada obyek dengan Tertanggung yang dapat dinilai
dengan uang (Pasal 250 KUHD, Pasal 251 KUHD, Pasal 268 KUHD).
4. Jumlah yang diasuransikan; Terkait dengan Pasal 273 KUHD untuk dinyatakan dalam
polis atau tidak, yang mana untuk pembuktiannya dapat dibuktikan oleh semua alat
bukti, dan Pasal 274 KUHD, dimana hakim dapat menguraikan dasar nilai, Pasal 275
KUHD akan tetapi apabila ahli yang melakukan taksiran, maka Penanggung tidak dapat
membantahnya. Berdasarkan taksiran nilai tersebut, dapat ditentukan apakah jumlah
yang diasuransi itu:
a. di bawah nilai benda; atau
b. sama dengan nilai benda; atau
c. di atas nilai benda.
5. Bahaya (evenemen) yang ditanggung; Pasal 247 KUHD mengatur eveneman apa saja
yang dapat dipertanggungkan, akan tetapi evenemen tersebut harus tertulis dalam polis
dengan tegas, baik terkait dengan klausula dan batas tanggung jawab penanggung.
6. Saat Bahaya mulai berjalan dan berakhir;
Tercantum hari, tanggal dan waktu, tahun, dengan tegas di dalam polis.
7. Premi Asuransi
Bagian terpenting, sebab apabila tidak, maka dianggap tidak pernah ada
pertanggungan.
8. Keadaan atau syarat-syarat khusus.
Apabila dibebani Hak Tanggungan, Hipotik, Fidusia, siapa Tertanggungnya, terjadi
asuransi rangkap, insolvabilitas, serta peristwiwa-peristiwa khusus lainnya.
Untuk mengetahui perlindungan yang diberikan oleh suatu polis asuransi, perlu
diperhatikan tujuh aspek penutupannya, yaitu:
1. Bencana yang ditutup;
2. Yang ditutup;
3. Kerugian yang ditutup;
4. Orang-orang yang ditutup;
5. Lokasi-lokasi yang ditutup;
6. Jangka waktu yang ditutup;
7. Bahaya-bahaya yang dikecualikan.
BAB III
KESIMPULAN
Banyak masyarakat yang kurang memahai arti dari asuransi. Jasa yang diberikan
oleh perusahaan asuransi adalah berupa proteksi akibat berbagai risiko yang mungkin terjadi. Ak
antetapi sekarang ini dengan semakin berkembangnya produk asuransi serta kerja sama perusahaan
asuransi dengan perusahaan di sektor lain seperti perbankan dan sekuritas, maka pengertian
asuransi menjadi lebih luas bukan hanya sebagai sarana proteksi, tetapi juga sebagai
tempat berinvestasi. Perusahaan asuransi adalah jenis perusahaan yang menjalankan usaha
asuransi. Usaha asuransi adalah usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana masyarakat
melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada anggota masyarakat
pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa yang
tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang
DAFTAR PUSTAKA