Oleh :
Leo Nugraha
123190022
UNIVERSITAS AKI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Pasal 1774 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka suatu kontrak untung-
untungan merupakan suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua
pihak maupun bagi pihak tertentu saja, bergantung pada suatu kejadian yang belum tentu. Oleh
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, perjanjian asuransi dengan tegas digolongkan ke dalam
kontrak untung-untungan, yang selanjutnya diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Dikatakan untung-untungan karena pihak penanggung akan diuntungkan (karena pembayaran
premi) jika risiko yang diasuransikan tersebut tidak terjadi. Sebaliknya, bagi pihak tertanggung
akan diuntungkan (dalam arti pembayaran kerugiannya) jika risiko yang diasuransikan tersebut
ternyata benar-benar terjadi. Itulah sebabnya, maka oleh Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
perjanjian asuransi dengan tegas digolongkan ke dalam kontrak untung-untungan.
B. Tujuan Asuransi
Menurut Prof. Ny. Emmy Pangaribuan Simanjuntak, S. H., asuransi itu mempunyai
tujuan, pertama-tama ialah: mengalihkan segala resiko yang ditimbulkan peristiwa-peristiwa
yang tidak diharapkan terjadi kepada orang lain yang mengambil resiko untuk mengganti
kerugian. Pikiran yang terselip dalam hal ini ialah, bahwa lebih ringan dan mudah apabila yang
menanggung resiko dari kekurangan nilai benda-benda itu beberapa orang daripada satu orang
saja, dan akan memberikan suatu kepastian mengenai kestabilan dari nilai harat bendanya itu jika
ia akan mengalihkan resiko itu kepada suatu perusahaan, dimana dia sendiri saja tidak berani
menanggungnya.
Sebaliknya seperti yang dikemukakan oleh Mr. Dr. A. F. A. Volman bahwa orang-orang
lain yang menerima resiko itu, yang disebut penanggung bukanlah semata-mata melakukan itu
demi prikemanusiaan saja dan bukanlah pula bahwa dengan tindakan itu kepentingan-
kepentingan mereka jadi korban untuk membayar sejumlah uang yang besar mengganti
kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh peristiwa-peristiwa itu.
Para penanggung itu adalah lebih dapat menilai resiko itu dalam perusahaan mereka,
daripada seseorang tertanggung yang berdiri sendiri, oleh karena itu biasanya didalam Praktek
para penanggung asuransi yang sedemikian banyaknya, mempunyai dan mempelajari
pengalaman-pengalaman mereka tentang penggantian kerugian yang bagaimana terhadap sesuatu
resiko yang dapat memberikan suatu kesempatan yang layak untuk adanya keuntungan.
C. Penggolongan Asuransi
1. Asuransi Kerugian/ Umum
Asuransi keugian/umum(general Insurance) adalah jenis asuransi yang
memberikan jaminan bagi berbagai resiko yang mengancam harta benda dan
berbagai kepentingan.
2. Asuransi jiwa
Asuransi jiwa(life Insurance) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan
terhadap kehilangan jiwa sseorang. Atau dengan kata lain suatu jasa yang
diberikan oleh perusahaan asuransi dalam penanggulangan resiko yang berkaitan
dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan, meliputi
asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa seperti asuransi berjangka(term Insurance),
asuransi seumur hidup(whole Life Insurance), edowmwnt insurance, anuitas, dan
asuransi industry(industrial insurance).
3. Asuransi social
Penyelenggaraan asuransi jiwa didasarkan pada peraturan perundangan tersendiri
yang berdifat wajib serta didalamya terkandung tujuan tertentu dari pemerintah
untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat atau sebagian anggota
masyarakat. Karenaya system ini disebut asuransi sosial.
D. Pengertian Asuransi Kerugian
Beberapa pengertian asuransi kerugian diantaranya :
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari
risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain.
Asuransi kerugian adalah suatu perjanjian asuransi yang berisikan ketentuan bahwa
penanggung mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi berupa memberikan ganti
kerugian kepada tertanggung seimbang dengan kerugian yang diderita oleh pihak yang
tertanggung.
Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung yang
menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana terjadi karena bencana
atau bahaya terhadap mana pertanggungan ini diadakan, baik kerugian itu berupa :
Kehilangan nilai pakai
Kekurangan nilainya
Kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung
Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung kalau selama jangka
waktu perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya yang
dipertanggungkan.
E. Manfaat Asuransi Kerugian
Manfaat Asuransi Kerugian atau istilahnya adalah general insurance yaitu asuransi yang
akan mengganti kemungkinan kerugian yang terjadi pada harta benda dan juga seluruh aset
Anda.
Sebagai Gambaran adalah asurasi mobil, kebakaran rumah atau toko, asuransi mesin-
mesin, pabrik dan sebagainya.
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain :
1. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari
risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut
benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar
nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan
penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai
pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara
periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh
besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak
penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak.
Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang
harus dibayar oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan
tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada
penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai
pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang
bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan,
dan lain-lain).
H. Prinsip Asuransi
1. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko
yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan
sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable
interest:
a) Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan dengan
kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat diperkirakan
terjadinya.
b) Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta yang
memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi penanggung.
c) Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suaatu
kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan
kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.
d) Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan
dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis.
2. Utmost Good Faith (itikad baik)
Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh itikad baik. Antar pihak
tertanggung dan penanggung harus saling mengungkapkan keterbukaan. Kewajiban dari kedua
belah pihak untuk mengungkapkan fakta disebut duty of disclosure.
3. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang menimpa
tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti nyawa yang hilang
atau anggota tubuh yang rusak atau cacat karena indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial.
4. Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu persitiwa secara berantai
atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu
sumber baru dan independent.
5. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi kepada
tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami
suatu peristiwa kerugian.
6. Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-penanggung yang lain yang memiliki
kepentingan yang sama untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang tertanggung
meskipun jumlah tanggungan masing-masing belum tentu sama besar.
I. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah
pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor
rangka, dan nomor mesin kendaraan.
J. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang
berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi tergantung pada
faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat risiko dan jumlah nilai
pertanggungan. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah
dituangkan dalam polis asuransi.
A. Kesimpulan
Menurut UU no.40 tahun 2014 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau pertanggungan
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkn diri
kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang
didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung yang
menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana terjadi karena bencana atau
bahaya terhadap mana pertanggungan ini diadakan, baik kerugian itu berupa :
- Kehilangan nilai pakai
- Kekurangan nilainya
- Kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung
Penanggung tidak harus membayar ganti rugi kepada tertanggung kalau selama jangka
waktu perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau bahaya yang
dipertanggungkan.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain
dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai pendistribusian biaya dan manfaat yang
lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan
dan sumber pendapatan, sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu meningkatkan
kegiatan usaha.
B. Saran
Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini memiliki banyak
manfaat bagi pihak tertanggung, seperti yang telah kami uraikan dalam materi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=1626
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta :
Salemba Empat.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Cetakan IV. Citra Umbara, Bandung. 2010
Latumaerisa, Julius R. 2011. Bank dan lembaga keuangan lain. Jakarta:salemba empat