Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

A...Latar Belakang ....................................................................................... 1


B...Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C...Tujuan .................................................................................................... 2

Bab II Pembahasan

A...Pengertian Asuransi ............................................................................... 3


B...Perkembangan Asuransi ......................................................................... 6
C...Jenis-jenis Asuransi ................................................................................ 8
D...Keuntungan Asuransi ............................................................................. 10
E... Prinsip-prinsip Asuransi ......................................................................... 13
F... Jenis-jenis Risiko ................................................................................... 14

Bab III Penutup

A...Kesimpulan ............................................................................................ 16
B...Saran ....................................................................................................... 16

Daftar Pustaka .................................................................................................... 17

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagaimana yang telah kita ketahui kata asuransi bukanlah hal yang baru
dipendengaran kita. Tetapi pemahaman terhadap asuransi itu sendiri secara
mendalam, masyarakat belum mengenal dan mengetahuinya. Yang masyarakat
umum tahu tentang asuransi hanyalah sebagai jaminan dan ketergantungan
pertolongan kepada orang lain bahkan seringkali menyebutkan asuransi itu haram
untuk masnyarakat yang awam. Padahal arti dan peran sesungguhnya didalam
asuransi ini sangatlah baik dan memberikan manfaat diantara kedua belah pihak,
baik perusahaan asuransi maupun nasabahnya.
Dengan adanya asuransi bisa memberikan ketenangan dan kemudahan
dalam urusan, karena dengan kita memiliki asuransi tak perlu lagi cemas untuk
menghadapi risiko yang akan datang dimasa datang, dan juga memudahkan kita
dalam menghadapi urusan jika sewaktu – waktu terjadi musibah atau bencana kita
tak dipusingkan dengan pembebanan risiko atau pun kerugian karena telah ada
perusahaan yang akan menanggung semua itu sesuai perjanjian yang telah dibuat
sebelumnya.
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan nonbank yang
mempunyai peranan yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam
bidang layanan jasa yang diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi resiko
yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perusahaan asuransi mempunyai
perbedaan karaketeristik dengan perusahaan nonasuransi.

Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi.
Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi
risiko yang dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga,
asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan
dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang menghadapi risiko cacat
atau meninggal dunia.

2
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan
yang cukup pesat setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-
an. Dipertegas lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian. Diharapkan dengan semakin
berkembangnya industri asuransi di indonesia, maka akan semakin berkembang
pula pertumbuhan ekonomi indonesia dari tahun ketahun akan semakin meningkat,
Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi semakin
meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi di
indonesia semakin dan akan terus meningkat.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, dapat kami rumuskan beberapa permassalahan,


yaitu :
1. Apakah pengertian dari asuransi?
2. Bagaimana perkembangan asuransi?
3. Apa saja jenis-jenis asuransi?
4. Apakah keuntungan dari asuransi?
5. Apa saja prinsip-prinsip asuransi?
6. Apa saja jenis-jenis risiko?

C. Tujuan

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada


semua pihak, khususnya dalam mempelajari “Perusahaan Asuransi”.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat
analisi. Setiap ramalan yang dilakukan tidak akan lepas dari kesalahan
perhitungan yang telah dilakukan. Penyebab melesetnya hasil ramalan karena
dimasa yang akan datang penuh dengan ketidak pastian bahkan untuk hal-hal
tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi wajar
jika terjadinya sesuatu dimasa yang akan datang hanya dapat direka – reka semata.
Risiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya
kematian, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko
yang dihadapi dapat berupa risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau
kehilangan atau risiko lainnya. Oleh karena itu, setiap resiko yang akan dihadapi
harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan dimasa yang akan
datang, seperti risiko kehilangan , risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman
kredit bank atau risiko lainnya, maka diperlukna perusahaan yang mau
menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau dan sanggup
menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan
maupun bada usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan
perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhapad risiko yang akan
dihadapi oleh nasabahnya.
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko, dengan cara
mengalihkan / mentransfer risiko tersebut dari pihak pertama ke pihak lain, dalam
hal ini adalah kepada perusahaan asuransi. Pelimpahan tersebut didasari dengan
aturan-aturan hukum dan prinsip-prinsip yang berlaku secara universal, yang
dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
Di Indonesia pengerian Asuransi menurut Undang – Undang No 1 Tahun
1992 tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut :

4
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima
risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan :
ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang
dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung untuk
risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh penanggung
untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.
Sedangkan menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa:
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang
penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi, untuk penggantian kepadanya karena suatu kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena
suatu peristiwa yang tidak tentu”.
Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu :
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi
kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang
(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-
angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui
sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena
peristiwa yang tak tertentu.
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka asuransi merupakan suatu
bentuk perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320
KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan

5
yang bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH
Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata yaitu :
“Suatu persetujuan untung–untungan (kans-overeenkomst) adalah suatu
perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak
maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum
tentu”.
Dalam perjanjian asuransi dimana tertanggung dan penanggung mengikat
suatu perjanjian tentang hal dan kewajiban masing – masing. Perusahaan asuransi
membebankan sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung premi yang harus
dibayar sebelumnya sudah ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai
resiko yang akan dihadapi. Semakin besar resiko, semakin besar premi yang harus
dibayar dan sebaliknya.
Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asurasi, dimana disebutkan sarat –
sarat, hak – hak, kewajiban masing – masing pihak, jumlah uang yang
dipertanggungkan dan jangka waktu asuransi. Jika dalam masa pertanggungan
terjadi resiko, pihak asuransi akan membayar sesuai dengan perjanjian yang telah
dibuat dan ditandatangani bersama sebelumnya.
Dalam bahasa Belanda kata asurasi desebut Assurantie yang terdiri dari
kata “assuradeur” yang berarti penanggungan dan“geassureerde” yang berarti
tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut “Assurance” yang berarti
menganggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin
disebut “Assecurare” yang berarti menyakinkan orang. Selanjutnya bahasa
Inggris kara asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menaggung sesuatu yang
mungkin atau tidak mungkin terjadi dan“Assurance” yang berarti menganggung
sesuatu yang pasti terjadi.
Adapun pengertian asuransi menurut beberapa pakar ilmu, diantaranya :
1. Definisi asuransi menurut Prof. Mehr dan Cammack :
"Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko keuangan, dengan cara
pengumpulan unit-unit exposure dalam jumlah yang memadai, untuk membuat
agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian kerugian yang dapat
diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung".
2. Definisi asuransi menurut Prof. Mark R. Green:

6
"Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko,
dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang
cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat
diramalkan dalam batas-batas tertentu".
3. Definisi asuransi menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, yang
mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
"Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh
seorang penanggung dan asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau
lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian
finansial".
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas kiranya mengenai definisi
asuransi yang dapat mencakup semua sudut pandang :
"Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada
perekonomian, dengan cara manggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena
risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar
probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan
terjadi akan dibagi secara proposional oleh semua pihak dalam gabungan itu".

B. Perkembangan Asuransi
Sejarah berdirinya asuransi di Indonesia tidak terlepas dari semakin
berkembangnya bisnis pemerintah kolonial Belanda pada sektor perkebunan dan
perdagangan. Pada masa tersebut perkebunan rempah-rempah, tembakau dan
kelapa sawit yang menjadi ciri khas tanaman di Indonesia tumbuh pesat.
Pemerintah Belanda merasa perlu untuk menjamin kelangsungan bisnis mereka
bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan perlindungan terhadap resiko mulai
dari proses panen sampai dengan pengiriman hasil panen tersebut ke negara
mereka. Secara umum perkembangan asuransi di Indonesia dibagi menjadi 2
tahap penting yaitu zaman penjajahan dan zaman kemerdekaan
 Sejarah perkembangan asuransi pada masa penjajahan

Pada masa penjajahan Belanda, untuk menunjang bisnis perkebunan dan


perdagangan, mereka mendirikan perusahaan asuransi kerugian pertama di

7
Indonesia yaitu Bataviasche Zee End Brand Asrantie Maatschappij pada tahun
1853 dengan perlindungan utama terhadap resiko kebakaran dan asuransi
pengangkutan. Setelah itu berdiri ada 2 jenis perlindungan asuransi yang terdiri
dari asuransi. Untuk itulah mereka mendirikan perusahaan asuransi pertama di
Indonesia dengan nama.

Lahirnya asuransi di Indonesia pertama kali didirikan oleh orang Belanda


dengan nama Nederlandsh Indisch Leven Verzekering En Liefrente Maatschappij
(NILMIY) dengan mengadopsi perusahaan Asuransi Belanda yaitu De
Nederlanden Van 1845. Kelak dikemudian hari setelah Indonesia merdeka,
asuransi ini diambil alih Pemerintah Indonesia dan berganti nama menjadi PT.
Asuransi Jiwasraya . Disusul berikutnya oleh Asuransi Jiwa Boemi Poetra 1912
pada tahun 1912.

Secara umum asuransi pada masa penjajahan dibagi menjadi 2 kategori:

· Perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh orang Belanda.

· Perusahaan-perusahaan yang merupakan Kantor Cabang dari Perusahaan


Asuransi yang berkantor pusat di Belanda, Inggris dan di negeri lainnya.

 Sejarah perkembangan asuransi setelah masa kemerdekaan

Pada masa setelah kemerdekaan, ada 2 tahap penting perkembangan asuransi di


Indonesia yaitu:

1. Nasionalisasi Perusahaan asuransi asing

Perusahaan asuransi peninggalan penjajah Belanda yang dinasionalisasi adalah


NV Assurantie Maatshappij De Nederlandern dan Bloom Vander EE tahun 1845
menjadi PT Asuransi Bendasraya. Selain itu Asuransi De Nederlanden Van
1845 dinasionalisasi menjadi PT. Asuransi Jiwasraya

2. Pendirian dan penggabungan perusahaan asuransi baru

Pada masa kemerdekaan ada 2 langkah penting pemerintah terkait perkembangan


asuransi di Indonesia yaitu penggabungan asuransi PT Asuransi Bendasraya yang
bergerak dalam asuransi rupiah dan PT Umum Internasional Underwriters (PT
UIU) yang bergerak dalam asuransi valuta asing menjadi PT Asuransi Jasa

8
Indonesia atau lebih dikenal dengan nama Asuransi Jasindo. Selain penggabungan
asuransi, pemerintah juga mendirikan beberapa perusahaan asuransi baru untuk
menunjang kesejahteraan masyarakat yaitu:

· Asuransi Jasa Rahardja untuk melindungi masyarakat dari resiko kecelakaan lalu
lintas

· Perum Taspen untuk Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri

· Perum Asabri untuk anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

· Jamsostek, yaitu asuransi kecelakaan tenaga kerja perusahaan swasta

 Sejarah perkembangan asuransi modern di Indonesia

Perkembangan asuransi modern di Indonesia dimulai dengan semakin banyaknya


perusahaan asuransi yang berdiri di awal tahun 1980-an. Beberapa diantaranya
seperti AIA Financial, Allianz, Avrist AXA Mandiri, CIGNA, Prudential, dan
Asuransi Sinar Mas hadir dan menawarkan berbagai macam produk perlindungan
dan bahkan investasi. Hal ini semakin menambah alternative pilihan bagi
masyarakat untuk medapatkan perlindungan terhadap resiko seperti yang
diharapkan. Di sisi lain pemerintah juga semakin tanggap dengan kebutuhan
masyarakat akan perlindungan sehingga mulai tahun 2014 ini lahir Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan sebagai
gabungan fungsi dan peran dari Jamsostek dan Askes pada periode sebelumnya.

C. Jenis-jenis Asuransi

Jenis – jenis asuransi yang berkembang di Indonesia ini jika dilihat dari
berbagai segi adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Asuransi kerugian (non life insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam Undang – Undang Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian
menjalankan usaha memberikan jasa untuk menanggunglangi suatu risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

9
dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis asuransi ini tidak diperkenankan
melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasusansi. Kemudian yang
remasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut :
- Asuransi kebakaran yang meliputi kebakaran, peledakan, petir, kecelakaan
kapal terbang dan lainnya.
- Asuransi pengangkutan meliputi :
- Marine Hul Policy
- Marine Cargo Policy
- Freight
- Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tiak termasuk dalam asuransi kebakaran
dan pengangkutan sepetri asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan dari pencurian,
dan lainya.
b. Asuransi jiwa (life insurance)
Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitak dengan
penanggulangan atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis –
jenis asuransi jiwa adalah :
- Asuransi berjangka (Term insurance)
- Asuransi Tabungan (Endowment insurance)
- Asuransi seumur hidup (Whole life insurance)
- Anuity contrak insurance (Anuitas)
c. Reasuransi (reinsurance)
Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam pertanggungan
ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis
asuransi ini sering disebut asuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke
dalam :
- bentuk treaty
- bentuk facultative
- kombinasi dari keduanya
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi tersebut,
baik asuransi kerugian, asutansi jiwa atau pun reasuransi.
a. Asuransi milik pemerintah

10
Yaitu asuransi yang sahamnya dimiliki sebagian besar atau bahkan 100% oleh
pemerintah Indonesia.
b. Asuransi milik swasta nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional
sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham maka memiliki suata
terbanyak dalam Rapat Umum Pemegan Saham (RUPS).
c. Asuransi milik perusahaan asing.
Perusahaan arusansi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanya merupakan
cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh pihak
asing.
d. Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamnya dimiliki campuran antara stasta nasional
dengan pihak asing.

D. Keuntungan Asuransi
Pengetahuan masyarakat terhadap jasa asuransi memang belum seperti
pemahamannya terhadap menabung konvensional baik di bank umum maupun
bank syariah. Padahal dari sisi mengelola keuangan, dengan berbagai bentuk jasa
asuransi, sama-sama menertibkan dalam hal mengelola keuangan terutama untuk
pos-pos tertentu yang sifatnya darurat. Sekalipun manajemen asuransi terus
meningkat dan berbagai macam asuransi disediakan oleh perusahaan asuransi
besar, image di masyarakat tentang perusahaan asuransi tidak salamanya positif.
Beberapa model stigma negatif terhadap perusahaan asuransi misalnya saja
menggadaikan nyawa kepada lembaga, ini untuk jenis asuransi kesehatan atau
kecelakaan. Susah mengurus klaim, ini untuk hampir seluruh jenis asuransi.
Padahal yang terakhir ini hanya gara-gara data yang tidak valid atau kelengkapan
administrasi yang tidak bisa dipenuhi.
Dengan pengetahuan yang belum baik tentang asuransi, dengan
demikian keuntungan asuransi bagi sebagian masyarakat Indonesia belum begitu
dipahami. Dengan demikian, budaya asuransi masih belum terlalu akrab di tengah
masyarakat Indonesia. Kalaupun telah memiliki pemahaman bahwa yang

11
namanya kecelakaan tidak bisa diprediksi sehingga perlu mempersiapkan dana
khusus sebagai persiapan menanggalungi keadaan darurat, masih banyak yang
berpikir untuk mempersiapkan dana tersebut dalam bentuk tabungan dan membeli
emas bukan dalam bentuk menjadi nasabah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa
misalnya.
Secara umum yang menjadi penyebab belum tertariknya masyarakat
Indonesia terhadap berbagai program asuransi adalah sebagian masyarakat
Indonesia masih memiliki perekonomian yang kurang stabil. Sehingga mereka
lebih banyak memilih untuk membelanjakan uang mereka guna membeli
kebutuhan sehari-hari daripada untuk hal lain yang dianggap kurang penting atau
untuk mempersiapkan hal-hal yang sifatnya darurat. Memang tidak bisa
dipungkiri dengan masih terbatasnya penghasilan, masyarakat Indonesia masih
sulit untuk memenuhi pos-pos kebutuhan. Sehingga masih berkutat dalam
mengatasi kebutuhan untuk pos yang sifatnya kebutuhan primer dan sekunder
semata. Dan pengertian kebutuhan primer dan sekunder juga dipahami dalam arti
sempit.
Salah satunya adalah asuransi. Padahal kalau dilihat dari manfaat,
sebenarnya program asuransi ini termasuk kebutuhan primer. Karena itulah tidak
perlu heran sekalipun mengedepankan tentang keuntungan asuransi ini, namun
pandangan sebagian masyarakat Indonesia asuransi sama saja dengan membuang
uang. Selain itu ada pandangan dari masyarakat yang menganggap bahwa asuransi
adalah haram. Sebab, dengan asuransi itu dianggap sama halnya dengan
mengandalkan keselamatan dan menggadaikan diri pada sesama manusia. Padahal,
pandangan seperti itu sebenarnya keliru. Karena pada dasarnya asuransi bukan
membuang uang atau mengandalkan masalah keselamatan pada sesama manusia.
Pada dasarnya, asuransi adalah sebuah kegiatan yang bersifat mengalihkan
resiko sesuatu pada pihak ketiga. Sehingga apabila kita mendapatkan musibah
atau bencana, yang akan mengganti semua kerugian kita adalah pihak asuransi.
Secara nilai nominal, kita akan mendapatkan ganti rugi atas semua hal yang sudah
dijaminkan pada perusahaan asuransi tersebut. Sehingga kalaupun ada kejadian
atau kondisi darurat, menjadi nasabah asuransi tidak perlu bingung seperti sering

12
dialami masyarakat, terutama ketika uang dalam bentuk tabungan atau barang
berharga tidak cukup.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ketika mengurus klaim terhadap
perusahaan atau menuntut hak kita sebagai nasabah perusahaan asuransi tersebut,
tidak segampang mencairkan uang di dalam tabungan atau menjual barang
berharga seperti emas. Untuk mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi
diperlukan persyaratan administrasi yang sebenarnya sejak awal sudah disepakati.
Hal ini terutama sebagai salah satu langkah mengatasi berbagai cara orang jahat
yang memanfaatkan proses klaim asuransi ini. Dengan demikian ketika
persyaratan administrasi telah terpenuhi, perusahaan asuransi akan dengan mudah
melaksanakan berbagai klaim yang diajukan oleh para nasabah. Bahkan sekarang
ini perusahaan asuransi telah bekerja dengan perusahaan lain secara langsung,
seperti misalnya dengan rumah sakit atau klinik kesehatan untuk jenis asuransi
kesehatan atau asuransi jiwa. Sehingga ketika seorang nasabah asuransi kesehatan
mengalami keadaan darurat, cukup menunjukkan kartu asuransi, dan rumah sakit
atau klinik kesehatan itulah yang secara langsung mengajukan klaim kepada
perusahaan asuransi setelah melayani nasabah asuransi tersebut.
Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai
berikut.
1. Bagi nasabah
Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena
kurangnya pengetahuan mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah
stigma tradisional yang menyebabkan seseorang sudah merasa apriori pada kata
asuransi. Beberapa stigma negatif seperti telah disebutkan sebelumnya semakin
diyakini sebagai sebuah kebenaran ketika pihak perusahaan asuransi sendiri
misalnya tidak memberikan edukasi secara jelas dan tepat. Terlepas dari itu semua,
beberapa keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang ketika menjadi
nasabah perusahaan asuransi antara lain :
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d. Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.

13
e. Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f. Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.
g. Memudahkan urusan.
2. Bagi perusahaan asuransi
a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

E. Prinsip-prinsip Asuransi
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak
nasabannya tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian
dilakukan mengandung perinsip – perinsip asuransi. Tujuan adalah untuk
menghindari hal – hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak
perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.
Prinsip – perinsip asuransi yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Insurable Interest merupakan hal berdasarkan hukum untuk
mempertanggungkan suatu risiko berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah
secara hukum antara tertanggung dan suatu yang dipertanggungkan dan dapat
menimbulkan hal dan kewajiban keuangan secara hukum. Semua ini tergambar
dari kontrak asuransi. Kemudian dalam hal ini perlu menyebutkan adanya
kepentingan terhapa berang yang dipertanggungkan.
2. Utmost Good Faith aua “itikad baik” dalam penetapan setiap suatu kontrak
haruslah didasarkan kepada iktikad baik antara tertanggung dan penanggung
mengenai seluruh informasi baik materi ril maupun ummaterill.
3. Indeminity atau ganti rugi artinya mengendalikan posisi leuangan tertanggu
setelah terjadi kerugian seperti pada posisi sebelum terjadi kerugian tersebut.
Dalam hal ini tidak berlaku bagi kontrak asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan
karena perinsip ini didasarkan kepada kerugian yang bersifat keuangan.
4. Proximate Cause adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan
terjadinya suatu peristiwa secara berantai atau berurutan atau intervinsi kekuatan
lain, diawali dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independen.

14
5. Subrogation merupakan hal penanggung yang telah memberikan ganti rugi
kepada tertanggung untuk untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan
kepentingan suransi mengalami suatu peristiwa kerugian. Aritnya dengan perinsip
ini penggantian kerugian tidak mungkin lebih besar dari kerugian yang benar-
benar dideritanya.
6. Contribution suatu perinsip dimana penanggungan berhak mengajak
penanggung – penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut
bersama membayar ganti rugi kepada seseorang tertanggung, meskipun jumlah
tanggungan masing – masing penanggung belum tentu sama besar.

F. Jenis-jenis Risiko
Dalam pertanggungan asurasni terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi,
besar kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi
asuransi yang harus dibayar.
Dalam peraktinya risiko – risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha
pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut :
1. Risiko murni, artinya bahwa ada ketidak pastian terjadinya sesuatu kerugian
atau dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang
keuntungan, contoh rumah mungkin akan terbakar, atau mobil yang dikendarai
akan tertabrak atau kapal dan muatanya mungkin akan tenggelam. Jadi dalam hal
ini kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali.
2. Risiko spekulatif, artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
peluang untuk mengalami kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan dalam
hal ini kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan.
3. Risiko individu
Risiko individu dibagi tiga macam :
a. Risiko perbadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh
keuntungan, akibat sesuatu hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau
mati.
b. Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri hilang atau rusak yang
menyebabkan kerugian keuangan.

15
c. Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang disebabkan apabila kita
menanggung kerugian seseorang dan kita harus membayar. Contohnya
kelalayan dijalan yang menyebabkan orang lain tertabrak dan harus
mengganti kerugian tersebut.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut UU no.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkn diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran
yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Pada dasarnya, asuransi dapat memberikan manfaat bagi pihak
tertanggung, antara lain dapat memberikan rasa aman dan perlindungan, sebagai
pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, polis asuransi dapat dijadikan
jaminan untuk memperoleh kredit, sebagai tabungan dan sumber pendapatan,
sebagai alat penyebaran risiko, serta dapat membantu meningkatkan kegiatan
usaha.

B. Saran
Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini
memiliki banyak manfaat bagi pihak tertanggung, seperti yang telah diuraikan
dalam materi makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir (2012). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Depok : Penerbit PT


Rajagrafinda Persada.
Supriatna (2013). Keuntungan asuransi. From
http://www.anneahira.com/keuntungan-asuransi.html
Aji (2013). Asuransi Definisi. From http://www.asuransi-mobil.com/asuransi-
definisi.html
Bangbang (2013). From http://www.imoney.co.id/articles/jenis-jenis-asuransi-
yang-ada-di-indonesia/
Nunu (2013). From http://nunite.blogspot.com/2013/03/pengetahuan-dasar-
tentang-asuransi.html

18

Anda mungkin juga menyukai