Anda di halaman 1dari 2

Nama : karvin Elangga Rumampuk

NIM : 20210401216

1.
A. Hukum Indonesia mengakui setiap manusia sebagai subjek hukum. Hal ini tampak
dalam Pasal 1 ayat (1) KUH Perdata yang menyatakan bahwa menikmati hak-hak
kewargaan tidak tergantung pada hak-hak kenegaraan. Pengaturan ini mengandung
makna bahwa status sebagai warga (yang memiliki makna sebagai subjek hukum)
tidak digantungkan pada syarat tertentu yang ditetapkan oleh negara. Pengakuan
manusia sebagai subjek hukum tersebut dimulai sejak manusia di dalam kandungan
(bila kepentingannya menghendaki demikian), sampai dengan manusia tersebut mati.
Pengaturan Pasal 1 KUH Perdata selaras dengan apa yang diatur dalam Pasal 2 dan 3
KUH Perdata.

B. Perseroan Terbatas termasuk sebagai subyek hukum. Dalam Pasal 1 ayat (1)
Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menegaskan bahwa
Perseroan merupakan badan hukum yang hidup karena undang-undang menghendaki

2.
A. Dasar timbulnya hubungan hukum antara perusahaan induk yang berbentuk PT
dengan anak perusahaan yang berbentuk CV terjadi karena adanya kepemilikan
saham dari CV terhadap PT sebagai perusahaan induk, sehingga PT dapat
menggunakan hak suaranya dalam RUPS untuk meneta pkan kebijakan bagi CV
sebagai anak perusahaan, mengangkat anggota direksi/dewan pengawas dalam PT
sebagai perusahaan induk sebagai direktur utama atau pengawas dalam CV,
melakukan perjanjian hak bersuara dengan CV dan melakukan kontrak kendali
terhadap CV sebagai anak perusahaan. .

B. Konsekuensi hukum dari hubungan hukum antara perusahaan induk yang


berbentuk PT dengan anak perusahaan yang berbentuk CV apabila ditinjau dari
prinsip limited liability yang terdapat dalam Pasal 3 a yat (1) UUPT terbaru, maka
domin asi antara PT terhadap CV tidak melahirkan tanggung jawa b hukum bagi PT
dalam hubungan hukum yang terjadi dengan pihak ketiga, namun apabila PT terbukti
melakukan indikasi-indikasi pen yimpangan pada laporan keuangan dalam hubungan
hukumnya dengan CV sebaga i anak perusahaan, maka PT dapat dikenakan sanksi
berupa denda atau pidana terhadap perbuatannya tersebut .

3. UU Cipta Kerja telah mengubah secara signifikan pengaturan Perseroan Terbatas di


Indonesia khususnya yang diatur dalam UUPT. Pertama, ketentuan wajib bagi
Perseroan supaya didirikan oleh 2 (dua) orang/ lebih tidak berlaku bagi Perseroan
yang memenuhi kriteria UMK. Kedua, terkait dengan perubahan pengaturan modal
Perseroan Terbatas, adalah pengaturan modal minimal untuk Perseroan Terbatas telah
dihapus dan ditentukan berdasarkan keputusan pendiri Perseroan. Ketiga, pendirian
Perseroan Terbatas dapat dilakukan tanpa melalui akta notaris, terkait Perseroan yang
memenuhi kriteria untuk UMK. Keempat, pendiri dan pemilik saham Perseroan
Terbatas untuk UMK hanya orang perseroangan. Tanggung jawab pemegang saham
untuk perseroan perseorangan kriteria UMK terbatas pada modal yang disetorkan
tersebut berlaku mutlak. Pemegang saham Perseroan untuk UMK tidak memiliki
tanggungjawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat oleh Perseroan dan tidak
bertanggung jawab terhadap kerugian melebihi saham yang dimiliki. Namun dalam
hal-hal tertentu keterbatasan tanggung jawab pemegang saham itu tidak berlaku dan
dapat dilakukan piercing the corporate veil, sebagaimana UU Cipta Kerja
menyisipkan Pasal 153J ayat (2) yang menyatakan bahwa ketentuan tanggung jawab
terbatas pemegang saham perseroan perorangan kriteria UMK tidak berlaku apabila: a)
belum atau tidak terpenuhinya persyaratan Perseroan sebagai badan hukum; b) baik
langsung maupun tidak langsung dengan iktikad buruk pemegang saham
memanfaatkan Perseroan untuk kepentingan pribadi; c) pemegang saham tersangkut
dalam perbuatan melawan hukum oleh Perseroan; atau d) pemegang saham baik
langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan
Perseroan, yang memberikan akibat kekayaan Perseroan menjadi tidak dapat melunasi
utang Perseroan.

4. Pajak, iuran rakyat kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke
sektor pemerintah) berdasarkan undangundang (dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapatkan jasa timbal (tegen prestatie) yang langsung dapat ditunjuk dan yang
digunakan untuk membiayai pengeluaran umum (publiekeuitgaven) dan yang
digunakan sebagai alat pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada
diluar bidang keuangan.12 Dalam perkembangannya di sektor perpajakan dewasa ini
ternyata tidak melulu dalam pembayaran pajak hanya terbatas beralihnya kekayaan
sector partikelir ke sektor pemerintah, karena dalam UU Pajak Penghasilan di
Indonesia yang menjadi subyek pajak bukan terbatas sektor swasta tetapiada juga
subyek pajak yang berasal dari sektor non-swasta ( Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Anda mungkin juga menyukai