Anda di halaman 1dari 3

Ulasan PT Perseorangan

NAMA : Jihan Amalia Sari

NIM : 210102040011

DOSEN PENGAMPU : Siti Rosyidah Hamdan, SH, M.Kn

PT (Perseroan Terbatas) perseorangan adalah perusahaan perseorangan yang berbentuk badan hukum
dengan tanggung jawab terbatas yang didirikan oleh satu orang dan dipimpin oleh satu orang pula
sebagai direktur. Dasar hukum dari PT(Perseroan Terbatas) perseorangan terdapat pada Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 2021 tentang Modal Dasar Perseroan Serta Pendaftaran Pendirian, Perubahan,
dan Pembubaran Perseroan yang Memenuhi Kriteria Untuk Usaha Mikro dan Kecil. dan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Perbedaan dari PT(Perseroan Terbatas) biasa adalah PT(Perseroan Terbatas) biasa didirikan oleh dua
orang atau lebih sedangkan PT (Perseroan Terbatas) perseorangan hanya satu orang, pendirian dari PT
(Perseroan Terbatas) perseorangan tidak memakai akta notaris seperti PT (Perseroan Terbatas) biasa,
pemegang saham adalah pendiri dari PT(Perseroan Terbatas) perseorangan serta merupakan direksi,
dan pengawasnya adalah dari pemerintah. PT (Perseroan Terbatas) perseorangan dapat diibaratkan
sebagai UMK (Usaha Kecil dan Menengah).
Dari segi pendiri atau pemegang saham, pendiri PT (Perseroan Terbatas) perseorangan hanya bisa
dilakukan oleh orang pribadi atau individu karena hanya terdiri dari satu orang. PT perseorangan tidak
boleh didirikan oleh badan hukum. Hal ini mengingat bahwa PT (Perseroan Terbatas) ini ditujukan untuk
Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Hal ini pun sejalan dengan kategori UMKM dalam Undang-Undang No. 20
Tahun 2008 tentang UMKM yang menentukan bahwa UMKM bukanlah grup dari perusahaan menengah
dan besar."
Pendiri PT (Perseroan Terbatas) perseorangan diperbolehkan untuk mendirikan PT (Perseroan Terbatas)
perseorangan lagi selain PT (Perseroan Terbatas) perseorangan yang sudah dimiliki. Namun, pendirian
ini hanya bisa dilakukan setelah jangka waktu tertentu setelah pendirian atau pengesahan badan hukum
PT (Perseroan Terbatas) perseorangan sebelumnya, misalnya paling cepat atau minimal 1 (satu) tahun.
Hal ini agar tidak menjadikan pelaku usaha memanfaatkan kesempatan kemudahan ini dengan itikad
tidak baik dan berpotensi melakukan perbuatan melawan hukum.

Modal dasar minimum perusahaan diserahkan kepada pendiri atau pemegang sahamnya dan tertuang
dalam anggaran dasar perusahaan tersebut. Hal ini pun sejalan dengan semangat UUPT dan Peraturan
Pemerintah No. 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas. Peraturan
Pemerintah tersebut menentukan bahwa penentuan modal dasar diserahkan kepada kesepakatan para
pendiri PT (Perseroan Terbatas).
Dalam hal penyetoran modal, PT (Perseroan Terbatas) perseorangan melakukan penyetoran penuh atas
modal sesuai jumlah modal yang ditentukan oleh dirinya saat pendirian. Setoran modal dilakukan oleh
pendiri atau perusahaan ke bank. Modal yang disetor ini dapat menjadi "deposit" atau "jaminan"
manakala terdapat tuntutan pihak ketiga kepada PT (Perseroan Terbatas) perseorangan.

Syarat pendirian PT (Perseroan Terbatas) perseorangan diatur dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah No.
8 Tahun 2021, sebagai berikut:

1. Didirikan oleh warga negara

2. Warga negara yang dimaksud berusia minimal 17 tahun dan cakap hukum

3. PT memperoleh status badan hukum setelah didaftarkan kepada Menteri dan mendapatkan
sertifikat pendaftaran secara elektronik.

4. PT yang telah memperoleh status badan hukum yang diumumkan pada laman resmi
direktorat jenderal yang menyelengarakan tugas dan fungsi di bidang administrasi hukum umum.
Proses pendirian dan pengesahan badan hukum PT (Perseroan Terbatas) perseorangan lebih mudah
daripada pendirian PT(Perseroan Terbatas) biasa. Dengan peruntukkan untuk usaha mikro dan kecil
(UMK) dan didirikan oleh satu orang saja sebagai pemegang saham sekaligus direksi, pendirian PT
(Perseroan Terbatas) dapat dilakukan dengan cara membuat pernyataan pendirian dan mengisi formulir
langsung secara daring melalui platformlaman web atau aplikasi telepon genggam. Pendirian ini juga
bisa dilakukan dengan mendatangi kantor kementerian atau kantor wilayah kementerian terkait untuk
memperoleh bantuan pelayanan pendirian.

Serupa dengan pendirian, proses pembubaran pun juga perlu dibuat yang sederhana dan dilakukan
secara elektronik. Namun demikian, proses likuidasi dan pemberesan perusahaan tetap harus mengikuti
UUPT(Undang-Undang Perseroan Terbatas) yang berlaku. Hal ini karena berhubungan dengan pihak
kreditur atau pihak ketiga.
Dalam hal organ perusahaan, PT (Perseroan Terbatas) perseorangan mempunyai susunan organ yang
sama dengan PT (Perseroan Terbatas) biasa yaitu RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) , Direksi, dan
Dewan Komisaris, meskipun ketiga organ tersebut dipegang oleh satu orang yang sama. Begitu pun
tanggung jawab direksi dan dewan komisaris adalah dipersamakan dengan tanggung jawab pada PT
(Perseroan Terbatas) biasa. Dalam hal penyelenggaraan RUPS(Rapat Umum Pemegang Saham) ,
pengaturan mengenai pemanggilan RUPS(Rapat Umum Pemegang Saham) dibuat dengan tenggat waktu
yang lebih fleksibel dikarenakan jumlah pemegang saham yang hanya terdiri dari satu orang saja.
Pengaturan kuorum dan pengambilan keputusan pun disesuaikan dengan pemegang saham tunggal
yang dianggap sebagai kuorum dan dia bisa mengambil keputusan atas perusahaanya.

Terkait pelaporan PT (Perseroan Terbatas) perseorangan melalui direksinya juga harus mempunyai
kewajiban penyampaian laporan tahunan dengan ketentuan jangka waktu penyampaian yang berbeda
misalnya yaitu 3 (tiga) bulan setelah tahun buku perseroan berakhir sama dengan PT (Perseroan
Terbatas) pada umumnya.
Terkait dengan peralihan status dari PT (Perseroan Terbatas) perseorangan ke PT (Perseroan Terbatas)
biasa, indikator yang bisa digunakan adalah indikator yang berasal dari kriteria UMKM dalam Undang-
Undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah).

Contoh dari PT(Perseroan Terbatas) perseorangan :

1. Kofi Kenangan.

2. Miltie Bubble.

3. Perusahaan Blue Bird Group.

4. Dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai