PENDAHULUAN
Keanekaragaman atau yang sering disebut dengan multikulturalisme adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan didunia, ataupun
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman,dan
berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut
nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Suatu semboyan yang sejak dahulu dikenal dan melekat dengan jati diri bangsa
Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan tersebut terukir kokoh dalam
cengkraman Burung Garuda yang merupakan lambang bangsa Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan bahwa bangsa Indonesua adalah bangsa yang
heterogen, yaitu bangsa yang mempunyai keanrkaragaman.1
PEMBAHASAN
Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa, adat
istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda - beda pula. Selain kebudayaan kelompok
suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat
kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kelompok kebudayaan suku bangsa
yang ada di daerah tersebut. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 1,128 (seribu seratus dua
puluh delapan) suku bangsa. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki kebiasaan hidup yang
berbeda - beda. Demi persatuan dan kesatuan, keanekaragaman ini merupakan suatu kekuatan
yang tangguh dan mempunyai keungglan dibandingkan dengan negara lainnya dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika, keragaman suku bangsa dan budaya merupakan salah satu
modal dasar dalam pembangunan (Pimpinan MPR dan Tim Kerja Sosialisasi MPR Periode
2009 - 2014:197).
1
https://www.acamedia.edu/7388895/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang
Bung Hatta sangat mengharapkan terwujudnya “persatuan”, bukan “persatean”. Kita
memiliki lebih dari 750 suku bangsa, suku bangsa - bangsa ini sebagai pemangku Nusantara
yang pada tanggal 17 Agustus 1945 kita satukan bersama dalam satu “persatuan” menjadi
bangsa Indonesia. “Persatuan” seluruh bangsa ini hanya akan menjadi “persatean” yang tidak
kita tumbuhkan satu “ruh” yang sama dalam Gemeinschaft. Satu ruh kebersamaan itu adalah
Pancasila. Ketika Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan pidatonya di depan
BPUPKI yang berjudul “Lahirnya Pancasila” Bung Hatta ibarat menemukan apa yang
dicarinya sebagai “ruh” persatuan bangsa yang bhinneka ini. Oleh karena itu Pancasila dapat
diterima sebagai ruh berbangsa dan bernegara, sebagai “asas bersama” yang tunggal bagi yang
bhinneka agar menjadi tunggal ika (Swasono, 2014: 9).
2. Antara warga masyarakat terdapat semangat tolong - menolong, kerja sama untuk
menyelesaikan suatu masalah, dan kerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya;
Dilihat dari aspek geografi serta ilmu - ilmu lain, keragaman budaya yang terjadi di
Indonesia merupakan sesuatu hal yang wajar. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadi
beragam tata kehidupan sosial dan budaya bangsa Indonesia sebagai berikut.
1) Negara Indonesia merupakan negara kepulauan. Antara pulau yang satu dengan
pulau lain dipisahkan oleh beberapa batas alam, seperti selat, laut, sungai, dan gunung. Batas -
batas alam tersebut, secara langsung akan mengelompokkan berbagai komunitas masyarakat
dengan corak budaya yang khas.
2) Posisi wilayah astronomis. Posisi ini secara langsung akan memengaruhi pola iklim
di Indonesia yang juga dapat memberi pengaruh kepada pola perilaku penduduk dalam
memanfaatkan lahan.
3) Posisi geografis Indonesia diapit oleh dua benua dan samudra. Hal tersebut
menyebabkan Indonesia berada pada posisi silang yang strategis. Posisi geografis tersebut
mempunyai peranan dalam mewarnai pola kehidupan bangsa Indonesia, baik dalam bidang
2
Tim Pusat Studi Pancasila UGM, Membangun Kedaulatan Bangsa Berdasarkan Nilai - Nilai Pancasila :
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kawasan Terluar, Terdepan, dan, Tertinggal, (Pusat Studi Pancasila
Universitas Gadjah Mada, 2015), hlm, 17.
ideologi, politik maupun ekonomi. Oleh karena itu, posisi silang Indonesia yang strategis
menyebabkan Indonesia berada pada posisi silang kebudayaan dunia.
4) Posisi geologis Indonesia dilalui dua jalur utama pegunungan di dunia. Hal tersebut
menyebabkan di Indonesia banyak tersebar gunung api. Akibat dari letusan gunung api
terbentuklah tanah yang subur. Kondisi tanah yang subur sangat memengaruhi mata pencarian
utama penduduk Indonesia, yaitu sebagian besar bekerja di sektor agraris.
Setelah kamu memerhatikan uraian di atas, jelaskan bahwa keragaman pola kehidupan
sosial budaya yang terdapat di Indonesia, lihat dari aspek geografis sangat memungkinkan.
Namun, tidak berarti bahwa faktor geografis menentukan segalanya terhadap keanekaragaman
budaya. Selain faktor - faktor geografis, tentu saja masih ada faktor - faktor lain, seperti
historis, politis, bahkan ekonomis.3
Keragaman budaya di indonesia contoh di sekitar candi borobudur adalah suatu yang tidak dapt
dipungkiri keberadaanya. Dalam konteks pemahaman masyarakat lokalselain kebudayaan
kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan
ddaerahyang bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan
kelompok.
3
Mamat Ruhimat, Nana Supriatna, Kosim, Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi),
Grafindo Media Pratama, 2006), hlm, 172.
Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunani,
Cina selatan.Antara tahun 300-500 SM, Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran yang
kemudian bercampur dengan penduduk pribumi.
2. Keberagaman Bahasa
1. Individualisme
Paham ini meyakini bahwa masing masing individu dan juga kebutuhannya harus lebih
di utamakan daripada masyarakat umum.
2. Pluralisme
Adanya banyak pandangan hidup, keyakinan,agama, ideologi, dan gaya hidup plural yg
membuat segalanya relatif sehingga orang lain menjadi ikut ikutan .
3. Kontas-Kontras Sosial
Tantangan yg dapat kita temukan di Indonesia adalah kontras kontras sosial yg sangat
mencolok.
4. Hedonisme
Paham ini berasal dari kata hedo yg artinya adalah kenikmatan,maka hedonisme adalah
pandangan yg mengatakan bahwa tujuan dari hidup ini adalah mencapai kenikmatan yg
sepenuh penuhnya.
5. Fundamentalisme
Tantangan berikut ini dapat diartikan sebagai pandangan hidup yang berpegang kokoh pada
dasar dasar ajaran agama atau ideologi tertentu secara radikal dan tanpa kompromi baik
dalam penafsiran maupun pelaksanaanya.5
D. Integrasi Nasional
4
https://umaypost.blogspot.com/2015/11/dinamika-keanekaragaman-dan-budaya.html?m=1
5
https://www.kompasiana.com/boybene/5c164f88bde57568635ef0f4/tantangan-keberagaman-budaya-dan-
agama-di-indonesia
Pengertian integrasi nasional mencakup baik dimensi vertikal maupun dimensi
horizontal dengan demikian persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan
antara pemerintah dan rakyat, serta keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat serta
keserasian hubungan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar belakang
perbedaan didalamnya.
Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional indonesia tantangan yang dihadpi datang
dari keduanya. Dalam dimensi horizontal tantangan yang ada berkenaan dengan pembelaan
horizontal yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras dan geografi.
Sedangkan dalam dimensi vertikal tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antara
elite dan massa dimana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite dari
massa yang cenderung berpandangan tradisional.
Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul kepermukaan setelah
berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan kesan.
Salah satu persoalan yang dialami oleh Negara-negara berkembang termasuk Indonesia
dalam mewujudkan integrasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik
pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal yaitu masalah hubungan
darah, jenis bangsa, bahasa daerah, agama dan kebiasaan (Geertz, dalam Sudarsono,1982: 5-
7).
Sejak awal berdirinya Negara indonesia, para pendiri Negara menghendaki persatuan
dinegara ini diwujudkan dengan menghargai terdapatnya perbedaan didalamnya. Artinya
bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional indonesia dilakukan dengan tetap memberi
kesempatan kepada unsur-unsur perbedaan yang ada untuk dapat tumbuh dan berkembang
secara bersama-sama.6
6
Jimmy Hasolonan. Pancasila Dan Kewarganegaraan (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2016) hlm.186
Secara perseorangan, warga etnik merupakan bagian dari rakyat suatu Negara, dan
tunduk kepada kekuasaan yang sah dari pemerintah. Walaupun cita-cita yang terkandung
dalam faham nasional
adalah sama, namun wujud institusionalnya dapat berbeda, sesuai dengan latar belakang
sejarah yang khusus dan struktur yang khusus pula disetiap Negara.
Demikian pula halnya dengan strategi yang akan dipilih untuk mencapai untuk mencapai tujuan
integrasi nasional. Menurut Myron Weiner, pada dasarnya ada dua strategi integrasi nasional.
Pertama, strategi asimilisasi, yaitu kebudayaan suku yang dominan dijadikan kebudayaan
nasional, sedangkan kebudayaan suku minoritas ditundukkan kepada kebudayaan suku
mayoritas. Kedua, strategi persatuan dalam keanekaragaman, yaitu kesetiaan nasional dibentuk
tanpa menghilangkan kebudayaan kelompok minoritas.
Strategi persatuan dalam keanekaragaman yang lebih bersifat akomodatif lebih mampu
mendukung proses integrasi nasional.7
7
Saafroedin Bahar, Etnik Elit Dan Integrasi Nasional, (Yogyakarta: GRE PUBLISHING, 2018) hlm.4-6
8
Afriva Khaidir, S.H., M.HUM., MAPA., Ph.D. Kebijakan Kejiranan (Jakarta: KENCANA, 2016) hlm.70-71
Penutup
Kesimpulan
Bangsa Indonesia merupakan bangsa majemuk, terdiri dari berbagai suku bangsa, adat
istiadat, bahasa daerah, serta agama yang berbeda - beda pula. Selain kebudayaan kelompok
suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat
kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kelompok kebudayaan suku bangsa
yang ada di daerah tersebut.
Integrasi nasional mencakup baik dimensi vertikal maupun dimensi horizontal dengan
demikian persoalan integrasi nasional menyangkut keserasian hubungan antara pemerintah dan
rakyat, serta keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat serta keserasian hubungan
diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar belakang perbedaan didalamnya.
Daftar Pustaka
Tim Pusat Studi Pancasila UGM, Membangun Kedaulatan Bangsa Berdasarkan Nilai - Nilai
Pancasila : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kawasan Terluar, Terdepan, dan, Tertinggal,
(Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, 2015).
Mamat Ruhimat, Nana Supriatna, Kosim. 2006. "Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah,
Sosiologi, Ekonomi". Grafindo Media Pratama.
Bahar, Saafroedin. 2018. "Etnik Elit Dan Integrasi Nasional". Yogyakarta: GRE PUBLISHING.
https://umaypost.blogspot.com/2015/11/dinamika-keanekaragaman-dan-
budaya.html?m=1
https://www.acamedia.edu/7388895/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang
https://www.kompasiana.com/boybene/5c164f88bde57568635ef0f4/tantangan-
keberagaman-budaya-dan-agama-di-indonesia