Anda di halaman 1dari 14

KEBERAGAMAN BUDAYA, AGAMA, DAN ADAT-ISTIADAT

SEBAGAI KEKAYAAN BANGSA


A. KEBERAGAMAN BUDAYA
Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia
mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah
pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang
dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi
antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar
peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada
abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup
pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat
dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun
interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan
peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia
dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga
mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah
singgungan antar peradaban itu.
1. Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan banyak
kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan
suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang
dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta, yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Kebudayaan
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Kebudayaan
adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia.
3. Karakteristik Budaya

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

Budaya memiliki sifat universal, artinya terdapat sifat-sifat umum


yang melekat pada setiap budaya, kapan pun dan dimanapun budaya itu
berada. Adapun sifat itu adalah :
1) Kebudayaan adalah milik bersama
2) Kebudayaan adalah merupakan hasil belajar
3) Kebudayaan didasarkan pada lambang
4) Kebudayaan terintegrasi
5) Kebudayaan selalu berubah
6) Kebudayaan bersifat relatif
Dalam kebudayaan juga terdapat pola-pola perilaku (pattern of
behavior) yang merupakan cara-cara masyarakat bertindak atau berkelakuan
yang harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut. Adapun subtansi
atau isi utama budaya adalah
a. sistem pengetahuan, berisi pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan
fauna sekitar tempat tinggal, zat-zat bahan mentah dan benda-benda
dalam lingkungannya, tubuh manusia, sifat-sifat dan tingkah laku
sesama manusia serta ruang dan waktu. .
b. sistem nilai budaya, adalah sesuatu yang dianggap bernilai dalam hidup.
c. kepercayaan, inti kepercayaan itu adalah usaha untuk tetap memelihara
hubungan dengan mereka yang sudah meninggal.
d. persepsi, yaitu cara pandang dari individu atau kelompok masyarakat
tentang suatu permasalahan.
e. pandangan hidup, yaitu nilai-nilai yang dipilih secara selektif oleh
masyarakat. Pandangan hidup dapat berasal dari norma agama (dogma),
ideologi negara atau renungan atau falsafah hidup individu.
f. etos budaya, yaitu watak khas dari suatu budaya yang tampak dari luar
4. Pengaruh keberagaman budaya di Indonesia
a)
Pengaruh positif
Keanekaragaman kebudayaan sangat menarik dan dapat dijadikan
objek pariwisata. Keanekaragaman budaya daerah dapat membantu
meningkatkan pengembangan kebudayaan nasional. Tetanamnya sikap
untuk saling menghormati dan menghargai antar suku yang berbeda.
b)
Pengaruh negatif
Terjadinya kecurigaan antar suku dan hambatan pergaulan antar
suku karena perbedaan bahasa dan budaya. Banyaknya suku bangsa yang
ingin menerapkan hukum adatnya.
5. Masalah yang muncul akibat keberagaman budaya

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

a) Konflik
Konflik merupakan proses sosial disosiatif yang memecahkan
kesatuan dalam masyarakat. Meskipun demikian, tak selamanya konflik
itu negatif. Misalnya konflik tentang perbedaan pendapat dalam diskusi.
Dari konflik tersebut dapaat memperjelas hal-hal yang sebelumnya tidak
jelas. Berdasarkan jenisnya, konflik terbagi atas tiga, yaitu konflik rasial,
antarsuku dan antaragama.
b) Integrasi
Integrasi adalah saling ketergantungan yang lebih rapat dan erat
antar bagian dalam organisme hidup atau antar anggota dalam masyarakat
sehingga penyatuan hubungan dianggap harmonis.
c) Disintegrasi
Merupakan suatu keadaan yang tidak serasi pada setiap bagian dari
suatu kesatuan. Agar masyarakat dapat berfungsi sebagai organisasi harus
ada keserasian antar bagian-bagiannya.
d) Reintegrasi
Reintegrasi dapat dilaksanakan apabila norma-norma dan nilai-nilai
baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat.
6. Manfaat keberagaman budaya
Kebudayaan masyarakat indonesia sangat beranekaragam karena
terdiri atas bermacam-macam suku bangsa, ras, agama, bahasa, adat istiadat,
golongan politik dsb. Keberagaman kebudayaan inilah yang menyebabkan
masyarakat di Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan masyarakat
lainnya di dunia.
Namun keberagaman budaya juga menyebabkan kehidupan
masyarakat indonesia menjadi rawan konflik. Kebesaran kebudayaan suatu
masyarakat atau bangsa terletak pada kemampuannya untuk menampung
berbagai perbedaan dan keberagaman dalam suatu ikatan yang berdasarkan
prinsip-prinsip hak asasi manusia dan demokrasi. Manfaat keberagaman
budaya suku-suku bangsa adalah sarana untuk menengahi setiap ada isu
konflik separatis dan dis integrasi sosial.
7. Potensi keberagaman budaya
Walaupun Indonesia menurut Van Volenholen terdiri dari 19 hukum
adat, tetapi pada dasarnya Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang
bermukim di wilayah yang tersebar dalam ratusan pulau yang ada di
Inonesia. Tiap suku bangsa ini memiliki ciri fisik, bahasa, kesenian, adat

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

istiadat yang berbeda. Dengan demikian dapat dikatakan bangsa Indonesia


sebagai negara yang kaya akan budaya. Beberapa aspek keberagaman
budaya Indonesia antara lain suku, bahasa, agama dan kepercayaan, serta
kesenian. Kekayaan budaya ini merupakan daya tarik tersendiri dan potensi
yang besar untuk pariwisata serta bahan kajian bagi banyak ilmuwan untuk
memperluas pengetahuan dan wawasan. Hal yang utama dari kekayaan
budaya yang kita miliki adalah adanya kesadaran akan adanya bangga akan
kebudayaan yang kita miliki serta bagaimana dapat memperkuat budaya
nasional sehingga kesatuan kesadaran atau nation bahwa kebudayaan
yang berkembang adalah budaya yang berkembang dalam sebuah NKRI
sehingga memperkuat integrasi.
Disatu sisi bangsa Indonesia juga mempunyai permasalahan
berkaitan dengan keberagaman budaya yaitu adanya konflik yang berlatar
belakang perbedaan suku dan agama. Banyak pakar menilai akar masalah
konflik ialah kemajemukan masyarakat, atau adanya dominasi budaya
masyarakat yang memilki potensi tinggi dalam kehidupan serta adanya
ikatan primordialisme baik secara vertikal dan horisontal. Disamping itu
kesenjangan antara dua kelompok masyarakat dalam bidang ekonomi,
kesempatan

memperoleh

pendidikan

atau

mata

pencaharian

yang

mengakibatkan kecemburuan sosial, terlebih adanya perbedaan dalam


mengakses fasilitas pemerintah juga berbeda (pelayanan kesehatan,
pembuatan KTP, SIM atau sertifikat serta hukum). Semua perbedaan
tersebut menimbulkan prasangka atau kontravensi hingga dapat berakhir
dengan konflik.
8. Pasal yang menyangkut mengenai budaya
Pasal 32
a) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
b) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan
budaya nasional.
B. KEBERAGAMAN AGAMA
1. Pengertian Agama

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

Pengertian agama adalah kepercayaan akan adanya tuhan sebagai


pencipta alam dan seisinya. Agama memiliki sifat yang mutlak dan dapat
dipilih siapapun di dunia ini tanpa ada paksaan. Kebebasan dalam beragama
merupakan bagian dari hak asasi manusia.
Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, Sila
pertama Pancasila berbunyi KeTuhanan Yang Maha Esa. Pada tahun
2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah
pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4%
Buddha.
Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan
kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan
"menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama
atau kepercayaannya".
2. Agama utama di Indonesia
a) Islam
Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak
di dunia, dengan 85% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam.
Mayoritas Muslim dapat dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di
Jawadan Sumatera. Pada abad ke-12, sebagian besar pedagang orang Islam
dari India tiba di pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Hindu yang
dominan beserta kerajaan Buddha, seperti Majapahit dan Sriwijaya,
mengalami kemunduran, dimana banyak pengikutnya berpindah agama ke
Islam. Dalam jumlah yang lebih kecil, banyak penganut Hindu yang
berpindah ke Bali, sebagian Jawa dan Sumatera.
b) Kristen Protestan
Kristen Protestan berkembang di Indonesia

selama

masa

kolonialBelanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang


mereformasi Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah
penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan
sangat pesat pada abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para
misionaris dari Eropa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah
barat Papua. Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang
tidak beragama dianggap sebagai orang-orang yang tidak ber-Tuhan, dan
karenanya

tidak

mendapatkan

hak-haknya

yang

penuh

sebagai

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

warganegara. Sebagai hasilnya, gereja Protestan mengalami suatu


pertumbuhan anggota. Di Indonesia, terdapat tiga provinsi yang mayoritas
penduduknya adalah Protestan, yaitu Papua, Ambon,dan Sulawesi
Utaradengan 90%,91%,94% dari jumlah penduduk.
c) Hindu
Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad 1 M,
bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian
menghasilkan

sejumlah

kerajaan

Hindu-Buddha

seperti

Kutai,

Mataramdan Majapahit. Kerajaan ini hidup hingga abad ke 16 M, ketika


kerajaan Islam mulai berkembang. Periode ini, dikenal sebagai periode
Hindu-Indonesia, bertahan selama 16 abad penuh.
d) Buddha
Buddha tiba di Indonesia pada abad 6 M. Sejarah Buddha di
Indonesia berhubungan erat dengan sejarah Hindu, sejumlah kerajaan
Buddha

telah

dibangun

sekitar

periode

yang

sama.

Seperti

kerajaanSailendra, Sriwijaya dan Mataram. Kedatangan agama Buddha


telah dimulai dengan aktivitas perdagangan yang mulai pada awal abad
pertama melalui Jalur Sutra antara India dan Indonesia. Sejumlah warisan
dapat ditemukan di Indonesia, mencakup candi Borobudur di Magelang
dan patung atau prasasti dari sejarah Kerajaan Buddha yang lebih awal.
e) Katolik
Awal mula: abad ke-14 sampai abad ke-18 Kristen Katolik tiba di
Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa
Spanyol

yang

berdagang

rempah-rempah. Agama

Katolik mulai

berkembang di Jawa Tengah ketika Frans van Lith menetap di


Muntilanpada 1896 dan menyebarkan iman Katolik kepada rakyat
setempat.
f) Khonghucu
Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang dibawa oleh
para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga
Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauan Nusantara. Berbeda dengan
agama yang lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan
praktik yang individual, lepas daripada kode etik melakukannya, bukannya
suatu agama masyarakat yang terorganisir dengan baik, atau jalan hidup
atau pergerakan sosial.

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

3. Pasal yang menyangkut mengenai agama


Pada pasal 29 UUD 1945 dijelaskan bahwa :
a) Negara berdasar atas Ketuhahan Yang Maha Esa.
b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamnya dan
kepercayaannya itu.
C. KEBERAGAMAN ADAT ISTIADAT
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi
kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap
masyarakat yang memilikinya.
1. Pengertian adat
Menurut kamus umum bahasa indonesia adat mepunyai beberapa
makna diataranya, adat diartikan sebagai cara(kelakuan dsb) yang sudah
menjadi kebiasaan. Yang kedua adat diartikan sebagai wujud gagasan
kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturanaturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu sistem.
2. Pengertian adat istiadat
Adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun temurun
dari generasi kegenerasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya
dengan pola-pola perilaku masyarakat (Kamus besar bahasa indonesia,
1988:5,6).
3. Pasal yang mengenai adat istiadat
Pasal Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintah
Daerah Pasal 44 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 mengenai
Desa

maka

perlu

menetapkan

Pemberdayaan,

Pelestarian,

dan

Pengembangan Adat Istiadat dan Lembaga Adat.


Sinonim dari istilah adat adalah tradisi, arti tradisi yang palig
mendasar adalah traditum yaitu sesuatu yang diteruskan(transmitted) dari
masa lalu ke masa sekarang, bisa berupa benda atau tindak laku sebagai
unsur kebudayaan atau berupa nilai, norma, harapan, dan cita-cita. Dalam
hal ini tidak dipermasalahkan berapa lama unsur-unsur tersebut dibawa dari
satu generasi kegenerasi berikutnya.
4. Kriteria adat istiadat
Kriteria yang paling menentukan bagi konsepsi tradisi itu adalah
bahwa tradisi diciptakan melalui tindakan dan kelakuan orang-orang melalui

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

fikiran dan imaginasi orang-orang yang diteruskan dari satu generasi


kegenerasi berikutnya(Skils dalam Sayogyo,1985:90).
Sesuatu yang diteruskan itu tidak harus sesuatu yang normatif.
Kehadirannya dari masa lalu tidak memerlukan bahwa ia harus diterima dan
dihayati. Tradisi yang diteruskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya
itu mencakup objek-objek kebendaan, macam-macam kepercayaan,
images mengenai orang orang, atau kejadian sosial, kebiasaan, dan adat
lembaga sosial. Juga meliputi bangunan, monumen, patung, lukisan,bukubuku,alat-alat dan mesin. Dalam kebiasaan dan lembaga sosial yang terdiri
dari serangkaian tindakan-tindakan tertentu berpusat pada kelakuan berpola
dalam kebudayaan, bagian yang ditranmisikan adalah pola yang secara tidak
langsung menyatakan berbagai tindakan dan kepercayaan yang dibutuhkan
serta yang mengatur atau melarang.
Adat bisa meliputi sistem nilai, pandangan hidup, dan ideologi.
Sistem nilai budaya, merupakan tingkat yang paling tinggi dan paling
abstrak dari adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai-nilai budaya itu
merupakan konsep-konsep mengenai apa yang hidup dalam ala pikiran
sebagian besar dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka
anggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat
berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada
kehidupan para warga masyarakat tersebut. Dalam tiap masyarakat, baik
yang komplek maupun yang sederhana, ada sejumlah nilai budaya yang satu
dengan lainnya berkaitan hingga merupakan satu sistem, dan sistem itu
pedoman dari konsep-konsep ideal dalam kebudayaan dan memberi
pendorong yang kuat terhadap arah kehidupan warga masyarakatnya.
( Kuntjara, 1981: 190).
D. HUBUNGAN ANTARA BUDAYA, ADAT ISTIADAT DAN AGAMA
1. Hubungan Adat dengan Kebudayaan
Menurut E.B Tylor pengertian kebudayaan yaitu kompleks yang
mencakup : pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat, maka jelaslah bahwa
adat (adat-istiadat) adalah bagian at,au unsur dari kebudayaan.

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

Menurut Prof. Koentjaraningrat kata kebudayaan berasal dari kata


Sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi,
yang berarti akal atau budi. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Dalam bahasa asing culture yang artinya sama dengan kebudayaan
berasal dari kata Latin colere. Kemudian culture sebagai segala daya
upaya dan tindakan manusia untuk mengolah tanah dan merubah alam. Ada
yang membedakan budaya dengan kebudayaan. Dimana budaya adalah daya
dari budi yang berupa cipta, rasa, karsa sedangkan kebudayaan adalah hasil
dari cipta, rasa dan karsa itu.
Menurut Koentjaraningrat kebudayan berarti keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Bagian dari
Antropologi yang mempelajari kebudayaan adalah Antropologi budaya atau
Kulturologi. Sedangkan definisi filosofis dari JWM. Bakker, SJ tentang
kebudayaan adalah penciptaan, penertiban, dan pengolahan nilai-nilai
insani.
Meninjau definisi Koentjaraningrat berarti hampir seluruh tindakan
manusia adalah kebudayaan, karena amat sedikit tindakan manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakannya dengan belajar.
Ditambahkan oleh Deals dan Hoijer bahwa dalam proses belajar tersebut
(dari kecil hingga dewasa) manusia menggunakan berbagai macam simbol
dan inilah yang membedakan manusia dengan binatang. Secara etimologis
istilah simbol berasal dari bahasa Yunani symbollein (suatu bentuk kata
kerja) yang berarti menimbang dengan hati-hati, maksudnya disini adalah
suatu hal yang artinya harus dicerna dengan hati-hati melalui pikiran,
sebagai suatu analogi untuk menghadirkan sesuatu yang lain. Simbol
kadang-kadang disamakan dengan tanda (sign). Dua istilah ini berbeda
dimana sign adalah sesuatu yang merangsang subyek untuk berbuat atau
mengasosiasi subyek kesesuatu.
Menurut S.K. Langer macam simbol dibedakan menjadi :
a) Simbol menurut bentuk (simbol formal) yang dibedakan menjadi dua
macam yaitu:

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

Simbol

presentasional,

adalah

simbol

yang

secara

spontan

menghadirkan apa yang dikandungnya. Nisalnya : lukisan, arca, taritarian dan sebagainya.
Simbol diskursif/naratif adalah simbol yang secara tidak spontan
mengungkapkan apa yang mau diungkapkannya,cara pengutarannya
dengan cerita. Misalnya: bahasa.
b) Simbol menurut cara penggunaannya. Misalnya: mitos, ritus, musik dan
sebagainya.
Cassirer menyatakan bahwa proses kelahiran simbol melibatkan tiga
elemen dasar yaitu:
a) Unsur manusia dengan kemampuan intelektualnya
b) Realitas diluar manusia sebagai obyek simbolisasi
c) Serta unsur interkomunikasi (untuk memberi arti simbolisasi)
Ketiga unsur akan membentuk sistem, yaitu sistem simbolik. Jadi
menurut Cassirer, seluruh jenis mahluk didalam kegka realitas, dilandasi
oleh dua sistem yaitu sistem oenerima dan sistem pemberi (penghasil).
L.White ingin meyakinkan kita bahwa seluruh peradaban umat
manusia dihasilakan dan selanjutnya dilestarikan hanya melalui penggunaan
simbol simbol. Kalau pada Cassirer ucapannya yang menarik adalah
animal symbolicum, sedangkan pada L. White yang perlu direnungkan
adalah ucapan Human behaviour is symbolic behaviour, symbolic
behaviour is human behaviour.
Dengan belajar lewat simbol-simbol kebudayaan dapat diwariskan
dari generasi yang satu ke generasi berikutnya dan jadilah kebudayaan milik
suatu masyarakat. Walaupun kebudayaan diperoleh lewat proses belajar
tidak berarti bahwa kebudayaan adalah tingkah laku. Kebudayaan bukan
tingkah laku tetapi terwujud dalam tingkah laku.
Prof. Koentjaraningrat menyebutkan kebudayaan mempunyai 3
wujud:
a) Wujud ideal (cultural system) adalah suatu kompleks dari ide-ide
(termasuk gagasan, cita-cita dan pandangan hidup), nilai-nilai budaya,
norma-norma, dan hukum.
b) Wujud aktifitas (social system), Sistem sosial ini terdiri dari aktifitasaktifitas manusia yang berinteraksi.
c) Wujud fisik yang terdiri dari keseluruhan total hasil dari aktifitas atau
karya semua manusia dalam masyarakat, yang sifatnya paling konkrit

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan
difoto.
Ketiga wujud terurai dalam kenyataan kehidupan masyarakat tentu tak
terpisah satu dengan yang lainnya. Kebudayan ideal atau adat mengatur dan
memberi arah kepada tindakan dan karya dari manusia. Sebaliknya
kebudayaan fisik membentuk suatu lingkungan hidup.
Tampaklah sudah bahwa adat adalah bagian dari kebudayaan yaitu
yang berwujud ideal. Adat atau sistem budaya ini adalah yang memberikan
pedoman, arah serta menjiwai masyarakat pendukung kebudayaan. Telah
disebutkan bahwa adat itu terdiri dari unsur-unsur :
a)
Cita-cita yaitu gagasan atau ide-ide tentang sesuatu yang akan
dituju atau dicapai karena dalam anggapannya merupakan sesutau yang
bernilai.
b)
Pandangan hidup (filsafat hidup) atau life view adalah konsepsikonsepsi dari orang biasa atau orang cerdik pandai untuk membuat
hidup sedapat mungkin dapat dipahami dan mengandung makna.
c)
Nilai-nilai budaya adalah konsep-konsep mengenai apa yang hidup
dalam alam pikiran sebagian besar dari warga besar dari warga
masyrakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai, berharga dan
penting dalam hidup. Dan hubungannya dengan nilai-nilai religius
dimana religi sebagai salah satu unsur kebudayaan universal. Jadi harus
ditambah dengan masalah mengenai hakekat dari hubungan manusia
dengan Tuhan (alam gaib).
d)
Norma (kaidah) adalah aturan untuk bertindak atau pedoman untuk
berperikelakuan atau bersikap tindak atau dapat juga dikatakan sebagai
patokan tentang perikelakuan yang pantas. Norma-norma dapat
digolongkan sebagai berikut :
1) Menurut pranata-pranata (lembaga-lembaga) yang ada.
2) Menurut kekuatan sanksinya :
Norma kebiasaan yang disebut usage. Istilah usage berarti :
kebiasaan, adat dan pemakaian. Oleh karena itulah dalam
kaitannya dengan norma atau aturan istilah usage diartikan :
aturan kebiasaan/adat, aturan pemakaian. Dalam istilah Indonesia
disebut cara. Sanksinya misalnya berupa celaan.

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

Norma/kaedah yang disebut folkways. Di Indonesia secara


populer folkways diterjemahkan dengan kebiasaan. Sanksinya
dapat berupa disalahkan oleh orang banyak.
Norma/kaedah yang disebut Mores. Norma ini dapat pula
dikatakan norma yang bersumber pada suara bathin masyarakat.
Sanksinya

dapat

berupa

hukuman

yang

diberikan

oleh

masyarakat.
Norma yang disebut custom. Norma ini sering diartikan sebagai
adat istiadat yang dibagi menjadi : adat dalam arti luas (sebagai
wujud ideal kebudayaan), dan adat dalam arti sempit (merupakan
bagian dari wujud ideal dari kebudayaan) yang mencakup norma
yang disebut custom. Sanksinya misalnya dikeluarkan dari
masyarakat.
Norma hukum adalah norma yang sanksinya paling kuat dan
tegas, dan norma hukum ini biasanya dibedakan antara norma
hukum yang tertulis dan tidak tertulis (hukum adat). Sanksinya
adalah dapat berupa pemulihan berupa keadaan dan hukuman.
3) Menurut hubungan pribadi yang diaturnya dapat dibedakan:
Norma yang termasuk golongan aspek hidup pribadi yang
mencakup norma kepercayaan dan norma kesusilaan.
Norma yang termasuk golongan aspek hidup antar pribadi yang
e)

meliputi norma sopan santun dan norma hukum.


Hukum
Sulit untuk mendefinisikan hukum secara lengkap karena ruang

lingkupnya yang luas. Hukum dipandang sebagai suatu sistem yang


disebut sebagai sistem hukum yang mencakup :
Struktur hukum yang merupakan wadah yang berisikan lembaga
lembaga hukum.
Substansi hukum yang terdiri dari perangkat norma norma yang
berisi suruhan, larangan, atau kebolehan dan perilaku ajeg.
Budaya hukum, mencakup segala gagasan, sikap, kepercayaan,
harapan harapan, maupun pandangan pandangan mengenai
hukum yang berintikan pada nilai.
2. Hubungan Adat dengan Agama
Istilah peraturan agama dijumpai pada abad ke 19 yang merupakan
akibat pengaruh teori Van Den Berg dan Salmon Keyzer yang terkenal

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

dengan Teori Reception in Complexu yaitu teori penerimaan dalam


keseluruhan. Menurut teori ini adat (hukum adat) suatu golongan
masyarakat adalah resepsi seluruhannya dari agama yang dianut oleh
golongan masyarakat itu.
Teori ini ditentang oleh Snouck Hurgronye, ia mengatakan tidak
semua hukum agama diterima dalam adat. Hanya beberapa bagian tertentu
dari hukum adat yaitu terutama bagian dari hidup manusia yang sifatnya
sangat pribadi yang hubungannya erat dengan kepercayaan dan hidup batin.
Misalnya perkawinan dan waris. Pendapat ini disempurnakan kembali oleh
Ter Haar dimana dikatakan khususnya dalam bidang waris tidaklah mutlak,
ada juga hukum waris yang merupakan hukum adat yang asli sama sekali,
dimana tidak terpengaruhi oleh hukum agama. Misalnya hukum waris
Minang. Pengaruh agama (hukum agama) terhadap adat/hukum adat
dimasing-masing golongan masyarakat intensitasnya tidaklah sama.
Terhadap agama sebagai unsur kebudayaan ada dua pendapat :
1)
Para ahli filsafat menyatakan agama bukan unsur kebudayaan
karena agama merupakan keyakinan hidup rohani pemeluknya yang
merupakan tanggung jawab manusia kepada Tuhan.
2)
Para ahli antropologi dan sosiologi menyatakan bahwa agama
adalah salah satu unsur kebudayaan karena berkenaan dengan agama,
antropologi

mempelajari

volusinya,

fungsinya,

peranan

agama

dalam masyarakat atau hubungan pranata agama dengan pranata


pranata lainnya.
Agama setelah disesuaikan dan dikembangkan menurut kondisi dan
situasi kehidupan manusia dalam dunia ini, timbulah nilai-nilai, normanorma,

panndangan-pandangan

serta

hukum-hukum

yang

dalam

pengembangannya tetap berdasarkan pada agama semula. Inilah merupakan


wujud ideal atau adat dari agama yang selanjutnya kita sebut sebagai adat
agama/adat dari agama. Hanya saja dalam eksistensinya adat agama dapat
ditinjau dari dua segi yaitu :
1) Dari segi adat, dimana adat agama adalah adat pula yaitu adat yang
dipengaruhi oleh agama yang cukup dominan intensitasnya.
2) Dari segi agama, adat agama adalah pelaksanaan lebih lanjut dari
agama, disini adat agama adalah bagian dari agama.

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

Disamping

keterkaitannya

dengan

agama

masih

ada

yang

mempengaruhi adat yaitu tradisi dari masyarakat mana adat itu tumbuh.
Tradisi disini yang dimaksudkan adalah unsur asli yang dimiliki masyarakat
yang diwariskan secara turun temurun.
Oleh karena itu sekarang dapat dikatakan bahwa agama dan tradisi
adalah dua unsur yang mempengaruhi adat istiadat.

MUHAMMAD HAKIM (2142201220005)

Anda mungkin juga menyukai