Anda di halaman 1dari 9

CULTURAL DIVERSITY atau KERAGAMAN BUDAYA

“diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat sebagai cara


yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat
untuk mengungkapkan ekspresinya”

MENJAGA KEANEKARAGAMAN BUDAYA

“Budaya, identifikasi sebagai bentuk nyata yang mencerminkan keberadaan


sebuah bangsa. Relasi keduanya sangat kuat, karena ada unsur kepemilikan”.

Kesadaran untuk membangun masyarakat Indonesia yang sifatnya multibudaya,


dimana acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multibudaya
adalah multibudayaisme, yaitu sebuah ideologi yang mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun
secara kebudayaan (Suparlan,1999).

Dalam model multikultural ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat


bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang
berlaku umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah
mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-
masyarakat yang lebih kecil yang membentuk terwujudnya masyarakat yang
lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah mosaik tersebut.
Model multibudayaisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh
para pendiri bangsa Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai
kebudayaan bangsa, sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan Pasal 32
UUD 1945, yang berbunyi: “kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-
puncak kebudayaan di daerah”.

Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-


kelompok masyarakat yang hidup di Indonesia. Jika kita merujuk kepada
konvensi UNESCO 2005 (Convention on The Protection and Promotion of The
Diversity of Cultural Expressions) tentang keragaman budaya atau “cultural
diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat
sebagai cara yang ada dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk
mengungkapkan ekspresinya.
Hal ini tidak hanya berkaitan dalam keragaman budaya yang menjadi
kebudayaan latar belakangnya, namun juga variasi cara dalam penciptaan
artistik, produksi, disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun makna
dan teknologi yang digunakannya. Atau diistilahkan oleh UNESCO dalam
dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai “Ekpresi budaya” (cultural
expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan mengacu kepada makna
simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya

Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol


pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami
dan menginterprestasikan lingkungannya. Pengetahuan budaya biasanya akan
berwujud nilai-nilai budaya suku bangsa dan nilai budaya bangsa Indonesia,
dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan lokal dan suku
bangsa setempat.

Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang tercerminkan dalam
tradisi upacara-upacara tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa dan
masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya
berkaitan dengan tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari
nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku budaya tersebut bisa dirupakan
dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten
masyarakat, dan sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya.

Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan dalam karya-
karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat penjelasan
diatas maka sebenarnya kekayaan Indonesia mempunyai bentuk yang beragam.
Tidak hanya beragam dari bentuknya namun juga menyangkut asalnya.
Keragaman adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Didasari pemikiran diatas, sebagai bagian upaya menjaga secara penuh


kepemilikan atas warisan kebudayaan tradisional bangsa Indonesia yang Agung
dan Luhur. Serta menjadikan narasi narasi kecil yang selama ini telah kami
lakukan agar mampu menjadi bagian dari sebuah catatan kebudayaan, maka
Bantengan Nuswantara 2010 kembali kami laksanakan. Sebuah upaya
kebersamaan aktivitas budaya agar berguna bagi Bangsa Indonesia tentunya.

Makna Diversity (Keragaman)

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak
ragam, laras. Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam berjenis-
jenis; perihal ragam hal jenis kergaman yang di maksud di sini suatu kondisi
dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaa-perbedaan dalam berbagai
bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan serta situasi ekonomi.
B. Unsur-unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia
1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai
merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokkan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriyah yang
sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain
sebagainya.
Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari sulawesi adalah termasuk
ras mongoloid melayu muda. Kecuali batak dan toraja yang termasuk mongoloid
melayu tua, sebelah timur Indonesia termasuk ras austroloid, termasuk bagian
NTT. Sedangkan kelompok terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi
adalah golongan chinayang termasuk atratic mongoloid

2. Agama dan Keyakinan


Agama mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi
manusia. Ikatan yang di maksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari
manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat di tangkap dengan panca indra.
Namun mempunyai pengaruh besar yang besar sekali terhadap kehidupan
manusia sehari-hari ( Haru nasution: 10).
Agama sebagai keyakinan memang sulit di ukur secaratepat dan rinci.Hal
ini pula yang barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang
tepat tentang agama. Namun apapun bentuknya kepercayaan yang di anggap
sebagai agama, tampaknya memang memilki ciri umum yang hampir sama, baik
dalam agama primitif maupun agama monoteisme. Menurut Robert H.
Thouless, fakta menunjukkan bahwa agama berpusat pada Tuhan atau dewa-
dewa sebagai ukuran yang menentukan yang takboleh di abaikan( psikologi
agama:14)
Masalah agama tak akan mungkin dapat di pisahkan dari kehidupan
masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat antara lain
adalah :
a. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan
melarang
b. Berfungsi penyelamat
c. Berfungsi sebagai perdamaian
d. Berfungsi sebagai sosial kontrol
e. Berfungsi sebagai pemupuk ras dan solidaritas
f. Berfungsi tranformatif
g. Berfungsi kreatif
h. Berfungsi sublimatif
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupkan unsur penting dalam
keragaman bangsa Indonesia.Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang di akui
di Indonesia.
3. Tata Krama
Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang berarti “adat
sopan santun, basa basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat
istiadat, tegur sapa,ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata
krama di bentuk dan di kembangkan oleh masyarakat yang terdiri dari aturan-
aturan yang kalau di patuhi di harapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib
dan efektif di dalam masyarakat yang bersangkutan. Indonesia memiliki
keragaman suku bangsa dimana di setiap suku bangsa memiliki adat tersendiri
meskipun kerena adanya sosialisasi nila-nilai dan norma secara turun menurun
dan berkisenambungan dari generasi ke generasi menyebabkan suatu
masyarakat yang ada dalam suatu suku bangsa yang sama akan memiliki adat
dan kesopanan yang relatif sama.
4. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu perhatian
yang harus di tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan
tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu
adanya kesenjangan yang tak dapat di hindari lagi .
5. Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dengan
bermacam tingkat pangkat, dan strata sosial yang hierarkis. Hal ini dapat terlihat
dan di rasakan dengan jelas dengan adanya penggologan orang berdasarkan
kasta. Hal ini yang dapat menimbulkan kesenjangan social yang tidak saja dapat
menyakitkan, Namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak
hanya itu bahkan menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau suku.
C. Pengaruh Keragaman dalam Kehidupan Beragama, Bermasyarakat,
Bernegara, dan Kehidupan Global

Berdirinya negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang


demikian majemuk baik secara etnis, biogarfis. kultural, maupun religius.Kita
tidak dapat mengingkari prulalistik bangsa kita. Sehingga kita perlu memberi
tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan
beragama yang di anut oleh warga Indonesia.Masalah suku bangsa
dan kesatuan di Indonesia telah menunjukkan kepada kita bahwa suatu negara
yang multietnik memerlukan suatu kebudayaan nasional untuk
memanifestasikan peranan identitas nasional dan solidaritas nasional di antara
warganya.Gagasan tentang kebudayaan nasional yang menyangkut kesadaran
dan identitas suatu bangsa telah di rancang saat bangsa kita belum merdeka.
Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai
harmoni. Perbedaan yang berwujud baik secara fisik ataupun mental,
sebenarnya merupakan kehendak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai
sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi
toleransi di kehidupan sehari-hari, Kebudayaan Suku Bangsa dan kebudayaan
agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara,
mewarisi perilaku dan kegiatan kita.berbagai kebudayaan itu beriringan, saling
melengkapi. Bahkan mampu saling menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari
tetapi sering kali yang terjadi malah sebaliknya. Perbedaan-perbedaan tersebut
menciptakan ketegangan hubungan antara anggota masyarakat. Hal ini di
sebabkan oleh sifat dasar yang selalu di miliki oleh masyarakat
majemuk sebagaimana di jelaskan oleh Van de Berghe:
1. Terjadinya sikmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki
kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non komplenter
3. Kurang mengembangkan konsensuf di antar anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
4. Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
5. Secara relatif integrasi tumbuh di atas paksaan yang saling ketergantungan di
dalam bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelomok terhadap kelompok yang lain.
Realitas di atas harus di akui dengan sikap terbuka logis, dan dewasa karena
dengan kemajemukan yang ada dapat di pertumpul. Jika keterbukaan dan
kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-
masalah menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti:
1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya kesesuaian atas keragaman antara
manusia dengan dunia lingkungannya. Disharmonisasi di bawa oleh virus
paparoks yang ada dalam globalisasi. Paket globalisasi begitu memikat
masyarakat dunia dengan tawarannya akan keseragman global untuk maju
bersama dan komunikasi gaya hidup ,manusia yang bebas dan harmonis dalam
tatanan dunia, dengan menyampingkan keunikan dan keberagaman indonesia
sebagai pelaku utama.
2. Perilaku diskriminatif terdapat etnis atau kelompok masyarakat tertentu
akanmunculmasalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang
tentu saja yang tidak mengentungkan bagi hidup berbangsa dan bernegara.
3. Eksklusivme,realisis, bersumber dari superioritas, alasannya dapat
bermacam-macam antara lain; keyakinan bahwa secara koadrati ras/sukunya ke
kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain.
Ada beberapa halyang dapat dilakukan memperkecil masalah yang di
akibatkan oleh pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:
a. Semangat religius
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralisme
d. Semangat humanisme
e. Dialog antar umat beragama
f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antara agama,media massa, dan harmonisasi dunia.
Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran globalyang bersifat inklusif,
kesadaran kebersamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modalyang
menentukan bagi terwujudnya sebuah bangsa yang berBhineka Tunggal
Ika.menyatu dalamkeragaman, dan beragam dalam kesatuan.Segala bentuk
kesenjangan di dekatkan, segala keanekaragaman di pandang sebagaikekayaan
bangsa milik bersama.Sikap inilah yang perlu di kembangkan dalampikiran
masyarakat untuk menuju Indonesia Raya Merdeka.

D. Problem Deskriminasi
Diskriminasi adalah sebuah tindakan yang melakukan perbedaan
terhadap seseorang atau kelompok orang berdasarkan ras,agama,suku, etnis,
kelompok, golongan, status, dan kelas soaial ekonomi, jenis kelamin, kondisi
fisik tubuh, usia,orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik. serta batas
negara, dan kebangsaan seseorang.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia di dasarkan pada prinsi-
prinsip hak asasi manusia.Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecuali
tidak dapat di pisahkan dan saling tenrgantung. Berangkat dari pemahaman
tersebut seyogianyasikap-sikap yang didasarkan pada ethnosentrisme, resisme,
religius fanatisme,dan diskrimination harus dipandang sebagai tindakan yang
menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi, penegakan hukum
dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM.
PASAL 218 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa: “setiap
orang berhak bebas dari perlakuan bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.” Sementara itu pasal 3 UU No 1999 tentang HAM telah
menegaskan bahwa “... setiap orang di lahirkan bebas dengan harkat dan
martabat yang sama dan sederajat... “ ketentuan tersebut merupakan landasan
hukumyang mendasari prinsip non-diskriminasi di indonesia.
Pencantuman prinsip ini pada awal pasal berbagai instrumen hukum yang
mengatur HAM pada dasarnya menunjukkan bahwa diskriminasi telah menjadi
realitas yang promblematika sehingga:
a. Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi di
berbagai belahan dunia
b. Prinsip non-diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk
dapat hidup dalamkebebasan keadilan dan perdamaian
Dalam demokrasi diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan
adanya kesetaraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah
salah satu wujud ideal dalam kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi
berbagai penelitian dan pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia
saat ini belum mencerminkan penerapan asas persamaan di muka hukum secara
utuh.
Promblematika lainnya timbul dan harus di waspadai adalah disintegrasi
bangsa dari kajian yang di lakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa
dan bubarnya sebuah negara dapat di simpulkan adanya enam faktor utama
secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:
1. Kegagalan kepemimpinan
2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3. Krisispolitik
4. Krisis sosial
5. Demoralisasi tentara dan polisi
6. Intervensi asing

E. Pemecahan Masalah dalam Masyarakat Multikultural


Kemampuan untuk menampung berbagai perbedaan dan
keanekaragaman kebudayaan dalam sebuah kesatuan yang di landasi suatu
ikatan kebersamaan.Salah satu pengembangan konsep toleransi terhadap
keberagaman budaya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang
multikultural dengan bentuk pengakuan dan toleransi, terhadap perbedaan
dalam kesetaraan individual maupun secara kebudayaan. Dalam masyarakat
multikultural, masyarakat antar suku bangsa dapat hidup berdampingan,
bertoleransi, dan saling menghargai. Selain itu, alternatif penyelesaian
keberagaman budaya yang ada di Indonesia di lakukan melalui interaksi lintas
budaya dengan mengembangkan media sosial, seperti pengembangan lambang-
lambang komunikasi lisan maupun tertulis, norma-norma yang di sepakati dan
di terima sebagai pedoman bersama, dan perangkat nilai sebagai kerangka
acuian bersama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keragaman berasaldarikata ragamyang menurut kamus besar bahasa
indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak
ragi, laras. Sehingga kergaman berarti perihal beraga-ragam berjenis-
jenis;perihal ragam hal jeniskergaman yang di maksud di sini suatu kondisi
dalammasyarakat diman terdapat perbedaaa-perbedaan dalamberbagai
bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan,ideologi,adat
keseponan serta situasi ekonomi.
Unsur – unsur keragaman dalam masyarakat Indonesia mencakup suku
bangsa dan ras, agama dan keyakinan, tata karma, kesenjangan ekonomi,
kesenjangan social.Dimana unsur – unsur ini dapat mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta kehidupan secara Global.
Salah satu problem yang ditimbulkan keragaman ini adalah Problem
Diskriminasi.Dan untuk menghindari dan menyelesaikan masalah ini pemerintah
telah mengaturnya dalam PASAL 218 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan
bahwa: “setiap orang berhak bebas dari perlakuan bersifat diskriminatif atas
dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.” Sementara itu pasal 3 UU No 1999 tentang HAM telah
menegaskan bahwa “... setiap orang di lahirkan bebas dengan harkat dan
martabat yang sama dan sederajat... “ ketentuan tersebut merupakan landasan
hukumyang mendasari prinsip non-diskriminasi di indonesia.
Kemampuan untuk menampung berbagai perbedaan dan keanekaragaman
kebudayaan dalam sebuah kesatuan yang di landasi suatu ikatan kebersamaan
adalah salah satu pemecahan masalah yang dapat digunakan dalam masyarakat
multicultural.

B. Saran
Sebagai mahasiswa Keperawatan seharusnya kita bisa mengetahui dan
memahami bagaimana keberagaman yang ada dalam masyarakat khususnya di
Indonesia, agar dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang Holistik ( Bio-
Psiko-Sosial-Spritual dan Budaya) kita bisa meminimalisir segala kendala yang
berhubungan dengan keragaman dalam masyarakat ini, sehingga Asuhan
Keperawatan yang diberikan dapat berhasil dengan maksimal.

Daftar Pustaka

M. Si, Dr. Elly M. Setiadi, et al. 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar edisi kedua

Anda mungkin juga menyukai