Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang tercerminkan dalam
tradisi upacara-upacara tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa dan
masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya
berkaitan dengan tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari
nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku budaya tersebut bisa dirupakan
dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten
masyarakat, dan sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya.
Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa Indonesia diwujudkan dalam karya-
karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika kita melihat penjelasan
diatas maka sebenarnya kekayaan Indonesia mempunyai bentuk yang beragam.
Tidak hanya beragam dari bentuknya namun juga menyangkut asalnya.
Keragaman adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa
Indonesia artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak
ragam, laras. Sehingga keragaman berarti perihal beragam-ragam berjenis-
jenis; perihal ragam hal jenis kergaman yang di maksud di sini suatu kondisi
dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaa-perbedaan dalam berbagai
bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan serta situasi ekonomi.
B. Unsur-unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia
1. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai
merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokkan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriyah yang
sama seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain
sebagainya.
Di Indonesia, terutama bagian barat mulai dari sulawesi adalah termasuk
ras mongoloid melayu muda. Kecuali batak dan toraja yang termasuk mongoloid
melayu tua, sebelah timur Indonesia termasuk ras austroloid, termasuk bagian
NTT. Sedangkan kelompok terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi
adalah golongan chinayang termasuk atratic mongoloid
D. Problem Deskriminasi
Diskriminasi adalah sebuah tindakan yang melakukan perbedaan
terhadap seseorang atau kelompok orang berdasarkan ras,agama,suku, etnis,
kelompok, golongan, status, dan kelas soaial ekonomi, jenis kelamin, kondisi
fisik tubuh, usia,orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik. serta batas
negara, dan kebangsaan seseorang.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia di dasarkan pada prinsi-
prinsip hak asasi manusia.Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecuali
tidak dapat di pisahkan dan saling tenrgantung. Berangkat dari pemahaman
tersebut seyogianyasikap-sikap yang didasarkan pada ethnosentrisme, resisme,
religius fanatisme,dan diskrimination harus dipandang sebagai tindakan yang
menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi, penegakan hukum
dalam kerangka pemajuan dan pemenuhan HAM.
PASAL 218 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa: “setiap
orang berhak bebas dari perlakuan bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat
diskriminatif itu.” Sementara itu pasal 3 UU No 1999 tentang HAM telah
menegaskan bahwa “... setiap orang di lahirkan bebas dengan harkat dan
martabat yang sama dan sederajat... “ ketentuan tersebut merupakan landasan
hukumyang mendasari prinsip non-diskriminasi di indonesia.
Pencantuman prinsip ini pada awal pasal berbagai instrumen hukum yang
mengatur HAM pada dasarnya menunjukkan bahwa diskriminasi telah menjadi
realitas yang promblematika sehingga:
a. Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi di
berbagai belahan dunia
b. Prinsip non-diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk
dapat hidup dalamkebebasan keadilan dan perdamaian
Dalam demokrasi diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan
adanya kesetaraan dalam bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah
salah satu wujud ideal dalam kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi
berbagai penelitian dan pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di Indonesia
saat ini belum mencerminkan penerapan asas persamaan di muka hukum secara
utuh.
Promblematika lainnya timbul dan harus di waspadai adalah disintegrasi
bangsa dari kajian yang di lakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa
dan bubarnya sebuah negara dapat di simpulkan adanya enam faktor utama
secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu, yaitu:
1. Kegagalan kepemimpinan
2. Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3. Krisispolitik
4. Krisis sosial
5. Demoralisasi tentara dan polisi
6. Intervensi asing
B. Saran
Sebagai mahasiswa Keperawatan seharusnya kita bisa mengetahui dan
memahami bagaimana keberagaman yang ada dalam masyarakat khususnya di
Indonesia, agar dalam memberikan Asuhan Keperawatan yang Holistik ( Bio-
Psiko-Sosial-Spritual dan Budaya) kita bisa meminimalisir segala kendala yang
berhubungan dengan keragaman dalam masyarakat ini, sehingga Asuhan
Keperawatan yang diberikan dapat berhasil dengan maksimal.
Daftar Pustaka
M. Si, Dr. Elly M. Setiadi, et al. 2006. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar edisi kedua