Anda di halaman 1dari 10

DIVERSITY DALAM MASYARAKAT

A. Pengertian Diversity (Keragaman)


Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa indonesia
artinya tingkah laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak ragi, laras.
Sehingga kergaman berarti perihal beraga-ragam berjenis-jenis;perihal ragam hal
jeniskergaman yang di maksud di sini suatu kondisi dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaaa-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan,ideologi,adat kesoponan serta situasi ekonomi.

B. Unsur-unsur Keragaman Dalam Masyarakat Indonesia


a. Suku Bangsa dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah indonesia dari sabang sampai merauke sangat
beragam.sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokkan besar
manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriyah yamg sama seperti rambut, warna
kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala dan lain sebagainya. Di indonesia, terutama
bagian barat mulai dari sulawesi adalah termasuk ras mongoloid melayu muda.
Kecuali batak dan toraja yang termasuk mongoloid melayu tua sebelah timur
indonesia termasuk ras austroloid, termasuk bagian NTT. Sedangkan
kelompokterbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi adalah golongan
chinayang termasuk atratic mongooid
b. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti ikatan yang harus di pegang dan di patuhi manusia. Ikatan
yang di maksud berasal dari kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai
kekuatan gaibyang tak dapat di tangkap dengan panca indra. Namun mempunyai
pengaruh besar yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari . Agama
sebagai keyakinan memang sulit di ukur secara tepat dan rinci.Hal ini pula yang
barang kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang
agama. Namun apapun bentuknya kepercayaan yang di anggap sebagai agama,
tampaknya memang memilki ciri umum yang hampir sama, baik dalam agama pitif
maupun agama monoteisma. Menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan
bahwa agama berpusat pada tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang
menentukan yang tak boleh di abaikan Masalah agama tak akan mungkin dapat di
pisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam
masyarakat antara lain adalah :
1. Berfungsi edukatif: ajaran agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan
melarang
2. Berfungsi penyelamat
3. Berfungsi sebagai perdamaian
4. Berfungsi sebagai sosial kontro
5. 5.Berfungsi sebagai pemupuk ras dan solidaritas
6. Berfungsi tranformatif
7. Berfungsi kreatif
8. Berfungsi sublimatif

Pada dasarnya agama dan keyakinan merupkan usur penting dalam keragaman
bangsa indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya agama yang di akui di indonesia.

c. Tata Krama
Tata krama yang di anggap sebagai dari bahasa jawa yang berarti “adat sopan
santun, basa basi” pada dasarnya ialah segala tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur
sapa,ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata krama di bentuk dan di
kembangkan oleh masyarakat yang terdiri dari aturan-aturan yang kalo di patuhi di
harapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat
yang bersangkutan. Indonesia memiliki keragaman suku bangsa dimanadi setiap
suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun kerena adanya sosialisasi nila-nilai
dan norma secara turun menurun dan berkisenambungan dari generasi ke generasi
menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suatuisuku bangsa yang sama akan
memiliki adat dan kesopanan yang relatif sama.
d. Kesenjangan Ekonomi Bagi sebagian negara, perkonomian akan menjadi salah satu
perhatian yang harus di tingkatkan namun umumnya, masyarakat kita berada di
golongan tingkat ekonomi menengah kebawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah
pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat di hindari lagi
e. Kesenjangan Sosial
Masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang majemmuk dengan bermacam
tingkat pangkat, dan seterata sosial yang hierarkis.hal ini, dapat terlihat dan di
rasakan dengan jelas dengan adanya penggologan orang berdasarkan kasta.Hal ini
yang dapat menimbulkan kesenjangan sosialyang tidak saja dapat menyakitkan,
namun juga membahayakan bagi kerukunan masyarakat.Tak hanya itu bahkan
menjadi sebuah pemicu perang antara etnis atau suku.

C. Pengaruh Keragaman dam Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara, dan


Kehidupan Global
Berdirinya negara indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang
demikian majemuk baik secara eknis, biogarfis.kultural, maupun religius. Kita tidak
dapat mengingkari prulalistik bangsa kita.sehingga kita perlu memberi tempat bagi
berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan beragama yang di anut
oleh warga indonesia. Masalah suku bangsa dan, kesatuan nasional di Indonesia
telah menunjukkan kepada kita bahwa suatu negara yang multi etnik memerlukan
suatu kebudayaan nasional untuk menistasikan peranan identitas nasional dan
solidaritas nasional di antara warganya. Gagasan tentang kebudayaan nasional yang
menyangkut kesadaran dan identitas suatu bangsa telah di rancang saat bangsa kita
belum merdeka. Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang
mengusung nilai harmoni.Perbedaan yang mewujud baik secara fisik ataupun
mental, sebenarnya merupakan kehendak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai
sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi
toleransi. Dikehidupan Sehari-Hari,Kebudayaan Suku Bangsa dan kebudayaan
agama,bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara,
mewarisi perilaku dan kegiatan kita.berbagai kebudayaan itu beriringan, saling
melengkapi. Bahkan mampu saling menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari
tetapi sering kali yang terjadi malah sebaliknya.Perbedaa-perbedaan tersebut
menciptkan ketegangan hubungan antara anggota masyarakat. Hal ini di sebabkan
oleh sifat dasar yang selalu di miliki oleh masyarakat majemuk sebagai mana di
jelaskan oleh Van de Berghe:
a. Terjadinya sikmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki
kebudayaan yang berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non komplenter
c. Kurang mengembangkan konsensuf di antar anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif sering kali terjadi konflikdi antara kelompokyang satu dengan
yang lainnya.
e. Secara relatif integrasi tumbuh di atas paksaan yang saling ketergantungan di
dalam bidang ekonomi
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain
Realitas di atas harus di akui dengan sikap terbuka logis, dan dewasa karena
dengannya, kemajemukkan yang ada dapat di pertumpul. Jika keterbukaan
dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besarkemungkinan tercipta masalah-
masalah menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti:
1. Disharmonisasi,
Adalah tidak adanya kesesuaian atas keragaman antara manusia dengan dunia
lingkungannya. Disharmonisasi di bawa oleh virus paparoks yang ada dalam
globalisasi. Paket globalisasi begitu memikat masyarakat dunia dengan tawarannya
akan keseragman global untuk maju bersama dan komunikasi gaya hidup ,manusia
yang bebas dan harmonis dalam tatanan dunia, dengan menyampingkan keunikan
dan keberagaman indonesia sebagai pelaku utama.
2. Perilaku diskriminatif
Terdapat etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan muncul masalah yang lain,
yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja yang tidak
mengentungkan bagi hidup berbangsa dan bernegara
3. Eksklusivme,realisis, bersumber dari superioritas, alasannya dapat bermacam-
macam antara lain; keyakinan bahwa secara koadrati ras/sukunya ke kelompoknya
lebih tinggi dari ras/suku/kelompok lain Adanya beberapa hal yang dapat dilakukan
memperkecil masalah yang di akibatkan oleh pengaruh negatif dari keberagaman
yaitu :
1) Semangat religious
2) Semangat nasionalisme
3) Semangat pluralism
4) Semangat humanism
5) Dialog antar umat beragama
6) Membangun suatu pola komikasi untuk interaksi maupun konfigurasi
hubungan antara agama,media massa, dan harmonisasi dunia.

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran globalyang bersifat inklusif,


kesadaran kebesamaan dalam mengarungi sejarah, merupakan modalyang
menentukan bagi terujudnya sebuah bangsa yang di bhineka tunggal
ika.menyatu dalamkeragaman, dan beragam dalam kesatuan.Segala bentuk
kesenjangan di dekatkan, segala ke anekaragaman di pandang
sebagaikekayaan bangsa milik bersama. Sikap inilah yang perlu di
kembangkan dalampikir masyarakat untuk menuju indonesia raya merdeka.

D. Contoh Keberagaman dalam Keperawatan


Keperawatan Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan
pada praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditunjukkan memandirikan individu sesuai dengan
budaya klien. Proses keperawatan ( Transkultural Nursing ) Model konseptual yang
dikembangkan oleh leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam
konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (sunrise model). Geisser
(1995) menyatakan bahwa proses keperawatan inii digunakan oleh perawat sebagai
landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle,
1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1) Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Dafithizar,
1995). Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “sunrise
model” yaitu :
 Faktor teknologi (tecnological faktors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat
perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi
masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih
pengobatan alternatif dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.
 Faktor agama dan falsafah hidup (religios and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motifasi yang sangat
kuat untuk menempatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas
kehidupan sendiri. Faktor agama yang hars dikaji oleh perawat adalah :
agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap
penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak
positif terhadap kesehatan.
 Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji fakor-faktor : nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tampat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan kepala
keluarga.
 Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and live ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya
adalah suatu kaidah ia mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut
budaya terkait. Yang peru dikaji pada faktor ini adalah : posisi dan jabatan
yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan
makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, seperti sakit berkaitan
dengan aktifitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri.
 Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku ( political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas
budaya (andrew and boyle, 1995). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :
peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah
anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang
dirawat.
 Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material
yang dimiliki untuk membiayai penyakitnya agar segara sembuh. Faktor
ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien,
sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari
sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan
antar keluarga.
 Faktor pendidikan (education factors)
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien
maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional
dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai
dengan kondisi kesehatan. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara
aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali
Prinsip-prinsip pengkajian budaya:
 Jangan menggunakan asumsi
 Jangan membuat streotip bisa terjadi konflik misalnya: orang padang pelit, orang
jawa halus
 Menerima dan memahami metode komunikasi
 Menghargai perbedaan individual
 Menghargai kebutuhan personal dari setiap individu
 Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien
 Menyediakan ptivacy terkait kebutuhan pribadi

2) Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respons klien sesuuai latar belakang kebudayaannya
yang dapat dicegah, dubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger
and dafithizar, 1995). Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan
dalam asuhan keperawatan transkultural yaitu: gangguan komunikasi verbal
berhubungan dengan perbedaan kultur, gangguan interaksi sosial berhubungan
disorientasi sosiokultural dan ketidak patuhan dalam pengobatan berhubungan
dengan sistem nilai yang diyakini.
3) Perencanaan dan pelaksaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan transkulturl adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih
strategi yang tepat dan pelaksaan adalah melaksakan tindakan yang sesuai dengan
latar belakang budaya klien (Giger and Dafithizar, 1995). Ada tiga pedoman yang
ditawarkan dalam keperawatan transkultural (andrew and boyle, 1995) yaitu:
mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang
menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien
bertantangan dengan kesehatan.
 Cultural care preservation/maintenance/
mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan
dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan
sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien
dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya
budaya berolahraga setiap pagi.
a. Identivikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang
poses kelahiran dan perawatan bayi
b. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan klien
c. Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
 Cultural care accomodation/negatiation / Negosiasi budaya intervensi dan
implementsi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
berdaptasi terhadap budaya tertent yang lebih menguntungkan kesehatan.
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain
yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil

Problem Deskriminasi
Dsiskriminasi adalah sebuah tindakan yang melakukan perbedaan terhadap
seseorang atau kelompok orang berdasarkan ras,agama,suku, etnis, kelompok, golongan,
status, dan kelas soaial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia,orientasi
seksual, pandangan ideologi dan politik. serta batas negara, dan kebangsaan seseorang.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia di dasarkan pada prinsi-prinsip
hak asasi manusia.Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecuali tidak dapat di
pisahkan dan saling tenrgantung. Berngkat dari pemahaman tersebut seyogianyasikap-
sikap yang didasarkan pada ethnosentrisme, resisme, religius fanatisme,dan
diskrimination harus dipandang sebagai dipandang sebagaiti8ndakan yang menghambat
pengembangan kesedarajatan dan demokrasi, penegakan hukum dalam kerangka
pemajuan dan pemenuhan HAM.
PASAL 218 Ayat (2) UUD NKRI 1945 telah menegaskan bahwa: “setiap orang
berhak bebas dari perlakuan bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.”
Sementara itu pasal 3 UU No 1999 tentang HAM telah menegaskan bahwa “... setiap
orang di lahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat... “
ketentuan tersebut merupakan landasan hukumyang mendasari prinsip non-diskriminasi
di indonesia.
Pencantuman prinsip ini pada awal pasal berbagai instrumen hukum yang
mengatur HAM pada dasarnya menunjukkan bahwa diskriminasi telah menjadi realitas
yang promblematik sehingga:
Komunitas internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi di berbagai
belahan dunia
Prinsip non-diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup
dalamkebebasan keadilan dan perdamaian
Dalam demokrasi diskriminasi seharusnya telah di tiadakan dengan adanya kesetaraan
dalam bidang hukum, kesedarajatan dalam perlakuan adalah salah satu wujud ideal dalam
kehidupan negara yang demokratis. Akan tetapi berbagai penelitian dan pengkajian
menunjukkan bahwa kondisi di indonesia saat ini belum mencerminkan penerapan asas
persamaan di muka hukum secara utuh
Promblematika lainnya timbul dan harus di waspadai adalah disentegrasi bangsa dari
kajian yang di lakukan terhadap berbagai kasus dissntegrasi bangsa dan bubarnya sebuah
negara dapat di simpulkan adanya enam faktor utama secara gradualbisa menjadi penyebab
utama proses itu, yaitu:
 Kegagalan kepemimpinan
 Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
 Krisis politik
 Krisis sosial
 Demoralisasi tentara dan polisi
 Intervensi asing

Pemecahan Masalah dalam Masyarakat Multikultural


Kemampuan untuk menampung berbagai perbedaan dan keanekaragaman
kebudayaan dalam sebuah kesatuan yang di landasi suatu ikatan kebersamaan. Salah satu
pengembangan konsep toleransi terhadap keberagaman budaya adalah mewujudkan
masyarakat indonesia yang multikultural dengan bentuk pengakuan dan toleransi,
terhadap perbedaan dalam kesetaraan individual maupun secara kebudayaan. Dalam
masyarakat multikultural, masyarakat anatar suku bangsa dapat hidup berdampingan,
bertoleransi, dan saling menghargai. Selain itu, alternatif penyelesaian keberagaman
budaya yang ada di indonesia di lakukan melalui interaksi lintas budaya dengan
mengembangkan media sosial, seperti pengembangan lambang-lambang komunikasi
lisan maupun tertulis, norma-norma yang di sepakati dan di terima sebagai pedoman
bersama, dan perangkat nilai sebagai kerangka acuian bersama.

Anda mungkin juga menyukai