Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MULTIKULTURALISME DALAM GLOBALISASI

DISUSUN OLEH
NAMA : YULIUS HERMIYANTO
NIM : 045145792

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, dan ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA PALANGKARAYA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6

PENUTUP.................................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

3
BAB I
PENDAHULUAN
Keragaman yang ada di Indonesia adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa dibantah
oleh siapapun, kemajmukan yang ada ini tidak hanya karena banyak pulau tapi juga
kemajmukan dari ras agama,budaya tapi tetap disatukan dalam satu kesatuan Negara. Hal yang
perlu difikirkan dan terus dilakukan adalah bagaimana mengelola keberbedaaan itu menjadi
sebuah anugrah bagi bangsa Indonesia yaitu dengan saling memahami,toleransi,empati dan
persatuan persepsi. Keberbedaan mulai dari ras,suku bangsa,bahasa,agama ini menjadi mutiara
yang terpendam didalam masyarakat Indonesia dan bisa dikelola dengan baik,tinggal
bagaimana pemerintah dan masyarakat bersatupadu dalam mengembangkan keberbedaan
menjadi sebuah peluang dalam memajukan Negara Indonesia.

Keterjadian multikulturalisme yang ada di Indonesia tidak serta merta muncul akan
tetapi ada perjalan yang sangat panjang, mulai dari sebelum merdeka dan sampai saat ini. Kalau
dilihat secara makro sebab terjadinya masyarakat multicultural di Indonesia ialah: Kondisi
Geografis Wilayah Indonesia secara geografis terdiri dari 17 ribu pulau yang tersebar di daerah
equator sepanjang kurang lebih 300 mil dari timur ke barat dan lebih dari 1000 mil utara ke
selatan. Dan banyaknya pendatang yang ke Indonesia dimasa lalu. Persebaran warga Indonesia
sangat beragamam kalau kita lihat di Maluku dan papua itu berasal dari Ras Melanesian
negroid, dan bisa juga kita lihat yang tinggal di nusa tenggara timur dan papua kebanyakan dari
Ras Austroloid, sedangkan Indonesia bagian barat banyak berasal dari Ras Malayan
mongoloid. Disininah Indonesia disebut sebagai masyarakat yang multikultural.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Multikulturalisme Masyarakat Indonesia Masyarakat sebagai entitas kehidupan yang


sudah ada sangat lama dan hidup berdampingan dalam keberbedaan tapi bisa hidup dengan
harmonis ,ini bkalau ditarik dalam muktikultural akan mempunyai makna yang sangat
mendalam dan luas maka perlu sebuah renungan dan pemahaman yang sangat komplek agar
tidak terjadi disorientasi. Apalagi kalau ditinjau dari kehidupan modern saat ini di Indonesia.
Membicarakan tentang multikultural, presiden pertama Indonesia mempunyai sebuah
pandangan yang sangat jelas selama masyarakat yang tinggal di Indonesia dan mempunyai
tujuan bersama untuk mengembangkan dan memajukan bangsa Indonesia berarti itu bisa
dikatakan mempunyai budaya yang sama walapun dalam keberbedaan, maka itu kita sebut
sebagai Bangsa Indonesia. Kalau dilihat dari ciri-ciri fisik manusia, bahasa yang
digunakan,logat dan gerak tubuh dan berbagai simbul yang digunakan maka diakan
diedentifikasikan asal suku mana dia dilahirkan. Maka bangsa Indonesia bisa dilihat dari ciri-
ciri yang ada pada diri manusia tersebut.

Toleransi adalah sikap yang sudah melekat kepada masyarakat Indonesia dengan
memberikan kebebasan orang lain menjalankan haknya dan tetap mempertimbangkan hak
orang lain. Toleransi menjadi sebuah dasar yang pokok dalam mengembangkan kedamaian
hidup di tengah masyarakat. Kalau dihubungan antara toleransi dengan sikap agar tumbuh
kedamaian dalam keperbedaan ialah tentang sikap saling
menghormati,menghargai,bertenggang rasa dan memberikan kesempatan yang sama kepada
orang lain. Sikap toleransi juga bermakna tidak saling mencaci maki,mengejek apalagi sampai
merendahkan martabat seseorang dan tidak ingin menang sendiri. Sikap toleransi dalam
kehidupan yang beragam di Indonesia ini menjadi satu hal yang sangat penting agar tidak
terjadi gesekan yang bisa menghancurkan persatuan yang ada dan sampai terjadinya perang
saudara. Dengan toleransi yang tinggi pasti akan menuju kehidupan yang harmonis. Sikap
toleransu harus terus diajarkan dan dipraktikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia,karena
kita ketahui bahwa Indonesia sangat beragam dari suku,bahasa,adat istiadat,profesi dan
lainnya. Penerapan sikap toleransi sebagai hal yang wajib dilakukan agar kedamaian di
Indonesia ini terwujud. Sikap toleransi dan keterbukaan dengan semua budaya ,ras,golongan
menjadi satu kunci membangun kehidupan dalam keberbedaan,oleh karenanya harus ada sikap
inklusif didalm semua lini kehidupan ini agar tercipta kerukunan dan perdamaian. Toleransi

5
ini tidak boleh terkikis didalam kehidupan masyarakat Indonesia ,dengan alasan apapun karena
kalau ini hilang bisa jadi perpecahan dan peperangan yang ada di masyarakat akan terjadi dan
kedamaian akan hilang dan diganti dengan permusuhan. Bisa kita lihat ada beberapa kelompok
yang mulai memperkeruh keadaaan ,hal yang seharusnya tidak ada masalah menjadi
permasalahan dikarenaka ada kepentingan jabatan,politik atau kepentingan ekonomi. Toleransi
ini harus tercermin didalam hubungan antar agama,suku bangsa,antar golongan dan antar
bangsa.

6
BAB III
PENUTUP
Multikulturalisme berasal dari dua kata yaitu, multi (banyak/beragam) dan kultural
(budaya atau kebudayaan). Secara etimologi, multikulturalisme berarti keberagaman budaya
yang mana hal tersebut merupakan cara pandang seseorang mengenai ragam kehidupan yang
ada di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap
realitas keragaman yang ada dalam kehidupan masyarakat dengan tujuan untuk kerjasama,
kesederajatan dan mengapresiasi dalam dunia yang kian kompleks dan tidak monokultur lagi.

Multikulturalisme adalah istilah untuk menggambarkan tentang pandangan yang


berkaitan dengan ragam kehidupan di dunia atau kebijakan kebudayaan yang menekankan
penerimaan tentang adanya keragaman, kebhinekaan, pluralitas, sebagai realitas utama dalam
kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem sosial- budaya, dan lain-lain. Sedangkan,
kesetaraan sendiri menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak
lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.

Jadi, multikulturalisme dan kesetaraan itu harus saling berkaitan agar menghindari
terjadinya kesenjangan sosial. Apabila kondisi multikulturalisme bangsa tidak dibarengi
dengan kesetaraan, maka akan berpotensi terjadi diskriminasi sosial.

Indonesia merupakan salah satu bangsa yang kaya akan keanekaragamaan budaya,
agama, ras, bahasa, suku bangsa dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia dan luas
wilayahnya yang terbentang dari sabang hingga merauke. Sebuah negeri yang dulu sangat
dipuja-puji oleh bangsa lain karena kerukunan, kedamaian dan keramah tamahan
masyarakatnya.

Adat atau kebiasaan inilah yang menjadi ciri khas tersendiri bagi Indonesia untuk lebih
dikenal oleh bangsa lain. Hal ini yang menjadi acuan utama demi terwujudnya masyarakat
multikultural, karena multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan mengakui dan
mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara
kebudayaan yang berlaku umum.

7
Ciri-ciri dari multikulturalisme adalah sebagai berikut ini:

 Mengalami segmentasi (pembagian) dalam kelompok-kelompok dengan sub


kebudayaan yang berbeda.
 Mempunyai struktur sosial yang terbagi-bagi menjadi lembaga-lembaga non
komplementer.
 Rendahnya konsensus (kesepakatan atau permufakatan bersama) di dalam anggota
kelembagaan.
 Terbilang relatif sering terjadi konflik dan juga perdebatan.
 Adanya integrasi yang cenderung terjadi karena paksaan.
 Adanya dominasi politik pada suatu kelompok lain.

Contoh Multikulturalisme di Indonesia

Di Indonesia sendiri unsur multikulturalisme terdiri dari, keragaman suku bangsa, ras,
agama dan keyakinan, ideologi, politik, tata krama, kesenjangan sosial dan kesenjangan
ekonomi. Toleransi hidup beragama, dimana kita semua tahu bahwa di indonesia kita ini
mengakui 5 agama, dengan ajaran, kepercayaan, serta tata ibadat yang berbeda merupakan
salah satu contoh multikulturalisme yang berkaitan dengan sosiologi dan budaya di Indonesia

8
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Amin, Pendidikan Agama Era Multikultural-Multireligius, Jakarta:
PSAP, 2005.
Azra, Azyumardi, Merawat Kemajemukan, Merawat Indonesia, Yogyakarta:
Kanisius, 2007.
Banton, Michael, Racial and Ethnic Competition, New York: Cambridge
University Press, 1983. Ennis, R. H. Critical Thinking (USA; Prentice Hall Inc,
1996).
Safi’i,Imam. Harmonisasi Kehidupan Masyarakat (kajian nilai-nilai pendidikan
antara Islam, Hindu dan Kristen) di Desa Senduro,Kec.Senduro, Lumajang.
Jurnal Vicratina,Vol. 1 No. 3. 2018 Geertz, Clifford, “The Near East In The Far
East: On Islam In Indonesia”, Occasional Paper Of The School Of Social Science
Desember, 2001.

Anda mungkin juga menyukai