Indonesia memiliki beragam budaya dengan suku ras yang berbeda pula.
Perbedaan ini menyebabkan Indonesia termasuk ke dalam masyarakat
multikultural.
Dikutip dalam buku Khazanah Antropologi kelas 11 oleh Siany L. dan Atiek
Catur B., ciri-ciri masyarakat multikultural adalah:
e. Integrasi sosial tumbuh di antara kelompok sosial yang satu dengan yang lain
f. Adanya kekuasaan politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain
Pengertian Masyarakat
LB.
Multikultural
Indonesia merupakan satu di antara negara multikultural, yang memiliki
keberagaman masyarakat yang cukup kompleks. Hal ini karena Indonesia
merupakan negara kepulauan, yang memiliki masyarakat yang berbeda di setiap
daerahnya.
Multi berarti banyak atau beranekaragam, dan kultural berarti budaya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri
atas banyak struktur kebudayaan.
Indonesia lebih cocok sebagai masyarakat pluralism, yang sejak dulu memiliki
budaya yang berbeda hidup
berdampingan satu sama lain. Meskipun sekarang Indonesia Juga merupakan
masyrakat multikulturalisme
karena adanya perjuangan hak asasi manusia dan perjuangan kesetaraan
diberbagai komnitas marjinal,
sehingga sekarang ini isu-isu keberagaman dalam konteks multikulturalisme dan
pluralisme ini menjadi
suatu keniscayaan dalam masyarakat Indonesia. Hal tersebut berdampak pada isu
keragaman budaya, hak
asasi manusia dan hubungan antara kelompok minoritas dan mayoritas atau
negara dalam dinamika
pembangunan bangsa Indonesia sebagai masyarakat yang pluralisme dan
multikulturalisme.
Bangunan Indonesia Baru dari hasil reformasi atau perombakan tatanan kehidupan
Orde Baru adalah
sebuah ‘masyarakat multikultural Indonesia’ yang bercorak ‘masyarakat
majemuk’ (plural society).Masyarakat Indonesia ditandai dengan kehidupan
masyarakat yang beranekaragam
dalam berbagai bentuk suku, agama, ras dan golongan, namun tetap dalam
kesatuan ‘Bhineka Tunggal Ikatilah “Bhinneka Tunggal Ika” yang semula
menunjukkan semangat toleransi keagamaan, kemudian diangkat menjadi
semboyan bangsa Indonesia.
Sebagai semboyan bangsa konteks permasalahannya bukan hanya menyangkut
toleransi beragama tetapi
jauh lebih luas seperti yang umum disebut dengan istilah suku, agama, ras, dan
antar golongan (SARA),
Semboyan itu dilukiskan di bawah lambang negara Indonesia yang dikenal
dengan nama Garuda Pancasila.
Lambang negara Indonesia lengkap dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”
telah ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951 tentang Lambang Negara. Acuan utama
bagi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang multikulturalisme adalah adanya ideologi yang
dipegang oleh setiap masyarakat
Indonesia yang menghargai perbedaan dan keragaman baik secara individual
(person) maupun secara
kelompok (komunitas) yaitu masyarakat multikulturalismeBerkaitan dengan
masyarakat
multicultural seperti Negara Indonesia memiliki kebudayaan dan ideologi yang
berlaku secara umum bagi
seluruh bangsa Indonesia, seperti ideology pancasila sebagai wujud keseluruhan
budaya Indonesia dalam
keragaman masyarakat.Indonesia dalam pembangunan bangsa masyarakat telah
menjadikan
multikulturalisme sebagai dasar sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 32 UUD
1945 yang berbunyi
‘Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya
rakyat Indonesia
seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak
kebudayaan di daerah-daerah
di seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Hal tersebut
menunjukkan bahawa kebudayaan
bangsa merupakan hasil buah usaha budaya-budaya daerah, yang dijadikan
menjadi satu (intisari) sebagai
kebudayaan bangsa, sehingga masyarakat multicultural merupakan suatu
keniscayaan bagi bangsa Indonesia.
masyarakat multikultural merupakan suatu fakta, fakta semakin bercampur
baurnya penduduk dunia yang
mampu memberikan tekanan pada sistem pemerintahan pendidikan, ekonomi
yang mapan untuk berubah.
PEMBAHASAN
Hakikat Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural adalah
membicarakan tentang masyarakat negara, bangsa, daerah, bahkan lokasi
geografis terbatas seperti kota atau
sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda-
beda dalam kesederajatan.
Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas
berbagai macam suku yang
masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Dalam
hal ini masyarakat
multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik heterogen di
mana pola hubungan sosial
antar individu di masyarakat bersifat toleran dan harus menerima kenyataan untuk
hidup berdampingan
secara damai (peace co-exixtence) satu sama lain dengan perbedaan yang melekat
pada tiap entitas sosial dan
politiknya oleh Multikulturalisme dijadikan sebagai acuan utama
terbentuknya masyarakat multikultural yang damai, masyarakat multikultural
sangat mungkin terjadi konflik
vertikal dan horizontal yang dapat menghancurkan masyarakat tersebut. Sebagai
contoh, pertikaian yang
melibatkan sentimen etnis, ras, golongan dan juga agama terjadi di berbagai
negara termasuk Indonesia
seperti konflik poso.
Indonesia merupakan masyarakat multikultural. Hal ini
terbukti di Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang masing-masing
mempunyai struktur budaya yang
berbedabeda. Perbedaan ini dapat dilihat dari perbedaan bahasa, adat istiadat,
religi, tipe kesenian, dan lain-
lain. Pada dasarnya suatu masyarakat dikatakan multikultural jika dalam
masyarakat tersebut memiliki
keanekaragaman dan perbedaan. Keragaman dan perbedaan yang dimaksud antara
lain, keragaman struktur
budaya yang berakar pada perbedaan standar nilai yang berbeda-beda, keragaman
ras, suku, dan agama,
keragaman ciri-ciri fisik seperti warna kulit, rambut, raut muka, postur tubuh, dan
lain-lain, serta keragaman
kelompok sosial dalam masyarakat. Selain itu, masyarakat kultural dapat diartikan
sebagai berikut
Pengakuan terhadap berbagai perbedaan dan kompleksitas kehidupan
dalam masyarakat. (2) Perlakuan yang sama terhadap berbagai komunitas dan
budaya, baik yang mayoritas
maupun minoritas. (3) Kesederajatan kedudukan dalam berbagai keanekaragaman
dan perbedaan, baik
secara individu ataupun kelompok serta budaya. (4) Penghargaan yang tinggi
terhadap hak-hak asasi
manusia dan saling menghormati dalam perbedaan. (5) Unsur kebersamaan, kerja
sama, dan hidup
berdampingan secara damai dalam perbedaan.
KESIMPULAN
Masyarakat multikultural telah menjadi cri khas bangsa lebih khusus pada
masyarakat Indonesia, dan
telah diperbincangkan dalam berbagai kegiatan, seminar, forum diskusi maupun
dalam lingkungan
akademik. Namun demikian terkadang multikulturalisme kurang tepat digunakan,
bahkan masyarakat
multicultural sering disamakan dengan masyarakat pluralisme, namun menurut
hemat penulis kedua
memiliki arti dan makna sejarah yang berbeda antara satu dengan yang lain,
meskipun keduanya sama-sama
berbicara tentang keragaman. Karena memiliki konsep yang berbeda sehingga
konsep masyarakat
multikulturalisme dan konsep masyarakat pluralisme perlu dikaji lebih dalam lagi
agar dapat menemukan
kesesuaian dengan konteks masyarakat Indonesia. Lebih jauh lagi untuk
mendapatkan desain pengelolaan
keragaman yang lebih komprehensif dalam menjaga tatanan masyarakat yang
seimbang (equilibrium) dalam
kesatuan ‘Bhineka Tunggal Ika’. Sehingga inti multikulturalisme adalah
kesediaan menerima kelompok lain
secara sama sebagai kesatuan, tanpa memedulikan perbedaan budaya, etnis,
gender, bahasa, ataupun agama.
Desain masyarakat multikultural dapat dikaji menggunakan paradigma
positifistik, pospositivistik, kritis dan
postrukturalis sebagai suatu kesatuaan yang integratif.
Penyebab Multikulturalisme
Dalam kerangka politik multikulturalisme, Kymlicka
mengemukakan terdapat dua aspek munculnya multikulturalisme,
yakni migrasi yang masuk ke suatu daerah dan adanya
kebanggaan sebagai minoritas.Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat
multikultural.
Adanya masyarakat multikultural memberikan nilai tambah bagi
bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku ataupun agama
menjadi karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia, yang unik dan
rumit karena kemajemukan suku bangsa, agama,
bangsa maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia adalah
sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi
multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural,
yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat
nasional dan lokal.
. Permasalahan Multikulturalisme
Keanekaragaman budaya dan masyarakat dianggap
pendorong utama munculnya persoalan-persoalan baru bagi
bangsa Indonesia. Contoh keanekaragaman yang berpotensi
menimbulkan permasalahan baru sebagai berikut:
1. Keanekaragaman Suku Bangsa
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki
kekayaan budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab
adalah keberadaan ratusan suku bangsa yang hidup dan
berkembang di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Kita bisa
membayangkan apa jadinya apabila masing-masing suku bangsa
itu mempunyai karakter, adat istiadat, bahasa, kebiasaan dan lain-
lain. Kompleksitas nilai, norma dan kebiasaan itu bagi warga suku
bangsa yang bersangkutan mungkin tidak menjadi masalah.
Permasalahan baru muncul ketika suku bangsa itu harus
berinteraksi sosial dengan suku bangsa yang lain.
2. Keanekaragaman Agama
Letak kepulauan Nusantara di posisi silang di antara dua
samudra dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting
bagi munculnya keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan
didukung oleh potensi sumber alam yang melimpah, maka
Indonesia menjadi sasaran pelayaran dan perdagangan dunia.
Apalagi didalamnya telah terbentuk jaringan perdagangan dan
pelayaran antarpulau.
3. Keanekaragaman Ras
keturunan Cina.
Tantangan Multikulturalisme
Kenyataan ini menjadikan suatu tantangan baru bagi bangsa
Indonesia untuk mewujudkan masyarakat multikultural yang
damai. Upaya membangun Indonesia yang multikultural dapat
dilakukan dengan cara dan langkah yang tepat. Pertama
menyebarkan konsep multikulturalisme secara luas dan
memahamkan akan pentingnya multikulturalisme bagi bangsa
Indonesia, serta mendorong keinginan bangsa Indonesia pada
tingkat nasional maupun lokal untuk mengadopsi dan menjadi
pedoman hidupnya. Kedua, membentuk kesamaan pemahaman di
antara para ahli mengenai makna multikulturalisme dan bangunan
konsep-konsep yang mendukungnya. Ketiga, berbagai upaya
dilakukan untuk dapat mewujudkan cita-cita ini.
Kesimpulan
Keberagaman adalah hal yang tidak dapat dihindarkan di
dalam kehidupan sosial, hal ini adalah konsekuensi logis yang
harus dialami di dalam kehidupan sosial, keberagaman ini bisa
dijadikan sebuah khasanah kekhasan di dalam sebuah daerah
atau negara, tetapi hal ini juga dapat menjadi sebuah
permasalahan yang serius bila tidak ditangani dengan baik. Konflik
horisontal, konflik sosial dan disintegrasi bangsa akan menjadi hal
yang sering ditemukan di dalam negara yang majemuk dan
tentunya akan menjadikan penghambat dalam pembangunan di
berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Multikulturalisme sebuah ideologi yang dianggap mampu
menyelesaikan berbagai masalah yang berkaitan dengan
Multikulturalisme. Yaitu dengan asas-asas sebagai berikut:
a) Manusia yang tumbuh dan besar pada hubungan sosial di
dalam sebuah tatanan tertentu, dimana sistem nilai diterapkan
dalam berbagai simbol-simbol budaya dan ungkapan-ungkapan
bangsa. Artinya bahwa simbol-simbol perbedaan ini harus
diakui, sehingga dapat dijadikan sebuah kekhasan dan
pembeda dengan simbol-simbol yang lain.
b) Keanekaragaman Budaya menunjukkan adanya visi dan sistem
yang berbeda, sehingga budaya yang satu memerlukan budaya
lain. Dengan mempelajari kebudayaan lain, maka akan
memperluas cakrawala pemahaman akan dapat mengerti
makna multikulturalisme.
c) Setiap kebudayaan secara internal adalah majemuk, sehingga
dialog berkelanjutan sangat diperlukan demi terciptanya persatuan. Atau dengan
kata lain, hal ini akan menumbuhkan
komunikasi lintas budaya dan akan membentuk rasa
nasionalisme yang tinggi di dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sehingga partisipasi yang pluralistik akan terwujud
dan akan mempercepat pembangunan di berbagai aspek.
Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia,
pemahaman timbal balik sangat dibutuhkan, untuk mengatasi
hal-hal yang negatif dari suatu masalah integrasi bangsa.
Paradigma hubungan timbal balik dalam masyarakat multikultural
mensyaratkan tiga kompetensi normatif, yaitu kompetensi
kebudayaan, kemasyarakatan dan kepribadian. Kompetensi
kebudayaan adalah kumpulan pengetahuan yang memungkinkan
mereka yang terlibat dalam tindakan yang komunikatif.
Kompetensi kemasyarakatan merupakan tatanan-tatanan yang
memungkinkan mereka yang terlibat dalam tindakan komunikatif
membentuk solidaritas. Kompetensi kepribadian adalah
kompetensi yang memungkinkan seseorang dapat berbicara dan
bertindak dan mampu berpartisipasi dalam proses pemahaman
timbal balik sesuai konteks tertentu dan mampu memelihara jati
dirinya sendiri dalam berbagai perubahan interaksi.
Semangat kebersamaan dalam perbedaan seperti yang
terdapat dalam "Bhineka Tunggal Ika" perlu menjadi semangat
atau spirit penggerak setiap tindakan khususnya dalam proses
pengambilan keputusan politik, keputusan yang menyangkut
persoalan kehidupan bersama sebagai bangsa dan negara. Secara
konstitusional negara Indonesia dibangun untuk mewujudkan dan
mengembangkan bangsa yang religius, humanis, bersatu dalam
bangsa, satu tanah air dan satu bahasa’ dan `Bhinneka Tunggal
etnik, suku, ras dan agama, yang semuanya itu akan menjadikan
https://www.academia.edu › Makalah_IPS_Masyarakat_...
PDF
Masyarakat multikultural atau berbhineka adalah ciri khas dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.
19 halaman
MASYARAKAT++MULTIKULTURAL_0.pdf