Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

HAK-HAK DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL

OLEH :

ROLIN KOLOPITA
NIM : 20112030
CAHYA M.P ABAS
NIM : 20112049

FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI
HUKUM EKONOMI
SYARIAH
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI
MANADO
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
 Istilah Multikultural akhir-akhir ini mulai diperbincangkan di berbagai kalangan berkenaan
dengan merebaknya konflik etnis di negara ini. Multikultural yang dimiliki Indonesia dianggap
faktor utama terjadinya konflik. Konflik berbau SARA yaitu suku, agama, ras, dan
antargolongan yang terjadi di Aceh, Ambon, Papua, Kupang, Maluku dan berbagai daerah
lainnya adalah realitas yang dapat mengancam integrasi bangsa di satu sisi dan membutuhkan
solusi konkret dalam penyelesaiannya di sisi lain. Hingga muncullah konsep multikulturalisme.
Multikulturalisme dijadikan sebagai acuan utama terbentuknya masyarakat multikultural yang
damai.

B.        Rumusan Masalah
1.      Pengertian Masyarakat Multikultural?
2.      Ciri-ciri Masyarakat Multikultural?
3.      Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Masyarakat Multikultural
Pada hakikatnya masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai
macam suku yang masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda.
Dalam hal ini masyarakat multikultural tidak bersifat homogen, namun memiliki karakteristik
heterogen di mana pola hubungan sosial antarindividu di masyarakat bersifat toleran dan harus
menerima kenyataan untuk hidup berdampingan secara damai (peace co-exixtence) satu sama
lain dengan perbedaan yang melekat pada tiap etnisitas sosial dan politiknya. Oleh karena itu,
dalam sebuah masyarakat multikultural sangat mungkin terjadi konflik vertikal dan horizontal
yang dapat menghancurkan masyarakat tersebut.
            Menurut C.W. Watson (1998) dalam bukunya Multiculturalism, membicarakan
masyarakat multikultural adalah membicarakan tentang masyarakat negara, bangsa, daerah,
bahkan lokasi geografis terbatas seperti kota atau sekolah, yang terdiri atas orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda-beda dalam kesederajatan.

B.     Ciri-Ciri Masyarakat Multikultural


1.      Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-macam suku, ras, dll tapi
masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang disebut
primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari
daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam kenyataannya mereka memiliki segmen berupa
ikatan primordial kedaerahaannya.
2.      Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam masyarakat
majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau mengatur
masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh segmen-segmen
tertentu.
3.      Konsensus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adanya suatu
kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud
konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam pengambilan keputusan.
4.      Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai
macam suku adat dan kebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak perbedaan
dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi dan proses
peng-integrasianya juga susah.
5.      Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa dalam
masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah
dengan cara paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama.
6.      Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat multikultural
terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku
memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan kepentingan suku
atau rasnya. 

C.     Penyebab Terciptanya Masyarakat Multikultural


 Pada dasarnya semua bangsa di dunia bersifat multikultural. Adanya masyarakat
multikultural memberikan nilai tambah bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku,
ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan
rumit karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa, maupun ras. Masyarakat multikultural
Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau
Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia
pada tingkat nasional dan lokal.
Berkaca dari masyarakat multikultural bangsa Indonesia, kita akan mempelajari
penyebab terbentuknya masyarakat multikultural. Keanekaragaman budaya dan masyarakat
dianggap pendorong utama munculnya persoalan-persoalan baru bagi bangsa Indonesia. Faktor
penyebab terciptanya masyarakat multikultural adalah sbb :
1.      Faktor geografis, faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan suatu
masyarakat. Maka dalam suatu daerah yang memiliki kondisi geografis yang berbeda maka akan
terdapat perbedaan dalam masyarakat (multikultural).
2.      Pengaruh budaya asing, mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural,
karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh
mind set mereka.
3.      Kondisi iklim yang berbeda, maksudnya hampir sama denga perbedaan letak geografis suatu
daerah.
4.      Keanekaragaman Suku Bangs
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa
banyaknya. Yang menjadi sebab adalah keberadaan ratusan suku bangsa yang hidup dan
berkembang di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya
apabila masing-masing suku bangsa itu mempunyai karakter, adat istiadat, bahasa, kebiasaan,
dan lain-lain.
5.      Keanekaragaman Agama
Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samudra dan dua benua, jelas
mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya keanekaragaman masyarakat dan budaya.
Dengan didukung oleh potensi sumber alam yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran
pelayaran dan perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan perdagangan
dan pelayaran antarpulau. Dampak interaksi dengan bangsa-bangsa lain itu adalah masuknya
beragam bentuk pengaruh agama dan kebudayaan. Selain melakukan aktivitas perdagangan, para
saudagar Islam, Hindu, Buddha, juga membawa dan menyebarkan ajaran agamanya. Apalagi
setelah bangsa Barat juga masuk dan terlibat di dalamnya. Agama-agama besar pun muncul dan
berkembang di Indonesia, dengan jumlah penganut yang berbeda-beda. Kerukunan antarumat
beragama menjadi idam-idaman hampir semua orang, karena tidak satu agama pun yang
mengajarkan permusuhan.
6.      Keanekaragaman Ra
Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia, banyak bangsa luar yang bisa
masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia. Misalnya, keturunan Arab, India, Persia, Cina,
Hadramaut, dan lain-lain. Dengan sejarah, kita bisa merunut bagaimana asal usulnya.
Bangsa-bangsa asing itu tidak saja hidup dan tinggal di Indonesia, tetapi juga mampu
berkembang secara turun-temurun membentuk golongan sosial dalam masyarakat kita. Mereka
saling berinteraksi dengan penduduk pribumi dari waktu ke waktu. Bahkan ada di antaranya
yang mampu mendominasi kehidupan perekonomian nasional. Misalnya, keturunan Cina. 
Dari keterangan-keterangan tersebut terlihat bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
kelompok etnis, agama, budaya yang berpotensi menimbulkan konflik sosial. Berkaitan dengan
perbedaan identitas dan konflik sosial muncul tiga kelompok sudut pandang yang berkembang,
yaitu:
a.        Pandangan Primordialisme
Kelompok ini menganggap perbedaan-perbedaan yang berasal dari genetika seperti suku, ras,
agama merupakan sumber utama lahirnya benturan-benturan kepentingan etnis maupun budaya.
b.       Pandangan Kaum Instrumentalisme
Menurut mereka, suku, agama, dan identitas yang lain dianggap sebagai alat yang digunakan
individu atau kelompok untuk mengejar tujuan yang lebih besar baik dalam bentuk materiil
maupun nonmateriil.
c.        Pandangan Kaum Konstruktivisme
Kelompok ini beranggapan bahwa identitas kelompok tidak bersifat kaku, sebagaimana yang
dibayangkan kaum primordialis. Etnisitas bagi kelompok ini dapat diolah hingga membentuk
jaringan relasi pergaulan sosial. Oleh karena itu, etnisitas merupakan sumber kekayaan hakiki
yang dimiliki manusia untuk saling mengenal dan memperkaya budaya. Bagi mereka persamaan
adalah anugerah dan perbedaan adalah berkah.
BAB III
PENUTUP
A.        Kesimpulan
Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku yang
masing-masing mempunyai struktur budaya (culture) yang berbeda-beda. Ciri-ciri masyarakat
multikultural yaitu :Terjadi segmentasi, Memilki struktur, Konsensus rendah, Relatif potensi ada
konflik, Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan dan Adanya dominasi politik terhadap kelompok
lain. Penyebab timbulnya masyarakat multikultural sbb: Faktor geografis, Pengaruh budaya
asing, Kondisi iklim yang berbeda, Keanekaragaman Suku Bangsa, Keanekaragaman
Agama danKeanekaragaman Ras. Konflik yang muncul karena adanya keanekaragamaan, seperti
konflik antar etnis. Penyelesaiannya dengan menggunakan kearifan lokal dan kearifan nasional.

DAFTAR PUSTAKA
http://geoenviron.blogspot.com/2013/04/masyarakat-multicultural-dan_1110.html
 http://makalahcyber.blogspot.com/2012/04/makalah-masyarakat-multikultural.html
Laning, Vina Dwi, 2007, SOSIOLOGI Kelas XI, Klaten, Cempaka Putih.
https://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme

Anda mungkin juga menyukai