Oleh Kelompok 2:
20112058
20112028
FAKULTAS SYARIAH
1443H/2021 M
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
LATAR BELAKANG............................................................................................................
RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian Kisah.............................................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kisah
Lafal “kisah” berasal dari bahasa Arab qishshat jamaknya qishash yang
menurut Muhammad Ismail Ibrahim, berarti “Hikayat [dalam bentuk] prosa yang
panjang”. Sedangkan Manna al-Qaththan berkata, “Kisah ialah menelusuri
jejak”. Seperti tersebut dalam ayat 64 dari al-Kahfi: “( ”فارتداعلى آثارهما قصصاMaka
keduanya kembali [lagi] menelusuri jejak mereka), dan dalam ayat 11 dari al-
Qashash “يهQQQه قصQQQالت ألختQQQ”وق (Dan ibu Nabi Musa berkata kepada kakak
perempuannya (Musa), “Ikuti adikmu [yang ada dalam kotak itu, sampai kamu
melihat siapa yang mengambilnya]”).Walaupun pada lahirnya kedua pengertian
itu tempak sedikit berbeda, namun pada hakikatnya tidak berbeda secara tajam
karena yang pertama melihatnya dari sudut gaya bahasa yang dipakai dalam kisah,
sementara yang kedua melihatnya dari segi cara yang ditempuh dalam berkisah1.
1
Baidan, Nashruddin. 2004. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
2
Abdul Wahid, Ramli. 1994. Ulumul qur’an. Jakarta:Rajawali.
cerita fiksi, khayal, apalagi dongeng. Semua ayat itu menegaskan secara pasti
bahwa semua kisah didalam Al-qur’an adalah benar, tak ada yang bohong atau
fiksi dan sebagainya. Namun ada yang sudah terbukti kebenarannya berdasarkan
penyelidikan ilmiah, dan masih banyak yang belum ditemukan buktinya. Hal itu
antara lain disebabkan, terutama oleh sangat terbatasnya pengetahuan manusia. Di
antara yang sudah ditemukan, ialah jasad Fir’aun yang tenggelam di laut Merah
ketika mengejar Nabi Musa AS.bersama kaumnya.
Tentunya kita semua tahu bahwa tidaksemua Nabi dan Rasul itu disebutkan
kisahnya di dalam Al Qur’an, Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam Al
Qur’anhanyalah 25 orang, dimulai dari Nabi Adam As sampai dengan Nabi
Muhammad SAW.
Kemudian dari 25 orang ini, secara garis besar dilihat dari sisi panjang atau
singkatnya kisahnya, dapat dijadikan menjadi tiga kelompok :
kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah dari Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim, Yusuf, Musa dan Harun, Daud dan Sulaiman, serta Isa ‘alaihimu al-
salam. Namun diantara yang lainnya, kisah Nabi Yusuf adalah kisah yang
paling panjang, karena diceritakan dengan lengkap, mulai dari masa kecilnya
sampai menjadi penguasa di mesir dan dapat berkumpul dengan Bapak dan
Saudara-saudaranya3.
kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah dari Nabi Hud, Luth,
Shaleh, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, Zakariya dan Yahya ‘alaihimu al-salam.
3
Syadali, Ahmad. 1997. Ulumul qur’an I.Bandung:CV. Pustaka Setia
c. Kisah yang disebutkan dengan sekilas.
kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah dari Nabi Idris, Ilyasa’ dan
Ilyas.
Tokoh yang pertama kali kisahnya diceritakan dalam Al Qur’an adalah dua
orang putra Nabi Adam sendiri yaitu Qabil dan Habil, Al Qur’an menceritakan
kisah ketika Qabil membunuh saudaranya sendiri Karena akibat dari sifat
dengkinya. Inilah pembunuhan pertama yang terjadi dalam sejarah umat islam.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah seorang tokoh yang diceritakan dalam Al
Qur’an, sebagian dari kisah ini antara lain :
4
Thamrin, Husni. 1982. Muhimmah ulumul qur’an. Semarang:Bumi Aksara
Dan beberapa kisah lain yang tidak bisa disebutkan oleh penulis secara
lengkap5.
Beberapa kisah yang terjadi pada masa Nabi Muhammad juga disebutkan
dalam Al Qur’an, salah satunya yaitu ketika sebelum Nabi lahir Tentara Bergajah
melakukan penyerbuan ke Makkah yang bertujuan untuk menghancurkan Ka’bah,
yang dipimpin oleh Raja Abrahah. Diceritakan pula kisah Nabi Muhammad waktu
kecil dengan statusnya sebagai anak yatim yang miskin dan belum mendapat
bimbingan wahyu, dengan bahasa yang singkat dan puitis6.
Dan juga peristiwa setelah beliau diangat menjadi Rasul, yaitu peristiwa
Isra’ dan Mi’raj, hijrah, perang badar, perang uhud, perang azhab atau perang
khandaq, dan perang humain, juga kisah-kisah seputar fathu makkah dan peristiwa
lainnya yang juga tidak bisa disebutkan oleh penulis secara lengkap7.
Pernyataan dan keyakinan ahli kitab pada masa Rasulullah saw. Banyak yang
sudah bertolak belakang dengan realias sebelumnya yang terjadi ppada masa nabi
Musa as dan nabi Isa as. Karena itu, kisah-kisah yang menceritakan Bani Israil
ataupun ahli kitab dalam al-Qur’an dapat menjadi koreksi bagi kesalahan mereka,
sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an:
“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang
diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan.
Katakanlah: ‘(Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum
turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang
yang benar.” (Ali ‘Imran: 93)8.
8
Khalid Abdul Ar-Rahman Al-‘ak, Ushul At-Tafsir wa Qawa’iduh, Bairut, 1986.
9
Manna’ Al-Qathathan,Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an, Beirut : al-Syirkah al-Muttahidah li al-
Tauzi, 1973.
Al-Qur’an yang memuat kisah tersebut tidak dapat disimpulkan sebagai
kitab sejarah dalam pengertian yang dipahami oleh para sejarawan. Kesimpulan
ini didasarkan atas beberapa perbedaan dalam pemaparan kisah dalam Al-Qur’an
dengan apa yang dipaparkan oleh para sejarawan, di antaranya adalah:
10
Mudzakir. AS, Study al-Qur’an, Jakarta : Lentera Antar Nusa, 2010.
11
Muhammad Ali al-Shabuniy, al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an, Beirut : Dar al-Irsyad, 1970.
Di satu tempat kisah-kisah tersebut disandarkan kepada para
pelaku tertentu namun di tempat lain pelaku-pelaku tersebut diganti
dengan pelaku-pelaku baru. Sebagai contoh dapat dikemukakan dalam
kisah Fir’aun bersama para pemuka dan juga tukang sihirnya seperti yang
direkam dalam surah al-A’raf/7: 109: “Pemuka-pemuka kaum Fir‘aun
berkata, “Orang ini benar-benar pesihir yang pandai”, dalam surah asy-
Syu’ara’/26: 34 pelaku tersebut kemudian diganti: “Dia (Fir‘aun) berkata
kepada para pemuka di sekelilingnya, “Sesungguhnya dia (Musa) ini pasti
seorang pesihir yang pandai,”
Contoh Kisah
12
Muhammad Az-Zarkani, Manahil Irfan Fi Ulumi Al-Qur’an, juz1 , Mesir.
surga. Kisah penciptaan Adam, pembangkangan iblis, dan pengusiran iblis dari
surga dinyatakan dalam surat Al-Baqarah: 30-38, Al-A'râf: 11-18, dan Shâd: 73-
83. Larangan buah Khuldi13.
Semula Adam AS tinggal seorang diri di surga, namun kemudian Allah SWT
menciptakan Hawa sebagai istrinya. Iblis tak henti-hentinya menggoda Adam dan
Hawa untuk memakan buah khuldi, satu-satunya buah yang dilarang Allah SWT
untuk dimakan di dalam surga. Godaan iblis ini berhasil, karena pada akhirnya
Adam dan Hawa memakan buah itu. Meskipun sudah menyatakan tobat dan Allah
SWT pun sudah menerima tobat mereka, namun mereka berdua harus keluar dari
surga, dan diturunkan ke bumi. Kisah pelanggaran terhadap larangan buah khuldi,
dan diturunkannya Adam dan Hawa ke bumi terdapat dalam surat Al-A'râf: 19-25
dan Thaha: 123. Kisah Anak-anak AdamDi bumi pasangan Adam dan Hawa
bekerja keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah
pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan kedua Habil dan Labuda.
Setelah keempat anaknya dewasa, Nabi Adam AS mendapat petunjuk agar
menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Labuda, Habil
dengan Iqlima. Namun Qabil menolak karena Iqlima lebih cantik dari Labuda.
Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah SWT, dan Allah SWT
memerintahkan kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya
diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya. Untuk kurban itu, Habil
mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya,
sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang
dimilikinya14. Allah SWT menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil
berhak menentukan pilihannya. Pembunuhan pertama di Bumi Qabil tidak puas
dengan kejadian ini. Atas hasutan iblis ia lalu membunuh Habil. Inilah
pembunuhan pertama yang terjadi sepanjang sejarah hidup manusia. Setelah
saudaranya tewas, Qabil merasa bingung mengenai apa yang harus ia lakukan
13
Muhammad Husein al-Dzahabiy, al-tafsir wa al-Mufassirun, j. I, Mesir : Dar al-Maktub al-
jjjjHaditsah, 1976.
14
Rifa’at syauqi Nawawi & M. Ali hasan, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Bulan Bintang,1998.
terhadap jenazah saudaranya itu. Allah SWT tidak ingin mayat hamba-Nya yang
saleh tersia-sia. Ia memberikan contoh kepada Qabil melalui perilaku burung yang
menggali tanah untuk mengubur mayat lawannya yang kalah dalam pertarungan.
Qabil pun meniru perilaku burung tsb dan menguburkan jenazah Habil. Kisah
putra-putri Nabi Adam AS ini terdapat dalam QS Al-Mâ'idah: 27-32.15
2. Ismail a.s
Nabi Ibrahim mengasingkan Hajar dan anaknya, Dengan kelahiran bayi Ismail,
Siti Sarah, istri pertama Nabi Ibrahim AS, berangsur-angsur merasa cemburu
sehingga ia meminta kepada suaminya agar memindahkan Hajar dan anaknya ke
suatu tempat yang jauh. Atas wahyu dari Allah SWT, Ibrahim AS memenuhi
kehendak istrinya. Ia kemudian memindahkan Hajar dan bayinya ke tengah
padang pasir di Mekah, dekat sebuah bangunan suci yang kemudian dikenal
sebagai Ka’bah. Ia kemudian meninggalkan keduanya di tempat itu karena harus
kembali ke Palestina untuk menemui Sarah. Dalam perjalanan pulang itu Ibrahim
tak henti-hentinya memanjatkan doa memohon keselamatan bagi istri dan putra
yang ditinggalkannya.
16
Usman, Ulumul Qur’an, Yogyakarta : Teras Komplek POLRI Gowok Blok D 2 No. 186, Th.
2009.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian yang dikemukakan oleh Manna’ al-Qaththan bahwa yang dimaksud
dengan kisah Al-qur’an ialah “Informasi Al-qur’an tentang umat-umat yang silam,
para Nabi, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi”.
b. Kisah-kisah para Nabi dan Rasul terdahulu, Kisah ummat, tokoh, atau
pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa-peristiwa masa lalu, Kisah-kisah yang terjadi
pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Rifa’at syauqi Nawawi & M. Ali hasan, Pengantar Ilmu Tafsir, Jakarta: Bulan
Bintang,1998.