KARAKTERISTIKNYA
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Dengan menyebut nama ALLAH yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur
kami ucapkan kepada ALLAH SWT yang mana atas limpahan karunia nikmat yang tidak
bisa dihitung dengan akal manusia, baik itu nikmat iman, islam, serta nikmat kesehatan
sehingga kami mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “KISAH KISAH AL
QUR’AN DAN MACAM MACAMNYA SERTA KARAKTERISTIKNYA
Pada kesempatan ini tidak lepas kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
Ayahanda Kami Drs. Milhan M.A yang telah memberikan tugas makalah ini dengan maksud
agar mahasiswa dapat lebih menggali ilmu dengan banyak membaca berbagai buku yang
mendukung mata kuliah Al-Qur`an sehingga mahasiswa dapat memiliki wawasan yang lebih.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk penyempurnaanya kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi mata kuliah Al-Qur`an dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari demi meningkatkan mutu pendidikan dan dapat
menambah pengetahuan ilmu bagi pembaca.
penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.................................................................................................................2
BAB III...............................................................................................................................6
PENUTUP..........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
1. Apa itu kisah kisah al qur’an?
2. Apa saja macam macam al-qu`ran ?
3. Apa saja karakteristik al qur’an ?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui apa itu kisah kisah al qur’an.
2. Agar mengetahui apa aja macam amacam al qur’an.
3. Dan megetahui karakteristik al qur’an.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam al-Qur'an Allah Swt menampilkan beraneka ragam kisah. Dari bentuk (shighat)
yang berakar dari qasha, yaqashu dan qishashan berjumlah 30 kali dalam berbagai surat dan
ayat. Sedangkan bukan kalimat secara langsung kata yang berakar dari qassha, tetapi ayat
tersebut menceritakan peristiwa tersebut secara langsung terdapat dalam al-Qur'an sebanyak
15 kali., Makkiyah 11 surah dan Madaniyah 4 surah.
Dengan demikian kisah memberi faedah terutama dalam menjelaskan Islam kepada
masyarakat, seperti diungkap oleh Hasbi Ash-Shiddiqi:
1
Abdul Wahid, Ramli.. Ulumul Qur’an,( Jakarta:Rajawali,1994),h.,147
2
1. Pengajaran yang tinggi yang menjadi cermin perbandingan bagi segala ummat. Di
dalamnya kita dapati akibat kesabaran. Sebagaimana sebaliknya kita dapati akibat
keingkaran.
3. Memberi petunjuk kepada penyeru, jalan jalan yang harus mereka turuti dalam
melaksanakan seruan dalam menghadapi kaum-kaum yang ingkar.
4. Menerangkan betapa kesungguhan dan ketelitian ulul 'azmi dalam memberikan petunjuk
kepada manusia.
Pada sisi lain Masyfuk Zuhdi memberikan gambaran tentang manfaat kisah yang terkandung
dalam al-Qur'an sebagai berikut:
1. Sebagai pelajaran bagi manusia sekarang ( umat Muhammad ) tentang bagaimana nasib
manusia yang ingkar dalam melawan Allah.
2. Sebagai hiburan bagi Nabi Muhammad clan umat Islam pada permulaan Islam, agar Nabi
sahabat-sahabatnya tetap berteguh hati, tidak berkecil hati dalam menghadapi segala
hambatan dan tantangan di dalam menjalankan dakwah Islamiyah atau misinya.
Manna Khalil al-Qattan mengemukakan bahwa kisah merupakan metode yang digunakan
bagi juru dakwah dan pendidik. Karena mereka tertarik mendengar atau membaca suatu kisah
yang tanpa disadarinya mereka telah menerima pesan berupa nasehat, petunjuk, pengajaran
dan sebagainya dari kisah tersebut. Terutama dapat membekali audiensnya tentang peri
kehidupan Nabi, berita-berita tentang umat dahulu.
Kisah yang baik dan cermat akan digemari dan akan menebus relung jiwa manusia dengan
mudah. Kisah yang terdapat dalam al-Qur'an tidak membosankan dan jemu sedangkan kisah
diluar al-Qur'an sering membuat para pendengar bosan mendengar atau membadanya. Kisah
yang terdapat dalam al-Qur'an merupakan bahan yang subur bagi da'i dalam membantu
kesuksesan dalam melaksanakan tugasnya dan membekali diri mereka dengan petunjuk para
Nabi atau Rasul, berita- berita umat terdahulu dan hal ikhwat tentang bangsa-bangsa
3
sebelumnya. Semestinya para da'i mampu menyuguhkan kisah-kisah qur'ani dengan uslub
bahasa yang sesuai dengan tingkat nalar para audience. Penggunaan metode kisah dalam
berdakwah memegang peranan penting, karena kisah salah satu cara untuk memusatkan
perhatian para pendengar terutama dalam ceramah yang memakai waktu panjang. Dengan
demikian penanaman akidah kepada pendengar yang paling utuh adalah dengan pendekatan
metode kisah yang terdapat dalam al-Qur'an.2
Secara etimologi Qashash () merupakan bentuk jamak dari kata () yang berarti berita, kisah,
perkara dan keadaan.
ق ۚ َو َما ِم ْن إِ ٰلَ ٍه إِاَّل هَّللا ُ ۚ َوإِ َّن هَّللا َ لَهُ َو ْال َع ِزي ُز ْال َح ِكي ُم َ َإِ َّن ٰهَ َذا لَهُ َو ْالق
ُّ صصُ ْال َح
Artinya: "Sesungguhnya ini adalah kisah-kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana" (QS. Ali Imran: 62).
َ َار ِه َما ق
صصًا َ ِال ٰ َذل
ِ َك َما ُكنَّا نَب ِْغ ۚ فَارْ تَ َّدا َعلَ ٰى آث َ َق
Artinya: "Lalu keduanya mengikuti kembali jejak mereka sendiri."(QS. Al-Kahfi: 64).
Al-Qur'an telah menyebutkan kata kisah dalam beberapa konteks, pemakian dan tashrif
konjugasinya dalam bentuk fi'il madhi, fi'il mudhari', fi'il amr dan mashdar.[1][2] Secara
terminologi, Qashash al-Qur'an adalah kisah-kisah di dalam al-Qur'an yang menceritakan
keadaan umat-umat terdahulu dan Nabi-Nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi
masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang.[2][3] Sedangkan Mana' al-Qathan
mendefinisikan Qashash al-Qur'an adalah pemberitaan al-Qur'an tentang hal-ihwal umat yang
telah lalu, kenabian yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.3
4
1. Kisah-kisah para Nabi dan Rasul terdahulu
Tentunya kita semua tahu bahwa tidaksemua Nabi dan Rasul itu disebutkan kisahnya
di dalam Al Qur’an, Nabi dan Rasul yang disebutkan dalam Al Qur’an hanyalah 25 orang,
dimulai dari Nabi Adam As sampai dengan Nabi Muhammad SAW.
Kemudian dari 25 orang ini, secara garis besar dilihat dari sisi panjang atau singkatnya
kisahnya, dapat dijadikan menjadi tiga kelompok :
a. Kisah yang disebutkan dengan panjang lebar,kisah yang masuk dalam kategori ini adalah
kisah dari Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Yusuf, Musa dan Harun, Daud dan Sulaiman, serta
Isa ‘alaihimu al-salam. Namun diantara yang lainnya, kisah Nabi Yusuf adalah kisah yang
paling panjang, karena diceritakan dengan lengkap, mulai dari masa kecilnya sampai menjadi
penguasa di mesir dan dapat berkumpul dengan Bapak dan Saudara-saudaranya.
b. Kisah yang disebutkan dengan sedang, kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah
dari Nabi Hud, Luth, Shaleh, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, Zakariya dan Yahya ‘alaihimu al-salam.
c. Kisah yang disebutkan dengan sekilas,kisah yang masuk dalam kategori ini adalah kisah
dari Nabi Idris, Ilyasa’ dan Ilyas.
Sedangkan kisah dari Nabi Muhammad SAW, bisa dikategorikan kedalam bagian yang
pertama (diceritakan secarapanjang lebar), Karena diceritakan kisah Nabi Muhammad SAW
beberapa peristiwa yang terjadi pada zaman beliau, seperti peristiwa yang yang dialami
beliau waktu kecil, permulaan dakwah, hijrah, dan beberapa perang yang dialami serta
beberapa gambaran kehidupan keluarga beliau.
2. Kisah ummat, tokoh, atau pribadi (bukan Nabi) dan peristiwa-peristiwa masa lalu
Tokoh yang pertama kali kisahnya diceritakan dalam Al Qur’an adalah dua orang putra
Nabi Adam sendiri yaitu Qabil dan Habil, Al Qur’an menceritakan kisah ketika Qabil
membunuh saudaranya sendiri Karena akibat dari sifat dengkinya. Inilah pembunuhan
pertama yang terjadi dalam sejarah umat islam. Dan masih banyak lagi kisah-kisah seorang
tokoh yang diceritakan dalam Al Qur’an, sebagian dari kisah ini antara lain :
5
d. Kisah Raja Dzul Qarnain
e. Kisah kaum Ashabul Ukhdud
f. Kisah Maryam yang diasuh oleh Nabi Zakariya
Dan beberapa kisah lain yang tidak bisa disebutkan oleh penulis secara lengkap.
3. Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW
Beberapa kisah yang terjadi pada masa Nabi Muhammad juga disebutkan dalam Al
Qur’an, salah satunya yaitu ketika sebelum Nabi lahir Tentara Bergajah melakukan
penyerbuan ke Makkah yang bertujuan untuk menghancurkan Ka’bah, yang dipimpin oleh
Raja Abrahah. Diceritakan pula kisah Nabi Muhammad waktu kecil dengan statusnya sebagai
anak yatim yang miskin dan belum mendapat bimbingan wahyu, dengan bahasa yang singkat
dan puitis.
Dan juga peristiwa setelah beliau diangat menjadi Rasul, yaitu peristiwa Isra’ dan
Mi’raj, hijrah, perang badar, perang uhud, perang azhab atau perang khandaq, dan perang
humain, juga kisah-kisah seputar fathu makkah dan peristiwa lainnya yang juga tidak bisa
disebutkan oleh penulis secara lengkap.4
Kisah-kisah al-Qur‟an memiliki karakteristik yang berbeda dengan kisah atau cerita
pada umumnya. Dalam al-Qur‟an Allah menegaskan”bahwa Kami menceritakan kepadamu
kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur‟an ini kepadamu”.13Dari ayat tersebut
jelas bahwa kisah yang dituturkan dalam al-Quran secara kualitatif memiliki keunggulan dan
karakter yang paling bagus dibandingkan dengan ceirta-cerita yang muncul dikalangan
manusia secara umum. Diantara karakteristik dan keistimewaan kisah dalam al-Qur‟an
adalah:
1.Kisah-kisah al-Qur‟an berupa peristiwa nyata yang benar-benar terjadi
Kisah al-Qur‟an bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-
kitab terdahulu dan menjelaskan sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman. Al-Quran memberikan kisah yang tepat meskipun suatu peristiwa tersebut telah
4
Syadali, Ahmad, Ulumul qur’an I,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 1995),h.,94
6
terjadi dalam kurun berabad-abad yang lalu. Misalnya dalam kisah „Ad dan Tsamud serta
kehancuran kota Irom. Dimana pada tahun 1980 ditemukan bukti sejarah secara arkeologi di
kawasan Hisn al-ghurab dekat kota aden di Yaman tentang adanya kota yang dinamakan
“Tsamutu, Ad, dan Irom”. Begitu pula tentang kisah tenggelam dan diselamatkannya badan
Fir‟aun (QS. Yunus :90-92), dimana pada bulan Juni 1975, ahli bedah Perancis, Maurice
Bucaille setelah meneliti mumi Fir‟aun ditemukan bahwa Fir‟aun meninggal di laut dengan
adanya bekas-bekas garam yang memenuhi sekujur tubuhnya. 5Kenyataan dan kebenaran
kisah ini sekaligus dapat dipergunakan sebagai media bagi peserta didik agar selalu berkata
jujur dan benar. Kebohongan dan kepalsuan dalam hidup haruslah dihindari agar dalam
kehidupan benar mendapat Ridha Allah SWT.
2.Kisah-kisah Al-Qur‟an sejalan dalam kehidupan manusia
Meskipun Al-Qur‟an merupakan kalam Allah, kisah-kisah yang dituturkannya tidak
terlepas dari kehidupan manusia. Karenaitu, manusia dengan cepat mampu memahami isyarat
tersebut. Kesesuaian ini memberikan indikasi bahwa kehidupan ini sudah selayaknya
mengikuti pedoman dan petunjuk dari Al-Qur‟an jika ingin mendapatkan kebahagiaan dunia
akhirat.
3.Kisah-kisah al-Qur‟an tidak sama dengan ilmu sejarah
Al-Qur‟an memiliki karakteristik yang berbeda dengan sejarah yang ditulis para
sejarawan. Al-Qur‟an tidak hanya membincangkan sejarah secara umum, tetapi merupakan
kisah pilihan yang mampu menguatkan keimanan. Dan didalam kisah-kisah terdapat
pelajaran yang dapat diambil oleh orang-orang berakal.6
BAB III
PENUTUP
5
M. Quraish Shihab, Mukzizat Al-Qur‟An , (Bandung: Mizan, 1998),h., 196-201
6
Shubhi Shalih, Mabahits Fi ‘Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: Beirut, 1977), h., 317-321
7
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur‟an
menjadi bagian tak terpisahkan dari isi Al-qur‟an yang menjadi referensi utama bagi umat
manusia. Kisah-kisah Al-Qur‟an bermanfaat dalam rangka pembentukan karakter manusia
yang berbudi luhur dan memiliki aqidah tauhid. Dalam dunia pendidikan, seorang pendidik
dapat menjadikan kisah sebagai metode alternatif bagi pembentukan jiwa peserta didik
terutama dalam ranah afektif dan psikomotor. Tujuan kisah-kisah yang ditampilkan Al-
Qur‟an adalah agar dapat dijadikan pelajaran dan sekaligus sebagai petunjuk yang berguna
bagi setiap orang beriman dan bertaqwa dalam rangka memenuhi tujuan diciptakannya yaitu
sebagai abdi dan khalifah pemakmur bumi dan isinya. Serta memberikan pengertiantentang
sesuatu yang terjadi dengan sebenarnya agar dijadikan ibrah (pelajaran) untuk memperkokoh
keimanan dan membimbing ke arah perbuatan yang baik dan benarKarakteristik kisah Al-
Qur‟an yaitu Kisah-kisah al-Qur‟an berupa peristiwa nyata yang benar-benar terjadi, Kisah-
kisah Al-Qur‟an sejalan dalam kehidupan manusia, Kisah-kisah al-Qur‟an tidak sama dengan
ilmu sejarah, Kisah Al-Quran sering diulang-ulang. Dua sisi pokok dari setiap sejarah sebagai
cerita. Pertama, sisi seni pengungkapannya yang menyangkut langgam bahasa dan teknik
penyajian. Kedua, sisi isi yang menyangkut apa yang terjadi, kapan, dimana, siapa pelakunya
dan mengapa terjadi.Konsep kisah al-Qur‟an dalam meningkatkan spiritual anak adalah :
KonsepIrsyad (petunjuk), Konsep dialogis, konsep hikmah dan I‟tibar (hikmah dan
pelajaran), konsepdzikra(mengingatkan), konsep takhwif dan tahdzir (ancaman). Penuturan
kisah-kisah al-Qur‟an sarat dengan muatan edukatif bagi manusia khususnya pembaca dan
pendengarnya.Kisah-kisah tersebut menjadi bagian dari metode pendidikan yang efektif bagi
pembentukan jiwa yang mentaukhidkan Allah SWT.
Saran
Banyak hal yang bisa kita dapat kita ketahui kalo kita mau memahami dan
mengamalkan al-Qur`an. Jadi pemakalah memberi saran mari kita baca al-Qur`an bukan
hanya kita baca tetapi pahami dan amalkan agar kita di beri safa`at olehnya saat hari akhir
nanti.
DAFTAR PUSTAKA
8
Abdul Wahid, Ramli.. Ulumul Qur’an, Jakarta: Rajawali, 1994