Anda di halaman 1dari 15

QASHASH DALAM AL-QUR’AN

Disusun oleh :

Kelompok 6

1. rani Martina(22531113)
2. rosi Lina(22531124)
3. Siti Patima Azahra (22531139)
4. .sinta apriliana(22531134)
Dosen Pengampuh: Achmad Syauqi
Alfanzari., M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2022

1
KATA PENGANTAR

‫اَلٌ َّساَل ُم عَليٌ ًك ْم َو َرحْ َمة هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Qashash Dalam Al-Qur’an” sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Terimakasih kami sampaikan khususnya Dosen pengampu mata kuliah,
yang telah membimbing dan memberi pengarahan kepada kami dalam menyusun
makalah ini. Kami yakin makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari pembaca. Dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

‫َوالٌ َّساَل ُم عَليٌ ًك ْم َو َرحْ َمة هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

Curup, 19 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................
A. Pengertian Qashash.............................................................................3
B. Macam-macam Qashash.....................................................................5
C. Faedah Qashash..................................................................................5
D. Hikmah Pengulangan Kisah...............................................................7
E. Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an adalah Kenyataan..............................8
F. Pengaruh Kisah Al-Qur’an dalam Pendidikan.................................10
BAB IIIPENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diwahyukan Allah SWT
kepada nabi Muhammad SAW sebagai rasul terakhir melalui perantara
malaikat Jibril, yang tepercaya dijadikan sebagai pedoman hidup bagi
umat manusia. Serta barang siapa yang membacanya adalah ibadah. Selain
berisi petunjuk hidup bagi umat manusia. Al-Qur’an juga berisikan pula
mengenai kisahkisah (qashash) baik kisah itu dari masa lalu maupun kisah
pada masa yang akan datang. Tujuan Allah SWT mewahyukan kisah-kisah
dalam al-Qur’an ini adalah untuk memberikan kita gambaran terhadap
kehidupan umat-umat terdahulu maupun memberikan gambaran mengenai
masa depan. Dengan tujuan kita bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah
tersebut guna menjadikan diri kita menjadi seorang muslim yang lebih
baik. Kandungan al-Qur’an tentang sejarah atau kisah-kisah disebut
dengan istilah Qashash al-Quran (kisah-kisah al-Qur’an). Bahkan ayat-
ayat yang berbicara tentang kisah jauh lebih banyak ketimbang ayat-ayat
yang berbicara tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa al-
Qur’an sangat perhatian terhadap masalah kisah, yang memang di
dalamnya banyak mengandung pelajaran (ibrah). Sesuai firman Allah pada
Surat Yusuf ayat 111 yang artinya: Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu
terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (al-Qur’an) itu
bukanlah cerita yang dibuatbuat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang
sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan
rahmat bagi orang yang beriman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Qashash ?
2. Apa saja macam-macam Qashash ?
3. Apa Faedah Qashash ?
4. Apa saja Pengulangan Kisah dan Hikmahnya?
5. Apakah kisah-kisah dalam Al-Qur’an adalah Kenyataan?

1
6. Apa Pengaruh kisah dalam Al-Qur’an dengan Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Qashash
2. Mengetahui Macam-macam Qashash
3. Mengetahui Faedah Qashash
4. Mengetahui Pengulangan Kisah dan Hikmahnya
5. Mengetahui Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an adalah kenyataan
6. Mengetahui pengaruh kisah dalam Al-Qur’an dengan Pendidikan
7.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Qashash

1 Pengertian Etimologi

Qashash al-Qur’an merupakan kata yang tersusun dari dua kalimat


yang berasal dari bahasa arab, yakni dari kata Qashash dan al-Qur’an. Kata
qashash merupakan jamak dari qishshah yang berarti kisah, cerita, atau
hikayat1. Kalimat qishash bentuk plural dari kata qish-shah2, apabila
disambung dengan al-Qur’an maka boleh dibaca qashash atau qishash, maka
menjadi qashashul Qur’an atau Qishashul Qur’an, kedua-duanya dalam bahasa
Indonesia berarti kisah-kisah al-Qur’an Kata kisah mempunyai persamaan
makna dalam bahasa arab dengan lafaz sejarah, tarikh, sirah, dan atsar3. akan
tetapi kata-kata itu tidak terdapat dalam al-Qur’an, hanya kata kisah yang
dipakai al-Qur’an setelah menceritakan suatu rangkaian, baik itu kisah Nabi
dengan umatnya maupun kisah-kisah lainnya. Maka kisah secara bahasa
mempunyai banyak arti ada yang artinya mengikuti jejak, berita yang
berurutan dan urusan, berita, perkara, dan keadaan.Jadi, dari keterangan kata
kisah menurut bahasa, dapatlah dikatakan bahwa kisah al-Qur’an adalah
kisah-kisah yang tedapat dalam al-Qur’an.
2 Pengertian Terminologi
Imam Fakhruddin al-Razi mendefinisikan kisahal-Qur’an sebagai
kumpulan perkataan-perkataan yang memuat petunjuk yang membawa
manusia kepada hidayah agama Allah dan menunjukkan kepada kebenaran

1
Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia, ( Surabaya :
Progressif, 1997 ) 1126

2
Abdul Karim Zaidan, Al-Mustafad Min Qashash Al-Qur’an Wa As-Sunnah, Jil. I,
(Beirut : Muassasa Al-Risalah, 2002) 5.

3
Badri khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an Cet. I ( Bandung : Pustaka
Setia, 2004 ) 48. lihat juga Mustafa al-Bagha danMahyudin Mustawa, al-Wâdheh Fî ‘Ulum al-
Qur’an, Cet. II ( Damskus : Darl Ulumul Insaniyah ), 181

3
serta memerintahkann untuk mencari sebuah keselamatan4. Ada juga yang
mendefinisikan dengan pemberitaan al-Qur’an tentang hal ihwal umat yang
telah lalu, Nubuwat/Kenabian yang terdahulu, dan peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi5. Sementara yang lain seperti Quraish Shihab dalam buku Kaidah
Tafsirnya mengatakan bahwa kisah al-Qur’an adalah menelusuri peristiwa
atau kejadian dengan jalan menyampaikan atau menceritakannya tahap demi
tahap sesuai dengan kronologi kejadiannya6.
Manna al-Khalil al-Qathtan mendefinisikan Qishahul Qur’an sebagai
pemberitahuan al-Qur’an tentang hal ihwal umat-umat dahulu dan para nabi,
serta peristiwa-peristiwa yang terjadi secara empiris. Sesungguhnya al-Qur’an
banyak memuat peristiwaperistiwa masa lalu, sejarah umat-umat terdahulu,
Negara, perkampungan dan mengisahkan setiap kaum dengan cara shuratun
nathiqah (atinya seolah-olah pembaca kisah tersebut menjadi pelaku sendiri
yang menyaksikan peristiwa itu)7. Dari beberapa definisi di atas,
bahwasannya kisah al-Qur’an itu informasi dari al-Qur’an yakni dari Allah
yang terdapat dalam al-Qur’an untuk seluruh manusia yang mau menjadikan
al-Qur’an petunjuk hidup, informasi itu tentang kisah umat-umat terdahulu,
tentang kenabian, orang-orang yang tidak dapat dipastikan apakah mereka
dari golongan Nabi atau orang-orang pilihan, juga menceritakan tentang
peristiwa-peristiwa yang lama terjadi termasuk peristiwa- peristiwa yang
pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad, jadi kisah al-Qur’an itu berisi
pelajaran bagi manusia untuk membawa kepada petunjuk agama yang
akhirnya manusia sampai kepada jalan keselamatan dunia akhirat.

4
Fakhruddin al-Razi, Mafâtîhu al-Ghaib, Cet. III, 1420 H, 250

5
Badri khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’anCet. I, ( Bandung : Pustaka
Setia, 2004 ) 49.

6
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, Cet. I (Tangerang : Lentera Hati, 2013) 319.

7
Manna’ Khalil al-Qaththan, Mahabits fi Ulumul Quran, (tt Masyurah al-Asyr: 1973),
hlm., 306

4
B. Macam-Macam Qashash
Nur Faizin membagi kisah al-Qur’an terdiri dari beberapa bentuk 8 ,
demikian juga Muhammad Chirzin dalam bukunya al-Qur’an dan ‘Ulumul
Qur’an9 , yaitu:.
 Kisah para Nabi terdahulu. Kisah mengandung informasi mengenai dakwah
mereka kepada kaumnya, mukjizat-mukjizat yang memperkuat dakwahnya,
sikap orang-orang yang memusuhinya, tahapan-tahapan dakwah dan
perkembangannya serta akibat-akibat yang diterima oleh mereka yang
mempercayai dan golongan yang mendustakan syariat yang dibawa Nabi
mereka, seperti kisah Nabi Nuh, Hud, Shaleh, Nabi Isa dan Nabi-Nabi yang
lainnya.
 Kisah-kisah yang menyangkut pribadi-pribadi yang bukan termasuk Nabi
dan golongan-golongan dengan segala kejadiannya yang dinukil oleh Allah
untuk dijadikan pelajaran, seperti kisah Maryam, Dzulqarnain, Lukmanul
Hakim, dan Ashabul Kahfi.
 Kisah yang menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa
Rasulallah, seperti perang Badar, Uhud, Ahzab, dan perang Bani Nadzir.
C. Faedah Qashas
Salah satu tujuan Allah menyampaikan kisah adalah agar manusia mau
berfikir dan mengambil ibrah. Kisah dalam al-Qur’an bukanlah suatu cerita
yang hanya bernilai sastra yang sangat tinggi saja, tetapi juga merupakan salah
satu media untuk mewujudkan tujuannya, sedangkan tujuan pokok dari kisah
al-Qur’an adalah pencapaian hidayah Allah bagi manusia, agar manusia mau
belajar dari kisah tersebut dan mendapat hidayah dari Allah10.

8
Nur Faizin, 10 Tema Kontroversial ‘Ulumul Qur’an, Cet. I (JawaTimur : Azhar Risalah,
2011) 156- 163

9
Muhammad Chirzin, Al-Qur’an Dan ‘Ulumul Qur’an, Cet. I (Jakarta : Dana Bhakti
Prima Yasa, 1998), , 119.

10
Mustafa al-Bagha danMahyudin Mustawa, al-Wâdheh Fî ‘Ulum al-Qur’an, Cet. II
( Damskus : Darl Ulumul Insaniyah, 1998 ) 186

5
Kisah-kisah yang terdapat dalam al-Qur’an memiliki tujuan dan
banyak banyak mamfaat11 tujuan pokok dari kisah al-Qur’an dan mamfaatnya
ini diantaranya12:
 Menjelaskan asas-asas dakwah menuju Allah dan menjelaskan pokok- pokok
syariat yang dibawa oleh para Nabi Allah untuk umatnya, firman Allah

‫ٱ‬
ِ ُ‫َو َمٓا َأ ْر َسلْنَا ِمن قَ ْبكِل َ ِمن َّر ُسولٍ اَّل نُوىِح ٓ لَ ْي ِه َأن َّ ُهۥٰ ٓاَل لَٰ َه ٓاَّل َأاَن ۠ فَ ْع ُبد‬
‫ون‬
‫ِإ ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya "Bahwasanya tidak ada Tuhan (Yang hak)
melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"13.

 Meneguhkan hati Rasulullah dan umatnya atas agama, meneguhkan


kepercayaan orang-orang yang beriman tentang menangnya kebenaran
serta musnahnya kebatilan bersama orang-orang pembelanya, firman
Allah

‫َواًّلُك ن َّ ُق ُّص عَلَ ْي َك ِم ْن َأنۢ َبٓا ِء ٱ ُّلر ُس ِل َما نُثَ ِبّ ُت ِب ِهۦ فَُؤ ادَكَ ۚ َو َجٓا َءكَ ىِف َهٰ ِذ ِه ٱلْ َح ُّق‬
‫َو َم ْو ِع َظ ٌة َو ِذ ْك َر ٰى ِللْ ُمْؤ ِم ِن َني‬

“Semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-


kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah
datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-
orang yang beriman.14”

 Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap


mereka serta mengabadikan jejak dan peninggalannya.

11
Moh. Samin Halabi, Keagungan Kitab Suci al-Qur’an, Cet. I (Jakarta : Kalam Mulia,
2002) 96-121

12
Mustafa al-Bagha danMahyudin Mustawa, al-Wâdheh Fî ‘Ulum al-Qur’an, Cet. II
( Damskus Darl Ulumul Insaniyah, 1998 ) 183-186

13
Al-Anbiya Ayat 25

14
Hud Ayat 120

6
 Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad dalam dakwanhya dengan
apa yang diberitakan tentang informasi orang-orang terdahulu disepanjang
kurun dan generasi
D. Hikmah Pengulangan Kisah
Dalam al-Qur’an akan dijumpai pengulangan kisah, tetapi kisah yang
berulang itu disajikan dalam bentuk yang berbeda-beda, terkadang disatu
tempat ada bagian-bagian tertentu yang didahulukan dari sebuah kisah dan
ditempat lainnya diakhirkan, dan ada juga suatu kisah dalam satu tempat
diceritakan dalam bentuk yang sangat singkat tetapi ditempat lain muncul lagi
kisah yang sama dalam bentuk yang lebih pajang uraiannya sehingga lebih
lengkap lagi informasi dari sebuah kisah yang dikemukakan al-Qur’an. Tentu
Allah tidak mengulang kisah tanpa memiliki hikmah tertentu. Pengulangan
itu mengandung multi fungsi dan misi15, antara lain sebagai berikut:
 Menguatkan kesadaran atau ingatan terhadap subtansi kisah tersebut.
 Pengulangan kisah itu merupakan salah satu bentuk kemukjizatan al-
Qur’an, karena pengulangan kisah yang sama dalam berbagai kesempatan
dengan gaya bahasa dan misi yang berlainan sulit bahkan mustahil
dilakukan oleh manusia biasa.
 Sahabat Nabi yang baru masuk Islam bisa mendengar lansung penjelasan
Rasul ketika ayat qashash diturunkan kesekian kalinya, karena mungkin
mereka belum mendengar kisah itu saat turun ayat qashash sebelumnya.
 Minimnya orang yang hafal seluruh al-Qur’an, dengan adanya
pengulangan kisah barangkali orang yang hanya hafal satu surat bisa
memahami lebih mudah surat lain yang memuat kisah yang sama.
 Terkadang qashash tidak dikisahkan sekaligus sempurna dengan alur
maju, tetapi diceritan potongan kisah dibeberapa tempat yang berbeda
sesuai konteksnya, agar tidak melelahkan sekaligus memperjelas misi.
 Kisah yang diceritakan al-Qur’an secara terpisah dapat dijadikan
pelajaran oleh umat Islam secara umum, sesuai dengan ragam problema

15
Nur Faizin, 10 Tema Kontroversial ‘Ulumul Qur’an, Cet. I (JawaTimur : Azhar
Risalah, 2011) 169- 170

7
yang dihadapi, sekaligus disesuaikan dengan tingkat strata pemahaman,
strata sosial, atau strata ilmiah yang berbeda.
Sebenarnya banyak sekali hikmah dari pengulangan kisah al-Qur’an,
seperti lainnya lagi untuk menunjukkan kebalaghaan al-Qur’an dalam tingkat
yang sangat tinggi, menunjukkan kehebatan mukjizat al-Qur’an, dan
perbedaan tujuan yang karenanya kisah itu diungkapkan16. Dari penjelasan di
atas terlihat bahwa suatu kisah itu sebenarnya berulang-ulang tetapi berlainan
makna yang ingin disampaikannya, satu kisah diungkapkan disuatu tempat
untuk menyampaikan makna tertentu dan ditempat lain makna baru lagi,
karena suatu kisah itu mempunyai banyak makna dan buah hikmah yang
ingin disampaikan.
E. Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an adalah Kenyataan
1 Kisah para Nabi dan Rasul Terdahulu
Tentunya kita semua tahu bahwa tidak semua nabi dan rasul itu disebutkan
kisahnya di dalam al-Qur’an, nabi dan rasul yang disebutkan dalam al-Qur’an
hanyalah 25 orang, dimulai dari Nabi Adam AS sampai dengan Nabi
Muhammad SAW. Kemudian dari 25 orang ini, secara garis besar dilihat dari
sisi panjang atau singkat kisahnya, dapat dijadikan kepada tiga kelompok :
 Kisah yang disebutkan dengan panjang lebar, kisah yang masuk dalam
kategori ini adalah kisah dari Nabi Adam, surat al-Baqarah : 31-37, Surat
Ali ‘Imran : 33 dan 59, surat al-Maidah :27, surat al-A’raf : 11, 19, 26, 27,
31, 35 dan 172, surat al-Isra’ : 61-70, surat al-Kahfi : 50, surat Maryam : 58
dan surat Thaha : 115-121. Kisah Nabi Idris dalam surat Maryam : 56 dan
surat al-Anbiya’ : 85. Kisah Nabi Nuh dalam surat an-Nisa’ : 163, al-A’raf
59-69, at-Taubah : 70, Yunus : 71, Ibrahim : 9, al-Anbiya’ : 76 dan
seterusnya17.

16
Badri khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an Cet. I ( Bandung : Pustaka
Setia, 2004 ) 55-56

17
Muhammad Abdurrahim, Mu’jizat wa ‘Ajaib min al-qur’an al-Karim,(Beirut: Dar al-
Fikr, 1995), hlm. 163-172.

8
Sedangkan kisah dari Nabi Muhammad SAW, bisa dikategorikan kedalam
bagian yang pertama (diceritakan secara panjang lebar), karena diceritakan
kisah Nabi Muhammad SAW beberapa peristiwa yang terjadi pada zaman
beliau, seperti peristiwa yang yang dialami beliau waktu kecil, permulaan
dakwah, hijrah, dan beberapa perang yang dialami serta beberapa gambaran
kehidupan keluarga beliau.
2 Kisah ummat, tokoh, atau pribadi (bukan nabi), dan peristiwa-
peristiwa masa lalu.
Tokoh yang pertama kali kisahnya diceritakan dalam al-Qur’an adalah dua
orang putra Nabi Adam sendiri yaitu Qabil dan Habil, al-Qur’an menceritakan
kisah ketika Qabil membunuh saudaranya sendiri karena akibat dari sifat
dengkinya. Inilah pembunuhan pertama yang terjadi dalam sejarah umat Islam.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah seorang tokoh yang diceritakan dalam al-
Qur’an, sebagian dari kisah ini antara lain :
 Kisah Qarun yang hidup pada zaman Nabi Musa As. yang sombong dan
kufur setelah kaya raya yang terdapat dalam surat al-Qashash : 76- 79, surat
al-Ankabut : 39 dan surat Ghafir : 24
 Kisah peperangan antara Jalut dan Thalut.
 Kisah tentang Ashabul Kahfi.
 Kisah Raja Dzul Qarnain.
 Kisah kaum Ashabul Ukhdud.
 Kisah Maryam yang diasuh oleh Nabi Zakaria, ibu Nabi Isa AS yang
terdapat dalam surat Ali ‘Imran : 36-45, an-Nisa’ : 156, 171, al- Maidah:
17, 110, Maryam : 16, 27, al-Mukminun : 50 dan surat at- Tahrim : 12. Dan
beberapa kisah lain yang tidak bias disebutkan oleh penulis secara lengkap.
3 Kisah-kisah yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW
Beberapa kisah yang terjadi pada masa Nabi Muhammad juga disebutkan
dalam al-Qur’an, salah satunya yaitu ketika sebelum Nabi lahir, Tentara
Bergajah melakukan penyerbuan ke Makkah yang bertujuan untuk
menghancurkan Ka’bah, yang dipimpin oleh Raja Abrahah. Diceritakan pula
kisah Nabi Muhammad waktu kecil dengan statusnya sebagai anak yatim yang

9
miskin dan belum mendapat bimbingan wahyu, dengan bahasa yang singkat
dan puitis. Dan juga peristiwa setelah beliau diangkat menjadi Rasul, yaitu
peristiwa Isra’ dan Mi’raj, hijrah, perang Badar, perang Uhud, perang Ahzab
atau perang Khandaq, dan perang Hunain, juga kisah-kisah seputar Fathul
Makkah dan peristiwa lainnya yang juga tidak bisa disebutkan oleh penulis
secara lengkap.

F. Pengaruh Kisah-Kisah Al-Qur’an dalam Pendidikan


Dalam kisah-kisah al-Qur’an ini terdapat lahan subur yang dapat
membantu kesuksesan para pendidik dalam melaksanakan tugasnya dan
membekali mereka dengan bekal kependidikan berupa teladan hidup para
Nabi, berita-berita tentang umat terdahulu, sunnatullah dalam kehidupan
masyarakat dan hal ihwal bangsa-bangsa.

Dan semua itu dikatakan dengan benar dan jujur. Para pendidik
hendaknya mampu menyuguhkan kisah-kisah qur’ani itu dengan uslub bahasa
yang sesuai dengan tingkat pelajar dalam segala tingkatan. Sejumlah kisah
keagamaan yang disusun oleh Ustadz Sayid Qutub dan Ustadz as-Sahhar
telah berhasil memberikan bekal bermanfaat dan berguna bagi anak-anak kita,
dengan keberhasilan yang tiada bandingnya.

Demikian pula al-Jarim telah menyajikan kisah-kisah qur’ani dengan


gaya sastra yang indah dan tinggi, serta lebih banyak analisis mendalam.
Alangkah baiknya andaikata orang lain pun mengikuti dan meneruskan
metode pendidikan baik ini. (Sayid Abul Hasan ‘Ali al-Husni an-Nadwi telah
menyusun pula kumpulan kisah para Nabi, yang merupakan kisah para
pelopor.)18

18
https://alquranmulia.wordpress.com/2014/01/21/pengaruh-kisah-kisah-al-quran-dalam-
pendidikan-dan-pengajaran/

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan tersebut diatas, dapat disimpulkan antara lain:
1 Menurut bahasa, kata qashash merupakan bentuk jamak dari kata qishah, yang
berarti mengikuti jejak atau menelusuri bekas atau cerita/kisah.
Menurut istilah, Qashash al-Qur’an merupakan kisah-kisah dalam Al-
Qur’an yang menceritakan ihwal umat-umat terdahulu dan nabi-nabi
mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa
kini, dan masa yang akan datang..
2 Faedah (kegunaan) qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk memperkuat
iman kita terhadap kisah-kisah yang pernah terjadi pada zaman dahulu
untuk dapat kita ambil hikmah dari peristiwa tersebut.
3 Hikmah qashash dalam al-Qur’an yaitu untuk menunjukkan kemukjizatan al-
Qur’an yang dapat mengisahkan kisah-kisah yang sudah terjadi maupun kisah
yang belum terjadi. Sehingga dengan hal tersebut kita dapat mengambil
hikmahnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim Zaidan,2002, Al-Mustafad Min Qashash Al-Qur’an Wa As-


Sunnah, Jil. I, (Beirut : Muassasa Al-Risalah

Ahmad Warson Munawwir,1997, Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia,


Surabaya : Progressif

AL-QUR’ANUL KARIM

Badri khaeruman,2004 , Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’anCet. I,


Bandung : Pustaka Setia

Fakhruddin al-Razi,1420H, Mafâtîhu al-Ghaib, Cet. III

https://alquranmulia.wordpress.com/2014/01/21/pengaruh-kisah-kisah-al-quran-
dalam-pendidikan-dan-pengajaran/

M. Quraish Shihab,2013, Kaidah Tafsir, Cet. I, Tangerang : Lentera Hati

Moh. Samin Halabi,2002, Keagungan Kitab Suci al-Qur’an, Cet. I, Jakarta


: Kalam Mulia

Muhammad Abdurrahim, Mu’jizat wa ‘Ajaib min al-qur’an al-Karim,


(Beirut: Dar al-Fikr, 1995), hlm. 163-172.

Muhammad Chirzin,1998, Al-Qur’an Dan ‘Ulumul Qur’an, Cet. I


(Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa

Manna’ Khalil al-Qaththan,1973, Mahabits fi Ulumul Quran, Masyurah al-


Asyr:

Faizin, Nur,2011, 10 Tema Kontroversial ‘Ulumul Qur’an, Cet. I,


JawaTimur : Azhar Risalah

12

Anda mungkin juga menyukai