Anda di halaman 1dari 4

Nama : M Nuzulul Hidayat Matkul :

Tasawuf
Kelas : HTN/VII
Dosen Pengampu : Mabrur Syah, S.Pd.I., S.IPI., M.H.I.
Resuman kelompok 5

A. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK TASAWUF AMALI

1. Pengertian Tasawuf Amali


Tasawuf amali adalah tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
Tasawuf amali adalah seperti yang dipraktekan di dalam kelompok tarekat, dimana dalam
kelompok ini terdapat sejumlah sufi yang mendapat bimbingan dan petujuk dari seorang guru
tentang bacaan dan amalan yang harus di tempuh oleh seorang sufi dalam mencapai
kesempurnaan rohani agar dapat berhubungan langsung dengan Allah. Apabila dilihat dari sudut
amalan dan ilmu yang dipelajari
Terdapat 4 aspek yang harus dipelajari dalam aliran tasawuf amali, yaitu syaria’t, thariqat,
Hakikat dan ma’rifat.

a. Syaria’t
Syaria’t berasal dari kata syara’, secara etimologi mempunyai arti “jalan-jalan yang bisa
ditempuh air”, maksudnya adalah jalan yang harus ditempuh manusia untuk menuju jalan Allah
SWT.
Secara umum, syaria’at merupakan hukum (segala ketentuan yang ditetapkan Allah SWT) yang
mengatur seluruh sendi kehidupan umat muslim di dunia, mulai dari urusan hubungan antar
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia (Habuminallah Habuminannas), kunci
menyelesaikan masalah kehidupan baik dunia dan akhirat, rukun, syarat, halal-haram, perintah
dan larangan, dan sebagainya. Sumber syaria’t sendiri berada dalam Al-Quran dan As-Sunnah.

b. Thariqat
Thariqat (‫ )طرق‬berarti “metode” atau “jalan”, yang secara konseptual terkait dengan haqiqah/
hakikat atau kebenaran sejati. Dalam aliran tasawuf atau sufisme, thariqat berarti jalan yang
ditempuh oleh para sufi untuk mencapai tujuan sedekat mungkin dengan Allah SWT, dengan
menerapkan metode pengarahan moral dan jiwa.
c. Hakikat
Secara etimologi, hakikat berasal dari kata “Al-Haqq” yang berarti kebenaran. Secara garis
besar, hakikat merupakan ilmu yang digunakan untuk mencari suatu kebenaran sejati mengenai
Tuhan. Dalam kitab Al-Kalabazi, hakikat menurut ilmu tasawuf didefinisikan sebagai aspek
yang berkaitan dengan amal batiniah, merupakan amalan paling dalam dan merupakan akhir
perjalanan yang ditempuh oleh para sufi.
d. Ma’rifah
Ditinjau dari segi bahasa, Ma’rifat berasal dari kata ‘arafa-yurifu-irfan. Secara umum, ma’rifat
didefinisikan sebagai kumpulan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan amalan ibadah yang
merupakan perpaduan dari syariat, thariqat, dan hakikat, dimanan nantinya ilmu ini digunakan
untuk mengenal Allah SWT lebih mendalam melalui sanubari atau mata hati.

B. PENGERTIAN DAN PENJELASAN MAQAMAT DAN AHWAL


1. Pengertian dan Penjelasan Maqamat
Secara harfiah, maqamat merupakan jamak dari kata maqam yang berarti tempat berpijak atau
pangkat mulia. Dalam Bahasa Inggris maqamat dikenal dengan istilah stages yang berarti tangga.
Sedangkan dalam ilmu Tasawuf, maqamat berarti kedudukan hamba dalam pandangan Allah
berdasarkan apa yang telah diusahakan, baik melalui riyadhah, ibadah, maupun mujahadah.

2. Pengertian dan Penjelasan Ahwal


Secara bahasa, ahwal merupakan jamak dari kata tunggal hal yang berarti keadaan sesuatu
(keadaan rohani). Menurut Syeikh Abu Nashr as-Sarraj, hal adalah sesuatu yang terjadi secara
mendadak yang bertempat pada hati nurani dan tidak mampu bertahan lama, sedangkan menurut
al-Ghazali, hal adalah kedudukan atau situasi kejiwaan yang dianugerahkan Allah kepada
seseorang hamba pada suatu waktu, baik sebagai buah dari amal saleh yang mensucikan jiwa
atau sebagai pemberian semata. Sehubungan dengan ini, Harun Nasution mendefinisikan hal
sebagai keadaan mental, seperti perasaan senang, persaan sedih, perasaan takut, dan sebagainya.
Tokoh-Tokoh Tasawuf Amali
1) Rabiah Al-Adawiah
Bernama lengkap Rabi’ah bin Ismail Al-Adawiah Al-Bashriyah Al-Qaisiyah. Lahir tahun 95 H
(713 H) di suatu perkampungan dekat kota Bashrah (Irak) dan wafat tahun 185 H (801 M).
Rabiah Al-Adawiah dalam perkembangan mistisisme dalam Islam tercatat sebagai peletak dasar
tasawuf berasaskan cinta kepada Allah SWT.
2) Dzul An-Nun Al-Mishri
Bernama lengkap Abu Al-Faidh Tsauban bin Ibrahim. Lahir di Ikhkim, daratan tinggi Mesir
tahun 180 H (796 M) dan wafat tahun 246 H (856 M).
Al-Mishri membedakan ma’rifat menjadi dua yaitu ma’rifat sufiah adalah pendekatan
menggunakan pendekatan qalb dan ma’rifat aqliyah adalah pendekatan yang menggunakan akal.
Ma’rifat menurutnya sebenarnya adalah musyahadah qalbiyah (penyaksian hati), sebab maa’rifat
merupakan fitrah dalam hati manusia.
3) Abu Yazid Al-Bustami
Bernama lengkap Abu Yazid Thaifur bin ‘Isa bin Syarusan Al-Bustami. Lahir di daerah Bustam
(Persia) tahun 874 M dan wafat tahun 947 M.
Ajaran tasawuf terpenting Abu Yazid adalah fana dan baqa. Dalam istilah tasawuf, fana diartikan
sebagai keadaan moral yang luhur. Dan fana berarti mendirikan sifat-sifat terpuji kepada Allah.
4) Abu Manshur Al-Hallaj
Bernama lengkap Abu Al-Mughist Al-Husain bin Mashur bin Muhammad Al-Baidhawi. Lahir di
Baida sebuah kota kecil di daerah Persia tahun 244 H (855 M)
Diantara ajaran tasawufnya yang paling terkenal adalah Al-Hulul dan Wahdat Asy-Syuhud yang
kemudian melahirkan paham wihdad al-wujud (kesatuan wujud) yang di kembangkan Ibnu
Arabi.

C. Prinsip Ajaran Tasawuf Dzul An-Nun Al-Mishri


Dalam tasawuf, Dzul An-Nun Al-Mishri dipandang sebagai bapak ma’rifah. Dzun An-Nun Al-
Mishri merupakan pelopor paham ma’rifah. Penilaian ini sangatlah tepat karena berdasarkan
riwayat Al-Qathfi dan Al-Mas’udi yang kemudian dianalisis Nucholson dan Abd. Al-Qadir
dalam falsafah Al-Shufiyyah fi Al-Islam, Al-Mishri berhasil memperkenalkan corak baru tentang
ma’rifah dalam bidang sufisme Islam.
Pertama, ia membedakan antara ma’rifah sufiyah dan ma’rifah aqliyah. Apabila yang pertama
menggunakan pendekatan qalb yang biasa digunakan para sufi, yang kedua menggunakan
pendekatan Akal yang biasa digunakan para teolog. Kedua, menurut Al-Mishri, ma’rifah
sebenarnya adalah musyahadah qalbiyah (penyaksian hati) sebab ma’rifah merupakan fitrah
dalam hati manusia sejak azali. Ketiga, teori-teori ma’rifah Al-Mishri merupakan gnosisme ala
Neo- Platonik. Teori-teorinya kemudian dianggap sebagai jembatan menuju teori-teori wahdat
asy- syuhud dan ittihad. Ia pun di pandang sebagai orang yang pertama kali memasukkan unsur
falsafah dalam tasawuf.
Dzul An-Nun Al-Misri membagi pengetahuan tentang Tuhan menjadi tiga macam yaitu :
1. Pengetahuan untuk seluruh muslim
2. Pengetahuan khusus untuk para filosofi dan ulama
3. Pengetahuan khusus untuk para wali Allah
Dari ketiga macam pengetahuan tentang Tuhan di atas, jelaslah bahwa pengetahuan tingkat
auliya adalah yang paling tinggi tingkatannya karena mereka mencapai tingkatan musyahadah.
Sementara para ulama dan filosof tidak bisa mencapai maqam ini sebab mereka masihh
menggunakan akal untuk mengetahui Tuhan, sedangkan akal mempunyai keterbatasan dan
kelemahan.
Menurut Dzun An-Nun Al-Mishri bahwa prinsip dasar tasawuf ada 4 yaitu:
1. Mencintai Allah Yang Maha Agung
2. Menjauhi yang sedikit dunia
3. Mengikuti Al-Qur’an
4. Takut akan terjadi perebutan (dari taat kepada Allah)

Anda mungkin juga menyukai