Anda di halaman 1dari 5

Aliran-aliran Tasawuf

Tasawuf Akhlaki

Kata tasawuf berasal dari bahasa Arab, tashowwafa yang artinya bisa membersihkan atau saling
membersihkan. Kemudian kata akhlak merupakan bentuk jamak dari khuluqun yang bermakna
perangai, budi, tabiat, adab, atau tingkah laku.

Secara istilah tasawuf akhlaki adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan
kesucian jiwa yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku
yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimal.

Manusia harus lebih dahulu mengidentifikasikan eksisitensi dirinya melalui penyucian jiwa raga
yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral, dan berakhlak mulia, yang dalam ilmu
tasawuf dikenali dengan takhalli, tahalli, tajalli.

1. Takhalli

Takhalli berarti membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, sifat-sifat kotor dan penyakit hati yang
merusak. Langkah pertama yang harus ditempuh adalah mengetahui dan menyadari betapa
buruknya sifat-sifat tercela tersebut, sehingga muncul kesadaran untuk menghindarinya. Apabila
hal ini dilakukan dengan sukses maka seseorang akan memperoleh kebahagiaan. Allah
berfirman:

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan merugilah orang yang
mengotorinya.” QS. As-Syams:9-10.

2. Tahalli

Tahalli adalah menghias diri dengan jalan membiasakan dengan sifat dan sikap serta perbuatan
yang baik. Berusaha agar dalam setiap gerak dan perilakunya selalu berjalan diatas ketentuan
agama. Langkahnya ialah membina pribadi agar memiliki akhlak karimah, dan senantiasa
konsisten dengan langkah yang dilakukannya.

3. Tajalli

Setelah seseorang melalui dua tahap teersebut maka tahap ketiga yakni tajalli, seseorang hatinya
terbebaskan dari tabir (hijab), yaitu sifat-sifat kemanusiaan atau memperoleh Nur yang selama
ini tersembunyi (ghaib) atau fana’ segala selain Allah ketika Nampak (tajalli) wajah-Nya.

Pencapaian tajalli tersebut melalui pendapatan rasa dengan alat al-qalb. Apabila seseorang telah
mencapai tajalli maka dia akan memperoleh ma’rifat. Ma’rifat adalah mengetahui rahasia-
rahasia ketuhanan dan peraturan-peraturan-Nya tentang segala yang ada.

Tasawuf Irfani

1
Sebagai ilmu praktis, ‘irfan merupakan sebuah suluk atau perjalanan rohani, yakni bagaimana
seorang penempuh-rohani (salik) yang ingin mencapai tujuan puncak kemanusian, yakni
tauhid. Dalam mempraktikkan tasawuf ‘irfani seseorang calon sufi harus mengawali perjalanan
dengan melewati tahapan-tahapan (maqamat) secara berurutan, dan keadaan jiwa (hal) yang
akan dirasakan oleh calon sufi ketika mencapai maqamat itu.

Tasawuf Amali

Tasawuf amali yaitu tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Dalam pengertian ini tasawuf amali berkonotasikan tarekat. Tarekat merupakan
jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang didalamnya berisi amalan ibadah yang
bertemakan menyebut nama Allah dan sifat-sifat-Nya disertai penghayatan yang mendalam.
Dalam tarekat ada tiga unsur yakni: guru (Mursyid), murid dan ajaran. Guru adalah orang yang
mempunyai otoritas dan legalitas kesufian, yang berhak mengawasi muridnya dalam setiap
langkah sesuai dfengan ajaran islam. Dalam buku Tanwir al-Qulub fi Mu’amalati ‘Allami al-
Ghuyub sebagaimana yang dinukil oleh Abu Bakar Aceh bahwa seorang Mursyid adalah orang
yang telah sempurna suluk dan mendapat ijazah untuk mengajarkan suluk kepada orang lain.

Tasawuf Falsafi

Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi intuitif dan rasional.
Tasawuf falsafi tidak dapat dipandang sebagai filsafat, karena ajaran dan metodenya didasarkan
pada rasa (dzauq), dan tidak bisa dikategorikan pada tasawuf yang murni karena sering
diungkapkan dengan bahasa filsafat.

Menurut At-Taftazani ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar-samar karena
sering menggunakan ungkapan yang samar-samar yang mengakibatkan kesalahpahaman pihak
luar.

Tokoh-tokoh dalam Aliran Tasawuf

Tasawuf Akhlaki

1. Hasan al-Bashri

Nama lengkapnya adalah Abu Sa’id Al-Hasan bin Yasar. Ia adalah seorang zahid yang amat
masyhur dikalangan tabi’in. ia lahir di Madinah tahun 21H dan wafat tahun 110H. Dasar
pendirian beliau adalah zuhud terhadap dunia, menolak kemegahan semata-mata menuju Allah,
tawakal, khauf (takut), dan raja’ (pengharapan). Pandangan tasawufnya ialah anjuran pada tiap
orang untuk senantiasa bersedih hati dan takut kalau tidak mampu melaksanakan perintah Allah
dan larangan-Nya.

2
2. Al-Muhasibi

Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi. Dilahirkan di Basrah,
Irak tahun 165H dan wafat tahun 243H. Al-Muhasibi adalah sufi dan ulama’ besar yang
menguasai beberapa bidang ilmu seperti tasawuf, hadits, fiqih. Ia seorang figur sufi yang selalu
menjaga diri terhadap perbuatan dosa. Pandangannya tentang khauf dan raja’ menempati posisi
penting dalam memebersihkan jiawa. Menurutnya khauf dan raja’ dapat dilakukan dengan
sempurna hanya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

3. Al-Ghazali

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ta’us at-
Thusi as-Syafi’I al-Ghazali, dan mendapatkan gelar hujjah al- Islam. Ia lahir di Ira n tahun 450H.
menurut al-Ghazali jalan menuju tasawuf dapat dicapai dengan mematahkan hambatan-hambatan
jiwa dan membersihkan diri dari moral yang tercela. Ia menolak paham hulul dan ittihad. Untuk
itu ia menyodorkan paham baru tentang ma’rifat, yaiyu pendekatan diri kepada Allah SWT
(taqarrub ila Allah) tanpa diikuti penyatuan dengan-Nya.

Tasawuf Irfani

1. Rabi’ah al Adawiyah

Nama lengkap Rabiah adalah rabiah bin Ismail Al Adawiyah Al Bashriyah Al Qaisiyah. Ia
diperkirakan lahir pada tahun 95 H / 713 M disuatu perkampungan dekat kota Bashrah (Irak)
dan wafat di kota itu pada tahun 185/801 M. Ia dilahirkan sebagai putri keempat, orang tuanya
menamakan Rabiah. Kedua orang tuannya meninggal ketika ia masih kecil. Dikarenakan orang
tuanya sudah meninggal maka Rabiah dijadikan sebagai seorang budak yang kemudian dia
dimerdekakan oleh tuannya itu. Setelah dimerdekakan, Rabiah kemudian kehidupannnya
dengan menempuh jalan sufi. Ia menghabiskan waktunya hanya untuk beribadah kepada Allah
SWT.
Rabiah al-Adawiyah telah membuktikkan bahwa meskipun seorang wanita dia mampu
mencapai maqamat tertinggi dalam tasawuf. Jadi Jenis kelamin tidak membatasi orang untuk
bisa beribadah secara total kepada Allah, oleh karena itu Allah tidak pernah melihat hambanya
dari aspek apapun kecuali dari tingkat ketaqwaanya. Dan itulah yang telah dibuktikan oleh
Rabiah al- Adawiyah.

Rabiah merupakan tokoh tasawuf pertama yang dianggap sebaga pelopor dotrin cinta tanpa
pamrih (kepada Allah). Di dalam sejarah perkembangan tasawuf, hal ini merupakan konsepsi
baru di kalangan sufi kala itu. Karena itulah ia disebut “The Mother of The Grand Master atau
Ibu dari para sufi besar.

2. Dzun Nun Al- Mishri


Dzun Nun al-Mishri memiliki nama lengkap Abu al-Faid Tsauban bin Ibrahim. Dilahirkan di

3
salah satu kawasan di Mesir bernama Ekhmim pada tahun 180 H (798). Dan wafat pada tahun
246 H(856M). Julukan Dzu al-Nun diberikan kepadanya berhubungan dengan berbagai
kelebihan yang diberikan Allah kepadanya. Posisi Al-Mushri dalam tasawuf dilihat penting
karena dia lah orang pertama di Mesir yang membicarakan masalah ahwal dan
maqamat para wali. Dia juga dipandang sebagai bapak faham ma’rifah.

Tasawuf Amali

1. Syekh Abdul Qadir Jailani

Syekh Abdul Qadir Jailani dilahirkan tahun 470H dan wafat tahun 561H. Beliau adalah pendiri
tarekat Qadariyah, ia berpengaruh dihati masyarakat yang dituturkan lewat bacaan manaqib pada
acara-acara tertentu. Manaqib ini dibaca dengan tujuan agar mendapat berkah.

2. Ahmad Abu Hasan ar-Rifa’i

Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Ali bin Abbas, wafat tahun 578H. Ciri tarekat ini adalah
penggunaan tabuhan rebana dalam wiridnya yang diikuti dengan tarian dan permainan debus.

Tasawuf Falsafi

1. Abu Yazid al-Busthami

Nama kecilnya ialah At-Taifur dan wafat pada tahun 261H.[10] Ajaran tasawuf yang terpenting
darinya adalah fana’ dan baqa’. Fana’ adalah hilangnya semua keinginan hawa nafsu seseorang ,
sedangkan baqa’ adalah mendirikan sikap-sikap terpuji pada Allah. Ketika seseorang telah
berada dalam fana’ maka ia terbawa kedalam perenungan terhadap realitas mutlak. Tahap
akhirnya ialah lenyapnya diri secara penuh yang merupakan permulaan diri dari baqa’. Ketika
seseorang telah memiliki keduanya maka seorang sufi telah mencapai puncak yang
diinginkannya, yakni ma’rifat.

2. Al-Hallaj

Nama lengkapnya Husain bin Mansyur bin Muhammad al-Hallaj. Lahir di Persia tahun 244H.
Ajarannya yang paling terkenal adalah al-hulul yaitu suatu paham yang mengatakan bahwa
Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu dan mengambil tempat (hulul) didalamnya setelah
sifat-sifat kemanusiaan yang ada didalam tubuh itu dilenyapkan.

Menurutnya dalam diri manusia terdapat dua unsur yaitu Nasut dan unsu Lahut. Teori ini
dikembangkan lagi oleh Ibn ‘Arabi dengan teori Wahdatul Wujud, dalam teori ini Ibn ‘Arabi
merubah Nasut menjadi al-Khalq dan Lahut menjadi al-Haq.

Kesimpulan

4
Aliran-aliran dalam tasawuf terbagi menjadi empat, yakni aliran tasawuf akhlaki, irfani, amali
dan falsafi.

Tasawuf akhlaki adalah adalah ajaran tasawuf yang membahas tentang kesempurnaan dan
kesucian jiwa yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku
yang ketat guna mencapai kebahagiaan yang optimal. Tasawuf irfani adalah tasawuf yang
berusaha menyingkap hakikat kebenaran (ma’rifat) diperoleh dengan tidak melalui logika atau
pemikiran tetapi melalui pemberian Tuhan. Tasawuf amali yaitu tasawuf yang membahas tentang
bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tasawuf falsafi yaitu tasawuf yang ajaran-
ajarannya memadukan antara visi intuitif dan rasional.

Anda mungkin juga menyukai