MATERI VIII
TASAWUF IRFANI
A. Hakikat ‘Irfan
Secara etimologi, kata ‘irfan merupakan kata jadian (mashdar) dari kata ‘arafa’ (mengenal
atau pengenalan). Adapun secara terminologis ‘irfan di identikan dengan ma’rifat sufistik. Orang
yang ‘irfan atau makrifat kepada Allah adalah yang benar-benar mengenal Allah melalui dzauq
dan kasyuf (ketersingkapan). Ahli ‘irfan adalah orang yang berminat kepada Allah. Arif adalah
seseorang yang memperoleh penampakan tuhan sehingga pada dirinya tampak kondisi-kondisi
hati tertentu (ahwal).
‘Irfan memiliki dua aspek, yakni aspek praktis dan aspek teoritis. Aspek praktisnya adalah
bagian yang menjelaskan hubungan dan pertanggung jawaban manusia terhadap dirinya, dunia,
dan tuhan. Bagian ini menyerupai etika.praktis juga dapat di sebut sayr wa suluk (perjalanan
rohani).
‘Irfan teoritis memfokuskan perhatiannya pada masalah wujud (ontologi) , mendiskusikan
manusia, tuhan serta alam semesta.
Bagian ini menyerupai teosafi (filsafah ilahi) yang juga memberikan penjelasan tentang
wujud.
‘Irfan mendasarkan diri dari ketersibakan mistik yang kemudian di terjemahkan kedalam
bahasa rasional untuk menjelaskannya.