PENDAHULUAN
Tasawuf adalah sebuah pengalaman batin yang akan memberikan asumsi bahwa
tasawuf merupakan topik berdimensi batin manusia yang dengannyalah manusia dapat
merasakan Tuhannya hadir. Pada hakikatnya tasawuf merupakan pengalaman pribadi seorang
hamba dengan Tuhannya. Lebih Lanjut Ulama Kontemporer Indonesia Prof.Dr. Said Aqil
Siraj mendefinisikan Tasawwuf yaitu “ Maqomatil Qulub wa Aqwaliha” yaitu posisi hati
seorang hamba, apakah hati tersebut condong kepada Allah atau kepada selainnya seraya
menafikan nafsu manusia untuk berpaling dari-Nya.
Tasawuf sebenarnya menekankan kecenderungan jiwa dan kerinduannya secara fitrah
kepada Allah, karena disadari kan adanya suatu kekuatan Yang Maha Mutlak diluar dirinya,
sehingga terdorong untuk berusaha mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam makalah ini juga dijelaskan tentang biografisingkat tentang al-Muhasibi dan al-
Qusyairi serta pemikiran tasawufnya, corak pemikiran tasawufnya.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Muhammad jalal syaraf, Tasawwuf Islam Madzhab Baghdad ( Tangerang Selatan : Gaya Media Pratama,
2014) hal. 15
2. Mengecam keras sufi pada masanyakarena kegemaran mereka menggunakan
pakaian orang miskin, sementara tindakan mereka pada saat yang sama,
bertentangan dengan tindakan mereka. Ia menekankan bahwa kesehatan batin,
dengan berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, lebih penting dari pada pakaian
lahiriyah
3. Penyimpangan para sufi. Dalam konteks yang berbeda dengan ungkapan yang
pedas sebab mereka meninggalkan syariat dengan kedok sufi.
Dari uraian diatas, tampak jelas bahwa pengembalian arah tasawuf, munurut Al-Qsyairi harus
dengan merujuknya pada doktrin Ahlussunnah Wal Jama’ah, yang dalam hal ini ialah
dengan mengikuti para sufi Sunni pada abad-abad ketiga dan keempat Hijriah yang
sebagaimana diriwayatkannya dalam Ar-Risalah.
Dalam hal ini, jelaslah bahwa Al-Qusyairi adalah pembuka jalan bagi kedatangan Al-
Ghazali, yang dirafiliasi pada aliran yang sama , yaitu Al-Asy’ariyah yang nanti akan
merujuk pada gagasannya itu serta menempuh jalan yang dilalui Al-Muhasibi maupun Al-
Junaid, secara melancarkan kritik keras terhadap para sufi yang terkenal dengan ungkapan-
ungkapan yang ganjil.
Al-Qusyairi juga menjelaskan tentang maqam maqam. Beberapa maqam yang dikemukakan
oleh al-Qusyairi yaitu :
1) Tobat adalah awal tempat pendakian orang-orang yang mendaki dan maqam pertama bagi
sufi pemula. Kata tobat menurut bahasa berarti “kembali”, maka tobat artinya kembali dari
sesuatu yang di cela dalam syari’at menuju sesuatu yang dipuji dalam syari’at.
2) Wara’ adalah meninggalkan hal-hal yang subhat.
3) Khalwah dan uzlah, khaliyah merupakan sifat ahli sufi, sedangkan uzlah merupakan
bagian dari tanda bahwa seseorang bersambung dengan Allah SWT.4
Imam al-Qusyairi menjelaskan bahwa ma’rifat menurut bahasa adalah ilmu. Maka setiap ilmu
adalah ma’rifat dan setiap ma’rifat adalah ilmu. Setiap orang yang berma’rifat kepada Allah
arif (orang bijak yang banyak pengetahuannya). Seorang orang arif adalah alim.
4
Muhammad jalal syaraf, Tasawwuf Islam Madzhab Baghdad ( Tangerang Selatan : Gaya Media Pratama,
2014) hal. 16
DAFTAR PUSTAKA
Al-Muhasibi. 2004. Nasihat Bagi Jiwa Yang Mencari. Surabaya : Risalah Gusti.
Isa,H.Ahmadi. 2000. Tokoh-Tokoh Sufi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
jalal syaraf, Muhammad.2014. Tasawwuf Islam Madzhab Baghdad. Tangerang Selatan :
Gaya Media Pratama.