Anda di halaman 1dari 11

Tugas Makalah

AL-MUHASIBI

Dosen Pengampuh : Dr. Ansar Tohe

Nama : Julfahnur Wahab

Nim : 19148005

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) TERNATE

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb

Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan kemampuan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat
waktunya. Shalawat serta salam tak lupa kami panjatkan kepada baginda Rasulullah SAW
beserta sahabatnya, yang telah membawah umatnya dari zaman kegelapan sampai ke zaman
yang terang benerang ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka dari itu saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat saya harapkan,atas perhatiannya
saya ucapkan terima kasih.

Ternate, 29 April 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………..…………………………………i

Daftar Isi……………………………………………………..………………………………..i

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang……………………………………………………………………….1
B. RumusanMasalah……………………………………………………………………1
C. Tujuan……………………………………….………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Al Muhasibi…………………….…………..............................................3
B. Pandangan Tasawuf Al Muhasibi………………………………………………......6
C. Corak pemikiran almuhasibi tentang tasawuf........................................................
D. Karya-karya Al Muhasibi.......................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………...………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengingat kembali tentang al muhasibi beliau adalah tokoh Islam yang sangat terkenal banyak
karya-karyakaryanya yang menjadi rujukan, beliau juga mengembangkan psikologi moral yang
paling ketat dan berpengaruh dalam tradisi tasawuf. Adapun karya-karyabentuk utama dalam
egoisme yang dibahas oleh al muhasibiantara lain kesombongan, keingintahuan untuk
menampilkan kebaikan diri.

Tasawuf adalah wasilah atau medium paling efektif dan tepat bagi orang mukmin untuk sampai
kepada Allah SWT. Tasawuf bisa mempercepat jalinan mesra dengan Tuhan secara non-rasial
(spiritual). Dengan tasawuf, selain dapat memantapkan rasa tauhid dan memperhalus akhlak,
juga bisa memurnikan ibadah dan amal shalih, manusia tidak akan melihat Tuhan dengan mata
kepala di akhirat nanti, tetapi bisa melihatnya dengan mata hati di dunia.Dalam makalah ini juga
dijelaskan tentang biografi singkat tentang al muhasibi dan karya-karyapemikiran beliau tentang
tasawuf serta berbagai karya-karyakaryanya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagimana Biografi Al-Muhasibi ?

2. Bagimana Pandangan Tasawuf Al-Muhasibi ?

3. Apa corak pemikiran almuhasibi tentang tasawuf ?

3. Apa Saja Karya-karya Al- Muhasibi?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui biografi Al- Muhasibi

2. Untuk mengetahui Pandangan Tasawuf Al-Muhasibi

3. Untuk mengetahui corak pemikiran almuhasibi tentang tasawuf

3. Untuk mengetahui karya-karya Al- Muhasibi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Singkat Al-Muhasibi

Al-Muhasibi bernama lengkap Abu Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi Al-
Muhasibi, namun beliau lebih dikenal dengan nama Al-Muhasibi. Beliau dilahirkan di Bashrah,
Irak, pada tahun 165 H/781 M. dan wafat di Bashrah (Irak) pada tahun 243 H/857 M. Nama "Al
Muhasibi" mengandung pengertian "Orang yang telah menuangkan karya mengenai
kesadarannya". Pada mulanya ia tokoh muktazilah dan membela ajaran rasionalisme muktazilah.
Namun belakangan dia meninggalkannya dan beralih kepada dunia sufisme dimana dia
memadukan antara filsafat dan teologi. Sebagai guru Al Junaed, Al Muhasibi adalah tokoh
intelektual yang merupakan moyang dari Al Syadzili. Al Muhasibi menulis sebuah karya
"Ri'ayah Li Huquq Allah", karya mengenai praktek kehidupan spiritual.1

B. Pandangan Tasawuf Al-Muhasibi

Al-Harits bin Asad Al-Muhasibi (w.243 H) menempuh jalan tasawuf karena hendak keluar dari
keraguan yang dihadapinya. Tatkala mengamati madzhab-madzhab yang dianut umat islam. Al-
muhasibi menemukan kelompok didalamnya. Diantara mereka ada sekelompok orang yang tahu
benar tentang keakhiratan, namun jumlah mereka sangat sedikit. Sebagian besar dari mereka
adalah orang-orang yang mencari ilmu karena kesombongan dan motivasi keduniaan. Diantara
mereka terdapat pula orang-orang terkesan sedang melakukan ibadah karena Allah,tetapi
sesunguhnya tidak demikian.

Al-Muhasibi memandang bahwa jalan keselamatan hanya dapat ditempuh melalui ketakwaan
kepada Allah, melaksanakan kewajiban-kewajiban, wara’, dan meneladani Rasulallah. Menurut
Al-Muhasibi, tatkala sudah melaksanakan hal-hal diatas, maka seorang akan diberi petunjuk oleh
Allah berupa penyatuan antara fiqh dan tasawuf. Ia akan meneladani Rasulallah dan lebih
mementingkan akhirat dari pada dunia.

1. Pandangan Al-Muhasibi tentang ma’rifat

1
1http://www.mail-archive.com/tasawuf@server03.abangadek.com/msg00017.html, diunduh 03/03/2011, 14:27
Al-Muhasibi berbicara pula tentang ma’rifat. Ia pun menulis sebuah buku tentangnya, namun,
dikabarkan bahwa ia tidak diketahui alasannya kemudian membakarnya. Ia sangat berhati-hati
dalam menjelaskan batasa-batasan agama,dan tidak mendalami pengertian batin agama yang
dapat mengaburkan pengertian lahirnya dan menyebabkan keraguan. Inilah yanfg mendasarinya
untuk memuji sekelompok sufi yang tidak berlebih-lebihan dalam menyelami pengertian batin
agama. Dalam konteks ini pula ia menuturkan sebuah hasits Nabi yang berbunyi, “ pikirkanlah
makhluk-makhluk Allah dan jangan coba-coba memikirkan Dzat Allah sebab kalian akan
tersesat karenanya.” Berdasarkan hadits diatas dan hadis-hadis senada, Al-Muhasibi mengatakan
bahwa ma’rifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang mendasarkan pada kitab dan sunnah.
Al-Muhasibi menjelaskan tahapan-tahapan ma’rifat sebagai berikut:

 Taat, awal dari kecintaan kepada Allah adalah taat, yaitu wujud kongkrit ketaatan hamba
kepada Allah. Kecintaan kepada Allah dapat dibuktikan dengan ketaatan, bukan sekedar
pengungkapan kecintaan semata sebagaimana dilakukan oleh sebagian orang.
Mengekspresikan kecintaan kepada Allah hanya dengan ungkapan-ungkapan, tanpa
pengamalan merupakan kepalsuan semata. Diantara implementasi kecintaan kepada
Allah adalah memenuhi hati dengan sinar. Kemudian sinar ini melimpah pada lidah dan
anggota tubuh yang lain.

 Aktivitas anggota tubuh yang telah disinari oleh cahaya yang memenuhi hati merupakan
tahap ma’rifat selanjutnya.

 Pada tahap ketiga ini Allah menyingkapkan khazanah-khazanah keilmuan dan kegaiban
kepada setiap orang yang telah menempuh kedua tahap diatas. Ia akan menyaksikan
berbagai rahasia yang selama ini disimpan Allah.

 Tahap keempat adalah apa yang dikatakan oleh sementara sufi dan fana’ yang
menyebabkan baqa’.

2. Pandangan Al-Muhasibi tentang Khauf dan Raja’

Dalam pandangan Al-Muhasibi, khauf (rasa takut) dan raja’ (pengharapan) menempati posisi
penting dalam perjalanan seseorang membersihkan jiwa. Ia memasukkan kedua sifat itu dengan
etika-etika, keagamaan lainnya.yakni, ketika disifati dengan khauf dan raja’, seseorang secara
bersamaan disifati pula oleh sifat-sifat lainnya. Pangkal wara’ , menurutnya, adalah ketakwaan
pangkal ketakwaan adalah introspeksi diri (musabat al-nafs) ; pangkal introspeksi diri adalah
khauf dan raja’, pangkal khauf dan raja’ adalah pengetahuan tentanga janji dan ancaman Allah;
pangakal pengetahuan tentang keduanya adalah perenungan.

Khauf dan raja’, menurut Al-Muhasibi, dapat dilakukan dengan sempurna bila berpegang teguh
pada Al-Qur’an dan As-sunnah. Dalam hal ini, ia mengaitkan kedua sifat itu dikaitkan dengan
ibadah dan janji serta ancaman Allah. Untuk itu, ia menganggap apa yang diungkapkan ibnu Sina
dan Rabi’ah al-‘adawiyyah sebagai jenis fana atau kecintaan kepada Allah yang berlebih lebihan
dan keluar dari garis yang telah di jelaskan Islam sendiri serta bertentangan dengan apa yang
diyakini para sufi dari kalangan ahlusunnah, Al-muhasibi lebih lanjut mengatakan bahwa Al-
quran jelas berbicara tentang pembalasan (pahala) dan siksaan.Ajakan ajakan Al-quran pun
sesungguhnya dibangun atas dasar targhib (suggesti) dan tarhib (ancaman).2

Raja’, dalam pandangan Al-Muhasibi, seharusnya melahirkan amal shaleh. Seseorang yang telah
melakukan amal saleh, berhak mengharap pahala dari allah. Dan inilah yang dilakukan oleh
mukmin yang sejati dan para sahabat Nabi.

C. Corak Pemikiran Al Muhasibi Terhadap Tasawuf

Al muhasibi sebagai ulama yang cukup lama berkecimpung dalam ilmu hadist dan fikih maka
tasawufnya yang dikembangkan adalah tasawuf yang berlandasan al quran dan hadist dan tidak
melanggar batas-batas syariat . dan juga ia menaruh perhatian besar terhadap ilmu kalam, maka
tasawufnya sangat menghargai akal. Ia sangat menyakini peranan hadist ”Allah tidak akan
menerima sholat, puasa, haji, umroh, sedekah, jihad, dan berbagai kebaikan yang di ucapkan dari
seseorang yang tidak memahami.3

Al muhasibi menulis karya tulis sebanyak 200 buah, yang berbentuk risalah. Dalam risalah itulah
ia mengemukakan pandangannya, baik dala bidanag fikih, dan ilmu kalam dan banyak risalah
tentang tasawuf, namun dari sekian banyak karya tulisnya . hanya sedikit yang di temukakannya
di antaranya:

2
http://www.tipskom.co.cc/2009/09/al-muhasibi-pandangan-tasawufnya.html, diunduh 03/03/2011, 14:39
3
Drs. M. Solihin, M, Ag. Ahlak Tasawuf Manusia, Etika, dan Tata Hidup .Bandung: Nuansa, 2005
www.HP.com/ID/GetMorePrints
1. Ar-riayat lihukukillah(memelihara hak-hak Allah )

2. Al washiyah an-nasaih (wasiat atau petunjuk)

3. Risalah al-mutarsidin (orang-orang yang memperoleh peunjuk)

4. Al masa’ilfi amal al qulub wa al-jawarih wa al-aql(tentang aktifitas hati,anggota tubuh, dan


akal)

5. Al fahmi al quran (memahami al quran)

sebagaimana diterangkan diatas, al musahibi melanjutkan dan memperluas pandangan tasawuf


makruf al-karhi. Kalau makruf al-karkhi menyatakan bahwa puncak cinta itu apabila yang
mencintai kenal (makrifah) kepada yang di cintai. Inilah puncak cinta yang mencapai ke titik
ketenangan. Al muhasibi menjelaskan lagi cinta cinta hamba kepada Allah adalah semata karunia
Allah, yang ditempatkan didalam hatai yang di cntainya .kalau cinta telah bersemayam dan
tumbuh serta berkembang dalam jiwa, belum sampai kepada yang dituju sebelum ia merasakan
bersatu (ittihad) denga yang di cintai . inilah ajaran tasawuf al muhasibi yang nantinya di
kembangkan lagi oleh para shufi dibelakangnya.4

D. karya-karya Al Muhasbi

 Ar-riayat lihukukillah(memelihara hak-hak Allah )

 Al washiyah an-nasaih (wasiat atau petunjuk)

 Risalah al-mutarsidin (orang-orang yang memperoleh peunjuk)

 Al masa’ilfi amal al qulub wa al-jawarih wa al-aql(tentang aktifitas hati,anggota tubuh,


dan akal)

 Al fahmi al quran (memahami al quran)

4
http://kang-kolis.blogspot.com/2009/01/al-muhasibi-dan-zun-nun-al-misri-dalam.html
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Muhasibi bernama lengkap Abu Abdillah Al-Harits bin Asad Al-Bashri Al-Baghdadi Al-
Muhasibi, namun beliau lebih dikenal dengan nama Al-Muhasibi. Beliau dilahirkan di Bashrah,
Irak, pada tahun 165 H/781 M. dan wafat di Bashrah (Irak) pada tahun 243 H/857 M.Jalan
keselamatan dapat ditempuh melalui ketakwaan kepada Allah SWT, melaksanakan kewajiban-
kewajiban dan menjauhi larangan-larangan, wara’, dan meneladani Rasulallah SAW.

Karya-karya Al-muhasibi sendiri antara lain:

 Ar-riayat lihukukillah(memelihara hak-hak Allah )

 Al washiyah an-nasaih (wasiat atau petunjuk)

 Risalah al-mutarsidin (orang-orang yang memperoleh peunjuk)

 Al masa’ilfi amal al qulub wa al-jawarih wa al-aql(tentang aktifitas hati,anggota tubuh,


dan akal)

 Al fahmi al quran (memahami al quran)


DAFTAR PUSTAKA

Drs. M. Solihin, M, Ag. Ahlak Tasawuf Manusia, Etika, dan Tata Hidup .Bandung: Nuansa,
2005 www.HP.com/ID/GetMorePrints

http://kang-kolis.blogspot.com/2009/01/al-muhasibi-dan-zun-nun-al-misri-dalam.html

http://www.tipskom.co.cc/2009/09/al-muhasibi-pandangan-tasawufnya.html, diunduh 03/03/2011,


14:39

http://www.mail-archive.com/tasawuf@server03.abangadek.com/msg00017.html, diunduh
03/03/2011, 14:27

Anda mungkin juga menyukai