Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AL HALLAJ: KONSEP HULUL


Untuk memenuhi tugas mata kuliah akhlak tasawuf
Dosen pengampu: DR. M.F Hidayatullah, S.H.I, M.S.I

Disusun Oleh:
1. Helmi Ma’rifatul afifah (234105020006)
2. Ryhan Maulana (234105020029)
3. Winda Amelia Adista (234105020040)
4. Ahmad Sauqi Nabhani (234105020041)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ
JEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena


berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Akhlak Tasawuf”
dari dosen yang bersangkutan dan adapun tema makalah kami yaitu “Imam Al-
Ghazali:Konsep Al-Ma’rifah”.
Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan baik
dari teknis penulisan maupun dari materi yang disusun, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis atau penysun. Untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun, sangat dibutuhkan penulis demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua
pihak khususnya mahasiswa prodi Ekonomi Syariah lima. Dan kami berharap
semoga Allah SWT memberikan imbalan kepada mereka yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan penugasan ini menjadi ibadah, Amin
yaa Rabbal Alamin.

Jember, 14 November 2023

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
2.1 Biografi Al Hallaj .........................................................................2
2.2 Konsep Hulul Al Hallaj.................................................................5
BAB III PENUTUP ........................................................................................7
3.1 Kesimpulan ...................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................8

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada pertengahan abad ke 3 Hijrah dunia Islam di kejutkan oleh pandangan-
pandangan Sufistik Al-Hallaj yang ganjil dan radikal.Kehadirannya bukan hanya
mengagetkan kaum fuqaha yang memang mudah kaget dengan konsep-konsep
tasawuf yang paling sederhana sekalipun.Tetapi juga sebagian kaum Sufi yang
sudah akrab dengan esotoris-batiniah.
Diantara pandangan-pandangan Sufistiknya adalah hulul (bersatunya roh
Tuhan dan roh Sufi),dari visi radikal ini menyebabkan ia dituduh macam-macam
pleh Fuqaha,dan mutakallimin,para ahli hikmah dan kaum sufi sendiri. Kaum
fukaha dan mutakalimin umunya menganggap halaj adalah kafir.
Paham hulul dapat dikatakan sebagai lanjutan atau bentuk lain dari faham al
ittihad yang populerkan oleh Abu Yazid al-Busthami (874m/261H). Tetapi dua
konsep ajaran ini berbeda, dalam ajaran ittihad diri manusia lebur dan yang ada
hanya diri Allah SWT sedangkan dalam konsep hulul, diri manusia tidak hancur
dalam konsep al ittihad yang dilihat satu wujud sedangkan dalam konsep hulul
disana ada dua wujud tetapi bersatu dalam satu tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Ma’rifah dalam Al-Qur’an?
2. Bagaimana konsep Ma’rifah dalam tinjauan para sufi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Ma’rifah dalam Al-Qur’an
2. Untuk mengetahui konsep Ma’rifah

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ma’rifah dalam Al-Qur’an


Kata Ma’rifah dalam bentuk Masdar secara spesifik tidak dapat ditemukan
dalam al-qur’an dan hadist Rasulullah SAW. Kata Ma’rifah perspektif tasawuf
merupakan hal yang baru dalam islam bagaimana kata tasawuf . Al -qur’an hanya
menyebut kata-kata yang Mushtaq darinya, seperti kata ‘ya’rifun, ‘arafu, yu’rafu,
yata’arafun, ta’rafu dan lain-lain.
Al-Suddi menafsirkan QS.AL-Baqarah:146 adalah ahli kitab itu
mengetahui BAITUL HARAM sebagai kiblat seperti mereka mengetahui anak-
anaknya, namun mereka mengingkari itu semua. Tafsir yang dikemukakan
al_suddi serupa dengan tafsir yang dikemukakan Ibn Jarih.
Sedang Muhammad al-Razi menafsirkan ayat tersebut adalah ahli kitab
menetahui Muhammad SAW dengan jelas, termauk risalah dan dakwah yang
dibawahnya, mereka percaya pada apa yang dibawanya dan tidak ada keraguan
sedikitpun seperti mereka mengenal anak_anaknya. Namun pada akhirnya mereka
mengingkariny. Kedua tafsir di atas mempunyai perbedaan yaitu pada kata damir,
yang pertama dikembalikan kepada kiblat mengacu pada ayat sebelumnya dan
kedua dikembalikan kepada nabi Muhammad SAW. Selain ayat di atas juga kata
‘ya’rifun ada dalam surat al-An”am maksut ayat di atas adalah orang Yahudi dan
Nasrani ingkar terhadap petunjuk yang ada dalam kitab Taurat dan Injil tentang
kenabian Nabi Muhammad padahal mereka mengetahui kenabian dan risalah nabi
Muhammad sebagaimana mereka mengetahui anak-anak mereka.

2
2.1 Konsep Ma”rifah Dalam Tinjauan Para Sufi
Ma’rifah secara Bahasa dalam kamus al-Munawir berarti pengetahuan sedang
dalam kamus besar Bahasa Indonesia Ma’rifah berarti tingkat berarti tingkat
penyerahan diri kepada Tuhan, yang naik setingkat demi setingkat sehingga
sampai ke tingkat keyakinan yang kuat.
Dalam memberikan sebuah definisi (ta’rif) tentang Ma’rifah merupakan sebuah
pekerjaan yang sulit karena pada umumnya ta’rif yang dikemukakan oleh para
sufi adalah hasil pengalaman batin mereka dalam berkomunikasi dengan Allah,
sehingga sangatlah jelas bahwa jika berbicara tentang Ma’rifah maka faktor rasa
dan hati sangat dominan dibandingkan dengan rasio bahkan kadang kala rasio
sering tidak mampu menangkap ungkapan rasa. Jelasnya bahwa definisi Ma’rifah
akan berbeda satu dengan yang lain karena pengalaman yang dirasakan dan
dialaminya.

3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Al-Hallaj memiliki nama lengkap Abu Al-Mughis Al-Husain Ibn Mansur
Ibn Muhammbermad Al Baidawi. Sebelum kakeknya ini masuk Islam, kakeknya
adalah pemeluk agama Majusi. Namun juga ada yang mengatakan bahwa al-
Hallaj ini keturunan dari Abu Ayyub, salah satu sahabat Nabi Muhammad saw.
Dari pernyataan lain Al-Hallaj ini memiliki nama lengkap Husein bin Mansur Al-
Hallaj. Lahir pada tahun 244 H atau 858 M di salah satu kota kecil Persia, yakni
kota Baidha.
Al-Hallaj yang membawa ajaran Al-Hulul, suatu ajaran yang menyatakan
bahwa Tuhan memilih tubuh manusia untuk bersemayam jika manusia tersebut
mampu menghilangkan sifat-sifat kemanusiannya (nasut). Sebab manusia
memiliki sifat dasar ketuhanan (lahut) begitu juga dengan Tuhan yang memiliki
sifat kemanusiaan di samping sifat Ketuhanan-Nya. al-Hallaj ketika mencapai
tingkatan hulul, ia tidak hilang atau hancur, melainkan dua wujud yang bersatu
dalam satu tubuh. Dan proses ini terjadi dengan cara Tuhan yang turun ke bumi
untuk bersemayam di dalam tubuh al-Hallaj.
Bentuk Hulul ada dua yaitu Al-Hulul Al-Jawari dan Al-Hulul Al-Sayorani,
Al-Hallaj mengggunakan paham bentuk Hulul yang kedua yaitu Al-Sayorani yang
berdasar dari kejadian Adam lalu dimuliakan oleh Allah Swt.

4
DAFTAR PUSTAKA

Kusum,R.Konsep Hulul Menurut Al-Hallaj Dan Penempatan Posisi


Tasawuf,Jurnal Penelitian Medan Agama Volume 12, Nomor 01, 2021.

Hamka, Z. ,Hussain Al-Hallaj dan Ajarannya,jurnal pendidikan dan studi islam,


Volume 4, Nomor 2,Juli 2018.
https://journal-uim-makassar.ac.id/index.php/ASH/article/download/196/182/681

Sembiring Br Xananta Zeres Ha’gai, dkk. Al-Hallaj, Jurnal Kajian Penelitian


Pendidikan dan Kebudayaan (JKPPK) Vol.1, No.2, April 2023.
https://jurnal.aksaraglobal.co.id/index.php/jkppk/article/download/107/91

AT THOWASIN AL AZAL, Syeikh Hussain bin Manshur Al hallaj,Terjemahan


edisi Arab,terbitan Beirut oleh adebenmahmod.

Handoyo, B. (2021). Tasawuf Kontroversial: Prinsip-Prinsip dan Ajaran Syaikh


Mansur Al-Hallaj. Ilmu Al-Qur'an, Tafsir dan Pemikiran Islam, 17.
https://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/takwiluna/article/download/293/360

Rusandi, H.(2015). Telaah Konsep Nasut dan Lahut Al-Hallaj. Volume


VIII,nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai