ILMU KALAM
Dengan judul :
Disusun Oleh :
Deni Soidin
Dwi Angga Wiradinata
Erik Pebrian Setiana
Irman Ramdan
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Rasa Syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Kalam, dengan judul: Khalaf : Ahlussunah ( Al-
Asy’ari dan Al-Mutaridi )
Dalam penyusunannya. Kelompok kami dapat bantuan dari banyak pihak, kami
mengucapkan banyak terima kasih terutamanya kepada teman teman yang selalu mendukung
kami. Dari sanalah kesuksesan berawal, semoga semua ini sedikit memberi kebahagiaan dan
menuntun kepada langkah yang lebih baik lagi.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pendidikan agama islam.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
5
2. Doktrin-doktrin Teologi Al-Maturidi
1) Akal dan Wahyu
Al-Maturidi membagi kaitan sesuatu dengan akal ada tiga macam, yaitu :
1. Akal dengan sendirinya hanya mengetahui kebaikan sesuatu itu
2. Akal dengan sendirinya hanya mengetahui keburukan sesuatu itu.
3. Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk ajaran
wahyu.
Mengetahui kebaikan atau keburukan sesuatu dengan akal, Al-Maturidi sependapat
dengan Mu’tazilah. Perbedaanya,Mu’tazilah mengtakan bahwa perintah kewajiban melakukan
yang baik dan meninggalkan yang buruk didasarkan pada pengetahuan akal. Al-
Muturudibahwa kewajiban tersebut harus diterima dari ketentuan ajaran wahyu.
2) Perbuatan Manusia
Menurut Al- Maturudi, perbuatan manusia adalah ciptaan Tuhan karena segala sesuatu
dalam wujud ini adalah ciptaan-Nya. Khusus mengenai perbuatan manusia, kebijaksanaan dan
keadilan kehendak Tuhan mengharuskan manusia memiliki kemampuan berbuat (ikhtiar)agar
kewajiban- kewajiabn yang dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan. Dalam hal ini, Al-
Muturidi mempertemukan anatar ikhtiar sebgai perbuatan manusia dengan qudrat Tuhan
sebagai pencipta perbuatan manusia.Tuhan menciptakan daya (kasb) dalam diri manusia dan
manusia bebas menggunakannya.
3) Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Tuhan
Perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud ini, yang baik atau buruk adalah
ciptaan Tuhan. Akan tetapi menurut Al-Maturdi bukan berarti Tuhan berkehendak dan berbuat
dengan sewenang-wenang serta sekehendak-Nya, karena qudrat Tuhan tidak sewenang-
wenang (absolut), tetapi perbuatan dan kehendak-Nya itu berlangsung sesuai dengan hikmat
dan keadilan yang sudah ditetapkan-Nya.
4) Sifat Tuhan
Mengenai paham sifat-sifat paham Tuhan , Al-Maturidi tentang makna sifat Tuhan
cenderung mendekati paham Mu’tazilah. Perbedaan keduanya terletak pada pengakuan Al-
Maturidi tentang adanya sifat-sifat Tuhan, sedangkan Mu’tazilah menolak adanya sifat-sifat
Tuhan.
5) Melihat Tuhan
Al-Maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat Tuhan. Tentang melihat Tuhan
ini ada didalam Al-quran, antara lain firman Allah dalam surat Al-qiyamah ayat 22 dan 23
6
Al-Maturidi lebih lanjut mengatakan bahwa Tuhan kelak akhirat dapat ditangkap
dengan penglihatan Karena Tuhan mempunyai wujud walaupun Ia immaterial.
6) Kalam Tuhan
Al-Maturidi membedakan antara kalam ( baca:sabda) yang tersusun dengan huruf dan
bersuara derngan kalam nafsi ( sabda yang sebenarnya atau makna abstrak). Kalam nafsi adalah
sifat qadim bagi Allah, sedangkan kalam yang tersusun dari huruf dan suara adalah baharu
(hadis). Al-quran dalam arti kalam yang tersusun dari huruf dan kata-kata adalah baharu
(hadis). Kalam nafsi tidak dapat diketahui hakikatnya dan bagaimana Allah bersifat dengannya
(bila kaifa) dan manusia tidak dapat mendengar atau membacanya, kecuali dengan perantara.
7) Perbuatan Manusia
Menurut Al-Maturidi, tidak ada sesuatu yang terdapat dalam wujud ini, kecuali semua
adalah dalam kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan tidak ada yang memaksa atau membatasinya,
kecualin karena ada hikmah keadilan yang ditentukan oleh kehendak-Nya.
8) Pengutusan Rasul
Pandangan Al-Maturidi ini tidak jauh berbeda dengan pandangan Mu’tazilah yang
berpendapat bahwa pengutusan Rasul ke tengah-tengah umatnya adalah kewajiban Tuhan,agar
manusia dapat berbuat baik dan terbaik dalam kehidupannya dengan ajaran para Rasul.
9) Pelaku Dosa Besar.
Al-Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak kafir dan tidak kekal di
dalam neraka, walaupun ia meninggal sebelum bertoba. Hal ini karena Tuhan telah
menjanjikan akan memberikan balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya. Kekal di
dalam neraka adalah balasan untuk orang yang berbuat dosa syirik. Berbuat dosa besar selain
syrik tidak akan kekal didalam neraka. Oleh karena itu, perbuatan dosa besar (selain syirik)
tidak menjadikan seseorang kafir atau murtad. Menurut Al-Maturidi, iman itu cukup dengan
tashdiq dan iqrar. Adapun amal adalah penyempurnaan iaman. Oleh karena itu, amal tidak akan
menambah atau mengurangi esensi iman, kecuali menambah atau mengurangi pada sifatnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mayoritas ummat Islam di seluruh dunia adalah pengikut sunni atau ahlussunnah.
Menurut Maulana Abu Said Al-Kadimy Ahlussunnah adalah orang-orang yang pengikut
sunnah Rasulallah. Artinya berpegang teguh dengannya. Abu al-Hasan Ali bin Ismail bin Ishaq
bin Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Bardah bin Abi Musa al-Asy’ari
(260-324 H) dianggap sebagai pendiri alirah Asy’ariyah. Pemikiran Ahlussnnah (Khalaf)
dikemukakan oleh Asy’ari dan Al-Maturidi.
Diantara pemikiran Asy’ari dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Tuhan dan Sifat-sifat-Nya
2. Kebebasan dalam berkendak
3. Akal dan wahyu dan kriteria baik dan buruk
4. Qadimnya Al-quran
5. Melihat Allah
6. Keadilan
7. Kedudukan orang berdosa
Sedangkan pemikiran Al-Maturidi adalah sebagai berikut:
1. Akal dan wahyu
2. Perbuatan manusia
3. Kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan
4. Sifat Tuhan
5. Melihat Tuhan
6. Kalam Tuhan
7. Perbuatan Manusia
8. Pengutusan Rasul
9. Pelaku dosa besar
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini apabila ada keterangan yang kurang bisa dipahami, penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan penulis sangat berterimakasih apabila ada saran/kritik
yang bersifat membangun sebagai penyempurna makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA