Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SEJARAH AHLUSUNNAH WAL JAMAAH

DAN FIRQAH-FIRQAHNYA
Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliyah aswaja dan ke-DUan

Dosen pengampu:

Bpk.Fandy ahmad,S.Sos,M.Ag

DISUSUN OLEH :

1. Ulil firdaus siahla 1122087


2. Moh. Ata Fajrunnaja 1122081
3. Agim Ahmad Falderama 1122092

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS TINGGI DARUL ULUM JOMBANG 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat allah Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “SEJARAH
AHLUSUNNAH WAL JAMAAH DAN FIRQAH-FIRQAHNYA ” yang merupakan tugas mata
kuliah Aswaja dan Ke-DU an Progam Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang.

Makalah ini dapat tersusun atas bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
meyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Ibu atau bapak selaku dekan FAI UNIPDU Jombang
2. Ibu bapak Kaprodi
3. Bapak Fandy Ahmad selaku dosen pengampu mata kuliah aswaja
4. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini

Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut saya hanya dapat berikhtiar dan berdo' a
dan memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh
di mata Allah SWT. Amin.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki
seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan
bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal
'Alamin.

Jombang, 10 Oktober 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
 SAMPUL MUKA.........................................................................................I
 KATA PENGANTAR..................................................................................II
 DAFTAR ISI.................................................................................................III
 BAB 1 (PENDAHULUAN).....................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................2
 BAB 2 (PEMBAHASAN).......................................................................3
A. Sejarah Ahlusunnah Wal Jama’ah.........................................................................3
B. Pengertian Ahlussunnah Wal Jama’ah..................................................................4
C. Pengertian Firqah...................................................................................................4
D. Penyebab Munculnya Firqah Dalam Islam...........................................................5
E. Macam-Macam Firqah Dalam Islam.....................................................................5
 BAB 3 (PENUTUP).................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................... 10

 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................11

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

AhluSunnah adalah penganut sunah Nabi SAW dan al-Jama’ah adalah penganut
paham shahabat-shahabat Nabi SAW, maka ajaran Nabi SAW dan para shahabatnya yang
sudah termaktub dalam al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Saw.
Ahlussunnah wal Jama’ah merupakan salah satu dari beberapa aliran Kalam.
Adapun ungkapan Ahl al-Sunnah (sering juga disebut dengan sunni) dapat dibedakan
menjadi dua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah
lawan kelompok Syi’ah. Dalam pengertian ini, Mu’tazilah sebagaimana Asy’ariyah
masuk dalam barisan Sunni. Sementara Sunni dalam pengertian khusus adalah madzhab
yang berada dalam barisan Asy’ariyah dan merupakan lawan dari Mu’tazilah.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah munculnya ahlusunnah wal jama’ah?


2. Apa pengertian ahlusunnah wal jama’ah?
3. Apa pengertian firqah?
4. Apa sebab munculnya firqah-firqah dalam islam?
5. Sebutkan dan jelaskan pembagian firqah dalam islam!

iv
C. TUJUAN PENULISAN
Jika diruntut dari rumusan masalah yang ada, maka penulisan makalah ini bertujuan
untuk :
1. Mengetahui sejarah munculnya ahlusunnah wal jama’ah
2. Mengetahui pengertian ahlusunnah wal jama’ah
3. Mengetahui pengertian firqah
4. Mengetahui sebab munculnya firqah dalam islam
5. Mengetahui penjelasan firqah dalam islam

v
BAB 2
SEJARAH PEMBAHASAN

A. AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH


Islam menurut Ahlussunnah wal Jama’ah hanya merupakan kelangsungan desain
yang dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur-rasyidin. Namun sistem ini
kemudian menonjol setelah lahirnya madzhab Mu’tazilah pada abad ke II H. Seorang
Ulama’ besar bernama Al-Imam Al-Bashry dari golongan At-Tabi’in di Bashrah
mempunyai sebuah majlis ta’lim, tempat mengembangkan dan memancarkan ilmu Islam.
Beliau wafat tahun 110 H. Diantara murid beliau, bernama Washil bin Atha’. Ia
adalah salah seorang murid yang pandai dan fasih dalam bahasa Arab. Pada suatu ketika
timbul masalah antara guru dan murid, tentang seorang mu’min yang melakukan dosa
besar. Pertanyaan yang diajukannya, apakah dia masih tetap mu’min atau tidak? Jawaban
Al-Imam Hasan Al-Bashry, “Dia tetap mu’min selama ia beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, tetapi dia fasik dengan perbuatan maksiatnya.” Keterangan ini berdasarkan
Al-Qur’an dan Al-Hadits karena Al-Imam Hasan Al-Bashry mempergunakan dalil akal
tetapi lebih mengutamakan dalil Qur’an dan Hadits. Dalil yang dimaksud, sebagai
berikut,sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Dari shahabat Abu Dzarrin berkata;
Rasulullah SAW bersabda: Datang kepadaku pesuruh Allah menyampaikan kepadamu.
Barang siapa yang mati dari umatku sedang ia tidak mempersekutukan Allah maka ia
akan masuk surga, lalu saya (Abu Dzarrin) berkata; walaupun ia pernah berzina dan
mencuri ? berkata (Rasul) : meskipun ia telah berzina dan mencuri.” (Diriwayatkan
Bukhari dan Muslim).
Tetapi, jawaban gurunya tersebut, ditanggapi berbeda oleh muridnya, Washil bin
Atha’. Menurut Washil, orang mu’min yang melakukan dosa besar itu sudah bukan
mu’min lagi. Sebab menurut pandangannya, “bagaimana mungkin, seorang mu’min
melakukan dosa besar? Jika melakukan dosa besar, berarti iman yang ada padanya itu
iman dusta.” Kemudian, dalam perkembangan berikutnya, sang murid tersebut dikucilkan
oleh gurunya. Hingga ke pojok masjid dan dipisah dari jama’ahnya. Karena peristiwa
demikian itu Washil disebut mu’tazilah, yakni orang yang diasingkan. Adapun beberapa
teman yang bergabung bersama Washil bin Atha’, antara lain bernama Amr bin Ubaid.

vi
Selanjutnya, mereka memproklamirkan kelompoknya dengan sebutan Mu’tazilah.
Kelompok ini, ternyata dalam cara berfikirnya, juga dipengaruhi oleh ilmu dan falsafat
Yunani. Sehingga, terkadang mereka terlalu berani menafsirkan Al-Qur’an sejalan
dengan akalnya. Kelompok semacam ini, dalam sejarahnya terpecah menjadi golongan-
golongan yang tidak terhitung karena tiap-tiap mereka mempunyai pandangan sendiri-
sendiri. Bahkan, diantara mereka ada yang terlalu ekstrim, berani menolak Al-Qur’an dan
Assunnah, bila bertentangan dengan pertimabangan akalnya.

B. PENGERTIAN AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH

Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan gabungan dari kata ahl assunnah dan ahl al-
jama’ah. Dalam bahasa Arab, kata ahl berarti “pemeluk aliran/ mazhab”.Kata al-Sunah sendiri
disamping mempunyai arti al-hadits, juga berarti “perilaku”, baik terpuji maupun tercela.
Selanjutnya mengenai definisi al-Sunnah, secara umum dapat dikatakan bahwa al-Sunnah adalah
sebuah istilah yang menunjuk kepada jalan Nabi SAW dan para shahabatnya, baik ilmu, amal,
dan akhlak

Maka, berdasarkan keterangan di atas, ahl al-Sunnah dapat diartikan dengan


orang-orang yang mengikuti sunah dan berpegang teguh padanya dalam segala perkara
yang Rasulullah SAW dan para shahabatnya berada di atasnya (Ma ana ‘alaihi wa
ashabi), dan orang-orang yang mengikuti mereka sampai hari Qiamat. Adapun al-
Jama’ah, berasal dari kata jama’a dengan derivasi yajma’u jama’atan yang berarti
“menyetujui” atau “bersepakat”. Dalam hal ini, aljama’ah juga berarti berpegang teguh
pada tali Allah SWT secara berjama‟ah, tidak berpecah dan berselisih.

C. PENGERTIAN FIRQAH

Firqah secara bahasa berarti kelompok manusia, yang bisa jadi punya pemahaman
berbeda dengan muslim lainnya. Istilah firqah biasa digunakan untuk menyederhanakan
kelompok, aliran, bahkan sekte. Kelompok manusia dalam firqah ini merujuk pada
cendekiawan yang memiliki pengetahuan tinggi. Pendapat lainnya menjelaskan firqah
adalah kelompok yang memisahkan diri dalam urusan agama setelah ada ijma'. Bila

vii
ditelisik dari unsur penyusunan katanya, kata firqah tersusun dari tiga huruf hijaiyah
yakni fa', ra', dan qaf. Ketiganya mengandung arti dasar sebagai pemisahan atau
perbedaan antara dua hal.

D. PENYEBAB MUNCULNYA FIRQAH DALAM ISLAM

penyebab munculnya firqah dalam Islam dilatarbelakangi oleh perbedaan dan


perselisihan padangan tentang masalah politik dan teologi. Perbedaan pandangan inilah
yang memudahkan satu firqah mengkufurkan firqah lainnya. Adapun faktor lain yang
menjadi penyebab munculnya firqah dalam Islam yaitu :

1. Cenderung berpendapat menurut pikiran sendiri


2. Tajamnya perselisihan dalam bidang fiqih
3. Perselisihan dalam masalah asma, sifat, dan perbuatan Allah SWT
4. Hilangnya kekuasaan politik Islam dan runtuhnya kekhalifahan
5. Berani menetapkan kedudukan sahabat Nabi SAW tanpa dasar yang kuat
6. Perbedaan Ijtihad di kalangan sahabat
7. Fanatisme kesukuan bangsa Arab
8. Perebutan jabatan khalifah

E. MACAM-MACAM FIRQAH DALAM ISLAM

1. Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja)

Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja) Kaum atau golongan yang mengamalkan
ajaran agama Islam murni sesuai yang diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Firqah inilah yang telah dianut oleh mayoritas umat Islam di dunia pada umumnya,
termasuk di Indonesia.

2. Syiah

Syiah merupakan salah satu golongan politik yang timbul sesudah masa masa
khalifah Ali bin Abi Tholib. Golongan ini sangat fanatik kepada khalifah Ali dan
keturunannya. Mereka berkeyakinan tidak seorang pun yang berhak memegang

viii
menduduki jabatan kekhalifahan kecuali dari keturunan Ali. Jika orang yang mengakui
khalifah bukan dari keturunan Ali, berarti merampas hak kekuasaan dan kehalifahannya
tidak syah.

4. Khawarij

Kelompok khawarij lahir sebagai aksi demonstratif atas kebijaksanaan Ali dan Muawiyah
menunjuk perwakilan dalam kompromi utuk mengahiri perang Shiffin. Peristiwa tersebut dikenal
dengan Tahkim (arbitrase). Kaum Khawarij pada mulanya dikenal sebagai pengikut Ali bin Abi
Thalib, namun karena peristiwa tersebut sehingga mereka meninggalkan Ali. Karena mereka
menganggap Ali telah mendurhakai Allah dengan mengakat hakim/ wali selain Allah. Bahkan
lebih jauh mereka mengkafirkan Ali dan seluruh yang tunduk pada tahkim tersebut. Selanjutnya
golongan ini dikenal sangat ekstrim dan radikal terhadap pendapat yang berbeda dengannya.
Bahkan secara Ekstrim, mereka melakukan pemberontakan terhadap pemeritahan yang
menurutnya zalim.

4. Murji'ah

Murji’ah dari kata arja’a yang berarti menunda atau mengembalikan, memberi
penghargaan, menyerahkan, dan membuat sesuatu mengambil tempat di belakang. Dari
pengertian itu dapat di pahami murji’ah adalah suatu golongan umat islam yang
berpaham menunda dan menyerahkan segala akibat amal perbuatan manusia di hadapan
Allah kelak dengan berharap mendapatkan ampunanya.

Lahirnya aliran murji’ah di pelopori oleh hasan bin bilal al-muanani, Abu Salat
as-Samauan dan Dhirah bin Umar. Pada perkembangannya dikalangan kaum murji’ah
terjadi perpecahan dan perbedaan pendapat, dalam garis besarnya terbagi dua
golongan : moderat dan ekstrim. Tokoh murji’ah moderat adalah Al-Hasan Ibnu
Muhammad Ibnu Ali Ibn Abi Thalib, Abu Hanifah, Abu Yusuf dan beberapa ahli hadist.
Golongan ini tidak menganggap amal shaleh itu kurang penting meskipun amal shaleh
bukan bagian rukun iman.

ix
5. Mu’tazilah

Mu'tazilah berasal dari kata i'tizal yang bearti memisahkan diri, asl usulnya nama
ini diberikan oleh orang dari luar yang namanya, Washil bin Atha'karna tidak sependapat
dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri kemudian disetujui oleh pengikut
Mu'tazilah dan digunakan sebagai nama dari bagi aliran teologi mereka. Sejarah
munculnya aliran mu'tazilah oleh para kelompok pemuja dan aliran mu'tazilah tersebut
muncul di kota Bashrah (Iraq) abad 2 Hijriyah, tahun 105 -- 110 H, masa pemerintahan
khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Pelopornya
penduduk Bashrah mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin Atha'
AlMakhzumi Al-Ghozzal ini adalah,. Jika Tuhan dikatakan Maha Mengetahui maka itu
bukan sifat-Nya tapi Dzat-Nya. 

Mu'tazilah juga meyakini bahwa al-Quran adalah mahluk. 2) Al'Adl (Keadlilan


Tuhan) Paham keadilan yang dikehendaki Mu'tazilah adalah bahwa Allah Swt. tidak
menghendaki keburukan, tidak menciptakan perbuatan manusia dan manusia dapat
mengerjakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-laranganNya dengan
qudrah (kekuasaan) yang ditetapkan Allah Swt. pada diri manusia itu. Allah tidak
memerintahkan sesuatu kecuali menurut apa yang dikehendakiNya. Ia hanya menguasai
kebaikan-kebaikan yang diperintahkan-Nya dan tidak tahu menahu (bebas) dari
keburukan-keburukan yang dilarang-Nya. 

6. Qodariyah

liran Qadariyah merupakan salah satu aliran teologi tertua dalam Islam.
Kemunculan aliran qadariyah sendiri tidak semata-mata hanya karena dinamika
pemikiran dalam Islam saja, akan tetapi juga disebabkan oleh gejolak politik yang ada
pada masa Dinasti Umayyah I yaitu pada tahun 661 hingga 750 M.

x
Beberapa pemikiran dari aliran qadariyah seperti manusia memiliki kehendak bebas
atau free will membuat aliran tersebut bertentangan dengan aliran jabariyah. Di mana pokok
pemikiran tersebut pula yang menyebabkan aliran qadariyah sebagai ideologi serta sekte bidah.
Lebih lanjut mengenai aliran qadariyah, simak artikel ini hingga akhir.

Kata qadariyah, berasal dari kata qadara yang memiliki dua pengertian yaitu adalah
berani untuk memutuskan serta berani untuk memiliki kekuatan maupun kemauan. Sedangkan
kata qadariyah yang dimaksudkan oleh aliran ini ialah suatu paham, bahwa manusia memiliki
kebebasan dalam berkehendak serta memiliki kemampuan untuk berbuat.

Orang-orang yang menganut aliran qadariyah, merupakan sebuah kelompok yang


meyakini bahwa seluruh perbuatan manusia terwujud, karena ada kehendak serta kemampuan
manusia itu sendiri. Dalam aliran qadariyah pula, para penganut percaya bahwa manusia dapat
melakukan sendiri seluruh perbuatan, sesuai dengan kemampuan yang ia miliki.

7. Jabariyah

Jabariyah berasal dari bahasa Arab, "jabara" yang artinya memaksa. Jadi, orang-
orang Jabariyah menganggap bahwa semua perbuatan manusia adalah "terpaksa". Mereka
meyakini manusia tidak memiliki kekuasaan apa pun atas kehendak dan nasibnya. Segala
tindak-tanduknya, mulai ia lahir, bekerja, siapa jodohnya, hingga ajalnya sudah
ditentukan Allah SWT. Tidak hanya itu, selepas ia mati pun, Allah sudah menentukan
apakah ia masuk surga atau neraka. Manusia tidak ikut campur sedikit pun atas takdir
yang ia miliki. Maka itu, Asy-Syahratasāni pernah menulis, paham Jabariyah
menghilangkan perbuatan manusia dalam arti yang sesungguhnya dan secara mutlak
menyandarkanya kepada Allah SWT.

8. Wahabi

Wahabi merupakan salah satu gerakan tauhid dalam Isam yang didiikan oleh Mohammad
bin Abdul Wahab pada abad ke 18 Masehi. Gerakan ini mengusung pemahaman bahwa ajaran
Islam harus bersih dari bid’ah,takhayul, dan kufarat.

xi
Beberapa pandangan Ibnu Abdul Wahab yang kontroversial adalah mengenai
kebangkitan agama melalui pemulihan Islam ke bentuk “aslinya”. Hanya ada satu Tuhan
dan setiap orang harus menyembah satu Tuhan persis seperti yang diperintahkan dalam
Kitab Suci. Setiap orang harus hidup persis seperti kaum yang awal di Madinah pada
zaman Rasulullah SAW dan siapa saja yang menghalangi pemulihan umat suci dan asli
itu harus dibinasakan
Pada awalnya pemkiran Muhammad bin Abdul Wahab ditolak di beberapa
daerah seperti di Nedj, Basrah, dan Huraimah. Akan tetapi pemikirannya keudian
diterima ketika ia tiba di Arab Saudi. Penerimaan gerakan ini di Arab Saudi tidak terlepas
dari kepentingan raja yang menginginkan adanya suatu mazhab untuk menyokong
politiknya. Pada saat itulah paham Wahabi mulai berkembang di Arab Saudi dan di
beberapa daerah Jazirah Arab lainnya. Kini paham dan pengikut Wahabi tersebar
dibeberapa wilayah di dunia, seperti Al-Jazair, India, dan Indonesia termasuk Aceh.

9. Ahmadiyah

Ahmadiyah merupakan aliran dalam Islam ,yang didirikan pada abad ke-19


oleh Mirza Ghulam Ahmad(1835-1908) adalah seorang yang mendakwahkan diri sebagai
Imam Mahdi dan Al-Masih yang ditunggu kedatangannya oleh umat Muslim.

Para pengikut Ahmadiyah, yang disebut sebagai Ahmadi, percaya bahwa Islam


merupakan agama yang paling sempurna yang diwahyukan kepada Muhammad. Seiring
dengan tercemarnya agama Islam selama berabad-abad dan kemunduran Islam akibat
maraknya kristenisasi, Ahmadi percaya bahwa Islam perlu bangkit dan dikembalikan
kepada tujuan serta bentuk aslinya. Pengikut Ahmadiyah menganggap bahwa Ahmad
yang akan muncul sebagai Mahdi yang menurut tafsir mereka terhadap Al-
Quran dan Hadis akan memiliki memiliki kualitas seperti Isa— akan membangkitkan
kembali Islam dan menuntun pengikutnya dengan sistem moral yang akan membawa
kedamaian abadi.Oleh karena itu, Ahmadi menganggap gerakan Ahmadiyah ini sebagai
gerakan kebangkitan dalam Islam.

xii
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. AhluSunnah adalah penganut sunah Nabi SAW dan al-Jama’ah adalah penganut paham
shahabat-shahabat Nabi SAW, maka ajaran Nabi SAW dan para shahabatnya yang sudah
termaktub dalam al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Saw.
2. ahl al-Sunnah dapat diartikan dengan orang-orang yang mengikuti sunah dan berpegang
teguh padanya dalam segala perkara yang Rasulullah SAW dan para shahabatnya berada
di atasnya (Ma ana ‘alaihi wa ashabi), dan orang-orang yang mengikuti mereka sampai
hari Qiamat.
3. firqah adalah kelompok yang memisahkan diri dalam urusan agama setelah ada ijma'.
Bila ditelisik dari unsur penyusunan katanya, kata firqah tersusun dari tiga huruf hijaiyah
yakni fa', ra', dan qaf. Ketiganya mengandung arti dasar sebagai pemisahan atau
perbedaan antara dua hal.
4. penyebab munculnya firqah dalam Islam dilatarbelakangi oleh perbedaan dan
perselisihan padangan tentang masalah politik dan teologi. Perbedaan pandangan inilah
yang memudahkan satu firqah mengkufurkan firqah lainnya.

xiii
Daftar pustaka

1. Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, dkk, Ilmu Kalam, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010),

hlm. 119

2. Munawir, Kajian Hadits Dua Mazhab, Cet. 1, (Purwokerto: Stain Press, 2013), hlm. 1

3. https://www.google.com/search?q=firqoh+firqoh+ahlussunnah+wal+jamaah&client=ms-android-vivo

&sxsrf=ALiCzsZAT5kLeswwps612IPz9xgVOTchbQ%3A1665564555419&ei=i39GY9-fGYPhseMP1IOP2A

w&oq=&gs_lcp=ChNtb2JpbGUtZ3dzLXdpei1zZXJwEAEYBDIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gI

QJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIH

CCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJzIHCCMQ6gIQJ0oECEEYA

FAAWABg2BFoAnAAeACAAQCIAQCSAQCYAQCgAQGwAQ_AAQE&sclient=mobile-gws-wiz-serp

xiv

Anda mungkin juga menyukai